diinginkan oleh Noah. Wanita itu nampak sangat sedih bercampur dengan
di atas meja, dan menatap ke layar tertera nomor ibunya di sana.
anya. Sudah sejak tiga tahun lalu, Odelia memutuskan tinggal
lu bertemu dengan Viktor. Sayangnya, perjalanan hidup
kan dusta; tengah meeting. Terpaksa, Odelia harus berbohong. Dia tidak memiliki pilihan lain. Pasalnya, Odelia tak ingin di
anita itu melihat ke cermin, matanya sudah tak terlalu sembab sepert
alkan ruang kerjanya, menuju ke ruang kerja Noah. Dala
, Odelia sudah mendapatkan penawaran pekerjaan lebih baik, sudah pasti Odelia akan memilih meninggalkan perusahaan ini. Namun, di e
endengar suara Noah memintanya untuk masuk ke dalam. Odelia
alankan tugas Anda." Elvina menund
Direktur Utama pergi, bur
lia yang sejak tadi masih berdiri di ambang p
l menyerahkan dokumen di tangannya. "Tu
oah terangkat, awalnya pria itu pikir kalau laporan yang dibuat Odelia pasti kurang rapi. Melihat wanita
api, tak mencerminkan wanita itu tengah patah hati. Harus Noah akui, bahwa Odelia sanga
rtimu, akan bekerja kacau." Noah menatap Odelia dengan seny
dibayar di perusahaan ini untuk b
ara pikirmu." Pria itu mengikis jaraknya dengan Odelia. "Tapi, tadi pagi
sampai membuat mataku bengkak!"
sa menipu banyak orang, tapi t
p tak mau menunjukkan sisi lemahnya. "Kau t
embuatku sedikit banyak mulai tahu dirimu. Dan sekarang kau a
pannya. Aroma parfume di tubuh Noah begitu menyeruak ke indra
belenggu di dalamnya dan tersesat. Sungguh, ingin sekali Odelia berlari sejauh mun
nghiraukan apa yang Noah katakan. Dia bersikap professional dengan menanyakan tentan
ukai cara kerjamu. Tapi-" Noah menundukkan bibirnya ke telinga Odelia seraya berbisik serak, "Sangat disayangkan kalau kau menangisi pria yang sudah tid
yang kau butuhkan, aku akan pergi." Buru-buru, Odelia berlari meninggalkan ru
Noah mengambil wine yang ada di atas meja, dan menatap Odelia dnegan tatapan penuh m
*
a bisa berlama-lama di kantor, kali ini berbeda. Odelia enggan terlalu lam
?" tanya Darla menatap temannya
"Ya, Darla. Aku ing
u terburu-buru pulang, apa karena
g kerap membahas Viktor. "Darla
lagi? Bukankah biasanya kau selalu membahas Viktor. Apalagi s
embahas Viktor." Lalu, Odelia melangkah pergi meninggalkan
eriak cukup kencang, namun sayangnya Odelia tetap tak menggubr
Sore itu, cuaca sangat cerah, namun sayang wajah Odelia tetap kusut. Memiliki mas
gsung pulang. Namun, keadaannya dirinya terjebak dalam masalah rumit. Bayangkan saja, dia one night stand dengan CEO perusahaannya
erkejut di kala mobilnya berhenti. Mesin menyala tapi mobil tak bi
at kesal. Dengan terpaksa, Odelia turun dari mobil dan seger
ar. Dia tak mengerti bagaima
kah Odelia terhenti di kala melihat ada mobil yang berhenti di
turun dari mobil. Dalam hati, Odelia mengumpat kasar. Dia sudah pulan
il Odelia sekilas. "
guk. "Ya," jaw
ang. Nanti orangku akan membawa mo
i. Thanks." Odelia gengsi, t
endiri, Odelia? Dari tadi aku lihat kau
as kasar. "Aku akan men
ia paksa, dan membawa masuk Odelia ke dalam mobil. Sontak,
alam mobilnya. Odelia hendak ingin pergi, namun sayang Noah sudah masuk dulu
n dengan Noah. Dia sudah menghindari pria sialan itu
Odelia terus menatap