ia berkulit hitam itu dengan wadah sa
dari sini!" Asih me
yo
yang belum reda sudah tidak mereka pedulikan, yang ada di dalam keinginan Cinta d
dan baju yang keduanya pakai telah basah kuyup, tapi tidak menghala
p kencang. Asih berhenti sejenak untuk mengambil napas dan menghapus w
tiga orang itu?" Tanya As
ke belakang," jawab Cinta melihat ke sekeliling ya
reka telah berlari tanpa arah. "Aku tidak tahu kita ada d
i pohon-pohon di antara guyuran hujan. "Benar, ini seper
kesekelilingnya yang terlihat sun
i, mungkin kita akan bertemu lagi dengan ketiga orang tersebut, tapi j
emasuki hutan ini?" Tanya Asih
ja berlari untuk menyelamatkan diri dari ketiga pria g
melihat ke belakang di mana tadi mereka berdua ber
g akan kita lakuk
ng, samar-samar terdengar suara orang
a?" Tanya Cinta denga
ata mengejar kita," jawab Asih memas
tidak menyerah
teriakan. "Di mana
n tegang, suara yang berter
i dari sini sebelum mereka
"Kita di hutan dan tersesat
hon-pohon. "Ke mana saja yang penting kit
binatangnya? Bagaimana kalau kita bertemu dengan
ebih baik mati dimakan binatang buas, daripada
g terlihat mulai memucat karena kedinginan. "Kenapa
ah. "Sekarang bukan saatnya untuk menyalahkan, yang harus kit
n, kita akan terjebak di dalam hutan
etiga pria brengsek itu. Aku lebih memilih terjebak di dalam hutan
eriak dari arah belakang mereka sehi
ba kabur dari kami! Kemanapun kalian
alian!" Te
elihat kita!" Asih memegang tangan Cinta untu
sih pohon dan hujan yang mulai reda. Terliha
mereka semakin mendekat." Asih
suk ke dalam hutan. Melewati tanah yang penuh genangan air serta
ampai sejauh ini, tapi tidak ada jejak keb
jalan ini yang mudah dilewati karena semak belukarn
l pria berkulit hitam sedikit berjon
ya yang dipanggil na
warna baju yang dipakai salah satu gadis itu?" Did
a sobekan kain ini sama dengan baju yang dipakai salah
incar. Gadis itu sangat cantik dengan kulit putihnya," ja
ah mana? Semuanya nampak sama di sini. Hanya ilalang dan pohon,
an baju basah begini," Didin melihat b
tu atau kita pulang?" Tanya
awal. Gadis itu sangat cantik," Karto membayangkan waj
lebih cantik," ledek Sapto. "Ibaratnya langit dan bumi. Kulit gadis itu sangat mulus, wajahnya sangat cantik meskipun tanpa
dengar ucapan Sapto. "Ha-h
ngannya hebat di atas ranjang. Aku selalu kalah kalau dia s
pi istri jelekmu itu kamu pertahankan. Ternyata selama ini kamu t