Ditinggalkan oleh ibunya pada malam dia dilahirkan, Lana dibawa dan dibesarkan oleh neneknya di pedesaan. Kehidupannya damai dan tenang sampai suatu hari, tepat sebelum dia berusia dua puluh tahun, sekelompok orang datang ke rumahnya dan memberitahukan tentang identitas aslinya. Ternyata dia adalah putri dari keluarga Rahayu yang kaya raya, dan orang tuanya tiba-tiba ingin membawanya kembali. Dia mengira bahwa mereka akan menebus waktu yang hilang, tetapi yang membuatnya kecewa, mereka menginginkannya kembali hanya agar dia bisa menggantikan putri mereka yang lain, Saras, untuk menikahi seorang pria cacat. Mereka bahkan menggunakan neneknya yang tua dan lelah sebagai alat tawar-menawar untuk memaksanya. Jehan awalnya adalah pewaris Keluarga Sahid yang kuat, tetapi keluarganya sekarang berada di ambang kebangkrutan. Seolah-olah itu belum cukup buruk, dalam sebuah kecelakaan mobil, pria itu menjadi cacat dan harus menggunakan kursi roda. Untuk lepas dari penderitaan ini, dia menikahi Lana. Namun, pada malam pernikahan mereka, Jehan dan Lana menandatangani perjanjian, setuju untuk bercerai setelah dua tahun. Apakah pernikahan ini benar-benar akan bertahan selama dua tahun? Apakah Jehan akan mengetahui bahwa istrinya bukanlah seorang putri kaya yang dimanjakan, melainkan seorang gadis desa yang sederhana? Antara pengejarnya yang gigih dan suaminya yang dingin, siapa yang akan dipilih Lana?
Mobil pengantin yang dihias dengan cantik melaju ke sebuah vila yang sunyi sendirian. Seharusnya ini adalah hari yang membahagiakan, penuh dengan suka cita dan tawa. Akan tetapi, suasananya menyedihkan layaknya pemakaman.
Lana Rahayu memandang ke depan dengan dagu yang terangkat tinggi dan punggung tegak, berusaha terlihat tegar dan percaya diri. Dia ingat apa yang dikatakan ibunya, Arini Guritno, sebelum dia masuk ke mobil pengantin ini. "Jika kamu mempermalukan nama Keluarga Rahayu, aku akan menendang wanita tua itu dari rumah sakit."
Yang dimaksud Arini adalah nenek Lana. Meski Lana tahu dia dan neneknya tidak memiliki hubungan darah, dia tetap mencintai wanita itu dengan sepenuh hati.
Sebulan yang lalu, Lana hanyalah seorang gadis desa biasa.
Suatu hari, sekelompok pria berbaju hitam membawa polisi ke rumah Lana, mengatakan bahwa dia adalah putri dari Keluarga Rahayu yang telah hilang selama dua puluh tahun. Seseorang keliru membawa Lana pergi dari rumah sakit setelah dia lahir. Kini, orang tuanya mengetahui kebenaran itu dan ingin mengambil kembali Lana.
Lana memang selalu ingin bertemu kedua orang tuanya dan mendapatkan cinta serta perhatian mereka. Berpikir bahwa Tuhan akhirnya mendengar doanya, Lana memutuskan untuk ikut bersama para pria itu ke vila Keluarga Rahayu. Namun, hatinya tenggelam dalam kekecewaan ketika bertemu orang tua kandungnya, Arini dan Yudi Rahayu.
"Ini anak itu?" Arini memandangnya dari atas ke bawah, mengerutkan hidungnya dengan jijik. "Astaga, lihat kulitnya. Mengerikan. Beri dia perawatan tubuh terlebih dahulu."
Para pelayan segera membawa Lana ke sebuah kamar untuk melakukan perawatan kecantikan. Tempat tidur nyaman dan pijatan yang menenangkan membuatnya mengantuk. Saat matanya terpejam dan dia hampir tertidur, dia mendengar para pelayan saling berbisik.
"Apa ini gadis desa yang akan menggantikan Nona Saras menikah?"
"Ya. Kasihan sekali. Aku mendengar bahwa putra tertua dari Keluarga Sahid adalah pria lumpuh dan memiliki temperamen yang buruk. Sekarang, Keluarga Sahid berada di ambang kebangkrutan. Mereka meminjam uang di mana-mana. Nyonya Arini tidak ingin Nona Saras menderita, jadi dia membawa gadis desa ini kembali untuk menikah dengannya. Dia adalah pengantin pengganti."
"Yang kudengar, Nona Saras jatuh cinta dengan putra sulung dari Keluarga Lingga. Apa itu benar? Kalau begitu ceritanya, mengapa Tuan Yudi tidak membatalkan pertunangan dengan Keluarga Sahid saja?" tanya salah satu pelayan.
"Apa kamu bodoh? Tuan Yudi sangat peduli tentang citra dirinya di mata orang-orang. Bagaimana dia bisa membatalkan pertunangan dan mempermalukan dirinya sendiri?"
Mata Lana tiba-tiba terbuka. Perasaan ditipu merayap dari dasar perutnya dan amarah mengalir lewat nadi-nadinya. Saat itu juga, dia bangkit dan berjalan menuju pintu.
Dia ingin kembali ke desanya. Tempat ini bukanlah rumahnya. Mereka bukan orang tuanya! Mereka hanya menganggapnya sebagai seorang pengganti. Tidak lebih!
Tak disangka, ketika dia keluar dari kamar tersebut, dia melihat Arini sedang berdiri di depan pintu. Seolah-olah sudah mengantisipasi reaksi seperti itu dari Lana, Arini melemparkan sebuah hasil diagnosis padanya.
"Baca itu."
Lana mengerutkan kening dan mengambilnya. Hatinya langsung bergetar hebat ketika melihat nama yang tertera di sana.
Itu adalah neneknya. Dia didiagnosis menderita kardiomiopati primer stadium lanjut. Perkiraan biaya operasinya adalah satu miliar rupiah. Lana tertegun. Di mana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu?
"Jika kamu menggantikan Saras menikah dengan Keluarga Sahid, aku akan membayar biaya pengobatan wanita tua itu."
Wanita yang mengaku sebagai ibu kandung Lana ini bahkan tidak mau repot-repot berpura-pura baik padanya. Dia langsung mengusulkan sebuah kesepakatan, sangat yakin bahwa Lana akan melakukan apa saja untuk menyelamatkan nyawa neneknya.
"Nyonya, kita sudah sampai."
Mobil pengantin berhenti, dan suara sang pengemudi menyentak Lana dari lamunannya.
"Oke."
Dia buru-buru meraih ujung gaun pengantinnya dan merunduk keluar dari mobil. Sayangnya, kepalanya menabrak atap mobil. Dia mendongak dan melihat para pelayan menatapnya dengan ejekan. Melonggarkan cengkeramannya pada ujung gaun, dia memelototi mereka, lalu menarik napas dalam-dalam dan melangkah maju.
"Srek ...." Tumit sepatu hak tingginya yang tajam tidak sengaja menginjak ujung gaunnya, merobeknya.
Lana kehilangan keseimbangan dan jatuh ke belakang.
Dia memejamkan mata, menunggu punggungnya membentur tanah dengan keras. Namun, dia tidak kunjung merasakan sakit apa pun.
Lana membuka matanya dengan perlahan. Kerutan membentuk di dahinya ketika dia mendapati dirinya berada di pelukan pria yang tidak dikenalnya. Dia mengangkat wajah kecilnya dan menemukan mata dalam sang pria tertuju padanya.
Pria itu tampak muram. Dia duduk di kursi roda, mengenakan jas pernikahan. Saputangan sutra putih terlihat mengintip dari saku dadanya.
Apa pria ini adalah Jehan Sahid, calon suaminya?
warning 21++ Yang belum cukup usia dilarang masuk. Bijaklah dalam membaca. ** Yenka Linggarwarna, wanita berumur 30 tahun yang sudah menikah selama 4 tahun dengan Taran Hariksana, dia akhirnya memilih jalan yang sama dengan Taran karena Taran yang berulang kali berselingkuh dengan banyak wanita. Perkataan Taran yang mengatakan Yenka adalah wanita bodoh karena tak pernah mencicipi pria lain membuat Yenka memutuskan melakukan hal yang sama agar Taran juga merasakan apa yang pernah dia rasakan. Dengan bantuan temannya, Ian Samudra Biru, Yenka masuk ke dalam pesta topeng yang dilakukan setiap malam kamis. Di pesta tersebut aktivitas seks adalah hal yang biasa dan identitas mereka terjamin. Yenka menikmati permainanya dan membuat Taran berikap berbeda padanya, karena semua pria yang pernah tidur dengan Yenka menjadi terobsesi dengannya. Akankah Yenka kembali pada Taran, atau meneruskan permaianan gilanya? Dan bagaiamana dengan Ian, sahabatnya dari kecil yang memiliki kecemburuan tinggi pada Yenka? Tentang balas dendam yang dilakukan dengan sex, semata-mata berlandasan dengan satu kata, yaitu cinta.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
"Anda tidak akan pernah mengahargai apa yang Anda miliki sampai Anda kehilangannya!" Inilah yang terjadi pada Satya yang membenci istrinya sepanjang pernikahan mereka. Tamara mencintai Satya dengan sepenuh hati dan memberikan segalanya untuknya. Namun, apa yang dia dapatkan sebagai balasannya? Suaminya memperlakukannya seperti kain yang tidak berguna. Di mata Satya, Tamara adalah wanita yang egois, menjijikkan, dan tidak bermoral. Dia selalu ingin menjauh darinya, jadi dia sangat senang ketika akhirnya menceraikannya. Kebahagiaannya tidak bertahan lama karena dia segera menyadari bahwa dia telah melepaskan sebuah permata yang tak ternilai harganya. Namun, Tamara telah berhasil membalik halaman saat itu. "Sayang, aku tahu aku memang brengsek, tapi aku sudah belajar dari kesalahan. Tolong beri aku kesempatan lagi," pinta Satya dengan mata berkaca-kaca. "Ha ha! Lucu sekali, Satya. Bukankah kamu selalu menganggapku menjijikkan? Kenapa kamu berubah pikiran sekarang?" Tamara mencibir. "Aku salah, sayang. Tolong beri aku satu kesempatan lagi. Aku tidak akan menyerah sampai kamu setuju."Dengan marah, Tamara berteriak, "Menyingkirlah dari hadapanku! Aku tidak ingin melihatmu lagi!"
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?
Semua orang terkejut ketika tersiar berita bahwa Raivan Bertolius telah bertunangan. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa pengantin wanita yang beruntung itu dikatakan hanyalah seorang gadis biasa yang dibesarkan di pedesaan dan tidak dikenal. Suatu malam, wanita iru muncul di sebuah pesta dan mengejutkan semua orang yang hadir. "Astaga, dia terlalu cantik!" Semua pria meneteskan air liur dan para wanita cemburu. Apa yang tidak mereka ketahui adalah bahwa wanita yang dikenal sebagai gadis desa itu sebenarnya adalah pewaris kekayaan triliunan. Tak lama kemudian, rahasia wanita itu terungkap satu per satu. Para elit membicarakannya tanpa henti. "Ya tuhan! Jadi ayahnya adalah orang terkaya di dunia? "Dia juga seorang desainer yang hebat dan misterius, dikagumi banyak orang!" Meskipun begitu, tetap banyak orang tidak percaya bahwa Raivan bisa jatuh cinta padanya. Namun, mereka terkejut lagi. Raivan membungkam semua penentangnya dengan pernyataan, "Saya sangat mencintai tunangan saya yang cantik dan kami akan segera menikah." Ada dua pertanyaan di benak semua orang: mengapa gadis itu menyembunyikan identitasnya? Mengapa Raivan tiba-tiba jatuh cinta padanya?
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.