dengan mata sembab, ia baru teringat akan anak laki-laki yang ia tolong kem
ny
thea bangkit lalu berjalan ke ara
ana. Namun, nihil. Si anak sudah tidak ada. Athea berkeliling memeriksa setiap penjuru rua
masuk 'lah dua pelayan. Wajah mereka menampakkan ekspresi y
n mau
anmu!" jawab pelayan yang ber
ak mandi sendiri? Pergi saja! A
lalak. "Hei, anak tidak tah
langsung berlari keluar unt
a
tama, pria itu bukannya pergi meninggalkannya, tetapi datang menyelamatkannya. Tepat s
anak tengah berlari ke arahnya. Ia cukup terhenyak, apalagi saat anak itu kembali memeluk kedua kakinya seolah me
Athea seraya menunjuk si pelayan kurus ya
ketakutan. Pasalnya, Duke Aaron Dominic selalu acuh kepada anak-anaknya. Namun, kali i
erti itu?" tajam
duk ketakutan. Tubuh mereka sam
ang tidak sopan pada kami. Dia berteriak
rinya meminta penjelasan lebih lanjut. Athe
tahu diri hanya karena aku
mencuram. Ia menatap tajam pa
lebih pendek dari si pelayan yang ditunjuk Athea. "Pan
-tu
on Dominic menggendong Athea. Membaw
ea yang detik itu pula membuat gemuru
egitu gagah di usianya yang nyaris memasuki kepala tiga. Meski tidak mendapat jawaban apa pun dari
lebih perhatian
ajam bagaimana sang adik tiri begitu haus akan per
api yang menjijikkan. Kau sangat licik dan hina s
ana. Hatinya terlalu panas melihat musuh kecilnya yang se
esal karena pakaian yang ia gunakan terlalu ketat
eresmian Kerajaan Atleysia. A
sia?" Athea kec
eysia klan api diambil alih, nama keraj
ggukan. Meski sebenarnya ia ta
kuda. Ketika ia hendak naik, gerakannya terinterupsi oleh kedatangan Duke Aaron Domi
eketika memperoleh seluruh p
in kesal melihat tingkah laku Athea yang seperti orang gila. Perbuatan Athea itu jelas menimbulkan bara api tersen
ea kecil seraya tersenyum lebar. Kedua matanya be
rdalam Athea merasa aneh
aik keretam
ketika ayahnya pergi begitu saja. Sedangkan, sang asisten hanya geleng kepala. Seb
mu. Jangan mempermalukannya dengan kehadiranmu. Jika bukan karena ka
membuat Athea termenung sejenak. Jika d
uruk yang akan
eysia yang telah runtuh tampak begitu kokoh di bawah panji Kerajaan Atleysia. Para pejab
orang menyoroti keberadaan Athea dengan tatapan aneh dan jijik. Sesekal
orang itu serupa; perak. Warna rambut mereka tampak semu kelabu dan tampak bercahaya bagai perak ketika bersentuhan de
warna rambut
i. Padahal, Athea sendiri tidak tahu apa itu Klan Api. Jika, Athea seb
a At
karena seseoran
ah wanita itu langsung berubah cerah. Senyum miring terbit di wajahnya, seolah men
" Athea m
arus ik
nap
dang telinga Athea. Gadis itu menatap kecewa pada sang ayah. Namun, tak
ra polos itu benar