/0/4598/coverbig.jpg?v=20250121182559)
Bagi Raymond Rudiart, kencan buta satu malam di Bali hanyalah untuk satu malam itu saja. Tapi bagi Sherly Agatha, kencan semalam itu telah mengubah hidupnya untuk selamanya. Sherly hamil tanpa tahu identitas laki-laki yang menebar benih dalam rahimnya. Semenjak itulah kehidupannya yang manis langsung berubah pahit. Sherly diusir dari rumah dan terpaksa membesarkan buah hatinya itu seorang diri. Tiga tahun kemudian Sheina, kakaknya datang dan berniat untuk mengadopsi anak Sherly agar Sherly dan anaknya bisa kembali punya kehidupan yang layak. Merasa sangat tersinggung dengan niatan sang kakak, Sherly pun bertekad untuk sukses agar bisa memberikan tamparan balik ke keluarganya. Berbekal prestasinya selama kuliah, Sherly pun diterima di sebuah perusahaan besar. Ternyata CEO perusahaan itu adalah Raymond Rudiart. Apakah Sherly akan meminta Raymond untuk menikahinya?
"Happy New Year...!" Sherly mengangkat gelasnya tinggi-tinggi, yang disusul oleh teman-temannya hingga gelas-gelas itu beradu dan membunyikan dentingan kecil.
"Cheeerrrsss...!" Sorak mereka sebelum menenggak minuman beralkohol itu secara bersamaan.
"Sher...! Gue ke sana sebentar, ya...!" ujar Bianka pada Sherly. Suara dentuman musik yang keras mengharuskan mereka bicara sambil teriak.
"Hah?"
"Gue mau ke sana se-ben-tar...!" ulang Bianka sambil mengeja setiap kalimatnya agar lebih mudah dimengerti oleh Sherly.
"Oh, oke!" Sherly mengacungkan jempolnya lantas kembali masuk ke kerumunan, ikut berjingkrakkan dengan orang-orang yang sedang menikmati pesta tahu baru di pinggir pantai Bali itu.
Namanya Sherly Agatha Siregar, keturunan campuran Medan-Jawa yang menetap di Jakarta. Umurnya 22 tahun, ia baru saja menyelesaikan sidang komprehensif untuk gelar sarjananya. Untuk merayakan keberhasilan itu, Sherly merayakannya di Bali bersama Bianka dan beberapa teman di kampusnya, kebetulan momennya bertepatan dengan tahun baru.
"Minumannya mau gue tambahin?" ujar seorang pria bercelana pendek yang tiba-tiba datang dari balik punggung Sherly.
"Hah? Apa? Sorry, gue nggak dengar...!" balas Sherly.
Pria itu memberi kode dengan mengangkat botol minuman yang ia bawa.
"Oh, boleh." Sherly menyodorkan gelasnya kemudian mengucapkan terima kasih setelah diisi oleh pria itu.
"Cheers...!" Pria itu meneguk minuman dari botol yang digenggamnya, sementara Sherly menyesap gelasnya kembali. Sejenak Sherly memerhatikan wajah pria itu, ia tidak mengenali, tapi mungkin pria itu salah seorang dari rombongan mereka. Sherly memang terkenal cuek di kampus sehingga tidak terlalu mengenal banyak orang. Bahkan nama presiden mahasiswa di kampusnya saja ia tidak tahu.
"Mau dansa, nggak?" ujar pria itu lagi setengah berteriak.
"Hah?"
Karena Sherly tidak mendengar dengan jelas, pria itu pun berinisiatif membisikkannya di telinga Sherly. "Would you like to dance together?"
Tiba-tiba darah Sherly berdesir, bagian telinga belakang ternyata adalah salah satu bagian sensitive di tubuhnya. Tapi Sherly yang belum mengerti dengan hal itu justru tersenyum mengikuti pertumbuhan hormon di tubuhnya. "Let's do it!" Sherly melingkarkan tangannya di leher pria itu.
Alunan musik berubah romantis, orang-orang yang tadi berjingkrakkan mulai mencari pasangan untuk melakukan tarian ringan ke kiri dan kanan. Sherly menatap patner dansanya itu. "Tampan," desisnya sambil menggigit sudut bibirnya sendiri.
"What?" Pria itu menaikkan alisnya, meminta Sherly mengulangi ucapannya karena tidak jelas di pendengarannya.
Sherly tersenyum kecil. "Gue Sherly. Nama lo siapa?" tanya Sherly.
Pria itu justru mengurai tawa kecil. "Pernah dengar tentang one night stand, nggak?"
"One night stand?"
"Ya, sebuah romansa satu malam. Ciptakan satu malam yang indah, dengan orang yang indah, di tempat yang indah. Hanya untuk malam ini, hanya di tempat ini. Setelah itu, lupakan. Kamu mau?"
Sherly mengerutkan dahinya, tapi ucapan laki-laki itu yang lembut ditambah tatapannya yang hangat cukup membius Sherly. Tawaran kencan satu malam itu terdengar menantang sekaligus menarik baginya. "Let me try," gumam Sherly dengan senyuman khasnya.
Pria itu balas tersenyum dan semakin merapatkan rangkulannya di pinggang Sherly. "Kamu cantik sekali malam ini," bisik pria itu lagi, bisikan yang membuat Sherly candu.
"You look so handsome too," balas Sherly, dengan berbisik juga di telinga lelaki itu. Aksi bisik berbisik itu ternyata terus berlanjut sepanjang tarian kecil yang mereka lakukan.
Tiba-tiba kembang api melayang ke angkasa, menciptakan kerlipan cahaya yang indah. Saat Sherly sedang memandangi pertunjukan kembang api, lelaki itu justru menempelkan bibirnya di leher Sherly. Tubuh Sherly spontan bereaksi, ia tersentak, tapi beberapa detik berselang seolah menginginkannya lagi. Sherly menggigit sudut bibirnya, menahan sesuatu yang bergejolak dalam tubuhnya, yang masih belum ia mengerti.
Tapi laki-laki itu tampak sangat mengerti. Ia menarik lengan Sherly memasuki villa tepi pantai itu, villa tempat Sherly dan teman-temannya menginap. Sherly terkejut melihat orang berpasang-pasangan memenuhi sudut villa itu, mereka saling berpagutan. Tapi si laki-laki seolah tidak memberi Sherly waktu untuk mengamati pemandangan itu lebih lama, ia menarik lengan Sherly dengan lembut memasuki sebuah kamar.
Pria itu mendorong tubuh Sherly pelan hingga terduduk di atas tempat tidur. "Grape or banana, kamu suka yang mana?" tanya pria itu sambil menanggalkan kancing kemeja putihnya.
"Maybe ... ba-ba-" Tiba-tiba mata Sherly melotot melihat apa yang tersaji di hadapannya, belum sempat berteriak, bibirnya sudah dibungkam oleh sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Just do it, Baby!" bisik pria itu lagi dengan suaranya yang terdengar semakin berat.
***
"Sher... Sherly!"
Sherly terbangun setelah pipinya ditepuk berkali-kali oleh Bianka. Saat terbangun, Sherly langsung terkejut saat melihat tubuh polosnya yang hanya dibaluti selimut. "Aaaa...!"
"Woi, Sher! Are you okay?" tanya Bianka yang tampak khawatir.
Sherly langsung mengusap dahinya sambil mengingat apa yang ia lakukan tadi malam. Wajah pria itu masih melekat di ingatannya, seperti pangeran dalam mimpi, tapi jika melihat kondisinya pagi itu, sepertinya yang dialaminya tadi malam bukan mimpi. "Sepertinya gue nggak okay," desis Sherly.
"Gue juga mikir gitu," ucap Bianka. "Gue nyariin lo kemana-mana semalam, tau-taunya lo malah di sini."
Sherly masih bengong.
"Lo ceroboh banget tahu, nggak. Lo tidur di kamar Inez, untung aja si Inez nggak tidur di sini semalam. Lo habis ngelakuin apa semalam, Sher?" Bianka terus menginterogasi sambil mengedarkan pandangannya ke seisi kamar yang berantakan. "Kayaknya pertanyaan gue salah, deh," desis Bianka begitu melihat pakaian Sherly berserakan di lantai. "Lo habis tidur sama siapa, Sher?"
"Gue ... Gue nggak tahu," desis Sherly yang merasa masih berada di ambang batas kesadaran.
"Kok bisa nggak tahu, sih, Sher? Sama Riko, ya? Atau Abi?"
"Bukan," jawab Sherly. Ia tahu pasti laki-laki yang bersamanya tadi malam bukanlah salah satu dari nama yang disebutkan oleh Bianka barusan.
"Trus, siapa?"
Sherly kembali mengusap dahinya. "Asli gue nggak tahu, Bi."
"Kok bisa, sih? Trus kalau terjadi sesuatu setelah ini lo mau minta pertanggung-jawaban ke siapa?"
Napas Sherly tercekat begitu mendengar kalimat Bianka. Ia sama sekali tidak terpikirkan tentang sebuah pertanggungjawaban. Ia hanya teringat sebaris kalimat pria itu tadi malam. Sherly menghela napas dalam-dalam lantas menghembuskannya secara perlahan. "Bi, lo pernah dengar soal one night stand, nggak?"
Bianka mengerutkan dahinya. "Hubungan satu malam?"
"Nah, itu." Sherly menjentikkan jarinya. "Hanya satu malam, yang artinya setelah ini dan ke depannya kita nggak perlu ngebahas soal itu lagi. Okay?"
"Hah?" Bianka melongo, selama empat tahun mengenal Sherly, menurutnya Sherly adalah temannya yang paling polos. Bahkan untuk liburan ke Bali saja, Sherly harus menyiapkan seribu satu alasan ke orang tuanya. Terang saja Bianka melongo begitu mendengar Sherly bicara soal 'one night stand', seolah sudah sangat paham dengan istilah itu.
Luna Valleryn adalah seorang perempuan muda yang baru dinikahi oleh Dion satu bulan yang lalu. Tapi ia sama sekali tidak merasakan kebahagiaan sebagai pengantin baru karena suaminya yang terlalu sibuk bekerja. Suatu ketika, saat Dion pergi ke luar kota, Luna menginap di rumah Maya, tantenya. Ia merasa iri melihat rumah tangga Maya dan Berend yang masih hangat kendati usia pernikahan mereka sudah belasan tahun. Maya membayangkan seandainya ia memiliki suami seperti Berend, tentu ia tidak akan merasa kesepian. Seolah membaca pikiran Luna, Berend pun menggoda perempuan muda itu. Disanalah bermulanya perselingkuhan antara Berend dan Luna.
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Novel Cinta dan Gairah 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, CEO, kuli bangunan, manager, para suami dan lain-lain .Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Pelan tapi pasti Wiwik pun segera kupeluk dengan lembut dan ternyata hanya diam saja. "Di mana Om.. ?" Kembali dia bertanya "Di sini.." jawabku sambil terus mempererat pelukanku kepadanya. "Ahh.. Om.. nakal..!" Perlahan-lahan dia menikmati juga kehangatan pelukanku.. bahkan membalas dengan pelukan yang tak kalah erat. Peluk dan terus peluk.. kehangatan pun terus mengalir dan kuberanikan diri untuk mencium pipinya.. lalu mencium bibirnya. Dia ternyata menerima dan membalas ciumanku dengan hangat. "Oh.. Om.." desahnya pelan.
Kayla Herdian kembali ke masa lalu dan terlahir kembali. Sebelumnya, dia ditipu oleh suaminya yang tidak setia, dituduh secara salah oleh seorang wanita simpanan, dan ditindas oleh mertuanya, yang membuat keluarganya bangkrut dan membuatnya menggila! Pada akhirnya, saat hamil sembilan bulan, dia meninggal dalam kecelakaan mobil, sementara pelakunya menjalani hidup bahagia. Kini, terlahir kembali, Kayla bertekad untuk membalas dendam, berharap semua musuhnya masuk neraka! Dia menyingkirkan pria yang tidak setia dan wanita simpanannya, membangun kembali kejayaan keluarganya sendirian, membawa Keluarga Herdian ke puncak dunia bisnis. Namun, dia tidak menyangka bahwa pria yang dingin dan tidak terjangkau di kehidupan sebelumnya akan mengambil inisiatif untuk merayunya: "Kayla, aku tidak punya kesempatan di pernikahan pertamamu, sekarang giliranku di pernikahan kedua, oke?"
Adult content 21+ Farida Istri yang terluka, suaminya berselingkuh dengan adiknya sendiri. Perasaan tersakiti membuatnya terjebak kedalam peristiwa yang membuat Farida terhanyut dalam nafsu dan hasrat. Ini hanya cerita fiktif. Kalau ada kesamaan nama, jabatan dan tempat itu hanya kebetulan belaka
Tanpa membantah sedikit pun, aku berlutut di antara sepasang paha mulus yang tetap direnggangkan itu, sambil meletakkan moncong patokku di mulut kenikmatan Mamie yang sudah ternganga kemerahan itu. Lalu dengan sekuat tenaga kudorong batang kenikmatanku. Dan …. langsung amblas semuanya …. bleeesssssssssssskkkkkk … ! Setelah Mamie dua kali melahirkan, memang aku merasa dimudahkan, karena patokku bisa langsung amblas hanya dengan sekali dorong … tanpa harus bersusah payah lagi. Mamie pun menyambut kehadiran patokku di dalam liang kewanitaannya, dengan pelukan dan bisikan, “Sam Sayang … kalau mamie belum menikah dengan Papa, pasti mamie akan merengek padamu … agar kamu mau mengawini mamie sebagai istri sahmu. “ “Jangan mikir serumit itu Mam. Meski pun kita tidak menikah, kan kita sudah diijinkan oleh Papa untuk berbuat sekehendak hati kita. Emwuaaaaah …. “ sahutku yang kuakhiri dengan ciuman hangat di bibir sensual Mamie Tercinta. Lalu aku mulai menggenjotnya dengan gerakan agak cepat, sehingga Mamie mulai menggeliat dan merintih, “Dudududuuuuuh …. Saaaam …