loloskan umpatan, mengingat Morgan menghina payudaranya. Xena langsung menatap cermin. Gadis it
ima mendapatkan hinaan dari Morgan. Padahal, baginya ukuran payudaranya sudah pas dan bagus. Tidak terlalu bes
elangkah menghampiri Xena. Refleks, Xena men
a?" tanya X
a sarapan. Silahkan Anda sarap
"Di mana Morgan? Ap
au sedang berada di ruang lukisnya," jawab
ulang Xena memastikan. Gadis i
iliki hobby melukis. Setiap pagi, jika beliau se
au pria berengsek macam Morgan Louise memiliki hobby melukis. Namun, tiba-tiba se
ruang lukis pria itu?" tanya Xena
uan Morgan?" sang pel
na ada hal yang ingin aku katakan padanya. Tolon
k memberitahu, pasti pelayan itu mendapatkan amukan. Meski baru mengen
na." Akhirnya sang pelayan itu memutuskan un
u ruang lukis Morgan. Sang pelayan bingung kala Xena pergi masih memakai bathro
*
ouise yang berdesain elegan dan mewah. Tatanan ruangan dan pajangan
ang yang terbuka setengah, memperlihatkan banyak lukisan di ruangan itu. Xe
ana training panjang berwarna abu-abu muda, dan tubuh bertelanjang dada. Xena meneguk ludahn
ah menyadari kehadiran Xena. Hanya saja pria itu masi
ukup terkejut pria sepertimu bisa melukis, Tuan Louise." Xena mel
, hanya memakai bathrobe. "Kau baru selesai mandi, dan langsung ke sini?" uca
menjatuhkan ke lantai. "Ya, aku ke sini saat aku
sini, Nona Foster?"
a melukis, dan tujuanku ke dua, karena aku tahu kau bisa melukis
g aku inginkan lukis. Sayangnya, kau tidak masuk ke da
bathrobe-nya, dan dengan santai Xena menaggalkan bathrobe-nya ke la
Payudara yang berukuran bulat, padat, dan menantang tak luput dari pandangan Morgan. Harus Morgan
rgan dengan tatapan yang tak lepas mentap Xena. Puncak payu
gan anggun di sofa yang ada di hadapan Morgan. Gadis itu membusu
ukismu." Lalu, Morgan mulai melukis, dan Xena berpose seksi. Tan
adalah hal biasa. Jika dirinya ke pantai, untuk berjemur terkadang Xena pun hanya memakai G-s
ta payudaramu, tidak sekecil yang aku pikirkan." Morgan duduk di samping Xena, menarik dagu gadis itu. "Tapi tindakanmu ini termasuk men
nya ingin membuktikan, bahwa apa yang kau ucapkan sa
sap puncak payudara Xena dengan jemarinya. "Aku tahu tujuanmu b
awahnya kala telunjuk Morgan
sentuhanku. Artinya kau memang sudah tergoda padaku." Mor
egang dalam kungkungan Morgan. Sialnya, Xena
ini, maka aku tidak mungkin menolak."
ngkirkan tangan
ja tanganku menggunakan tanganmu," bisik Morg
kepalanya, tak sanggup
yentuh titik sensitive Xena, hin
ar Morgan. Alih-alih menyudahi, mal
asakan titik sensitive Xena sudah basah akibat ulahnya. Morg
kan kepalanya. Gadis itu ta
rak, "Jangan menggodaku, Nona Foster. Kau belum mengenalku." Lalu, Morgan bangkit berdiri-me
gnya, merutuki kebodohan yang telah dilakukannya. Ide