erbeda generasi itu berjalan kaki berangkulan menuju pintu gerbang rumahnya. Dia sudah dapat
edua tangan terbenam di saku celana panjang kainn
r Zayn ringan dengan punggung m
tutup. "Perempuan yang bernama Intan itu hamil dan ingin meminta pertanggung jawabanmu, Nak. Mam
uit sebanyak itu dikasih cuma-cuma!" p
gi, Zayn. Kamu jadi berangkat ke Swiss 'kan bentar lag
kan cek giro itu, telepon ke bank sekarang
, "Oke. Mama telepon bank sekarang." Dia melangkah keluar dari kam
dia memberi cek giro tadi untuk Intan. "Halo, Pak Rusli. Begini-saya minta cek giro se
? Mungkin penerima cek giro tersebut akan bertanya
omor ponsel saya ini ke dia. Akan saya jelaskan ke dia nanti!" jawab Nyo
nnya itu. Lebih baik janin itu digugurkan saja dari pada menimbulkan masalah di kemudian
?" ucap Nyonya Selvi dengan s
kirim dia langsung ke dokter yang bisa menggugurkan kandungan. Zayn nggak butuh an
buruan siap-siap berangkat ke bandara biar nggak ketinggalan pesawat ke Sw
sopir pribadi menuju ke Bandara Soekarno-Hatta. Martin Jaelani, asisten yang akan m
untuk memikirkan langkah selanjutnya sambil membawa cek giro
i keluarga Zayn," ujar gadis remaja itu duduk bersebe
a kamu akan membutuhkannya atau tidak. Terus ini cek giro ini lantas mau diapakan
untuk mencairkan ini, Bunda. Anggap saja ini itikad baik dari keluarga Zayn untuk si
nya di rekening milikmu. Kalau kamu perlu bisa diambil sedikit
ek giro pemberian Nyonya Selvi dengan naik taksi online. Sesampainya merek
giro di bank ini, Pak Sat
di teller lalu mempersilakan mereka berdua dudu
im mengunci dana tersebut. Petugas teller pun berkata, "Maaf Mbak Intan. Cek giro ini sudah dibatalkan transaksinya oleh Ibu Selvi Ratna
or telepon dan nama Ibu Selvi Ratna P
embawa kembali kertas cek giro dan juga kertas berisi nomor ponsel mama
an malah menangis bukannya menerima ua
mamanya Zayn telah membatalkan transaksinya," jawab Intan
dan mencoba menenangkan isak tangisnya. "Ya sudah, ki
Gadis itu merogoh ke dalam tas selempangnya lalu mengambil ponsel
dan ternyata cek giro yang Anda berikan itu kosong. Ap
benar dugaan Zayn, kamu hanya mengincar uang kami. Hehh perempuan murahan, gugurkan
u Anda ini?" tegur Intan miris. Dia berbicara dengan wanita yang
h ya, pulang saja kamu dari pada malu-maluin di bank nggak ada duit. Kamu ngemis ke teller pu
nselnya. Hatinya terasa begitu berat, dadanya seolah sesak oleh air mat
engar sepenggal perbincangan Intan bersama mama Zayn dan beliau menyim
ari bangku tunggu bank mendadak tubu
iak Bunda Kartini panik melihat a