ku mengirimkan sejumlah u
ga dirinya seakan direndahkan oleh calon kakak iparnya itu. Sungguh, dia tidak akan mungkin
bicara Claudia bergetar kala mengatakan itu. "Dengarkan aku baik-baik! Seburuk-buruknya diriku, tidak akan perna
keningmu sebagai bentuk kompensasi. Ingat baik-baik, apa yang terjadi tadi malam hanya kita berdua yang tahu. Kalau sampai, ada orang lain
ari-cari sebuah keributan. Terlebih kakaknya ada di rumah. Terpaksa
sedikit pun. Dia menyadari dirinya memiliki jutaan kekurangan. Akan tetapi, ti
yang nampak sangat pucat. Kemuraman menyelimuti gadis cantik itu. Tidak lagi bisa terbendung kesediha
Seolah tadi malam terpasang CCTV di memori ingatannya-bahkan tak bisa terlupa. S
mbuat Christian menghentikan itu. Hatinya hancur berkeping-keping. Sesuatu yang berharga dalam dirinya, telah dia serakan pada
alipun kejadian tadi malam adalah bentuk dari sebuah kecelakaan, tetap
atanya sudah tak lagi secerah biasanya. Dia menuruni tangga dengan tatapan amat
hristian yang tengah bersama dengan Ella. Raut wajah gadis itu langsung berubah, s
a," ajak Ella seraya menatap Claudia yang berada di ambang pintu
"Ah, i-iya, Kak." Lalu, dia duduk di kursi meja makan yang posisinya kebetulan berhadap
gi ini. Bahkan Claudia memakai pakaian turtle neck. Pakaian yang harusnya Claudia p
ab Claudia berusaha sekuat mungkin untuk
Wajahmu pucat sekali. Kalau kau sakit, aku akan meminta pelayan unt
rikan tatapan tajam padanya. Buru-buru, Claudia memalingkan wajah
ahku. Jadi aku sedikit pusing karena terlalu banyak belajar," ucapnya sedikit gugup di kala kakaknya menyentuhnya. Claudia menaikan
ia. Belajar memang penting untuk mendapatkan nilai terbaik, tapi kalau dipaksakan
"I-iya, Kak. Aku akan l
tadi pagi sudah pergi menemui teman mereka. Kau tahu, kan? Dad dan Mom sangat antusias dengan pernikahanku. Jadi mereka sibuk mengundang teman-
i Claudia merasa semakin bersalah karena telah melukai kakaknya. Claudia s
rahat. Kau pergi saja, Kak. Aku bisa
bih baik kita makan sekarang," balas Ella-
tapan gadis itu kini menatap Ella yang tengah menyuapi Christian. Entah kenapa hati Claudia sanga
an
Christian mengalihkan pandangan mereka pada sendok Claudia yan
wajah yang nampak jelas menunjukkan kegu
dok baru. "Claudia, ada apa? Apa ada hal yang membebani pikiranmu?" tanyanya merasa kala
ur menjadi satu. Dia ingin sekali meminta maaf secara langsung pada kakaknya, tapi di sisi
ulut. Tampak Claudia sedikit melihat ke arah Christian yang sejak tadi tak henti menatap tajam dirinya. Debaran jantung gada kakaknya, tapi di sisi lain dirinya memikirkan apa yang akan terjadi pad
milih gadis itu pasti memilih dirinya sudah tak lagi hidup di dunia. Mengkh
tu yang ingin aku