Pada Tahun 1985 Terjadi pembuahan berantai seorang detektif bernama Fendi mencoba menangkap pelaku Pembunuh berantai namun ditengah pengejaran mengikuti arah kemana pelaku pergi sehingga dia melewati sebuah lorong tanpa disadari ketika kehilangan arah Fendi dipukul dari arah belakang oleh Sang pelaku jatuh tersungkur sehingga Fendi pingsan ketika bangun dengan sempoyongan Fendi berjalan menuju keluar lorong dan betapa kagetnya Fendi dia sudah berada di 30 tahun kemudian berhasilkah Fendi menangkap pelaku Pembunuhan dan berhasilkah dia kembali kekeluarganya?
Fendi melewati terowongan menembus masa depan ke 30 tahun kemdian
Fendi masih yakin dengan dugaannya. Ia menduga pelakunya masih sama. Sayangnya, ketua tonib. masih belum sanggup mempercayai dugaan fendi itu... Wartawan sandi mendatangi kontor polisi. Ruangan ketua toni ternyata kosong melompong. Yang ada hanyalah suami amira yang sedang memangku bayinya yang sedang tertidur pulas.
Sementara itu, fendi dan petugas jono pergi ke toko tempat pembuatan dasi. Salah satu barang milik amira yang ditemukan adalah dasi yang masih dibungkus dengan plastik.
Si pemilik toko membenarkan, dasi itu dibuat di tokonya dan pembelinya adalah amira . Menurutnya, Amira meninggalkan tokonya sekitar pukul 7 malam. Amira juga menanyakan jadwal bis.
Fendi dan petugas jono keluar dari toko. Kebetulan halte bus tepat berada di depan toko pembuatan dasi itu.
Di dalam bus, fendi menunjukkan foto amira pada supir bis. Ternyata supir bis mengenali amira. Katanya, amira turun dari bisnya di depan markas divisi 18. Seorang tentara juga turun bersama amira malam itu. Amira dan tentara itu saling mengenal.
Fendi dan Petugas jono akhirnya turun di depan markas divisi 18. Mereka pun menemui tentara yang dimaksud supir bis tadi. Marganya butet.
Tn. butet terlihat tidak banyak bicara. Yang menarik perhatian fendi saat itu adalah luka di wajah Tn.Butet .
Tn. Butet tidak bisa menjelaskan. Namun sepertinya kemudian ia terpaksa menjelaskan karena fendi terlihat menelpon seseoran dan bicara tentang motel. Sepertinya Tn. butet punya alibi yang jelas.
Beberapa tentara diinterogasi di kantor polisi. Tapi, lagi-lagi polisi belum bisa menemukan titik terang.
Akhirnya, mayat amira sudah dimakam oleh suaminya Di TPU keluarga mereka meratapi kepergian amira.
Fendi juga menghadiri upacara Pemakaman tapi ia hanya melihat dari jauh.fendi terpaksa mengaku pada suami amira bahwa ia tidak bisa menangkap si pelakunya.Suami amira tidak terima karena ia sudah memberikan seluruh daftar nama tentara. Ia yakin, salah satu dari mereka itu pasti pelakunya.
Fendi mengatakan, ia sudah memeriksa mereka tiga kali tapi tidak seorang pun cocok. Dan lagipula tidak ada seorang pun yang menyaksikan kejadian itu. Mereka sama sekali tidak punya saksi.
Suami amira makin sedih. Merasa sudah dibohongi oleh Fendi padahal fendi pernah berjanji akan menangkap pelakunya
Fendi hanya bisa meminta maaf.
Fendi merasa sedih mengingat itu. Ia semakin sedih ketika melihat bayi amira yang kini sudah tidak memiliki ibu lagi...
Hari itu hujan turun dengan deras. Fendi pulang ke rumah tanpa payung, membiarkan hujan membasahinya.amira keluar dari rumah dengan membawa payung. Ternyata suaminya sudah pulang tapi tidak langsung masuk, melainkan hanya duduk merenung di tangga rumah.
menceritakan kesedihan dan kegagalannya pada Yeon Sook. Yeon Sook menggenggam erat-erat tangan suaminya, menyandarkan kepalanya di pundak suaminya...
=== 20 September 1986 ===
Suami amira masih mendatangi kantor polisi padahal waktu sudah berlalu 6 bulan sejak insiden itu terjadi. Kasus pembunuhan itu juga sudah ditutup.
Fendi yang baru saja tiba di kantor, berbicara dengan suami amira. Suami amira masih menanyakan perkembangan kasus istrinya. Apakah sudah ada tersangka atau saksi?
Suami Amira sempat berpikir kemungkinan pelakunya sama karena ada beberapa kasus pembunuhan lain terjadi di lingkungan mereka.
Tapi, kali ini fendiberpendapat pelakunya tidak sama meskipun kejadiannya hampir mirip. fendi meminta suami amira berhenti mendatangi kantor polisi.
Suami amira mengerti kedatangannya itu mengganggu fendi. Namun, tidak ada yang bisa dilakukannya selain itu.
Wartawan sandi tiba-tiba datang. Fendi mencoba menyuruh suami amira tapi wartawan sandi sudah keburu melihat suami amira . wartawan sandi mengenali suami amira. Ia pernah melihat suami Amira datang ke kantor polisi beberapa waktu yang lalu.
Wartawan sandi mencoba menanyakan alasan suami amira datang ke sana. Kasus yang mana yang ingin dibicarakan?
Fendi langsung membentak wartawan sandi. Mengusirnya pergi. Ia semakin marah saat melihat Reporter Oh diam-diam memasukkan kartu namanya ke dalam saku celana suami Amira.
Kasus kelima terjadi lagi. Kali ini terjadi di dalam terowongan. Tidak sengaja, Kwang Ho melihat 6 tahi lalat di tumit korban. Fendi teringat sesuatu dan bergegas pergi.
Ternyata, fendi pergi menemui Dr.Rendi. Dr. rendi mengakui kalau tahi lalat itu memang ada dan tertulis di laporan. Fendi langsung marah karena Dr.Rendi tidak memberitahukannya sebelumnya.
Dr. Rendi tidak menyangka tahi lalat itu sebuah keanehan karena tidak ada seorang pun yang pernah membuat tato di tumit kaki.fendi yakin tato itu perbuatan si pelaku. Pelaku sengaja meninggalkan tanda di tubuh korbannya.
Dr.Rendi kaget saat fendimenyuruhnya bersiap karena sebentar lagi korban yang lain akan tiba. Ia semakin kaget karena fendi bilang, korban kali ini memiliki 6 titik.
Dr. Rendi teringat, korban yang pertama punya 1 titik, korban kedua punya 2 titik, korban yang ketiga punya tiga titik dan korban keempat punya empat titik. Insiden yang sekarang adalah insiden yang kelima tapi kenapa korban memiliki 6 titik? Masih kurang 1 lagi."Apa kau yakin ada 6 titik?"
Fendi sangat yakin. Tiba-tiba ia memikirkan kemungkinan adanya korban kelima.
fendi langsung berdiskusi dengan ketua toni. Kali ini mereka sama-sama meyakini bahwa kasus yang selama ini mereka tangani adalah kasus pembunuhan berantai.
Mereka pun langsung memerintahkan melakukan penyisiran. Menanyai semua orang tentang adanya wanita yang hilang atau adanya orang yang terlihat aneh.
Usaha mereka belum membuahkan hasil...
--
fendi pulang ke rumah untuk mengganti pakaian. Ketika akan berangkat ke kantor lagi, sonya memberikan hadiah istimewa untuk fendi . Sebuah kalung peluit.
Ia meminta fendi meniup peluit itu jika dalam bahaya dan ia akan datang menyelamatkan fendi.
fendi menertawakan tingkah aneh istrinya itu. Sebelum pergi, ia mengajak sonya pergi naik kapal menyusuri sungai Han di hari ulang tahun sonya nanti.
sonya setuju. Ia bahkan minta dibelikan bunga mawar nanti.
Fendi memeluk sonya, meminta maaf karena pulang hanya sebentar padahal ia sudah 5 hari tidak pulang ke rumah.
Sonya mengerti kondisi pekerjaan fendi . Ia sudah bersyukur fendi tetap pulang meskipun hanya sebentar.
Fendi lalu melepaskan pelukannya, berangkat kembali ke kantor.
Fendi dan petugas jono menandai lokasi TKP di peta. Mereka belum menemukan polanya.
Hingga keesokan harinya, fendi masih memelototi peta. Bertanya-tanya kenapa si pelaku memilik lokasi itu. Apakah lokasi itu familiar dengan si pelaku?
Fendi merasa si pelaku pasti memulai membunuh di lokasi yang dikenalinya. Di saat kepercayaan dirinya semakin tinggi karena tidak tertangkap, pelaku mungkin bergerak lebih jauh.
Karena pembunuhan pertama terjadi di lokasi Soojeong-ri, Jalan Bangjoo,fendi menyimpulkan pelaku mungkin tinggal di daerah itu.
Ia pun mengajak petugas jono bersamanya, menanyai satu persatu orang yang ada di lingkungan itu. Sampai akhirnya, tisak sengaja mereka mendengar pembicaraan dua gadis kecil. Adiknya menangis karena anjingnya hilang.
Fendi dan petugas jono pun memutuskan bertanya. Dari gadis itu, mereka tahu bahwa belakangan ini banyak anjing di kota mereka hilang. Gadis itu sangat yakin, di malam anjingnya hilang, ada seorang 'abang' berdiri di depan rumahnya.
Saat fendi bertanya, gadis itu menunjukkan tempat tinggal 'abang' itu. Rumah dengan halaman luas yang dulunya sempat ditinggali oleh 'abang' tersebut. 'Abang' yang dimaksud gadis itu adalah seorang pelajar smu.
Ia mengaku sempat menanyakan pada oppa itu tapi oppa itu bilang tidak melihat anjingnya. Padahal ia sangat yakin melihat oppa itu di depan rumahnya malam itu.
Fendi dan petugas jonobpun mendatangi rumah itu. Mereka tidak bisa masuk ke dalam rumah itu karena pintu depan terkunci. Mereka hanya berkeliling rumah sampai akhirnya Kwang Ho merasa melihat sesuatu yang aneh.
Sebuah gundukan di halaman belakang rumah...
Fendi langsung menggali dengan tangannya sampai akhirnya kedua tangannya menyentuh darah.
petugas jono langsung mual.
Tiba-tiba seorang pelajar smu datang. Bertanya, siapa mereka.
Pelajar itu lalu dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi. Kwang Ho langsung mengkonfrontasinya, mengatakan kalau pelajar itu yang membunuh wanita-wanita itu sama seperti pelajar itu membunuh anjing-anjing itu.
Pelajar itu terlihat syok. Matanya berkaca-kaca.
Setelah digali, polisi menemukan banyak bangkai anjing. Sebagian sudah berupa tulang belulang dan sebagian lagi masih utuh.
Ketua toni mempertanyakan apa yang dilakukan fendi. Yang mereka temukan itu bukan manusia.
Fendi bersikeras bahwa pelajar itu mengubur anjing-anjing itu setelah membunuhnya. Ia yakin, pelajar itu mempraktekkannya lebih dulu pada anjing lalu pada manusia.
Tapi, ketua toni sama sekali tidak percaya karena anak itu hanya seorang pelajar smu.
Fendi tidak peduli. Ia akan membuat pelajar itu mengakui perbuatannya.
Fendi kembali bertanya, tapi si pelajar itu masih tidak mengaku. Ia hanya mengaku telah membunuh anjing-anjing itu tapi tidak pernah membunuh manusia.
Pelajar itu bicara dengan suara bergetar karena menahan tangisnya.
Fendi emosi, langsung mencengkeram baju anak itu. Nyaris saja memukul anak itu.fendi kembali bertanya alasan anak itu membunuh karena ia yakin anak itulah pelakunya.
Anak itu terdiam beberapa saat. Ekspresinya berubah. Sekarang ia terlihat lebih berani dan lebih percaya diri. Seperti ingin menantang Kwang Ho. Dia bahkan balik bertanya, apakah perlu ada alasan untuk membunuh seseorang?
Anak itu menantang Kwang Ho memukulnya, siapa tahu ia mungkin akan mengaku.
Fendi tidak sanggup lagi menahan emosinya. Ia pun menghajar anak itu. Untungnya, Chief Oh datang, mencegah fendi bertindak lebih jauh.
Fendi menyakinkan komandan faldi bahwa anak itu adalah pelakunya. Bahkan tadi anak itu bilang tidak perlu ada alasan memubunuh seseorang.
Ketua toni memberitahukan Kwang Ho bahwa ia sudah mengkonfirmasi dan anak itu punya alibi.
Fendi terkejut. Ia masih sangat yakin anak itulah pelakunya. Kalau bukan anak itu, siapa lagi?!
Tapi ketua toni sama sekali tidak percaya. Ia membawa anak itu pergi.
Tanpa ketua toni dan fendi tahu, anak itu diam-diam tersenyum.
Anak itu sepertinya anak orang berpengaruh karena dari kantor polisi, ia dijemput oleh seseorang. Ketua toni pun sampai membungkuk 90 derajat ketika mobil itu pergi.
Fendi masih di kantor polisi. Saat itu jam menunjukkan pukul 8 lewat 15 malam.
fendi mengambil senter, memutuskan mengunjungi TKP yang terakhir. Ia hendak mengajak petugas jono, tapi karena petugas jono sudah tidur lelap, ia pun pergi sendirian.
Begitu fendi tiba di depan terowongan, senter yang dibawanya tiba-tiba mati. Kwang Ho berniat pulang tapi tiba-tiba merasa mencium bau rokok.
Fendi pun memasuki terowongan lebih dalam. Ia melihat seseorang duduk tepat di dalam garis yang ditandai polisi. Garis yang dibuat polisi itu ternyata mengeluarkan sinar hijau di saat sekitarnya gelap. Orang tersebut bergerak aneh, seolah-olah meniru gerakan korbannya saat merenggang nyawa.
Fendi langsung yakin, orang itu adalah pelakunya. Ia pun langsung mengejarnya. Menyuruhnya berhenti.
Di sebuah spot yang gelap, fendi kehilangan si pelaku. fendi kebingungan.
Tiba-tiba kepalanya dipukul. Fendi terjatuh. Belakang kepalanya mengeluarkan darah. Kalung peluitnya juga terlepas.
Fendi berusaha melihat lebih jelas tapi pandangannya semakin kabur.
Melihat fendi mulai tidak sadarkan diri, si pelaku itu pun pergi setelah membuang batu yang dipakainya untuk memukul fendi...
Fendi masih melihat siluet si pelaku yang meninggalkan terowongan. Ia melihat peluit hadiah sonya tergelatak tidak jauh darinya.
Fendi berusaha meraih peluit itu tapi keburu tidak sadarkan diri...
Bersambung...
Sepasang suami-istri Ardian dan Mira mereka hidup bahagia Mira seorang wartawati berita kriminal sedangkan Ardian seorang polisi muda dan berbakat tiba tiba kebahagiaan mereka terenggut ketika Mira mendapatkan tugas dari atasan untuk meliput kasus yang paling heboh saat itu, kasus Pembunuhan Berantai yang juga ditangani oleh suaminya Ardian Betapa hancurnya hati Ardian saat menemukan istrinya tewas dengan kondisi yang mengenaskan didepan jenazah istrinya dan ayah mertuanya Ardian berjanji akan mengusut tuntas kasus istrinya dan menangkap pelakunya sendiri dengan tangannya sendiri.
Sepasang suami-istri Ardian dan Mira mereka hidup bahagia Mira seorang wartawati berita kriminal sedangkan Ardian seorang polisi muda dan berbakat tiba tiba kebahagiaan mereka terenggut ketika Mira mendapatkan tugas dari atasan untuk meliput kasus yang paling heboh saat itu, kasus Pembunuhan Berantai yang juga ditangani oleh suaminya Ardian Betapa hancurnya hati Ardian saat menemukan istrinya tewas dengan kondisi yang mengenaskan didepan jenazah istrinya dan ayah mertuanya Ardian berjanji akan mengusut tuntas kasus istrinya dan menangkap pelakunya sendiri dengan tangannya sendiri.
Beberapa kisah sang pendaki gunung yang mengalami kejadian mistis saat mendaki gunung
Legenda Pesugihan dari laut selatan pulau Jawa yang selama ini dianggap dongeng sebelum tidur oleh sebagian orang. Nyi ratu “Blorong“, sosok siluman ratu ular sebagai simbol kekayaan, sejauh ini sang ratu hanya dianggap mitos yang sangat kental dengan dunia mistis. Faktanya ia ada dengan jati dirinya yang tak kasat mata dan tetap setia sampai detik ini dengan para sekutunya. Inilah kenyataan yang ada dan tak disadari sepenuhnya oleh manusia di kehidupan masyarakat milenial.
Nafas Dokter Mirza kian memburu saat aku mulai memainkan bagian bawah. Ya, aku sudah berhasil melepaskan rok sekalian dengan celana dalam yang juga berwarna hitam itu. Aku sedikit tak menyangka dengan bentuk vaginanya. Tembem dan dipenuhi bulu yang cukup lebat, meski tertata rapi. Seringkali aku berhasil membuat istriku orgasme dengan keahlihanku memainkan vaginanya. Semoga saja ini juga berhasil pada Dokter Mirza. Vagina ini basah sekali. Aku memainkan lidahku dengan hati-hati, mencari di mana letak klitorisnya. Karena bentuknya tadi, aku cukup kesulitan. Dan, ah. Aku berhasil. Ia mengerang saat kusentuh bagian itu. "Ahhhh..." Suara erangan yang cukup panjang. Ia mulai membekap kepalaku makin dalam. Parahnya, aku akan kesulitan bernafas dengan posisi seperti ini. Kalau ini kuhentikan atau mengubah posisi akan mengganggu kenikmatan yang Ia dapatkan. Maka pilihannya adalah segera selesaikan. Kupacu kecepatan lidahku dalam memainkan klitorisnya. Jilat ke atas, sapu ke bawah, lalu putar. Dan aku mulai memainkan jari-jariku untuk mengerjai vaginanya. Cara ini cukup efektif. Ia makin meronta, bukan mendesah lagi. "Mas Bayuu, oh,"
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Selama dua tahun, Brian hanya melihat Evelyn sebagai asisten. Evelyn membutuhkan uang untuk perawatan ibunya, dan dia kira wanita tersebut tidak akan pernah pergi karena itu. Baginya, tampaknya adil untuk menawarkan bantuan keuangan dengan imbalan seks. Namun, Brian tidak menyangka akan jatuh cinta padanya. Evelyn mengonfrontasinya, "Kamu mencintai orang lain, tapi kamu selalu tidur denganku? Kamu tercela!" Saat Evelyn membanting perjanjian perceraian, Brian menyadari bahwa Evelyn adalah istri misterius yang dinikahinya enam tahun lalu. Bertekad untuk memenangkannya kembali, Brian melimpahinya dengan kasih sayang. Ketika orang lain mengejek asal-usul Evelyn, Brian memberinya semua kekayaannya, senang menjadi suami yang mendukung. Sekarang seorang CEO terkenal, Evelyn memiliki segalanya, tetapi Brian mendapati dirinya tersesat dalam angin puyuh lain ....
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Warning area 21++ khusus dewasa Banyak adegan dewasa Sejak saat Aron mengenalkan yang namanya kenikmatan bercinta pada Prisil, wanita itu menjadi candu. Sayangnya Prisil harus melanjutkan studinya di Amerika, dititipkan pada adik tiri ayahnya. Namun ternyata, tidak ada Aron, paman Derry adik tiri ayahnya pun jadi. Ikuti petualangan nikmat Prisilla!