Elena Gunther yang ketika itu sedang dalam kondisi hamil, harus menerima kenyataan pahit. Sang kekasih, Victor Hubertus lebih memilih menikahi Nicole Meinrad yang merupakan anak dan pewaris tunggal dari bosnya. Victor Hubertus tega mencampakkan Elena, meski wanita itu sudah memohon belas kasihannya. Ternyata, nasib buruk tidak berhenti sampai di situ. Nicole yang mengetahui tentang Elena dan kehamilannya, menyuruh orang untuk menculik dan membunuh Elena dengan tujuan agar tidak ada lagi yang akan mengganggu kehidupannya dengan Victor di masa datang. Karena tekanan yang berat ketika diculik dan disiksa, Elena pun melahirkan bayinya. Dengan mata kepala sendiri, Nicole memastikan kematian Elena dan bayi yang baru dilahirkannya itu. Dua puluh tiga tahun kemudian, muncullah seorang gadis cantik yang menggunakan kecerdasan dan kecantikannya untuk menghancurkan keluarga Victor dan Nicole. Gadis cantik penuh misteri yang selalu bermain cantik dan halus itu bernama Alexandra. Siapakah sebenarnya Alexandra itu? Motif apakah yang menjadikan Alexandra ingin menghancurkan keluarga Victor dan Nicole?
Elena Gunther menangis di sudut flatnya yang minimalis. Di seberangnya, berdiri dengan congkaknya Victor Hubertus, sang kekasih. Elena Gunther dan Victor Hubertus telah menjalin kasih lima tahun lamanya. Mereka tinggal bersama di sebuah flat kecil di pinggir Kota Wina, Austria. Sebuah kota yang tenang, jauh dari kebisingan maupun kemacetan.
Elena Gunther memegangi perutnya yang tampak membesar. Tangis masih terus terdengar dari bibirnya.
"Cukup! Aku sudah bosan hidup denganmu, Elena! Aku akan pergi sekarang juga!" teriak Victor Hubertus pada sang kekasih sembari berkacak pinggang.
"To..tolong, jangan tinggalkan aku dan anak kita, Vic! Kumohon," ujar Elena Gunther dengan suara memohon.
Victor Hubertus bergeming, raut wajahnya sama sekali tidak menunjukkan belas kasih terhadap Elena yang saat itu sedang dalam kondisi hamil tujuh bulan.
"Vic, tolong ingatlah bagaimana aku bersedia hidup susah bersamamu, aku yang mendampingi kamu melewati masa-masa sulitmu. Aku juga yang selama lima tahun ini sabar menantikan janjimu untuk menikahiku. Sekarang, kamu telah sukses, memiliki karier yang cemerlang. Tegakah kamu meninggalkan aku?" ratap Elena dengan bibir bergetar.
"Huh! Aku tidak peduli! Yang jelas aku harus menikahi Nicole!" ujar Victor Hubertus tanpa perasaan.
"Vic, kalau kamu memang sudah tidak mencintai aku lagi, tolong ingat tentang anak dalam perutku ini! Ini adalah anak kamu, Vic!" pekik Elena setengah menjerit sembari bersujud di bawah kaki Victor Hubertus.
"Masa bodoh! Aku tidak mau tahu akan hal itu. Kalau kamu mau, aku bersedia memberimu banyak uang untuk biaya menggugurkan kandunganmu itu. Setelah itu, kamu bisa pergi jauh dan dengan uang itu kamu bisa membuka usaha atau apalah terserah kamu!" kata Victor Hubertus dengan nada sengit.
Elena terpana, seketika tangisnya pun berhenti. Kedua bola mata Elena menatap sang kekasih dengan tatapan nanar. Hati Elena Gunther teramat sakit mendengar perkataan Victor, kekasih yang teramat dicintainya itu.
"Teganya kamu, Vic! Kamu pikir segampang itu menggugurkan kandungan? Apalagi usia kandunganku sudah memasuki bulan ke tujuh. Tapi, lepas dari itu semua, kamu sama sekali tidak punya hati!" rutuk Elena Gunther dengan garang.
"Baiklah, terserah kamu saja. Yang jelas, hari ini juga aku akan meninggalkanmu dan aku akan pindah ke rumah Nicole. Kamu tenang saja, nanti akan aku kirimi kamu uang!" Victor Hubertus beranjak dari hadapan Elena Gunther.
Elene Gunther sama sekali tidak bereaksi. Dia menegakkan tubuhnya dengan berpegangan pada dinding. Elena Gunther menatap langkah sang kekasih yang menuju ke kamar mereka. Dengan langkah berat, Elena Gunther pun menyeret langkahnya ke sebuah sofa mungil kesayangannya. Dia duduk di sofa itu sambil mengatur napasnya yang mulai berat.
Sementara itu di dalam kamar, Victor Hubertus membuka koper miliknya yang berwarna merah tua. Semua baju dan barang-barang miliknya pun segera dikeluarkan dari dalam lemari dan dipindahkan ke dalam koper. Victor Hubertus menyusun baju-bajunya secara sembarangan di dalam koper. Bagi Victor, yang penting bisa masuk tanpa harus repot-repot merapikannya.
Victor Hubertus melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Jarum jam menunjuk angka delapan, meskipun sudah pukul delapan malam, namun cuaca masih agak panas bagi Victor. Selesai mengepak semua baju dan barangnya, Victor Hubertus pun segera menarik kopernya ke luar kamar. Di ruang tamu dilihatnya Elena Gunther sedang duduk di sofa sambil memejamkan matanya.
"Aku pergi! Maafkan aku, Len." Ucap Victor Hubertus saat berdiri tegak di hadapan Elena Gunther yang masih memejamkan matanya.
"Pergilah, Vic! Tapi, tolong janganlah kamu beri aku uang sedikit pun juga. Biarlah aku hidup dengan anak kita ini tanpa merepotkanmu lagi." ujar Elena Gunther masih dengan mata terpejam dan punggung bersandar di sofa.
Victor Hubertus tidak menyahut perkataan Elena Gunther. Ditariknya koper merah tua itu dan dibukanya pintu flat. Victor Hubertus menyempatkan memandang wajah sang kekasih sekali lagi sebelum dia menutup pintu flat kembali.
Ketika mendengar pintu menutup, mata Elena Gunther pun terbuka. Perlahan air mata perempuan yang sedang hamil itu pun meleleh membasahi pipinya. Elena Gunther menangis dalam diam. Dalam hati Elena bingung, harus kemanakah dia sekarang? Elena Gunther adalah seorang yatim piatu, dari kecil dia hidup di panti asuhan. Ketika Elena Gunther telah dewasa dan memiliki perkerjaan sendiri, dia bertemu dengan Victor Hubertus. Selama lima tahun Elena Gunther menjalin kasih dengan Victor Hubertus, selama itu pula, Elena bersedia hidup susah bersama kekasihnya itu.
Victor Hubertus yang merupakan anak yatim piatu juga, adalah sosok yang bisa memahami dan mengasihi Elena Gunther, setidaknya itulah yang Elena rasakan dalam lima tahun itu. Tetapi, keadaan sungguh berubah seratus delapan puluh derajat ketika Victor Hubertus mulai bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bisnis ekspor impor.
Karena kecerdasannya, Victor Hubertus pun cepat mendapatkan promosi jabatan di perusahaan tempatnya bekerja. Dia sangat dihormati oleh rekan-rekan kerjanya. Demikian pula dengan anak perempuan sang bos, yang ternyata diam-diam menaruh hati pada Victor Hubertus. Memang tidak dapat dipungkiri, selain cerdas, Victor Hubertus juga gagah, tubuhnya pun terawat dengan baik. Itu semua berkat kedisiplinannya yang tinggi terhadap olahraga. Setiap pagi, rutinitas Victor Hubertus setelah bangun tidur adalah ke tempat gym yang berada dekat flatnya. Victor Hubertus juga sangat memperhatikan pola makannya, sehingga wajar jika dia memiliki tubuh sehat dan gagah.
Victor Hubertus tahu jika Nicole, putri bosnya menaruh hati padanya. Awalnya, Victor Hubertus tidak menanggapi perasaan Nicole karena Victor sudah memiliki Elena. Victor Hubertus sangat mencintai Elena Gunther, lebih-lebih saat itu Elena juga sedang hamil anak Victor. Memang Victor Hubertus pernah berjanji pada Elena Gunther bahwa dia akan menikahi kekasihnya itu ketika nanti kariernya sudah mapan. Namun, siapa yang bisa tahu takdir apa yang akan datang menghampiri kita? Victor Hubertus yang awalnya sama sekali tidak menanggapi Nicole, menjadi berubah. Nicole memang cantik, meskipun tidak secantik Elena Gunther. Namun, dalam diri Nicole, Victor Hubertus bisa melihat adanya sebuah kesempatan untuk hidup sukses dan bergelimang harta tanpa repot-repot. Menyadari kesempatan terbuka lebar, Victor Hubertus pun memutuskan untuk mengambil kesempatan tersebut. Victor Hubertus bahkan tega meninggalkan kekasih yang sudah lima tahun menemaninya.
Elena Gunther berdiri dari duduknya dan menghampiri jendela flatnya yang berada di lantai atas. Melalui jendela itu Elena Gunther dapat melihat Victor Hubertus yang menyeberangi jalan di depan flatnya dan berjalan di trotoar semakin menjauh dari flat mereka.
Elena Gunther menyeka air matanya menggunakan telapak tangan kanannya. Dalam hati Elena berjanji pada diri sendiri, dia akan bangkit dari keterpurukannya ini. Elena tetap akan melahirkan bayi dalam kandungannya dan akan merawatnya dengan penuh kasih sayang. Elena Gunther akan kembali bekerja demi untuk menghidupi dirinya dan anak yang akan dilahirkannya itu. Bagi Elena Gunther, tidak ada waktu untuk terus meratapi nasibnya.
Renata Larasati (20), seorang gadis dari keluarga sederhana yang sedang membutuhkan uang untuk melunasi hutang bapaknya, terpaksa mau menjalani kawin kontrak hanya sampai dirinya melahirkan anak saja. Renata dinikahi oleh Danu Rahardianto (40) yang merupakan pengusaha yang menjalankan bisnis milik mertuanya. Istri Danu, Rubby Kirana (35) adalah anak pengusaha kaya raya yang tidak mau melahirkan anak hanya karena takut tubuhnya tidak sexy lagi. Tragisnya, setelah satu bulan melahirkan dan masa kawin kontrak telah selesai, Rubby justru menjual Renata pada seorang mucikari untuk mendapatkan keuntungan. Dalam kondisi lemah, Renata yang terpaksa menjalani kehidupan sebagai seorang penghibur, berusaha keras untuk bangkit dari keterpurukkannya. Bagaimanakah perjuangan seorang Renata? Dan akan seperti apakah nasib Renata kedepannya?
Anjasmara, seorang putra selir di kerajaan Galuh yang diperintahkan oleh ibunya untuk mencari pendamping hidup dengan cara terjun dunia rakyat jelata menjadi sesosok pendekar muda gagah dan tampan. Apabila ada gadis yang ditemuinya dan susah untuk disentuh, maka itulah jodoh sejatinya. Namun, karena ketampanannya itu membuat setiap perempuan tergila-gila kepadanya. Di sisi lain sebagai pendekar, dia harus berurusan dengan masalah dunia persilatan yang membahayakan nyawanya. Namun, di sinilah dia dapat meningkatkan kemampuannya. Bagaimanakah Anjasmara menemukan belahan jiwanya dan mengatasi segala persoalan di jagat kaum pendekar? Ikuti kisahnya dalam Pendekar Petualang Cinta.
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?
Julita diadopsi ketika dia masih kecil -- mimpi yang menjadi kenyataan bagi anak yatim. Namun, hidupnya sama sekali tidak bahagia. Ibu angkatnya mengejek dan menindasnya sepanjang hidupnya. Julita mendapatkan cinta dan kasih sayang orang tua dari pelayan tua yang membesarkannya. Sayangnya, wanita tua itu jatuh sakit, dan Julita harus menikah dengan pria yang tidak berguna, menggantikan putri kandung orang tua angkatnya untuk memenuhi biaya pengobatan sang pelayan. Mungkinkah ini kisah Cinderella? Tapi pria itu jauh dari seorang pangeran, kecuali penampilannya yang tampan. Erwin adalah anak haram dari keluarga kaya yang menjalani kehidupan sembrono dan nyaris tidak memenuhi kebutuhan. Dia menikah untuk memenuhi keinginan terakhir ibunya. Namun, pada malam pernikahannya, dia memiliki firasat bahwa istrinya berbeda dari apa yang dia dengar tentangnya. Takdir telah menyatukan kedua orang itu dengan rahasia yang dalam. Apakah Erwin benar-benar pria yang kita kira? Anehnya, dia memiliki kemiripan yang luar biasa dengan orang terkaya yang tak tertandingi di kota. Akankah dia mengetahui bahwa Julita menikahinya menggantikan saudara perempuannya? Akankah pernikahan mereka menjadi kisah romantis atau bencana? Baca terus untuk mengungkap perjalanan Julita dan Erwin.
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.