Benar-benar sialan! Selama ini Alia menaruh kepercayaan pada suaminya, namun dikhianati. Kala itu Alia mendatangi Fahmi dan Misella saat berselingkuh dengan dokter Psikiater, membabi buta di sana, dan meminta penjelasan. "Kamu menidurinya?" "Aku sama sekali tidak menidurinya, Alia!" Alia tersenyum sinis. "YOU HAVING SEX EVERY TIME WHEN YOU MEET HER AFTER WORK!" "Ini hanya kesalahan, Alia. Salah paham!" "Cheating and lying don't just happen. It's a deliberate choice, so stop hiding behind the word 'mistake.' When you get caught."
Langit mendadak berubah kelabu.
Langit pasti akan menangis.
"Ah, hujan akan datang, ya?" guman Alia sembari melihat langit dari jendela kamar tidur lalu mendengar suara mobil masuk ke garasi. Wanita itu hanya mematung berdiri di jendala melihat sang suami baru saja keluar dari mobil. Tidak ada pancaran kebahagian dari raut wajahnya ketika suami pulang bekerja. Hanya terdengar suara helaan napas. "Mungkin ini waktu yang tepat untuk bertanya padanya," batin Alia gundah.
Fahmi sebagai suami Alia tersenyum sumringah setelah membuka pintu kamar, melangkah lambat, dan mendekati istrinya, melingkarkan tangan di perut ramping Alia. "Hei sayang. Aku pulang," bisiknya tepat di telinga Alia. "Aku merindukanmu. Jadi pulang lebih awal," imbuhnya sembari mencium leher Alia.
Alia tak menanggapi ucapan Fahmi. Dia menunduk melihat tangan Fahmi yang bergerak agresif di perutnya. Perut Alia mulai melilit nyeri, bersama dengan perasaan gelisah, bimbang, dan takut pikiran negatif itu benar-benar sesuai dugaan. Rasanya semakin tak nyaman. Apa mungkin Alia belum sanggup mengajukan pertanya pada Fahmi?
"Sayang. Kok diam, sih?" tanya Fahmi dibuat heran. "Apa kamu tak senang aku pulang cepat?"
Memang, Fahmi setiap hari pulang telat dan baru pertama kali dia pulang bekerja lebih awal.
Alia melepaskan tangan Fahmi yang melingkar di perutnya. Dia membalikkan badan, menghadap Fahmi. Alia terpaku di tempat, membeku tak bergerak, mengerjabkan sepasang matanya sekali. "Apa benar kamu selingkuh, Mas?" Pertanyaan yang sejak kemarin Alia tahan akhirnya terlontar juga.
Fahmi membuka mata lebar-lebar sehingga bola matanya terlihat besar. Tentu saja, Fahmi sangat terkejut dengan pertanyaan Alia yang secara tiba-tiba. "Sweetheart, kenapa kamu bertanya seperti itu?" Fahmi bertanya balik untuk menutupi rasa keterkejutan.
Reaksi Fahmi tercengang.
"Sekarang katakan padaku dengan sejujur-jujurnya," perintah Alia.
"Alia ... dengarkan aku! A-ku sama sekali tidak ...."
"Stop! Jangan berusaha untuk membohongiku," potong Alia.
"Aku nggak bohong!"
"Oh ya?!" Alia mengambil ponselnya dengan cepat. "Liat! Jelaskan Ini foto apa, Mas?!" Alia menyodorkan ponselnya dengan kasar.
Fahmi mengusap wajahnya dengan kasar, matanya sudah panik sejak tadi. "Ini ... ini tidak seperti yang kamu liat," elak Fahmi menunduk kepala, tak berani menatap mata Alia.
Alia tersenyum sinis. "Kamu masih mengelak?"
Kepala Fahmi terangkat, memberanikan diri menatap wajah Alia yang sudah memerah. "Ini semua nggak benar, Alia. Aku bisa menjelaskan ... dengarkan aku dulu."
Alia tidak tahan mendengar kebohongan Fahmi, tangannya menarik paksa kerah kemeja Fahmi dan memandang wajahnya secara dekat dengan tatapan begitu tajam. "You fucked her?" tanya Alia dengan nada penuh penekanan. "Kamu menidurinya?" ulang Alia.
Fahmi melototkan mata setelah mendengar pertanyaan Alia. "What? Fucked her?" Lelaki itu menggeleng. "Aku sama sekali tidak menidurinya!"
"Really?!" Senyuman sinis dari Alia membuat Fahmi mengangguk ragu.
Alia tertawa pelan suaminya terus berbohong. Tidak habis pikir dengan kelakuan suaminya.
"APA SIH KURANGNYA AKU HAH?! SAMPAI KAMU MENDUAKANKU DENGAN WANITA LAIN!"
Suara Alia semakin meninggi. Melampiaskan segala perasaan saat itu juga.
Fahmi menepis tangan Alia dengan kasar. "Kita bisa membicarakan ini dengan baik-baik. Tak perlu berteriak seperti itu," pinta Fahmi.
"Okay. Fine." Alia menurut. Menyilangkan kedua tangannya di bawah dada. Alia sedang berada dipuncak emosinya. Dia mengatur napas untuk berusaha tenang.
Hening beberapa saat.
"Ini yang pertama. Kalau memang iya kamu berselingkuh, akan aku berikan kesempatan kedua." Suara Alia tidak setinggi tadi, sekarang lebih terdengar serak, menahan tangis. Sangat berat untuk mengatakan, lebih tepatnya takut dengan jawaban dari lelaki yang dia cintai selama ini. Lelaki yang belum lama menikahi dirinya, pernikahan baru berjalan tiga bulan.
Hati Fahmi mulai lunak. Ada perasaan bersalah pada Alia. "I'm so sorry, Alia."
Permintaan maaf yang tidak ada artinya bagi Alia.
"Aku hanya butuh jawaban jujur dan pasti, Mas!" desak Alia. "Tidak membutuhkan permintaan maaf darimu."
Beberapa menit kemudian Fahmi membuka mulut. "Aku memang berselingkuh," jawab Fahmi dengan jujur. Menunduk kepala secara perlahan, memainkan jemarinya. "Tapi aku sama sekali tidak menidurinya, Li. Percayalah."
Perselingkuhan satu bulan ini terjaga kerahasiaan, akhirnya terbongkar. Seperti kata, 'sepandai pandainya menyimpan bangkai pasti akan tercium juga, serapih apapun bangkai ditutupi tetap saja bau busuk akan menyebar kemana-mana, dan begitupun kebenaran akan muncul ke permukaan dengan jalan yang terdengar sama sekali tidak terduga.'
Untuk sepersekian detik di sana, Alia bungkam. Mata terasa begitu panas setelah mendengar jawaban Fahmi. Wanita itu membukam mulutnya dengan sekuat tenaga agar tidak menangis, tetapi tetap saja dia menangis dengan bersamaan air hujan yang mulai turun.
Keduanya bungkam seribu bahasa, telinga mereka sama-sama mendengar rintik yang mengetuk di luar jendela disusul luapan hujan yang turun dengan deras.
Benar bukan?
Langitnya benar-benar menangis.
"Aku minta maaf, Alia," ungkap Fahmi dengan rasa bersalah. "Aku benar-benar minta maaf padamu."
"Berhentilah untuk meminta maaf." Permintaan maaf tidak akan menyembuhkan luka hati Alia. "Kenapa kamu melakukan itu?"
Alia berusaha mengendalikan diri walaupun susah untuk menghirup oksigen, dan menahan tangis agar tidak pecah. Dia tahu suaminya berselingkuh setelah mendapatkan pesan dari orang misterius. Ternyata benar, terjawab sudah. "Kenapa kamu menduakanku?"
Fahmi menggeleng. Tidak bisa menjawab pertanyaan Alia. "Aku sayang kamu, Li. Aku tidak akan mengulangi lagi. Sungguh!"
Membela diri setelah hal bodoh dilakukan. Tampaknya Fahmi ingin memeluk Alia, tapi diurungkan. Mungkin lelaki itu merasa tak pantas setelah apa yang dilakukan kepada istrinya.
Sial! Benar-benar sialan!
Hati Alia mulai meradang. Pengakuan itu membuat hatinya terluka. Selama ini Alia menaruh kepercayaan suaminya, namun dikhianati.
Tidak ada penjelasan detail dari Fahmi. Alia memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan. Dia memutar badannya 'tuk menatap hujan yang turun. Menggigit bibir bawah sembari menahan amarah, kesedihan, dan rasa sesak di dada. Bulir-bulir nestapa langit tampak benar-benar menumpahkan segala keluh kesahnya.
Setelah tiga tahun menikah, Becky akhirnya bercerai dengan suaminya, Rory Arsenio. Pria itu tidak pernah mencintainya. Dia mencintai wanita lain dan wanita itu adalah kakak iparnya, Berline. Suatu hari, sebuah kecelakaan terjadi dan Becky dituduh bertanggung jawab atas keguguran Berline. Seluruh keluarga Arsenio menolak untuk mendengarkan penjelasannya, dan mengutuknya sebagai wanita yang kejam dan jahat hati. Rory bahkan memaksanya untuk membuat pilihan: berlutut di depan Berline untuk meminta maaf, atau menceraikannya. Yang mengejutkan semua orang, Becky memilih yang terakhir. Setelah perceraian itu, Keluarga Arsenio baru mengetahui bahwa wanita yang mereka anggap kejam dan materialistis itu sebenarnya adalah pewaris keluarga super kaya. Rory juga menyadari bahwa mantan istrinya sebenarnya menawan, cantik, dan percaya diri dan dia jatuh cinta padanya. Tapi semuanya sudah terlambat, mantan istrinya tidak mencintainya lagi .... Namun, Rory tidak menyerah dan tetap berusaha memenangkan hati Becky. Apakah Becky akan goyah dan kembali ke sisinya? Atau akankah pria lain masuk ke dalam hatinya?
Warning 21+ Harap bijak memilih bacaan. Mengandung adegan dewasa! Bermula dari kebiasaan bergonta-ganti wanita setiap malam, pemilik nama lengkap Rafael Aditya Syahreza menjerat seorang gadis yang tak sengaja menjadi pemuas ranjangnya malam itu. Gadis itu bernama Vanessa dan merupakan kekasih Adrian, adik kandungnya. Seperti mendapat keberuntungan, Rafael menggunakan segala cara untuk memiliki Vanessa. Selain untuk mengejar kepuasan, ia juga berniat membalaskan dendam. Mampukah Rafael membuat Vanessa jatuh ke dalam pelukannya dan membalas rasa sakit hati di masa lalu? Dan apakah Adrian akan diam saja saat miliknya direbut oleh sang kakak? Bagaimana perasaan Vanessa mengetahui jika dirinya hanya dimanfaatkan oleh Rafael untuk balas dendam semata? Dan apakah yang akan Vanessa lakukan ketika Rafael menjelaskan semuanya?
Joelle mengira dia bisa mengubah hati Adrian setelah tiga tahun menikah, tetapi dia terlambat menyadari bahwa hati itu sudah menjadi milik wanita lain. "Beri aku seorang bayi, dan aku akan membebaskanmu." Pada hari Joelle melahirkan, Adrian bepergian dengan wanita simpanannya dengan jet pribadi. "Aku tidak peduli siapa yang kamu cintai. Utangku sudah terbayar. Mulai sekarang, kita tidak ada hubungannya satu sama lain." Tidak lama setelah Joelle pergi, Adrian mendapati dirinya berlutut memohon. "Tolong, kembalilah padaku."
Arsyla adalah seorang wanita berumur 23 tahun, dan dia sudah memiliki suami yang bernama Edi. Usia Edi terpaut 3 tahun lebih tua dari Arsyla. Meski pernikahan mreka sudah beranjak 2 tahun, tetapi mereka belum di karuniai seorang anak. Edi maupun Arsyla tidak memusingkan akan hal itu, karna menurut mereka ekonomi keluarga harus bagus terlebih dahulu. Edi yang hanya bekerja sebagai OB di salah satu supermarket, dengan gajih pas-pasan masih harus menanggung kebutuhan sekolah adik adik-nya yang yatim, dan Arsyla pun tidak keberatan dengan keputusan itu. Sore itu Edi baru pulang dari kerja, iya pulang ke kontrakan yang dia tinggali bersama arsyla. Walaupun kontrakannya
Terjebak hanya karena sebuah permainan Truth Or Dare rupanya membawa Thea menemukan kenikmatan dalam hubungan ranjang hangat yang panas dan basah. "Sorry, sir. Just a minute, and let me kiss your lips!" Satu ciuman itu berubah menjadi lumatan ganas yang panas. Alvaro rupanya tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia membawa Thea untuk masuk ke dalam lingkaran rantai emasnya, merantainya di dalam kenikmatan cinta dan juga hubungan BDSM. "Spare your legs! I wanna cum!" Seketika Thea masuk ke dalam dunia Alvaro yang bukan hanya sebatas pemuas napsu, melainkan istri pura-pura Al. Lantas bagaimana jika hubungan mereka yang hanya pura-pura menumbuhkan rasa cinta yang lebih besar?