enyentuh kulit waj
ing, tersenyum dengan mata masih terpejam rapat. Rasanya tubuhku lemas sekali. Aku sama sekali tak bertenaga bahkan saat suamiku
snya yang ku jawab dengan tawa pelan, r
ak dengar kamu pulang," ucapku masih m
nyata," ucapnya membuat diri mengernyitkan dahiku di atas bantal empuk yang a
embuatnya yang sedang memelukku terkejut. Matanya yang sudah kaget itu makin m
pernikahan kami yang tergeletak di atas kasur juga sebot
Kamu
an tubuhku ditarik dalam dekapan hangat yang tak terasa. Tangank
, Yang? Kena
us memelukku yang tak membalas. Aroma sampo dan sabun
penuh kasih, begitu bisa diandalkan, begitu bertanggung
, apa yang kulakukan kemarin. Namun, mulutku begitu kelu sampai ta
un, kini aku tak menangis sendirian karena sumber tangisku mengusapi pun
u mencintainya sa
a yang sudah membagi tubuh da
ta itu, karena aroma sabun dan sampo yang biasa kami pakailah yang menyeruak d
an
kamar mandi dan memuntahkan apapun yang ingin kumuntahkan meski yang keluar hany
nggungku tapi rasa mualku makin menjadi sampai k
n, Ri! Kamu tida
k-baik saja,
nti bergejolak. Ia masih Ken yang lembut, masih K
ama berarti selama ini
an sentuhan tangan Ke
u yang jadi diam, "Pa-
lihat wajahku menegang saat ia hendak menciumk
menangis, Ri? Ku harap ka
menatap Ken yang senyumnya
a rasanya ada yang berubah dari penglihatanku? Ku rasa aku tak akan pernah l
ma, hanya aku
rnah merasa diriku jelek, tidak sekalipun. Namun, saat aku menatap manik mata
kuran
kurang
kurang
kuran
kurang
u kuran
Tidak
n aku kurang berisi, mungkin aku
gan wanita yang bersama suamiku. Jika aku mau, mungk
ghabiskan uangku, meski mungkin aku tak akan bisa set
yang kupikirkan meski mataku kuyu seolah seluruh
an
n pelan di pintu membuatku sadar kakiku sudah kesemutan juga kebas, dan s
ukan di pintu. Setelah melepas seluruh pakaian yang kukena
memijiti kulit. Setidaknya, tubuhku terasa lebih segar saat aku selesai dengan higienisku, bukan? Namun, aku lupa membawa handuk
langkan pikiran burukku tak peduli pada
ku menatapi tumpukan pakaian di lemari yang lebar ku buka, pikiranku melayan
u selesai memakai baju. Ia diam di tempatnya duduk, melihatku
jadi lupa pada apa yang biasany
keping yang rasanya sulit kusatukan, sa
.12 kami
eng. Sambil menggoreng telur aku berusaha mengingat apa tel
sekali tidak mengingat telur
u hanya air putih seb
ng biasanya kulakukan. Apa pengaruh dua buti
telur matang di hadapannya, "Aku kelamaan mema
a, Yang. Ayo
a butir pil tidur sama sekali tak mampu mengganjal perutku yang nyatanya masih bisa mer
saat aku menyuapkan potongan terakhir dar
ngin ku
erlihat kaget m
elalu men
a, aku selalu
andi, aku bahkan akan menunggunya berbaring di ranjang kami sebelum benar-benar menata tubuhku di
diam saja dan m
uamiku yang makan dengan senyu
sebelum menelan lalu menat
aat melihat wajah suam
kamu juga akan k
membesa
u, tapi mungkin aku bisa mengirimin
mas tanganku yang tak menemukan balasan apa
di rumah itu akan ada orang yang mau memakannya. Hanya saja, apa maka
bercerita kenap
u yang diremas Ken ra
u bisa tersenyum saat melihat wajah Ken yang alis
ls semata. Namun, yang manapun itu rasanya tidak penting lagi. Karena
kapan aku ak
edang bersama wanita itu. Sedangkan aku duduk sendirian di rumah k
an berkeliling mencari keberadaan wanita itu dan suamiku. Aku
nya di
lewati tol panjang yang berlawanan arah baik dari lingkunganku tinggal maupun lingkup kerja sua
mperhatikan suamiku menemani wani
samping maneken tak bernyawa yang s
a, tawanya ... 'apa Ken juga tertawa seperti itu saat bersamaku? Apa wajahnya berseri-seri saat menemaniku?
mau berhenti, meski aku hanya diam membisu di samping mane
g terus ia gandeng. Bahkan, setelah keluar dari toko pak
wanita itu. Sesabar apa suamiku menunggu wanita itu, sebaik apa
h sel
kecuali kamu masi
dari pemilik suara manja yang rasanya bak duri untuk telingaku.
ka terdengar beg
neken di sampingku lalu berbalik
suamiku yang sedang bersama wan
kan seka