iasan bulu-bulu angsa lembut berwarna putih. Dia menuruni undakan kereta
inya pulang ke rumah. Sekalipun ia tahu tujuan diadakan pesta dansa malam ini tak lain untuk mencarikan jodoh penerus raja Wis
lliam Lancester. Kriteria calon istri pangeran sangat tidak jelas karen
aula istana. Bertingkahlah sopan dan anggun, jangan buat Mama papa kecewa!" pe
buatan penjahit ternama di Wisteria Kingdom menyapu lantai istana seiring dengan gerak-gerik para puteri bangsawan yang
inkan nada-nada merdu nan riang untuk menghidupkan suasana dan juga mengir
ehabisan bahan bakar. Lemas, sedikit mengantuk, dan tak antusias dengan kemeriahan pesta di istana raja yang menurutnya bising dan berisik
keunguan yang ditemani gugusan bintang berkerlip bak berlian. Gadis itu duduk di atas susuran paga
aman istana yang terawat dengan baik. Jasmine, mawar, dan juga aroma dedaunan ya
pesta, Non
mang terkesan kabur dari pesta, itu bukan perilaku baik dari puteri seorang perdana mentri. Perlahan Lady Am
ampu aula melangkah mendekatinya. Jantung gadis itu berdegup kencang, dia me
od! Siapa nama Anda, Miss?" Sebuah t
tutupi separuh topeng warna hitam kontras dengan warna kulit mukanya yang pucat
enang menyepi di sini saja menikmati keindahan taman istana di malam hari. Aroma bunga mekar membuatku ten
ma parfum para gadis bangsawan yang semerbak. Kurasa aku butuh sedikit
apa lampu taman menerangi semak-semak bunga yang terawat oleh tukang kebun
Perancis merah muda yang sedang mekar dan menghilangkan duri-durinya dengan pisau belati yang tersimpan di sabuknya.
a setangkai bunga mawar itu lalu mencium aromanya yang lembut
rnah bertemu sebelumnya. "Panggil aku dengan namaku saja, William cukup. Dan sebuah dansa sederhana bersamamu a
-di sini
dek. "Di sini saja!" potong William yakin lalu meraih pinggang gadis itu
sayup musik mini orkestra kedengaran dari aula istana mereka sal
" selidik sang pangeran masih terus mengayunk
yaan itu. Dia berusaha mengarang identitasnya. "Di Mayflower V
kunjung ke sana besok, apa b
ku harus pulang sekarang. Terima kasih untuk dansa yang indah ini, Sir William Blackwood!" ser
ung Amy dan menangkup wajah gadis itu dengan telapak tangannya yang lebar. Sebuah ci
kuatirnya seperti menguap begitu saja ketika dia larut dalam ciuman tiba-tiba dari pria yang merengkuhnya erat. Kedua
g mereka kenakan. "Siapa kau sebenarnya, Amy? Jujurlah kepadaku-" Sang
kata, "Sepertinya aku telah lancang, Sir. Sampai jumpa di lain kesempatan!" Dia segera berlari masuk ke
u terjadi. Namun, langkah cepat kedua wanita Stormside itu menghilangkan jej