![Namaku Kamilia, Tuan](https://cos-idres.cdreader.com/site-414(new)/0/4817/coverbig.jpg?v=75f707fb3a3b0a583e5bfac6763e66fb)
Blurb NAMAKU KAMILIA, TUAN Kartika yang berganti nama menjadi Kamilia, harus rela menjadi penebus hutang bapaknya. Dia meninggalkan kampung dan kekasihnya, Saiful. Kegadisannya dihargai puluhan juta rupiah oleh orang kota, Heru. Kamilia menjadi simpanannya. Heru memperlakukan Kamilia begitu kasar, sehingga Kamilia melawan dan kabur. Liku-liku perjalanannya sebagai wanita simpanan dialaminya. Bagaimanakah cara Kamilia lepas dari dunia hitam? Dapatkah dia bersatu kembali dengan kekasihnya, Saiful?
"Tika, Kartika kau harus cepat pulang," kata Ida. Dia datang dengan tergopoh-gopoh menjemput Kartika di kali.
Kartika yang sedang menanjak di jalan setapak tertegun sejenak. Memandang heran kepada Ida. Dia membetulkan ember cucian yang digendongnya.
"Ada apa?" tanya Kartika dengan napas memburu.
"Bapakmu ... bapakmu digebukin orang!"
"Apa!?"
Gadis itu berlari cepat meninggalkan Ida. Hatinya begitu tersentak mendengar bapaknya digebukin orang. Bapaknya memang sering mabuk, tetapi tidak pernah berkelahi, apalagi sampai dihajar orang.
"Ada persoalan apakah gerangan? Sehingga Bapak seperti itu?" batinnya. Berjuta tanya berkecamuk dalam hati Kartika. Gadis itu terus berlari, dia meninggalkan sandal jepitnya yang terputus di tengah jalan.
Namun, gadis itu mematung saat tiba di depan rumahnya. Tampak bapaknya babak belur dihajar seorang lelaki kekar. Ia berdiri di depan bapaknya dengan kesombongannya.
"Bayar hutangmu!" bentak lelaki itu.
Kartika melihat bapaknya hanya terdiam, sembari menyeka lelehan darah di sudut bibirnya. Mukanya biru lebam bekas tonjokan, tetapi bapaknya diam tidak melawan.
Gadis itu tidak tahan, dia tidak mempedulikan bajunya yang basah. Dia juga tidak mempedulikan badannya tercetak jelas pada pakaiannya tersebut, gadis itu ingin melawan.
Ingin sekali rasanya menendang mulut yang sudah meludahi muka bapaknya. Mempraktikkan ilmu silat yang diajarkan ustadz selepas ngaji. Walau tidak mungkin menang, tetapi setidaknya dia sudah membela bapaknya.
"Hentikan!" jerit Kartika.
Orang asing itu membalikkan badan, matanya membola melihat tubuh Kartika yang seolah-olah telanjang. Ia menelan ludahnya yang seketika memenuhi mulutnya. Jakunnya turun naik. Tiba-tiba ia merasa sesak di bagian bawah celananya.
"Harso!" teriak bapaknya.
Orang yang dipanggil Harso itu tetap memandang Kartika. Napasnya seketika terasa megap-megap melihat pemandangan di depan matanya.
Ibunya Kartika tergopoh-gopoh datang dengan menggendong adiknya. Secepatnya menyeret tangan Kartika dan membawanya masuk.
"Aku ingin melawan dia, Mak," sungut Kartika. Hatinya kesal karena niatnya tidak kesampaian.
"Sudahlah, gak usah ikut campur, ganti bajumu!" suruh ibunya.
Kartika masih sempat mengintip keluar, dia melihat Harso dan bapaknya tidak lagi berkelahi. Bapaknya sudah berdiri dan terlibat pembicaraan serius. Beberapa kali bapaknya menggelengkan kepalanya.
******
Kartika berganti pakaian dengan hati penuh tanda tanya. Mengapa secepat itu bapaknya dengan Harso berbaikan. Sungguh tidak masuk di akal. Mereka kini berbicara di ruang tamu rumahnya. Obrolan tentang juta-juta terdengar samar sampai ke telinganya. Kartika menduga, mungkin mereka sedang menghitung utang bapaknya.
Kartika masih ingat pandangan Harso padanya tadi. Bagaikan seorang musafir yang kehausan di tengah padang pasir, kemudian melihat sumur dengan airnya yang jernih. Dia seakan-akan hendak menelannya bulat-bulat. Bulu kuduknya meremang seketika.
Kartika memandang ke luar lewat jendela. Kemarau sedang memperlihatkan keperkasaannya. Daun-daun merangkul dahannya dengan erat. Mereka tidak mau terpisah karena kekeringan, layu dan lepas tertiup angin.
Ibunya masuk dengan wajah masygul. Raut wajahnya kusut seperti cucian yang belum disetrika. Dia duduk di pinggir tempat tidur milik Kartika. Wajahnya pucat, membisu tak mampu bicara.
"Mak." Kartika menegur. Ibunya bergeming, seperti tidak mendengar suara Kartika.
Kartika turut diam, menunggu perkataan keluar dari mulut ibunya. Gadis lugu itu memperhatikan kucing yang bergelung di kakinya. Menguap dan menggesek-gesekkan bulunya yang lembut.
"Tika ... kau harus berbenah!" suruh ibunya lirih.
"Apakah laki-laki itu mengusir kita, Mak?" tanya Kartika.
Ibunya menggeleng lemah, bulir air mata yang sejak tadi ditahannya meluncur juga di pipinya. Kantung matanya seperti tak kering-kering sebab air itu tidak berhenti menetes.
"Lalu?"
"Dia menginginkanmu sebagai pelunasan utang Bapakmu," jawab ibunya.
"Maksudnya?" Kartika masih tidak mengerti.
"Kau harus bekerja padanya."
"Aku bersedia, Mak," jawab Kartika.
Meledak tangis ibunya di pundak Kartika. Menangisi kepolosan anaknya yang belum genap berusia dua puluh tahun. Dia tidak tahu pekerjaan macam apa yang akan dijalaninya nanti. Sebagai seorang ibu, perasaannya begitu hancur.
Kartika berpikir, dia hanya akan menjadi pembantu rumah tangga. Tidak apa-apa, dia rela. Asalkan ibu dan bapaknya serta adiknya hidup tentram tanpa ada yang mengganggu.
Kartika berkemas, memasukkan sebagian baju lusuhnya ke tas besar. Ibunya memandang dengan hati yang terluka.
"Emak tidak usah menangis, aku memang harus bekerja kan, Mak? Sekolahku sudah selesai," hibur Kartika.
****
"Besok aku datang lagi, menyerahkan sisa uangmu!" teriak Harso kepada bapaknya Kartika.
Lelaki itu tertawa penuh kepuasan melihat Kartika ikut dirinya. Tadi dia sudah menyelesaikan pembicaraan dengan temannya dari kota. Ada sebuah harga yang disebutkan yang membuat dirinya begitu bersemangat. Lima puluh juta, dia bisa ambil empat puluh juta, sisanya buat bapak Kartika. Meski utang bapak Kartika itu hanya beberapa juta saja.
Kartika pergi diiringi tangisan ibu dan adiknya. Bapaknya hanya duduk mematung di kursi reyot ruang tamunya. Mukanya merah, menahan perasaan haru serta bekas pukulan Harso tadi. Biarpun bapaknya seorang laki-laki brengsek, tetap saja hati kecilnya tidak rela Kartika pergi. Namun, lelaki miskin seperti dia, tidak mempunyai banyak pilihan.
"Nanti pulang lagi ke desa, bajumu akan bagus-bagus seperti artis," kata Harso di bis.
Kartika diam saja, mencoba menikmati perjalanannya dengan melihat ke luar. Pikirannya berkelana, teringat ibunya, adiknya, bapaknya juga ... Saiful. Lelaki itu selalu mampu membuat Kartika menyembunyikan senyum saat sedang mengaji. Tatapannya teduh membuat murid-muridnya selalu betah belajar dengannya.
"Sudah sampai," kata Harso. "Ayo!"
Lelaki itu menuntun Kartika menuju suatu tempat. Di sana sudah menunggu seorang lelaki berkacamata hitam. Dari penampilan serta mobilnya yang mengkilap, sudah bisa ditebak kalau ia orang kaya.
Harso bersama orang kaya itu berjalan menjauhi Kartika. Sebuah amplop coklat cukup tebal berpindah tangan. Kartika berdiri sambil menjinjing tasnya, tidak berani mendekat hanya memperhatikan dari kejauhan.
Harso mendekati Kartika, menyelipkan sesuatu di tangan gadis itu. Entah senyum atau seringai yang lelaki itu pamerkan. Dia berkata,"Ikutlah dengan Tuan Heru."
Kartika tidak menjawab, dia sudah pasrah dengan takdirnya. Dia sudah mengikhlaskan dirinya untuk menjadi pembantu rumah tangga. Nilai-nilai bagus di ijazahnya tidak berguna kini.
Tuan Heru membawa Kartika ke sebuah rumah kecil yang asri. Kartika suka melihatnya, dia akan betah tinggal di sini. Tuan Heru tidak banyak berbicara, lelaki ganteng itu hanya diam ketika menyetir mobilnya tadi.
"Siapa namamu?" tanya Tuan Heru.
"Kartika, Tuan," jawab Kartika.
Sejenak Tuan Heru seperti berpikir, entahlah, Kartika tidak tahu isi pikirannya. Lelaki itu melihatnya tanpa kedip, seperti hendak menelanjangi gadis cantik itu.
"Sekarang namamu, Kamilia," ujar Tuan Heru.
"Ka ... Ka ... Kamilia, Tuan?" tanya Kartika terbata-bata.
"Ya, persiapkan dirimu, nanti malam aku ke sini," jawabnya tanpa ekspresi. "Kamu boleh memakan apa pun yang ada di sini."
Setelah Tuan Heru pergi, tinggal Kartika yang tetap berdiri. Hatinya bertanya-tanya, "Pekerjaan apa sebenarnya yang harus aku lakukan?"
"Namaku Kamilia ... Kamilia." Berulang kali Kartika mengeja nama tersebut.
Berlatar belakang sebelum peradaban modern, di mana dunia persilatan masih terasa kental di Kampung Keris. Gerombolan-gerombolan perampok masih sering mengganggu masyarakat. Kepercayaan terhadap mistis dan klenik adalah hal biasa serta dianggap wajar. Masih sering terjadi, siluman-siluman menyamar menjadi manusia. Wisaka adalah seorang pemuda yang terusik nuraninya. Dia ingin mengungkap misteri kematian beberapa pasang pengantin. Pengantin pria mati setelah lebih dulu melakukan hubungan badan. Pengantin wanita diperkosa serta menjadi bisu. Wisaka berguru ilmu kanuragan, tetapi di perjalanan banyak sekali rintangan yang dihadapi Wisaka. Bukan saja dari manusia, tetapi para siluman dan mahluk halus ikut jadi kendala dalam perjalanannya. Bagaimana Wisaka menghadapi rintangannya satu persatu? Berhasilkah dia atau kalah di tangan siluman yang menyamar?
Warning 21+ mengandung konten dewasa, harap bijak dalam memilih bacaan. Winda Anita Sari merupakan istri dari Andre Wijaya. Ia harus rela tinggal dengan orang tua suaminya akibat sang ibu mertua mengalami stroke, ia harus pindah setelah dua tahun pernikahannya dengan Andre. Tinggal dengan ayah suaminya yang bersikap aneh, dan suatu ketika Anita tau bahwa ayah mertuanya yang bernama Wijaya itu adalah orang yang mengidap hiperseks. Adik iparnya Lola juga menjadi korban pelecehan oleh ayahnya sendiri, dikala sang ibu tak berdaya dan tak bisa melindungi putrinya. Anita selalu merasa was-was karna sang ayah mertua selalu menatapnya dengan tatapan penuh nafsu bahkan tak jarang Wijaya sering masuk ke kamarnya saat ia sedang tidur. Akankah Anita mampu bertahan tinggal bersama Ayah mertuanya yang hiperseks? Atau malah menjadi salah satu korban dari ayah mertuanya sendiri?
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?
AREA DEWASA! YANG BELUM CUKUP UMUR, MINGGIR DULU YA, CARI BACAAN SESUAI UMURNYA. NEKAT BACA CERITA INI, DOSA TANGGUNG SENDIRI. Pertemuan Anne Mary yang masih berumur 18tahun dengan Marcio Lamparska, 30tahun dalam sebuah tragedi pembunuhan di Tokyo dimana Marcio sebagai pelaku pembunuhan dan Anne yang menjadi saksi matanya membuat hubungan antara Anne dan Marcio terikat dalam suatu kerjasama yang saling menguntungkan karena akibat dari tragedi pembunuhan tersebut, Anne yang merupakan orang terdekat dengan korban, tertuduh menjadi tersangka utama pembunuhan. Sebelum interpol menemukan dan menangkap Anne, Marcio bersama anak buahnya sudah terlebih dahulu menculik gadis itu dan membawanya ke Murcia, Spanyol, kediaman Marcio berada. Anne Mary yang memiliki otak jenius di atas rata-rata hanyalah seorang gadis muda yang sangat lugu, polos namun memiliki mulut yang tajam pedas dan kritis sedangkan Marcio yang tanpa dia sadari sudah jatuh cinta kepada gadis muda tersebut semakin membuatnya protektif menjaga dan memberikan pelatihan-pelatihan fisik pada Anne yang tentu saja semakin membangkitkan api dendam dalam diri Anne yang membara di dalam dadanya. Anne akhirnya bersedia membuka hatinya untuk menerima perasaan Marcio agar dia bisa lebih mudah untuk membunuh pria itu yang ternyata tanpa dia sadari masuk ke dalam perangkapnya sendiri, jatuh cinta pada Marcio. Bisakah Anne melupakan Touda Akira sepenuhnya, orang yang sudah menjadi korban pembunuhan Marcio, dimana Touda merupakan cinta pertama Anne yang mencintainya secara diam-diam dan melupakan balas dendamnya pada Marcio? Bagaimana dengan Iosef, tangan kanan musuh besar Marcio yang sejak pertama kali bertemu dengan Anne, memiliki perasaan tidak biasa terhadap gadis mungil itu. Iosef juga musuh yang pernah melukai Anne namun juga menyelamatkan gadis itu dari kematian. Demi menyelamatkan Marcio, Anne terpaksa ikut pergi dengan Iosef. Iosef yang lembut, perhatian, sangat posesif dan mencintai Anne dengan nyawanya. Cinta yang tulus dan abadi namun memahami jika gadis yang dia cintai tersebut masih mengukir nama Marcio di dalam hatinya. Dalam pelarian bersama Iosef, Anne tumbuh semakin kuat, tangguh dan sangat cantik mempesona. Ayunan pedangnya sangat cepat, akurat, dan sikapnya tegas, tidak segan membunuh siapapun yang menjadi tugas dalam misinya. Akankah pertemuan kembali Anne dan Marcio bisa menumbuhkan perasaan cinta dan kerinduan di antara mereka lagi atau mereka menjadi musuh yang akan saling membunuh? Ikuti terus cerita Anne Mary ini dari seorang gadis biasa yang jelek menjadi seorang gadis muda yang sangat cantik dan memukau namun sifatnya yang sangat tidak peka akan cinta membuat para pria yang terpikat padanya selalu salah paham akan sikapnya. “Ini bukan tentang cinta dan siapa yang kamu pilih, tapi kepada siapa kamu akan berkomitmen untuk memberikan hati yang kamu yakini dia bisa menjaga hatimu dengan sangat baik,” – Anne Mary. CERITA INI EXCLUSIVE HANYA ADA DI BAKISAH!
Dia pergi ke klub dengan teman-temannya untuk minum untuk pertama kalinya setelah menyelesaikan ujian tahun ketiganya. Gabriella adalah seorang perawan berusia 21 tahun yang belum pernah mencium siapa pun sebelumnya. Dia bertemu orang asing di sebuah klub, menemaninya ke hotel, melakukan ciuman pertamanya, dan kehilangan keperawanannya. Dia menikmati dirinya sendiri. Ketika dia bangun keesokan paginya, pria itu sudah pergi, Dia pergi. Dia mengetahui bahwa dia hamil beberapa bulan kemudian. Dia terus pergi ke hotel dengan harapan bertemu pria itu, tetapi setelah empat bulan, dia menyerah. Dia meninggalkannya, meninggalkannya untuk menghadapi situasi sendirian. Dia keluar dari universitas untuk membesarkan putranya. Dia kembali ke sekolah setahun kemudian untuk menyelesaikan studinya dan mendapatkan gelarnya. Dia kemudian melihat orang yang pernah tidur dengannya di TV dan menyadari bahwa dia sekarang bertunangan, serta fakta bahwa dia adalah multi-miliarder terkenal Javier Hills. Apa yang akan dilakukan neneknya ketika dia menemukan anak laki-laki yang mirip dengan cucunya?
Amora Nouline selalu dibanding-bandingkan oleh sang ibu dengan kakak perempuannya sendiri bernama Alana Nouline! Dalam hal apapun Alana selalu unggul dari Amora, membuat sang Ibu lebih menyayangi Alana dibandingkan dengan Amora. Ketika dihadapkan dengan posisi sang ayah yang sakit parah dan memerlukan biaya rumah sakit yang tidak sedikit, Ibu dan kakak Amora sepakat untuk membujuk agar Amora menjual dirinya demi pengobatan sang ayah. Dengan hati teriris perih, terpaksa dan penuh ketakutan, Amora akhirnya menuruti keinginan ibu dan kakaknya demi kesembuhan sang ayah! Sialnya, malam itu laki-laki yang membeli Amora adalah seorang mafia dingin yang meskipun wajahnya teramat tampan namun wajah itu terlihat sangat menakutkan dimata Amora.
Tinggal di sebuah kampung pedesaan di daerah Cianjur, JawaBarat. Membuat dia masih polos karena jarang bergaul dengan teman sebayanya, dari sebelum menikah sampai sekarang sudah menikah mempunyai seorang suami pun Sita masih tidak suka bergaul dan bersosialisasi dengan teman atau ibu-ibu di kampungnya. Sita keluar rumah hanya sebatas belanja, ataupun mengikuti kajian di Madrasah dekat rumahnya setiap hari Jum'at dan Minggu. Dia menikahpun hasil dari perjodohan kedua orangtuanya. Akibat kepolosannya itu, suaminya Danu sering mengeluhkan sikap istrinya itu yang pasif ketika berhubungan badan dengannya. Namun Sita tidak tahu harus bagaimana karena memang dia sangat amat teramat polos, mengenai pergaulan anak muda zaman sekarang saja dia tidak tahu menahu, apalagi tentang masalah sex yang di kehidupannya tidak pernah diajarkan sex education. Mungkin itu juga penyebab Sita dan Danu belum dikaruniai seorang anak, karena tidak menikmati sex.