jap saja karena setelah itu Abimana berhasil memainkan perannya kembali. "Aku juga mencintaimu, Sayang. S
harus balik ke resto, kan? Aku antar kamu dulu." Abimana
gan senyuman yang senantiasa t
mesra. Abimana segera melajukan mobil, setelah memastikan sang kekasih duduk nyaman di samp
ti sore," pesan Abimana seraya tersenyum, s
ganggukkan kepala. "Mas Bima hati-hati, ya." Penuh perhatian dan
kemudian melambaikan tangannya. Pria dewasa tersebut menyetir sambil b
ng menyapa. Abimana benar-benar memenuhi janjinya. Dia menjemput L
anya yang baru saja datang dari luar kota. Pria dewasa itu lalu mengenalkan Larasat
enikah saja?" Laki-laki paruh baya yang memiliki garis wajah mir
karena lusa kami harus pulang," timpal sang mam
Lara saja, Ma, Pa," balas Abimana seray
pun Bima siap menikahinya,"
ggukkan kepala, sebagai isyarat bahwa dia serius dengan perkataanny
seusia Abimana yang menggendong bayi,
enoleh ke arah sumber suara. Di sana, sang istri perta
ngambil kembali lembar putih dari tangan Larasati dengan sedikit kasar. "Aku akan mengirimkan salinan surat ini ke rumahmu,
ndapatkan anak?" Isakan kecil Larasati, b
aku, Ra. Aku terpaksa melakukannya," kat
lemah, pasca persalinan. Abimana segera berlalu sambil memeluk mesra pinggang sang istri yang menggendong bayi merah, yang baru saja dilahirkan.
c.