a
r seorang wanita tua sedang menunggu di sana. Ia berdiri
iikuti membuka pintu mobil. Geg
an lantas mengikuti langkah mereka. Nampak keduanya
bertanya namaku dan memperkenalkan namanya juga. Se
idak sesakti perkiraanku. Kaki kanannya
lah cacat bawaan lahir. Wanita tua ini seper
. Lalu pada mata yang rusak, bola matanya sudah
seko mburi," (Orang kaya raya tidak pernah sendiri, Yuk. Selalu ada orang pi
ngar pengakuan Nyi Ratni, sementara aku ha
irip tempat khusus untuk membe
u beralih ke sudut ruangan. Kulihat ada
iau pernah berpesan. Jika melihat ada boneka jerami
h penganut ilmu hitam. Dan boneka itu dijadi
aluyo dan Bu Agni kini berpamitan pulang. Nampak
i. Hanya suara angin yang sesekali mendesau. R
alah satu ruangan di rumah Pak Waluyo. Sangat remang. Setelah
tan dengan kep
n goib? Utawi dipunsukani ayahan benten ugi?" (Apa Nyi hanya bertugas mem
tni kembali duduk. Mulut
k?) balas Nyi Ratni dengan nada yang sengaja dibuat tenang. Pad
ebaya kutu baru yang ukurannya lebih besar dari tubu
, 'kan?" tanyanya tanpa memandangku. (Sebelum ke
engan
e, dadi nurut wae supaya perkoro iki rampung." (Yayuk, seharusnya kamu gak banyak bertanya
ginep ning vila iki!" ungkap Nyi Ratni yang membuatku membelalak kaget. (Lagian kamu gak berd