da berkata, "Lelaki yang aku cintai itu seperti Dik
di hati Dikta. Gelora cintanya pada Ninda yang sampai saat ini masih saja ia rasakan. Kehadiran Talitha hanya sebagai pengusir rasa sepi dan hampa saja. Apa lagi ia lel
AN
i pecahan gelas tersebut, ia tidak sengaja melihat kaki Ninda sedang mengusap-usap kaki
lagi ke arah kolong meja," astagfirullahaladzim, ternyata aku hanya salah lihat saja. Tapi tadi
didala
kan, ayok aku obati. Lain kali biarkan saja to
ia sudah terlebih dulu mengam
rtinya tidak mungkin jika Mas Dikta ada hati dengan Ninda. Aku yakin sekali, apalagi selama kami menikah, dia
itha bergumam
Hanya saja ia tidak ingin melihat kemesraan Talitha dan Dikta terlalu lama. Ia pun berpamitan pulang," Tante-Om, sep
nya, karena ia sudah tidak berselera gara
ebaiknya habiskan dulu maka
af Tante, perutku sedang tidak bersahabat
ampang, Dikta biar pulang kemari dengan taxi on line. Lagi pula sedang
lah Om, lagi pula hujan kecil kok. Biark
kami yang disalahkan oleh orang tuamu. Biarkan Dikta teng mengantarmu, nggak apa-apa
mertuanya, ia pun menganggukkan kepalanya, "Iya mah n
setuju dengan sar