tap kearah lelaki yang berdi
tanya Bella dengan k
arah lelaki yang berjalan lalu duduk di bangku meja makan bersama Boy. Bella yang masih tak mengerti t
bok Iyem menyadarkan
ya M
mati kopi, sedangkan Boy duduk anteng di kursinya khusus, kursi yang di desain lebih tinggi dari yang lain agar bocah lelaki itu sampai di maja. Bella yang masih tak paham hanya menurut
mesin canggih pengering yang tersedia di rumah itu. Bella menyempatkan memoles wajahnya dengan bedak, lalu memaka
n Loli yang baru tiba dari ruang te
ningnya heran, "Heh mau kemana kamu! Kamu sengaja b
meladeni Loli, Bella juga cukup paham jika Loli tak menyukai dirinya, it
tatapannya tertuju pada bagian dada Bella yang terlihat besar meskipun tak memakai baju ketat. Buru-buru X
gkat sekara
ndong." R
dang memakai tas ransel berbentuk beruang. Bella pun berinisiatif unt
tas nya pada Bella. Xavier melangkahkan kakinya lebih dulu, sementara Bell
ll ya." Pesan ambil I
yang memasang wajah masam, ua tak berpamitan pa
*
bersuara, bocah itu terlalu asik dengan game di ponselnya. Sementara Bella ma
g membawa mereka telah tib
dari mobil .'Ini kantor milik Tuan Xavie
ka mendapat sapaan seseorang yang baru m
Sapa balik Bella de
eralih pada Boy yang be
yo
ung saja ber
y memanggil Bella yang m
l mengejar langkah panjang lelaki yang berjalan lebih dulu di hadapannya . Ketika memasuki gedung besar itu, banyak pasan
a nya Tua
yang di sembuny
l sudah re
menunduk hingga tak sadar jik
r
tnya sendiri lantaran menubru
k Daddy." Tawa Boy,
laki itu meraih tangan Bella, menggenggamnya lalu melanjutkan langkah
e
ya yang di genggam erat oleh Xavier. 'Bella jaga hati mu Bella, dia majikan mu! ' Tak terasa mer
di sofa yang tersedia di ruangan
ier benar-benar di buat hilang akal kali ini, ada rasa menyesal membawa Bella ke kantor, konsentra
pa?" tanya Bella, ia
tus Boy. Bella hanya menegak ludah kasar m
langsung mengambil ponselnya lalu menghubungi
entar!" suruh
a, aku banyak kerj
ig
dekati Bella yang terlihat bingung da
uk beli ice cre
s Klim, mau
engan senang hati merentangka
baiklah ayo jagoan!" Rigel tentu dengan
Bella, jujur saja ia merasa can
B
tap di sini!"
an saja ya?kamu mau apa? Coklat? Ice cr
semua itu, ia hanya ingin pergi dari ruangan Xavier saat i
tida
l cep
dumel Rigel sembar
elum aku menyuruh! Dan beritahu Karina, agar tidak menggangg
namun, baru ia hendak bersuara, pintu ruangan sudah lebih dulu
a-tiba, ia merasa takut saat ini. Xavier berjalan kearah Bella, menatap lapar Bella yang ketakuta
tika Xavier merangkak dan menguru
an badan Xavier."Tu-tuan , ku mo- emph!" Xavier mengunci mulut Bella dengan bibirnya. CIum
nya menerobos masuk mulut Bella. Mengobark-abril isinya. Tangannya pun tak tinggal diam, tangan kekarnya sudah bergerak liar di dada Bella. Bella berusaha
meraup udara dengan sangat r
ku bilang kau mili
k mau!" te
" Ucap Xavier dengan tangan me
kh
iamlah aku akan memuaskan mu!" desis Xavie
Tuan, ku mohon
kan melepask
*
nghubungi Xavier, karena Grandma (Nenek kandung
ati Vi?! Angkatlah telpon ku baj
" rengek Boy menujuk
ang apapun y
e O
ang ada cabainya, Tante Boy kacih ini aja deh." Lelaki kecil
ah? " tan
dah
ihat troli belanjaan yang suah penuh dengan belanjaan B
endong Boy, dengan satu tangan mendorong tro
*
buru menggendong Boy naik menuju lant
lum keluar juga?" tanya Rig
Pak R
igel pelan. "Boy tunggu di
ah. Terpaksa Rigal menggedor pi
sahabat sekaligus atasannya itu. "
ak bocah itu membuat Rigel gemas dengan tindakan tak terduga Boy ,
n cium
Bapak sama aja!
"Pakai baju mu cepat!" titahnya pada Bella yang saat ini terbaring dengan keadaan
diri, Xavier melangkah ke pint
erjalan ke sini!
pa
menerobos masuk ke dalam, l
Bella? Aiss kenapa kau begitu bodoh! Bella
lah! Ada Bo
gal, lalu keluar dari ruangan s
akan hidup bahagia menajdi asisten di rumah orang kaya, tapi apa? Sekarang hidup ku akan hancur, hal yang selama ini ku jaga di renggut paksa oleh lelaki itu!' lirihnya me
an
rdiam ketika mendengar
mengelap wajahnya , dan
kl
h Boy punya cecu
i di hadapannya itu. "Apa itu?" tanya Bell
cuka kacih Daddy caja." Celoteh Boy
, ini buat
n dengan perubahan bocah itu yang menjadi lebih baik terhadapnya. X
a yang telah tajadi. 'Aku lebih baik pergi .' batinnya. D
ah itu menyodorkan
mbali pada Boy.Bocah itu menyambut dengan girang, lalu mematah
gun dengan bocah lela
um
k kepadanya itu. "Makasih ya anak ganteng." Bo
Tok
kl
Boy melihat si