an ekor mataku. Pak Dahlan sedang menatap tajam ke dalam kamarku. Dan aku sangat yakin, ayah mertuaku itu se
memandangku, hingga jakunnya naik turun karena menelan ludahnya senidri. Seketika itu jugaterasa merinding. Semua rasa yang mendera tubuhku ini terjadi akibat dari jiwaku yang benar-benar merasa excited, bahagia dan ber
makin menggila dan libidoku semakin tak terkendalikan lagi. Hasratku untuk melucuti celana dalam dan bra yang masih menempel di tubuhku
a yang sedang mengintip, aku pun berdiri menghadap pintu kamar, yang mana Pak Dahlan sedang sa
ip braku dan membiarkannya terjatuh bebas ke lantai, hingga membuat ked
ntumu ini,' ucapku dalam hati sambil berpura-pura
ya. Namun demikikan aku tetap bisa merasakan jika Pak Dahlan benar-benar bisa melih
busan AC di kamarku begitu terasa sangat dingin, hingga bulu kudukku kembali berdiri. Puting p
tonannya di layar televisi dan kini sedang sangat fokus menonton diriku. Dengan tetap berpura-pura tidak menyadari tatapan tajam aya
eganya,' lengu
pas pegal. Tujuannya tentu saja untuk membuat Pak Dahlan lebih leluasa melihat bongka
lu membungkukkan punggung untuk mengambil da
kembali terlihat ayah mertuaku terbengong-bengong menatap ketelanjangan tubuh indahku.
rtua seksiku, inilah sajian utama dari menantu liarmu,' bisikku dalam hati sambil mulai menyelipka
as aku merasakan sensasi yang luar biasa, sensasi seorang penari telanjang
mertuaku yang sedang melongo. Sepertinya dia pun masih tidak percaya dengan ke
in ayah mertuaku berdecak kagum dalam hatinya melihat monto
a yang sedang aku lakuka
aku pun merasa sangat bergairah. Lalu aku berbaring di tempat tidur dengan keadaan tubuh t
yentil clitoris dan membenamkan kedua jemari lentikku da
i ada lelaki lain yang sedang melihat ketelanjanganku. Justru libidoku sem
ng menggelitik vaginaku. Aku ingin sesegera mungkin
okan tajamnya. Hingga akhirnya terjadi semburan panas yang menyeruak ganas da
.." Aku melenguh tertahan saat menca
ghisap-hisap kedua jemariku dengan sangat kuat. Ini benar-benar o
melemas, seluruh tulangnya terasa dilolosi, dan pikiranku terasa sangat segar dan be
dar telah melakukan masturbasi di depan ayah mertuaku. Lalu aku beranjak dari tempat tidur, segera
di sana. Namun harapanku ternyata sia-sia. Ruang tengah tempat ayah mertuaku tadi menontoku
yah mertuaku?' ta
mandi dekat dapur yang ternyata ayah mertuak
andi? Apakah sedang...?' tanyaku dalam hati seraya mengernyitkan dahi dan tersen
i, lalu menempelkan daun telingaku di daun pintunya. Seketika itu
Sayang?" lenguh kecil ayah mertuaku
terperanjat dengan apa yang kudengar. Namun sekali
onani....,' ucapku dalam hati sambil t
g ngocok rudalnya sambil mem
an ukuran batang kejantanan ayah mertuaku. Otakku langung memerintahkan diriku untuk berjong