/0/12145/coverbig.jpg?v=5bcf6705ed861377c44b870558eb0f91)
"Anda tidak akan pernah mengahargai apa yang Anda miliki sampai Anda kehilangannya!" Inilah yang terjadi pada Satya yang membenci istrinya sepanjang pernikahan mereka. Tamara mencintai Satya dengan sepenuh hati dan memberikan segalanya untuknya. Namun, apa yang dia dapatkan sebagai balasannya? Suaminya memperlakukannya seperti kain yang tidak berguna. Di mata Satya, Tamara adalah wanita yang egois, menjijikkan, dan tidak bermoral. Dia selalu ingin menjauh darinya, jadi dia sangat senang ketika akhirnya menceraikannya. Kebahagiaannya tidak bertahan lama karena dia segera menyadari bahwa dia telah melepaskan sebuah permata yang tak ternilai harganya. Namun, Tamara telah berhasil membalik halaman saat itu. "Sayang, aku tahu aku memang brengsek, tapi aku sudah belajar dari kesalahan. Tolong beri aku kesempatan lagi," pinta Satya dengan mata berkaca-kaca. "Ha ha! Lucu sekali, Satya. Bukankah kamu selalu menganggapku menjijikkan? Kenapa kamu berubah pikiran sekarang?" Tamara mencibir. "Aku salah, sayang. Tolong beri aku satu kesempatan lagi. Aku tidak akan menyerah sampai kamu setuju."Dengan marah, Tamara berteriak, "Menyingkirlah dari hadapanku! Aku tidak ingin melihatmu lagi!"
Bunyi kertas yang mendarat di permukaan yang keras bergema di ruangan. Itu adalah perjanjian perceraian yang dilemparkan di hadapan Tamara Latif.
"Sepupumu sudah sadar dan aku telah berjanji padanya bahwa dia akan menjadi satu-satunya istriku selama dia hidup. Tamara, tanda tangani ini agar kita bisa mengakhiri pernikahan kita."
Ekspresi Tamara sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda keterkejutan. Dia sudah tahu ini akan terjadi saat dia mendengar bahwa sepupunya telah sadar.
Dia menatap pria yang ada di hadapannya dan bertanya dengan getir, "Kamu masih tidak memercayaiku, bukan?"
Satya Pranata hanya mencibir. "Kenapa aku harus memercayai wanita serakah dan keji sepertimu? Sudahlah, jangan sampai aku mengulangi perkataanku. Tanda tangani dan vila ini akan menjadi milikmu. Seharusnya itu sudah cukup, bukan? Aku telah bermurah hati."
Tamara hanya tersenyum mengejek. Pria itu benar-benar mengira bahwa dia bermurah hati padanya hanya karena dia bersedia memberinya sebuah vila.
Kemudian, Tamara mengambil dokumen itu dan membacanya. Ternyata, Satya sudah menandatanganinya. Tamara merasakan tenggorokannya tercekat dan dorongan kuat untuk menangis. Namun, dia memaksa dirinya untuk tenang.
Dia kembali menatap Satya dan bertanya, "Apa Nenek akan setuju dengan ini?"
"Kamu tidak bisa selalu bergantung pada Nenek setiap kali kamu kesulitan. Dia tidak dapat membantumu setiap saat." Satya menambahkan dengan nada dingin, "Kamu tahu betul kenapa aku menikahimu. Sekarang, berhentilah bersikap serakah atau aku akan semakin membencimu."
Tamara tersenyum dingin dan berkata, "Kamu sudah membenciku. Lalu, apa bedanya jika kamu semakin membenciku?"
"Tamara!" seru Satya dengan tidak sabar.
"Oke, aku akan menandatanganinya," ucap Tamara sambil meraih pulpen itu.
Setelah sepupunya terbangun, dia menerima banyak sekali foto mesra wanita itu dan Satya. Mereka jelas saling mencintai, jadi tidak ada gunanya Tamara tetap menikah dengan pria ini.
Sambil mengingat hal itu, dia mencoret nama vila di perjanjian perceraian tersebut sebelum akhirnya menandatanganinya. Dengan demikian, pernikahan mereka selama tiga tahun telah berakhir.
Akhirnya dia bebas.
Tamara memberikan perjanjian perceraian itu pada Satya dan berkata, "Beri aku waktu satu jam. Aku akan segera pergi setelah selesai berkemas."
Satya mengerutkan alisnya. Dia menatapnya dengan tajam dan menjawab, "Vila ini milikmu. Kamu tidak perlu pergi dari sini."
"Aku tidak membutuhkan vila ini. Bagiku, setiap tempat yang pernah kamu kunjungi ...." Setelah tertawa kecil, dia melanjutkan, "Semuanya kotor."
"Tamara!"
Mengabaikan ledakan amarah Satya, Tamara mendorongnya keluar dari ruangan itu, tidak lagi patuh seperti sebelumnya.
Satu jam kemudian, Tamara turun dan mendapati bahwa Satya telah pergi. Dia menatap jam tangan pria mewah yang ada di tangannya.
Jam tangan ini adalah hadiah yang telah dia siapkan untuk ulang tahun Satya yang akan datang. Namun, sekarang jam tangan ini sia-sia saja karena dia telah memutuskan semua harapan darinya. Bahkan, hatinya sudah pedih hanya dengan melihat benda ini. Tanpa ragu, dia membuang jam tangan senilai miliaran rupiah itu ke tempat sampah.
Dia menghela napas dalam-dalam, menyesali bahwa tiga tahun terakhir ini telah terbuang sia-sia. Akan tetapi, semuanya sudah berakhir saat ini. Mulai sekarang, dia akan menjalani hidupnya sendiri.
Tamara naik taksi untuk pergi ke kediaman pribadinya.
Dia telah membeli vilanya bertahun-tahun yang lalu, tetapi dia tidak pernah kembali ke sana karena dia pindah untuk tinggal bersama Satya.
Semua pelayan terkejut ketika melihatnya. Sesaat kemudian, mereka berdiri berjajar dan menyapanya dengan hormat, "Selamat datang di rumah, Nyonya!"
Tamara menempatkan barang bawaannya, lalu menjatuhkan diri ke sofa dan memijat keningnya. Dia mengoreksi mereka, "Aku bukan Nyonya lagi. Mulai sekarang, panggil aku Nona Tamara."
Dia pernah bangga dikenal sebagai Nyonya, tetapi sekarang, dia menganggap gelar itu ironis.
Terlepas dari rasa ingin tahu mereka, para pelayan kemudian pergi tanpa bertanya apa pun.
Begitu Tamara berada di kamarnya, dia menelepon asistennya, Monika Herlianti. "Hei, apa kabar?"
"Anda menelepon saya duluan. Ini aneh," jawab Monika, nada bicaranya jelas-jelas terkejut. "Apa terjadi sesuatu?"
"Mulai hari ini, aku resmi kembali lajang. Mulai sekarang, aku tidak akan melakukan apa-apa selain fokus pada karierku."
"Apa? Yang benar?" seru Monika tak percaya.
"Astaga! Apa saya salah dengar? Anda begitu berbakti pada suami Anda selama tiga tahun terakhir sehingga Anda bahkan berhenti kerja untuk menjadi ibu rumah tangga. Kenapa kalian berdua berpisah? Anda tidak bercanda, bukan?"
Monika adalah asistennya. Dia adalah salah satu dari sedikit orang yang mengetahui bahwa Tamara memiliki identitas lain.
Orang-orang tidak tahu bahwa Tamara juga merupakan seorang pengacara terkemuka yang menggunakan nama Irma.
Dia bukan hanya seorang pengacara biasa. Bahkan, hanya dengan menyebut namanya sudah cukup untuk menimbulkan ketakutan di hati banyak pengacara.
"Apa ada yang memintaku bekerja belakangan ini?" Tamara bertanya pada Monika, yang belum pulih dari keterkejutannya. "Apa ada kasus yang menarik?"
Monika mengingat kejadian baru-baru ini dan mendesah. "Ya, ada satu dan klien menawarkan bayaran yang sangat tinggi pada siapa pun yang dapat membantu mereka memenangkan kasus ini. Tapi, tidak ada yang berani menerimanya. Ditambah lagi, Anda sungguh tidak bisa menerimanya."
"Oh? Beri tahu aku." Tamara tiba-tiba merasa sedikit tertarik.
Pelan tapi pasti Wiwik pun segera kupeluk dengan lembut dan ternyata hanya diam saja. "Di mana Om.. ?" Kembali dia bertanya "Di sini.." jawabku sambil terus mempererat pelukanku kepadanya. "Ahh.. Om.. nakal..!" Perlahan-lahan dia menikmati juga kehangatan pelukanku.. bahkan membalas dengan pelukan yang tak kalah erat. Peluk dan terus peluk.. kehangatan pun terus mengalir dan kuberanikan diri untuk mencium pipinya.. lalu mencium bibirnya. Dia ternyata menerima dan membalas ciumanku dengan hangat. "Oh.. Om.." desahnya pelan.
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Riani sangat menyayangi pacarnya. Meskipun pacarnya telah tidak bekerja selama beberapa tahun, dia tidak ragu-ragu untuk mendukungnya secara finansial. Dia bahkan memanjakannya, agar dia tidak merasa tertekan. Namun, apa yang pacarnya lakukan untuk membalas cintanya? Dia berselingkuh dengan sahabatnya! Karena patah hati, Riani memutuskan untuk putus dan menikah dengan seorang pria yang belum pernah dia temui. Rizky, suaminya, adalah seorang pria tradisional. Dia berjanji bahwa dia akan bertanggung jawab atas semua tagihan rumah tangga dan Riani tidak perlu khawatir tentang apa pun. Pada awalnya, Riani mengira suaminya hanya membual dan hidupnya akan seperti di neraka. Namun, dia menemukan bahwa Rizky adalah suami yang baik, pengertian, dan bahkan sedikit lengket. Dia membantunya tidak hanya dalam pekerjaan rumah tangga, tetapi juga dalam kariernya. Tidak lama kemudian, mereka mulai saling mendukung satu sama lain sebagai pasangan yang sedang jatuh cinta. Rizky mengatakan dia hanyalah seorang pria biasa, tetapi setiap kali Riani berada dalam masalah, dia selalu tahu bagaimana menyelesaikan masalahnya dengan sempurna. Oleh karena itu, Riani telah beberapa kali bertanya pada Rizky bagaimana dia bisa memiliki begitu banyak pengetahuan tentang berbagai bidang, tetapi Rizky selalu menghindar untuk menjawabnya. Dalam waktu singkat, Riani mencapai puncak kariernya dengan bantuannya. Hidup mereka berjalan dengan lancar hingga suatu hari Riani membaca sebuah majalah bisnis global. Pria di sampulnya sangat mirip dengan suaminya! Apa-apaan ini! Apakah mereka kembar? Atau apakah suaminya menyembunyikan sebuah rahasia besar darinya selama ini?
GAIRAH TERLARANG KAKAK IPAR MENGANDUNG KONTEN DEWASA 21+++. YANG MASIH KECIL MINGGIR DULU YA! Deskripsi Bercerita tentang seorang wanita cantik bernama Renata Adinda, yang dijodohkan dengan Mehesa Adi Sanjaya. Sejak pernikahan mereka, Adi tidak pernah melihat Renata sedikitpun atau menganggapnya sebagai seorang istri. Perhatian dan kebaikan yang Adi berikan untuknya hanya karena status mereka sebagai suami istri. Adi tidak pernah memberikan nafkah batin dan biologis untuk Renata. Bahkan tidur dalam satu ranjang pun tidak. Akhirnya datang seorang pria gagah dan tampan, yaitu kakak Adi bernama Ryota Anggara, atau sering disebut bang Rio. Ia tertarik dengan Renata dan mengetahui keadaan rumah tangga Renata dan adiknya yang hanya penuh dengan keterpaksaan. Akhirnya Rio mendekati Renata dan terjadilah hubungan terlarang antara mereka. Bagaimanakah kelanjutan hubungan terlarang antara adik ipar dan kakak ipar ini? Apakah mereka sanggup bertahan, atau malah berpisah? Ikuti saja kelanjutan kisahnya yang akan update disetiap harinya ya!
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."