ambah penat pikiranku karena aku mesti mencari bukti kalau Mas Rian masih berhubungan dengan Sekar. Untungnya aku sudah men
nggan kuajak untuk membeli rumah sendiri. Katanya masih betah tinggal dengan orangtuanya, padahal jika uang kami berdua di gabung untuk membeli rumah sebenarnya cukup. Sementara di sini ada Kak Rona, kakak pertama perempuan Mas
bagaimana lagi? Mereka bilang masakanku enak. Sayangnya aku hanya bisa memasakkan mereka di waktu pagi saja karena aku kan juga harus
, Mama mertua, Mas Rian, Kak Rona, Mas Beni, d
ma mertua memecahkan keheningan karena
jawabku ter
a tanda-tanda?"
tanda-tanda. Beda dong kayak aku yang baru menikah be
h tiga bulan menikah belum juga isi ya. Padahal Mama pengen banget nih punya c
berusaha nih. Iya kan Hil?" M
ndungan dan hasilnya kami berdua
ng mandul? Hilda kali yang mandul. Turunan keluarga kami
mertua sikapnya padaku sering plin-plan dan susah di tebak. K
kan belum di kasih jadinya kami harus banyak bersabar. Lagipula kami sudah
ah sok menceramahiku. Aku kan lebih dulu hamil d
Malas menanggapi omon
njadi penjahit. Kamu fokus saja untuk menjala
ggak punya kerjaan Hilda akan bosan
angi mertua kok malah n
nya. Lagipula aku sudah memberikan Hilda izin untuk meneruskan usah
ku di hadapan keluarganya. Tapi aneh
jadi karyawannya Papa di kantor beliau. Sedangkan Kak Rona hanya di rumah saja yang kerjaannya hanya
an sepatu, sedangkan Ibu Mertua yang
Dia tidak ikut bekerja dengan Papanya. Mas Rian sengaja bek
arus membantu Yuni, karyawanku untuk menjahit pakaian karena kami ada orderan lima buah gaun pendamping
Hil," kata Mas Rian sa
an." Mas Rian menyelipkan beberapa
ng di kasih Mas masih ada," jawabku kare
kamu. Mas berangkat ke kantor dulu ya." Aku mencium ta
memberikanku uang terus. Sedangk
saja sampai di lantai ba
erangkat?" Aku tahu sebenarnya Kak Ro
secepatnya harus selesai," jawabku sambil memasang masker ag
sa orderannya banyak?" tanya Kak Rona s
yangka. Ya udah Kak, aku berangkat dulu ya nanti
ah berlaga banget." Samar-samar aku masih m
jahit biasa. Siapa tahu nant
bah karyawan baru sebanyak dua orang karena orderan yan
emburkan untuk hari in
jawab Yuni dengan semangat empat lim
a gaun dan menjahit. Tak tera
Suaranya sangat aku kenal. Sepertinya itu Kak Rona. Waduh jangan sampai Kak Rona tahu
ng melayani pelanggan
a Yuni heran. "Biasanya kan K
uga lagi nanggung," jwabku yang masi
. Baikla
tempat menjahit di sini. Karena keluarga Mas Rian hanya tahu kalau aku karyawan menjahi
*