/0/4752/coverbig.jpg?v=19753236d143f25ad6b2ef9aa1265da8)
Konten Dewasa!!! Squel BRYSYL ♥️ Chiko Alexander seorang lelaki berusia 40 tahun dijuluki jomblo karatan tapi bukan berarti tidak laku, lelaki tampan, dan maskulin hanya saja pelit senyuman, sampai ia di juluki tukang tutut oleh wanita yang mencintai dirinya, meski begitu banyak wanita yang tetap menaruh hati padanya. Aika Septian Saepudin seorang wanita cantik berusia 25 tahun asal Indonesia ini bekerja di perusahaan ternama di Jepang, doyan makan meski tubuhnya kurus. Dan satu yang tidak ia sukai yaitu lelaki mesum yang otaknya hanya diisi selangkangan. Jessy Aurora gadis cantik berusia 20 tahun yang mencintai lelaki dingin bernama Chiko, tapi apakah cintanya akan berbalas. Erick France Elevano lelaki berusia hampir 40 tahun itu mulai mencintai gadis yang sudah ia hancurkan masa depannya, dan ia akan menunjukan bahwa ia sudah berubah, bahwa ia bukanlah lelaki bejat yang sudah menyakiti gadis cantik itu.
......................... - - - -......................
Setahun yang lalu
Seorang wanita dengan tubuh yang terpahat hampir sempurna baru saja pesawat terbang yang di tumpanginya sampai bandara internasional di Tokyo. Setelah menempuh perjalanan cukup jauh hampir 7 jam dari Indonesia.
Wanita itu mulai berdiri dari tempat duduknya, lalu melangkahkan kakinya menuju pintu pesawat. Kakinya yang jenjang dengan hati-hati mulai menuruni tangga pesawat. Mungkin jika bukan karena pakaian yang di kenakannya ia tidak akan sesusah sekarang.
Dengan sedikit terseok-seok karena pakaiannya yang terbilang cukup ribet. Terlebih ini pertama kalinya ia mengenakan kembali pakaian jenis ini, karena terakhir kali ia memakai pakaian jenis ini adalah saat ia masih duduk di bangku sekolah. Kakinya terus berjalan mendekati tempat pengambilan koper.
Usai mengambil ke-dua kopernya wanita itu berjalan ke arah pintu penjemputan, di mana orang yang di percayakan perusahaan tempat ia akan bekerja menjemputnya disana.
Sejenak langkahnya terhenti. Tangannya mulai merogoh mencari sesuatu yang selalu ia bawa didalam tas yang ia lampirkan di bahunya. Setelah dapat apa yang di carinya wanita itu lalu memasukan benda bulat berwarna hijau itu ke-dalam mulutnya dan mengunyahnya seperti permen. Dan melanjutkan kembali langkahnya.
Sampai di area penjemputan kedua bola matanya yang di tutupi benda berwarna hitam itu mulai mencari seseorang yang membawa kertas bertuliskan namanya. Tangan kanannya terangkat dan mulai sedikit menurunkan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.
Aika Septian Saepudin begitulah nama yang tertera di kertas yang di pegang lelaki bertubuh tinggi dan tegap tersebut.
Aika melambaikan tangannya sambil berjalan dan menyeret kedua koper yang di bawanya.
Awww
Pekik Aika saat dirinya berjalan sedikit cepat sehingga terjatuh karena lupa jika ia sedang memakai pakaian yang menurutnya ribet itu.
"Nona Aika kan? apa anda baik-baik saja?" tanya lelaki yang tadi membawa kertas bernamakan atas dirinya dan kini sudah berada di dekatnya.
Lelaki itu menggunakan bahasa Inggris sehingga Aika tau. Karena jika lelaki itu menggunakan bahasa jepang tentu Aika akan sedikit kesulitan karena ia belum terlalu paham dengan bahasa jepang.
Wajah Aika yang semulanya menunduk kini menatap lelaki yang berdiri menjulang tinggi di hadapan. Dirinya malu padahal ini hari pertama ia menjejakan kakinya di negeri sakura.
Semua ini gara-gara baju nyebelin ini, dan gara-gara Nini juga, karena Nini nya lah yang membuat dirinya harus memakai pakaian kebaya, dan rambutnya yang di sanggul. Nyebelin kan. Begitu batin Aika.
Dirinya masih ingat saat Nini nya menyuruh dirinya menjadi memakai kebaya.
"Neng! Neng harus pakai ini yah memperkenalkan salah satu pakaian adat di negara kita. Dan tunjukan pada mereka kalau kamu bangga menjadi orang Indonesia,! Dan awas ya kalau kamu lepas kamu bakalan menjadi penghuni kerak neraka ingat" begitulah kata Nini dengan lembut berbicara bak alunan melodi yang indah namun terdengar menakutkan di telinganya.
Andai ucapan nininya yang terakhir saat mengantar dirinya ke bandara Indonesia. Mungkin ia akan mengganti pakainya ini tapi lagi-lagi ucapan nininya membuat dirinya takut. Bayangkan saja bagaimana tidak takut jika nininya mengatakan. Dirinya durhaka jika tidak menuruti nininya dan akan menempati kerak neraka. Hiihh mengingat itu membuat Aika bergidig ngeri.
"Nona, hey Nona!" sebuah panggilan dan tepukan di bahu Aika membuat wanita itu tersadar dari lamunannya.
"Ah ya,! Maaf," ucap Aika sembari meminta maaf dan menerima uluran tangan lelaki yang ada di hadapannya.
"Tidak apa-apa Nona,! Sini biar saya yang bawakan koper anda," ucap lelaki itu sopan. Aika mengangguk sopan seraya tersenyum hangat sebagai jawabannya.
Aika mengikuti langkah lelaki yang berstelan jas dan membawa kopernya dari belakang. Tadi ia sempat memperhatikan wajah lelaki itu yang ternyata sangat tampan.
Sampai di depan sebuah mobil berwarna hitam Aika masuk kedalam mobil penumpang yang telah di bukakan lelaki itu, setelah memasukkan dua koper miliknya kedalam bagasi mobil. Lalu lelaki itu juga naik dan duduk di belakang kemudi.
"Oh Nona apa anda ingin mampir ke sebuah restoran untuk makan siang?" tawar lelaki itu dengan lembut saat ia sudah mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Aika melirik jam tangannya yang memang sudah menunjukan waktu makan siang, tapi tubuhnya yang terasa penat setelah memakan 7 jam di dalam pesawat membuatnya ingin cepat-cepat merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Lagi pula untuk makan siang ia bisa buat sendiri dengan bahan yang ada di dalam kopernya, begitu batin Aika.
"Akh tidak terimakasih," jawab Aika akhirnya dengan ramah.
"Baiklah Nona,!kalau begitu saya akan langsung mengantarkan anda ke apartemen yang sudah di sediakan oleh perusahaan untuk pekerja tukaran," jawab lelaki itu sambil terus menjalankan mobilnya.
__________--------___________
Tak berapa lama kemudian mobil yang membawa Aika sampai di gedung yang menjulang tinggi.
Aika turun dari dalam mobil saat pintu mobil di bukakan lelaki yang di suruh perusahaan untuk menjemputnya.
"Ini apartemennya Nona, dan ini kunci akses untuk masuk apartemen tempat anda," ujar lelaki itu seraya memberikan kunci yang berbentuk pipih seperti kartu ATM, yang langsung di ambil oleh Aika.
Lelaki itu tersenyum ramah kepada Aika sebelum berkata.
"Baiklah kalau begitu saya pergi Nona,! Permisi," pamit lelaki itu dengan sopan, sebenarnya ia ingin mengantarkan Aika, hanya saja peraturan tetaplah peraturan dirinya yang hanya sebagai supir sekaligus orang kepercayaan bos besar tidak di perolehkan masuk ke dalam apartemen yang memang di khususkan untuk seorang pekerja tukaran.
Selepas kepergian lelaki yang mengantarkannya ke apartemen Aika mulai melangkahkan kakinya memasuki area apartemen yang menurutnya sungguh mewah jika hanya untuk di jadikan tempat seorang pekerja tukaran.
"A-a-a-anuu ma-ma-maaf mengganggu!" ucap Aika terbata dengan sedikit takut mengitrupsi orang berbeda jenis kelamin yang sedang melakukan hal tidak seharusnya di depan pintu masuk gedung.
"Wah kau sudah datang!" seru wanita yang cantik dan berpakaian sangat seksi di hadapannya dengan tidak merasa malu sedikit pun saat dirinya kepergok orang asing sedang memasukkan kejantanan lelaki yang Aika yakini adalah security apartemen, karena terlihat dari seragamnya yah meskipun menurut Aika lumayan cukup tampan.
Aika tersenyum kaku dengan wajah yang sudah pasti merah semerah tomat gara-gara memergoki hubungan seksual tersebut.
_________--------------___________
"Peter nanti kita lanjutkan di kamar ok," ucap wanita berpakaian seksi itu sambil melemparkan benda tipis yang seperti miliknya saat di beri oleh lelaki yang mengantarkannya. Lelaki yang menurut Aika sebagai security apartemen itu menangkap benda pipih itu sambil melemparkan seringaian misterius ke arah Aika. Setelah itu berlalu pergi.
"Baiklah kamu ikut aku," ujar wanita itu yang hanya di angguki Aika sebagai jawabannya, karena ia takut akan berujung akrab dengan wanita yang menurut Aika tidak baik untuk dirinya.
Bukan dia berprasangka buruk hanya saja setelah kejadian di depan pintu gedung apartemen. Membuat dirinya harus waspada, bergaul boleh asal saja jangan sampai terjerumus terlebih jika iman kita tak cukup kuat jadi lebih baik menghindar daripada akhirnya menyesal. Begitulah yang selalu di ajarkan neneknya, yah meskipun terkadang neneknya juga yang akan meracuni otak syantik nya.
"OH yah ngomong-ngomong kita belum berkenalan,! Aku Sachi,! Nama kamu siapa?" tanya wanita yang bernamakan Sachi itu sembari membalikkan tubuhnya dan mengulurkan tangannya kepada Aika dengan tak lupa bumbu di wajahnya yang selalu membuat wanita terlihat cantik yaitu sebuah senyuman manis dan tulus.
Dan itu bisa di lihat oleh kedua mata Aika bahwa wanita yang sedang mengulurkan tangannya dan siap menerima sambutan tangannya untuk berkenalan. Mata Aika bergantian menatap wajah cantik dan tangan yang terulur kepadanya, dalam pikirannya ia berkata tidak ada salahnya jika ia hanya berkenalan toh di lihat dari wajah Sachi itu terlihat sangat tulus ingin berkenalan dengannya.
Dengan ragu sambil tersenyum sangat sangat manis yang tentu tidak akan membuat orang diabetes karena senyuman manisnya tidak mungkin bisa di konsumsi orang yang akan menyebabkan kadar gula menjadi tinggi, tapi mungkin hanya akan menyebabkan orang mati berdiri dengan mulut terbuka karena melihat senyuman mempesona miliknya. Aika menerima uluran tangannya.
"Saepudin," jawab Aika yang hanya menyebutkan nama belakangnya karena menurutnya nama pertama hanya akan menjadi panggilan orang yang menurutnya sudah akrab dengannya.
"Ok dekh salam kenal yah semoga kita bisa akrab!" ucap Sachi yang hanya di tanggapi senyuman dari Aika.
Setelah itu keduanya kembali berjalan dengan kedua tangan Aika yang terus menggeret kopernya. Saat sudah berada di depan lift wanita dengan pakaian seksi itu mulai menekan tombol sehingga lift yang ada di hadapannya itu terbuka.
Aika masuk mengikuti kedalam lift mengikuti Sachi dan melihat wanita itu yang mulai menekan tombol dengan angka 10. Selama berada di dalam lift suasana hening tercipta karena tidak ada satupun di antara keduanya yang memulai suatu obrolan hingga lift yang mereka naiki sudah membawa mereka ke lantai yang di tuju.
Tring
Bunyi denting lift bersamaan dengan lift terbuka langsung mengintrupsi suasana hening.
"Ayo ikuti aku!" ucap Sachi lalu melangkah keluar terlebih dahulu, lalu ikuti langkah kaki Aika yang mengikutinya.
"Ouchhhh fuck me hard,! Ouhhh yess faster, faster!"
Baru saja beberapa langkah kaki Aika melewati beberapa kamar yang menurut Aika berisi pegawai pertukaran seperti dirinya. Indra pendengaran nya menangkap suara erangan beserta desahan yang membuat bulu kuduk nya merinding.
"A-a-apa i-itu?" Aika bertanya dengan ucapan terbata kedua tangannya mencengkram pegangan koper miliknya.
Sachi yang berada di depan dengan tubuh membelakanginya. Langsung membalikkan tubuhnya menghadap Aika. Wanita itu tersenyum sebelum bibirnya yang sexy itu berkata.
"Abaikan saja disini memang seperti itu,,! Dan aku harap kamu akan terbiasa apalagi dengan kamar pasangan mesum yang barusan kita lewati mereka setiap hari selalu menjerit seperti tadi," ucap Sachi. Lalu kembali membalikkan tubuhnya dan berjalan tanpa melihat wajah Aika yang terlihat pias dengan mulut terbuka. Karena roh nya yang hampir terbang akibat ucapan Sachi yang kata wanita itu abaikan saja.
Apanya yang di abaikan,! ini apartemen? apa tempat nge-ue huaahhhh," teriak Aika dalam hatinya.
Sampai di depan sebuah pintu berwarna putih Sachi berbalik menatap Aika.
"Baiklah ini kamar kamu,! Selamat menikmati waktu istirahat Saepudin," ucap Sachi lalu pergi meninggalkan Aika tanpa menunggu jawaban wanita itu.
Batin Aika demi langit dan bumi sumpah demi apa ia tidak suka di panggil Saepudin tapi ia juga enggan harus berakrab dengan wanita seperti Sachi bisik batinya.
________-----------________
Setelah kepergian Sachi. Aika membuka pintu apartemen nya dengan menggunakan benda pipih yang di berikan lelaki yang mengantarkannya tadi.
Kedua tangannya kembali menyeret kopernya memasuki tempat apartemennya. Sampai di dalam apartemen kedua mata dengan manik mata yang coklat kehitaman itu melihat-lihat setiap sudut ruangan yang ada di dalam apartemen.
Ada ruang tv. Ada ruang makan yang menyatu dengan ruang dapur. Menurut Aika apartemen yang di sediakan oleh perusahaan nya ini benar-benar sangat mewah karena sudah menyediakan fasilitas yang komplit.
Puas dengan melihat-lihat ruangan yang ada di apartemennya Aika menyeret kembali kopernya. Didepan nya kini sudah ada pintu berwarna senada dengan pintu masuk apartemen nya tadi, dan ia yakin kalau ini adalah pintu kamarnya.
Cklek
Aika membuka pintu yang ada di hadapannya lalu masuk dengan kedua koper yang ia seret sedari tadi.
Sampai didalam nyatanya malah membuat dirinya terpaku di tempatnya dengan kedua mata yang berbinar senang.
"Wahh indahnya," gumam Aika.
Lalu tanpa babibu sasisu naninu ia melepaskan kopernya berjalan cepat dan melompat ke atas ranjang.
"Akkhh enaknya," gumamnya lagi saat tubuhnya mendarat di atas ranjang dengan posisi yang tengkurap. Kasur yang lembut dan nyaman membuat tubuh Aika yang sedang di landa rasa cape itu mendatangkan rasa kantuk sehingga kedua matanya kini mulai terpejam dengan napas yang teratur.
Huhhhhhh Yuki Menghembuskan Napasnya Kasar, yuki Kesal Pasalnya Pria Yang dijodohkan Dengannya Menolaknya Dengan Alasan Tidak Kenal Dengannya..Dengan Kesal Yuki Mengunpat Dalam Hatinya Berkata Awas Saja Kau Peria Tua heuuhh Bibirnya Menyeringai Seolah Mendapatkan Ide Yang Briliant.!!!
Briyan seorang CEO mesum berusia 35 tahun jatuh cinta dengan sekertaris nya sendiri, namun ternyata sekertaris nya sudah memiliki kekasih. Akankah Briyan bisa merebut sekertaris nya yang bernama Sessyl tersebut dari kekasihnya.
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Novel ini berisi kumpulan beberapa kisah dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan panas dari beberapa tokoh dan karakter yang memiliki latar belakang keluarga dan lingkungan rumah, tempat kerja, profesi yang berbeda-beda serta berbagai kejadian yang diaalami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dan bergaul dengan cara yang unik dan berbeda satu sama lainnya. Suka dan duka dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini baik yang protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerita dewasa yang ada pada novel kumpulan kisah dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Pelan tapi pasti Wiwik pun segera kupeluk dengan lembut dan ternyata hanya diam saja. "Di mana Om.. ?" Kembali dia bertanya "Di sini.." jawabku sambil terus mempererat pelukanku kepadanya. "Ahh.. Om.. nakal..!" Perlahan-lahan dia menikmati juga kehangatan pelukanku.. bahkan membalas dengan pelukan yang tak kalah erat. Peluk dan terus peluk.. kehangatan pun terus mengalir dan kuberanikan diri untuk mencium pipinya.. lalu mencium bibirnya. Dia ternyata menerima dan membalas ciumanku dengan hangat. "Oh.. Om.." desahnya pelan.