iro dari mama Zayn itu ikut panik. Beliau pun menelepon Ny
Selvi!" jawab Pak Rusli sebelum menutup panggilan teleponnya. Kemudian
malah berterima kasih karena manager bank swasta te
ut melaju kencang menuju ke
nya!" ujar Bunda Kartini di dalam mobil y
erganggu karena syok. Semoga saja dokter di sana bisa merawat ibu dan janinnya dengan bai
Intan yang duduk bersandar dalam kondisi
depan pintu masuk IGD Rumah Sakit Persada Medika. Beberapa para m
ta itu memang dimiliki oleh keluarga Pradipta, jadi dia bisa menyuru
amedis, "Kalian berdua bawa pasien ini ke ruang O
andang ada apa sebenarnya dengan pasien yang pingsan tersebut hingga perlu dioperasi. Namun, mereka
ng dengan suhu 17° Celcius. Intan pun merasa tak nyaman dengan perubahan suhu yang cukup mendadak dan dia pun terbangun
stru membuat Intan tambah panik ketika melihat pakaian dokter tersebut seperti akan m
tuk apa?!" seru Intan mencob
untuk memegangi tubuh Intan yang akan segera diberi s
gat janggal. Dia sehat dan tidak butuh operasi apa pun kecuali
en tempat Intan tadinya berbaring dilempar sembarangan hingga berhamburan ke lantai karena peremp
gkau oleh tangannya. "Biarkan aku pergi! Ini tidak benar, kalian pasti malpraktik. Akan kulaporkan ke poli
, tanpa membuang kesempatan dia berlari menuju ke pintu keluar. Beruntung Intan berhasi
ika sampai di bagian ruang tunggu pendaftaran dia melihat Bund
aninku. Ayo cepat sekarang!" teriak Intan panik dengan wajah pucat p
iyakan ajakan Intan untuk pergi secepatnya dari situ. Mereka pun berlari-lari kecil menu
pir taksi tersebut agar mengangkut
mencari-cari pasien kabur tersebut. Namun, mereka tak akan menemukan perempuan itu k
nangis karena emosi yang bercampur aduk. Dia masih
di poli IGD lalu perawat jaga meminta Bunda mengisi formulir pendaftaran pasien di bagian resepsionis depan. Tadi pun antreannya panjang sekali, makanya Bunda tid
ah sakit milik keluarga Zayn, segalanya pasti disetir oleh mama atau papanya Zayn,
rkata, "Sebaiknya kamu jangan hubungi lagi keluarganya Zayn. Jangan sampai janin itu kenapa-kenapa. Mungki
Zayn dan keluarganya mencari lagi anak Intan ini. Mereka tak punya belas kasihan sama sekali!" tegas Intan dengan
pai di depan pintu gerbang panti asuhan. Mereka berdua
Bunda buatkan bubur kaldu ayam untukmu," tutu
kamarnya sendiri. Untungnya tas yang berisi dompet dan ponse
onselnya, dia ingin mengirim pesan untuk Zayn yang hari ini kemungkinan tel
i medsos, galeri ponselmu, dan juga ingatanmu. Anggap saja aku sudah mati!' Intan mengirimkan pesan
h yang menanti Intan Mal