/0/2203/coverbig.jpg?v=0cb8bb80e668133227e7dc2de2ca1b3c)
Ini cerita tentang tiga perempuan yang tinggal dalam satu rumah karena kuliah di kampus yang sama. Mereka adalah Layla, Alana dan Zeline. Layla dan Alana adalah dua orang yang datang dari desa yang sama sedangkan Zeline berasal dari kota yang sama dengan berdirinya Kampus UP (Universitas Pembangunan) yaitu Kota Gani. Baru di awal mereka bertemu Layla sudah mencium gelagat aneh dari Zeline. Belum lagi fakta bahwa Zeline sering keluar malam hari dan pulang pagi hari. Zeline sering tidak masuk kelas, Layla dan Alana juga tak pernah melihatnya mengerjakan tugas. Tapi anehnya, nilai rapor Zeline selalu di atas Alana yang termasuk bintang kelas. Keanehan-keanehan lain mulai berdatangan. Bapak Layla di kampung jatuh sakit. Layla tak bisa menanggung semua biayanya. Tapi justru bantuan itu datang dari Zeline. Orang yang tak pernah Layla duga bisa membantunya. Belum lagi saat Roger datang ke rumah. Niat hati ingin bertemu Alana, pria itu justru bertemu dengan Zeline. Tidak ada yang menduga bahwa Roger sudah kenal dengan Zeline. Tidak ada yang tahu bahwa Roger pernah memakai jasa Zeline di tengah kemelut cintanya dengan Alana. Dan fakta besar itu mengagetkan semua orang. Bahwa selama ini Layla dan Alana tinggal bersama seorang pelacur.
Di tengah remangnya kamar hotel, Zeline masih bisa dengan jelas melihat tubuh itu. Laki-laki yang hanya berbalut handuk di bagian bawah tubuhnya. Kamar hotel yang tak cukup luas untuk membuang sorot matanya, pura-pura tak mengamati.
Zeline menelan ludah, menyesap bibirnya bawahnya sendiri.
"Nggak perlu pamer juga kali, Ra!" umpat Zeline tak tahan. Membuat laki-laki itu terkekeh. Melempar tubuhnya di kasur belakang tubuh Zeline.
Sementara Zeline malu-malu menutup kedua matanya dengan telapak tangan.
"Sepertinya kau sudah tidak sedih lagi," ucap laki-laki itu. Tangannya melingkar, menggerayangi tubuh Zeline yang masih terbalut kemeja tipis biru langitnya. "Bisakah kita sekali lagi?" bisiknya lagi persis di depan telinga Zeline.
Udara yang berembus di permukaan tengkuk Zeline. Aroma sabun mandi, wangi sampo yang maskulin, dan hangat tubuh laki-laki itu yang mengurung Zeline. Jarak yang terpangkas habis membuat Zeline bisa merasakan dengan jelas, sesuatu di balik handuk itu mulai menegang.
Zeline yang gemas dengan kelakuan Baskara akhirnya bangun. Membalik tubuhnya menghadap ke arah Baskara. Jemarinya dengan genit menggeliat, mendorong tubuh Baskara hingga kini keadaannya berbalik.
Baskara telentang, sementara tubuh Zeline yang hanua berbalut kemeja biru langit kebesaran mengangkang di atasnya.
Zeline menggeliat, mencumbu bibir Baskara sembari melepaskan kain kemejanya satu persatu.
"Berapa harga yang kuterima untuk mandi sekali lagi, Ra?" telisik Zeline sambil berdiri. Meloloskan kain terakhir di tubuhnya. Hanya kemeja tanpa dalaman apa pun.
Baskara tak mau kalah. Melepas ujung handuk yang melilit di pinggangnya. Menarik hingga lolos dari tubuhnya. Terpampang jelas pemandangan itu tubuh berotot dengan batang besarnya mengacung ke arah Zeline yang terkesima.
"Dua juta karena pelanggan tetap," jawab Baskara sambil terkekeh. Membuat wajah Zeline sesaat tertekuk sebal tapi tetap memaksakan senyum di bibirnya.
"Dua juta ya?" telisik Zeline. Mengangkangi lagi tubuh Baskara yang kini sudah tak terhalang selembar pakaian apa pun. Pelan-pelan turun, gerakan meliuk-liuk tubuh rampingnya seakan tengah menari erotis di depan Baskara. Memamerkan tubuh indah berkulit kuning langsat miliknya.
"Tapi ingat, ini bukan karena kau pelanggan tetap. Ini untuk kejantanan putra Walikota yang tak pernah gagal membuatku menjerit," lanjut Zeline di tengah aksinya.
Saat cukup rendah, tangannya meraih lagi batang besar milik Baskara. Mencari ujungnya, menelusuri batang berurat yang terasa penuh di genggaman tangannya itu. Bermain, menggesekkan ujungnya persis di depan lubang kenikmatan miliknya.
"Aaaakkkkhhh ....." Zeline memekik.
Kepalanya tengadah menatap langit-langit kamar hotel. Matanya terpejam merasakan kepala batang besar milik Baskara itu pelan-pelan menyibak lubangnya, lagi.
Sensasi yang tercipta masih sama. Sama persis meski semalam ia telah melayani laki-laki ini hingga tiga kali.
Seperti disuguhi pemandangan menakjubkan, Baskara tanpa menunggu perintah tiba-tiba sudah berada di dua buah dada Zeline. Meremasnya lembut, mencumbunya, hingga kecupan-kecupan kecil itu bertambah liar. Menambah banyak koleksi luka membiru di buah dada Zeline hasil bibirnya semalam.
"Ini yang selalu membuatku tak bisa melepaskanmu, Zel. Tubuhmu, Aaahhhh ....." Baskara dengan cekatan mengimbangi gerakan Zeline. Gerakan maju mundur yang terasa bertambah cepat seiring makin basahnya lubang milik Zeline di bawah sana.
Keringat bercucuran, seiring semakin panasnya permainan. Membuat sekujur tubuh mereka semakin licin.
Hingga setelah cukup lama kemudian Baskara meraih pinggang ramping Zeline. Menariknya, menidurkan Zeline hingga kini posisinya berbalik. Zeline telentang pasrah, bersiap menunggu Baskara membenamkan batangnya lagi.
Baskara menyibak dua kakinya, mengangkat kedua pahanya. Hingga dalam waktu singkat, batang berurat itu kembali menerobos masuk lagi. Menyibak dua bibir dengan bulu halus yang sudah basah milik Zeline. Membuat perempuan itu hanya bisa melenguh, menggigit bibirnya sendiri.
Pemandangan indah saat tubuh Zeline bergoyang di bawahnya terpampang jelas. Pemandangan yang membuat gairah Baskara naik dengan cepat.
Tubuh yang berkilatan, buah dada yang melambai. Desahan dan lenguhan yang bersahutan. Lubang vagina Zeline yang terasa meremas kuat kejantanannya.
Semua yang membawa Baskara semakin cepat naik ke puncak birahinya.
Setelah bertahan cukup lama akhirnya laki-laki itu mengerang. Meringis, semua urat di tubuhnya seakan menegang sekaligus. Sekujur tubuhnya mengejang hebat, sesaat sebelum ia mencabut kejantanannya dari lubang milik Zeline.
Dan cairan putih kental itu menyembur keluar.
"Hah .... hah ... hah ... fiuuhh !! yang barusan itu hampir saja." Baskara terbaring lemas. Terkulai di sebelah tubuh Zeline yang juga baru menikmati orgasmenya tak lama sebelum Baskara mencabut batang besarnya.
Perempuan itu tersenyum ke arah Baskara. Senyuman yang langsung dibalas Baskara dengan kecupan lembut.
"Nanti malam kau kosong?" tanya Baskara.
Zeline refleks menggeleng. "Aku harus melayani Om Firman. Kau tahu kan, demi kuliahku," jawab Zeline sembari melingkarkan tangannya di perut berotot Baskara. "Kumohon, jaga rahasiaku sampai aku siap."
Baskara mengangguk, mungkin kalimat permohonan itu juga yang akan ia katakan pada semua pelanggannya. Tapi Om firman, apa laki-laki dosen calon kampus Zeline itu bisa?
"Ciiih .... dosen gendut itu lagi," umpat Baskara sambil tersenyum miring.
Zeline mengangguk merapatkan tubuh telanjangnya di sebelah tubuh Baskara. "Tapi dompetnya juga gendut sih."
"Enakan juga aku, gendut dua-duanya," balas Baskara sombong.
"Dua?" telisik Zeline. "Perut kamu kan bagus."
Baskara terkekeh lagi. Meraih tubuh telanjang Zeline. Memeluknya, mencumbu tengkuknya, bermain di leher perempuan itu sembari berbisik; "Bukan dengan perut, Zel. Tapi dengan sesuatu di bawah perut. Tanganmu merasakannya juga kan? Belut gendut itu sudah bangun lagi."
"ARYA BASKARA! Cukup ya! Jangan lagi! Dua juta itu satu kali keluar. Mau punyamu itu enak ya tetep sekali!" protes Zeline ke arah pria di sebelahnya.
Kemudian kedua orang itu pun tertawa.
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.
"Apa yang kamu mau dari aku?" "Jadilah wanitaku," ucapnya dengan nada tenang dan menyimpan ponselnya ke saku celananya. "Apakah kamu menyukaiku?" "Tidak. Untuk saat ini aku tidak tidak menyukai siapa pun." "Lantas kenapa kau ingin aku menjadi wanitamu?" Bukankah kamu memiliki begitu banyak wanita di sekitarmu." Aku menyukai tubuhmu dan aku butuh seseorang untuk memuaskan hasratku."
Tunangan Lena adalah pria yang menyerupai iblis. Dia tidak hanya berbohong padanya tetapi juga tidur dengan ibu tirinya, bersekongkol untuk mengambil kekayaan keluarganya, dan kemudian menjebaknya untuk berhubungan seks dengan orang asing. Untuk mencegah rencana jahat pria itu, Lena memutuskan untuk mencari seorang pria untuk mengganggu pesta pertunangannya dan mempermalukan bajingan yang selingkuh itu. Tidak pernah dia membayangkan bahwa dia akan bertemu dengan orang asing yang sangat tampan yang sangat dia butuhkan. Di pesta pertunangan, pria itu dengan berani menyatakan bahwa dia adalah wanitanya. Lena mengira dia hanya pria miskin yang menginginkan uangnya. Akan tetapi, begitu mereka memulai hubungan palsu mereka, dia menyadari bahwa keberuntungan terus menghampirinya. Dia pikir mereka akan berpisah setelah pesta pertunangan, tetapi pria ini tetap di sisinya. "Kita harus tetap bersama, Lena. Ingat, aku sekarang tunanganmu." "Delon, kamu bersamaku karena uangku, bukan?" Lena bertanya, menyipitkan matanya padanya. Delon terkejut dengan tuduhan itu. Bagaimana mungkin dia, pewaris Keluarga Winata dan CEO Grup Vit, bersamanya demi uang? Dia mengendalikan lebih dari setengah ekonomi kota. Uang bukanlah masalah baginya! Keduanya semakin dekat dan dekat. Suatu hari, Lena akhirnya menyadari bahwa Delon sebenarnya adalah orang asing yang pernah tidur dengannya berbulan-bulan yang lalu. Apakah kesadaran ini akan mengubah hal-hal di antara mereka? Untuk lebih baik atau lebih buruk?
Bayangkan menikah dengan seorang pria miskin hanya untuk menemukan bahwa dia sebenarnya tidak miskin. Katherine tidak tahu apa lagi yang harus diharapkan setelah dia dicampakkan oleh pacarnya dan akhirnya menikah dengan pria lain keesokan harinya. Suami barunya, Esteban, tampan, tetapi dia pikir kehidupan pernikahannya tidak akan istimewa sama sekali. Dia terkejut ketika menemukan bahwa Esteban sebenarnya sangat lengket. Anehnya, semua masalah yang dia temui setelah pernikahan diselesaikan dengan mudah. Ada sesuatu yang ganjil. Dengan curiga, dia bertanya padanya, "Esteban, apa yang terjadi di sini?" Sambil mengangkat bahu, Esteban menjawab, "Mungkin keberuntungan ada di pihakmu." Katherine memercayainya. Bagaimanapun, dia telah menikah dengan Esteban ketika pria itu akan bangkrut. Dialah pencari nafkah keluarga mereka. Mereka terus menjalani hidup sebagai pasangan sederhana. Jadi, tidak ada yang mempersiapkan Katherine untuk kejutan yang dia terima suatu hari. Suaminya yang sederhana tidak sesederhana itu! Dia tidak percaya bahwa dia benar-benar menikah dengan seorang miliarder. Sementara dia masih memproses keterkejutannya, Esteban memeluknya dan tersenyum. "Bukankah itu bagus?" Kathrine punya sejuta pertanyaan untuknya.
Setelah diusir dari rumahnya, Helen mengetahui bahwa dia bukanlah putri kandung keluarganya. Rumor mengatakan bahwa keluarga kandungnya yang miskin lebih menyukai anak laki-laki dan mereka berencana mengambil keuntungan dari kepulangannya. Tanpa diduga, ayah kandungnya adalah seorang miliarder, yang melambungkannya menjadi kaya raya dan menjadikannya anggota keluarga yang paling disayangi. Sementara mereka mengantisipasi kejatuhannya, Helen diam-diam memegang paten desain bernilai miliaran. Dipuji karena kecemerlangannya, dia diundang menjadi mentor di kelompok astronomi nasional, menarik minat para pelamar kaya, menarik perhatian sosok misterius, dan naik ke status legendaris.