ajam membuatnya merasa takut. Mungkin Alin adalah ga
rnya terjadi. Yang ia tahu, ia berada di lingkungan orang kaya yang arogan dan mengeri
a keluar dari kamar mandi hanya meng
Adam yang duduk di tepi ranjang.
ian saya?"
duduknya laku mendekat ke arah Alin. "Ap
n Asley tapi-" ucapan Alin terhenti
tu juga Adam menarik pinggangnya
pat balasan dari Alin. "Bahkan kamu pun
an
buka lemari. "Cepatlah pakai baju, ak
bodo dengan baju siapa karena ia pun butuh barang tersebut saat ini. A
m membuat Alin meng
aju," ja
juga kamu ganti pak
ku
pat
," jawab Alin yang langsung melangka
antara dirinya dan Asley. Mungkin hanya gaya rambut mereka yang berbeda. Asley memiliki rambut berwar
ak bicara ataupun melawan sebelum tahu apa dan siapa mereka sebenarnya. Terut
sung menuju ruang makan. Di sana Jesl
in, tapi juga ada tatapan sinis penuh
duduk,hal itu memang sudah ia
e yang anter kamu sekolah,
udah sembuh, mommy yang akan antar Jesy sekolah. Iya kan Mom?" ucap g
in sambil tersenyum da
isa melirik ke arah Alin penuh kebencian. Sementara
ati sarapan paginya sambil sesekali tersenyum ke arah Jesy. Baginya saat ini,
berada pada tempat yang tak mudah di tebak, ia tak bisa begitu saja melawan karena belum mengen
orongnya dari anak tangga. Namun bukan berarti ia bisa dengan mudah melawan orang-orang yang kejam tersebut.
pasrah untuk sementara p
umah. Alin yang mengantar Jesy hanya sampai depan
inda. Chelsea melangkah cepat hingga menyusul Alin, dan ia pun langsung m
jenak lalu berusaha menegakkan kaki untuk berdiri kembali. Lalu ia pun menoleh ke arah Chelsea, menatap w