ap sekujur tubuhku. Aku selalu membiarkannya sambil berpura-pura tak sadar sedang diperhatikan,
engekspresikannya atau bahkan meladeni sinyal-sinyal kuat yang senantiasa kutunjukan padanya. Dan akibat dari kegilaan itu
terasa nyata, Namun sayang suamiku semakin lama semakin mengecewakan. Sebenarnya Mas Panji tidak berubah tetap perkas
ak lagi bisa memberikan kepuasan sebagaimana yang aku inginkan. Aku ingin diperlakukan lebih kasar, binal dan
uh lebih binal lagi di depan ayah mertuaku agar dia semakin yakin jika aku memang sangat ingin disetubuhinya. Rupanya kode keras
an pendiriannya. Aku benci dengan lelaki yang terlalu sok munafik seperti itu. Aku suda
ng kubayangkan selama ini. Aku ingin segera membawanya masuk ke dalam de
erdeksi oleh siapapun. Tidak pernah menimbulkan kecurigaan bagi ibu mertua juga suamiku. Aku dan ayah mertuaku
mengagumi tanpa berani bertindak, padahal tingkat kenekatanku sudah semakin jauh. Aku pun terus memeras otak agar bisa menemukan f
nnya. Pak Dhalan benar-benar hanya sampai mengagumiku tanpa berniat berbuat lebih jauh dari itu. Aku pun segera mengurangi seg
nya tinggal harapan. Namun ternyata upayak
amun beberapa minggu berikutnya otakku kembali terganggu. Terus berpikir menyusun rencana bru dan meng
dan menaklukkan ayah mertuaku yang soleh dan kahrismatik ini. Jauh lebih susah dibandingkan menaklukan kepala sekolah SMA-ku dulu. Sun
ari enggan untuk menampakkan sinarnya. Angin kencang menggoyang daun-daun kering yang ta
s Panji saat dirinya sudah siap berangkat kerja.
ng tangannya. Mas Panji pun lalu memeluk kepala dan mencium keningku. Hal ruti
bahan berwana cream serta sepatu hitam dan tas kerja kulitnya semakin menambah ketrendyannya. Mas Panji sejak dulu ter
epasakan tangannya dari bongkahan pantatku. Aku yakin Pak Dahlan yang sedan
memuaskan hasrat seksualku itu kembali mengecup pipi dan bibirku.
n, dia biasanya akan terus menggodaku. Entah mengapa sekarang aku menjadi merasa r
u keluar." Pesan Mas Panji yang tidak pernah berubah, setiap hari mengingatk
esan terakhir saat Mas Panji sudah duduk di belakang k
h seksi dan minim. Pak Dahlan sedang menonton acara kegemarannya di televisi dan ketika dia sedang
Setelah berada dalam kamar, aku berjalan mondar-mandir dengan harapa
mulai memperhatikan kesibukanku di dalam kamar. Bibirku tersenyum
si yang lebih gila dalam menggodanya. Ini akan menj
terbuka. Lalu aku membuka daster pendekku yang basah karena sengaja saa
lakukan dengan gerakan yang benar-benar lambat, layaknya gerakan slow mostion di film-f
idak lantas meletakkannya di tempat
merkan tubuh bagian belakangku yang hanya tertutup celana dalam dan beha pada a
dan keindahan tubuh setengah telanjang
melihat sekujur tubuhku dengan leluasa dan aku tetap berpura-pura tidak tahu. Aku sangat
mana ekspresi wajah ayah mertuaku saat bisa meli