jenak dan menatap Hani dengan pandangan penuh tanya. "Tapi, kenapa k
dan kosong, tidak ingin memberikan penjelasan apapun kepada Yuan. Tanpa berkata apa-apa. "Bukankah dia di London menjadi sugar baby? Bagaimana bisa dia masih perawan?" pik
ekati meja kerja Hani, menatapnya dengan pandangan yang t
sana canggung yang menggantung di antara mereka. Ketika mereka sampai di mobil Yuan, Hani masuk ke
i menyadari ini dan merasa perutnya mengencang dengan perasaan tida
as. Saat pintu kamar hotel tertutup, Hani merasa tubuhnya semakin tegang.
ni?" Yuan mengulangi pertanyaa
asi, tapi dia tidak ingin memaksa jawaban keluar dari Hani. Dia mulai mencu
annya. "Kamu tahu, Hani," bisik Yuan di telinganya, "Yuan terus mencumbu leher Hani, membuatnya mengerang meskipun hatinya menolak. Di
cium bibir Hani dengan penuh nafsu. "Aku akan memasti
ahan yang keluar dari mulutnya. "Aku benci ka
terus menjelajahi tubuh Hani, menikmati
kaiannya, berusaha menahan air mata yang terus mengalir. Yuan menatapnya dengan
ap untuk meninggalkan kamar hotel, "Aku tidak
isa mengangg
mu di London?" tanya Yuan tiba-tiba, mencoba menc
, lalu menggeleng pelan. "Tidak ada yan
frustrasi dengan jawaban Hani. Tapi
akan memaksa ka
u pulang. Aku mau tidur
in di sini," ucap Yuan yang lang
ni. Hani terpaksa menurut, ia tidak mau sampai ibunya kecewa padan
*
ih polos, dia melangkah masuk ke kamar mandi. Namun, saat hampir sampai di toilet, kepal
an Hani menggema
Hani. Tanpa berpikir panjang, dia berlari ke kamar mandi. Di sana, dia menemukan Hani te
Yuan panik, matanya melebar meli
wab Hani lemah, menah
enempatkan Hani dengan lembut dan segera mengambil kotak P3K yang ada di kamar. Dengan tanganukamu," kata Yuan dengan suara l
ngan Yuan yang membersihkan dan menempelkan per
tikan tubuhnya yang juga polos. Pandangan Hani terfokus pada bagian tubuh Yuan yang
tanya Yuan tiba-tiba, menyadari
ajahnya memerah seketika, merasa malu ketah
ya seperti itu," jawab Hani dengan suara
is. "Lucu, ya? Kamu benar-benar aneh, Hani.
u harus berkata apa lagi. Yuan selesai meng
merasa pusing atau sakit, beritahu aku,
penuh dengan kebingungan dan rasa sakit. Yuan kemudian berbaring
uan sebelum menutup matan
dak tahu bagaimana harus melanjutkan hidupnya dengan Yuan yang terus mendominasi kehidupannya. Namun, dia
utup matanya, mencoba tidur meskipun pik
ih dulu. Dia menatap Hani yan
i dan berpakaian, lalu kembali ke sisi Hani yang masih tertidur. Dia membungkuk dan menci
ar bisikan Yuan. Namun, dia hanya ter
pas
mengikuti