atar belakang keluarganya juga bukan dari keluarga biasa, kondisi perekonomian yang mapan, wajahnya yang rupawan, tubuhn
dung agensinya. Mungkin dengan menenangkan diri sejenak dan mengisi perutnya deng
matang membuatnya hatinya menjadi lebih baik. Ia memesan vanilla latte dan
erlebihan sama Aurel," uca
erjaan. Ia sebenarnya tahu kalau Aurel begitu memperhatikannya, dulu sewaktu ia masuk rumah sakit Au
apapun dengan Aurel. Aku..." Kiren
menyalahkan dirinya sendiri. Sudah berbagai macam cara ia lakuka
an Kiren untuk ikut makan siang sama aku.
an Kiren. Mungkin dia lagi stress dengan kerjaan,"
Aku khawatir kalau Kiren terlalu sibuk kerja yang ada masuk rumah sakit lagi. Aku takut kehilang
ke Kiren. Kedua orang tua Aurel telah meninggal karena kecelakaan dan Kiren lah yang dulu menemani kekasihnya. Kiren yang menguatkan Aurel da
kena kopi keluar ruangan Kiren. Aurel melihat itu
lakukan?" Fabian m
paya Kiren ga marah lagi," ucap Aurel men
kamu untuk ngeprint lagi dan menaruhnya
"Tolong Rio, tolong bantu aku. Aku ga mau Kiren
t membantu Rio dalam mengerjakan semuanya demi mendapatkan maaf dari Kiren. Fabian melihat itu semua denga
s baru dengan lega. Akhirnya, ia bisa membuat semuanya menjad
di mana Kiren
u juga ga tau di ma
um ya." Aurel masih saja m
ekerjaan juga. Laki-laki itu sedang sibuk menatap layar komputer menyiapkan semua
iren. Aku khawatir di
anyak kerjaan," ujar Fabian ya
a melanjutkan lagi. Aku takut Kiren sakit kalau belum
ar lagi
ebentar lagi, tapi aku
embuatnya sangat kesal ditambah Aurel menggoyang-goyang tubuhnya membuatnya tak bisa ber
manja mengganggunya. Terkadang ia tak suka dengan sifat Aurel yang suka memaksakan keinginannya
lau kamu juga ga makan. Aku ga mau
anji setelah aku makan kam
ya
hnya makan dulu baru akan mencari Kiren, tapi Aurel malah tidak mau makan kalau ia tida
. Ia segera menuju ke sana untuk membujuk Kiren agar wanita itu mau memaafkan Aurel. Begitu
anya dengan nada cemburu samb
u. Pertemuannya dengan Kenzi juga tidak di sengaja, lelaki itu sedang membutuhkan age
n. Semua pekerjaan akan ia lakukan untuk menyibukan d
en?" tanya Fabian yan
en perkenalkan ini Fabian Valentino, bagian marketing agensi periklanan kami
ih ingat Aurel
ng aku ingat itu cuman kamu,
Itu Aurel Yunita yang dulu sering
berkata, "ooh iya, Aurel yang kecil, rambutnya pe
Ini si Fabian,
a ini berputar-putar
edang menatap mereka dengan wajah memerah. Fabian sama sekali tidak suka kal