/0/4014/coverbig.jpg?v=5eae4c692cdd71bfa98ea10ee1deea05)
Kisah cinta yang ringan antara Dirgana, seorang janda beranak dua yang berprofesi sebagai tukang ojek on line, dengan seorang pria bernama Dimas, seorang anak pemilik toko emas yang sedang putus asa. Pernikahan mereka sudah diatur dengan sengaja oleh Mama Dimas, wanita yang pernah ditolong Dirgana. Mau tidak mau, Dimas dan Dirgana terpaksa menikah akibat pengaturan pernikahan yang tidak diketahui siapapun, kecuali sang Mama.
Aku melirik jam yang melingkar di tangan, memastikan sudah waktunya untuk kembali ke rumah dan beristirahat bersama 2 malaikatku. Jarum jam menunjukkan angka 10 tepat, aku merogoh saku jaket kebesaran dan mengambil HP, baru saja aku berniat mematikan aplikasi ojek online, ponsel ku mengeluarkan nada keras tanda orderan baru masuk. Melihat nama pemesan yang tertera, aku langsung merasa ragu untuk menerimanya, tapi melihat tempat yang dituju oleh si pemesan tidaklah jauh dari tempat tinggal ku, aku cepat menerimanya. Gegas kutekan beberapa angka yang tertera di aplikasi dan tersambung.
["Selamat malam, dengan pak Ardi?"] Tanyaku membuka percakapan.
["Benar,"] jawab seorang pria di seberang.
[" Maaf... Bapak barusan pesan ojek ya, Pak?"] tanyaku memastikan.
[" Iya, maaf... Kok suara perempuan ya? Apa memang perempuan?"] tanyanya balik. Seperti biasa, melihat namaku di aplikasi orang pasti menyangka kalau aku adalah seorang laki-laki, karena nama yang tertera pada aplikasi adalah Dirgana. P.
[" Iya pak, benar. Jadi, bagaimana pak? apa Bapak keberatan kalau yang mengantar perempuan?"] tanyaku lagi.
[" Oh, iya... tidak apa - apa. Jemput sesuai aplikasi ya,"] jawabnya langsung. Aku mematikan sambungan telepon setelah menutup pembicaraan dan langsung mengarahkan motorku ke tempat penjemputan yang juga tidak terlalu jauh dari tempatku berdiri tadi. Bismillah, aku meminta perlindunganNya selalu, apalagi di jam-jam seperti sekarang dan dengan pemesan ojek laki-laki.
Tempat penjemputan sebenarnya sih di tengah kota, masih banyak kendaraan berlalu-lalang. Tapi, tetap saja aku harus waspada. Tiba-tiba aku mendengar seseorang memanggil namaku bersamaan dengan tepukan, ku arahkan pandangan ke sebuah warung yang gelap, aku melihat beberapa laki-laki berdiri di sana. Dua orang laki-laki memintaku datang ke arah mereka lewat lambaian tangan. Kuarahkan stang motor ke tempat orang-orang yang memanggilku barusan, sambil terus melafalkan doa meminta penjagaan dari sang pemilik dunia.
"Saya pikir tadi laki-laki," kata salah seorang dari laki-laki yang tadi melambaikan tangan ke arahku. Aku hanya merespon ucapannya lewat senyuman sopan saja, seraya menenangkan hati dan perasaanku.
"Saya minta tolong antar kan nenek ini, ya."
Aku menatap ke arah tangannya menunjuk, seorang perempuan tua keluar dari balik warung yang hanya diterangi cahaya lampu lima Watt berwarna oranye. Aku lekas mengucap hamdalah di dalam hati, lalu melebarkan senyuman.
"Nenek beruntung, tukang ojeknya perempuan. Jadi, nenek nggak perlu takut," ucap salah seorang dari belakang.
"Alhamdulillah, iya nak... Terima kasih banyak ya...." kata si nenek.
"Sama-sama nek... hati - hati," jawab para laki-laki itu berbarengan.
"Hati-hati bawa motornya buk, Uni." Pesan mereka padaku sebelum aku berlalu, aku tersenyum sambil menganggukkan kepala dengan sopan, lalu membunyikan klakson dan berlalu.
Ku kendarai motor dengan hati - hati, bahkan cenderung pelan. Mengingat kalau wanita yang duduk di boncengan motorku adalah seorang nenek tua.
"Darimana Nek, kok malam - malam sendirian?" tanyaku membuka pembicaraan.
"Baru sampai dari Bukittinggi, udah jam segini angkutan umum udah gak ada lagi," jawab si nenek ramah.
"Nenek sendirian saja ke Bukittinggi? Kenapa gak ajak anak atau cucu?" tanyaku lagi.
Mengalir lah cerita si nenek, kalau dia menemui anak dan cucunya di Bukittinggi. Anaknya hanya satu, tinggal bersama keluarganya di sana. Si nenek hanya tinggal sendirian di Padang. Karena lebaran pertama si anak dan cucu tidak pulang ke Padang, si nenek memberanikan diri datang mengunjungi sendiri di lebaran kedua ini, pengennya buat surprise ternyata si nenek yang dapat surprise karena si anak justru sudah sampai di Padang ketika dia berada di Bukittinggi. Menurut beliau, beliau masih cukup kuat berjalan-jalan sendirian, jadi tidak butuh ditemani. Cara bicara si nenek yang lucu mampu menghangatkan suasana, aku langsung teringat ibuku di rumah. Usianya belum setua si nenek, tapi kemana - mana masih aku temani. Tapi, itu juga karena aku yang memaksa. Aku tidak akan mungkin tega membiarkannya pergi ke sana kemari sendirian.
"Ini nak, terimakasih banyak, hati - hati... Semoga berkah untuk anak-anaknya, ya...." Ucap si nenek setelah aku mengantarkannya. Aku memang bercerita kepadanya tadi kalau aku memilih pekerjaan ini demi anak-anakku.
"Sama-sama, Nek... Mari, saya permisi dulu," ucapku berpamitan, setelah memasukkan upah mengantarkannya langsung ke saku celana. Rasanya tidak perlu dihitung, kalau pun kurang aku ikhlas. Aku kasihan melihatnya yang sudah tua, tinggal sendirian, dan sedang bahagia karena ternyata si anak dan keluarganya sudah berada di Padang untuk mengunjunginya.
Sebelum melajukan motor tadi, aku sudah mematikan aplikasi biker di ponsel, sudah waktunya pulang dan berkumpul bersama mama dan anak-anakku. Aku tahu sekali, kedua anakku belum akan tertidur sampai aku tiba di rumah. Buat kedua anakku, saat menjelang tidur adalah saatnya berbagi cerita tentang kegiatan mereka selama seharian, bercanda, saling ejek dan berebut pelukan dariku. Aku sangat menikmati waktu-waktu seperti itu. Entah berapa lama lagi aku bisa bercanda bersama keduanya, mengingat semakin hari usia mereka semakin bertambah, waktu mereka buatku pastinya akan semakin berkurang nanti.
*
Namaku Dirgana Putri, aku seorang single parents yang harus membesarkan dua orang anakku sendirian. Mantan suamiku sudah lama tak membiayai kebutuhan kedua anakku, jadi aku lah yang harus banting tulang untuk memenuhi semua kebutuhan anak-anak ku yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Aku hanya tamatan SMA, karena itulah aku memilih bekerja sebagai pengemudi ojek on line. Selain karena pekerjaan ini tidak membutuhkan ijazah sarjana, aku juga bisa mengatur waktu bekerja sendiri. Sehingga, aku masih bisa mengurusi anak-anak sementara aku bekerja mencari nafkah.
Aku tinggal bersama kedua anak dan Ibuku di rumah orang tuaku, rumah yang ditinggalkan almarhum Ayah untukku dan Ibu. Sejak kecil hingga saat ini, aku tak pernah hidup berpisah dengan Ibu. Bahkan setelah menikah dulu pun, aku dan suami tinggal bersama beliau. Sebagai anak tunggal, aku tentu tidak mungkin meninggalkan Ibu seorang diri. Sudah menjadi tanggung jawabku untuk menjaga beliau sampai akhir hayat.
*
Nada pemberitahuan masuk dari ponselku berbunyi, pertanda orderan ojek memanggil. Ku perhatikan sebentar tujuan jemput dan tujuan antar yang tertera di aplikasi, lalu segera menekan tulisan OK yang ada pada layar.
["Selamat siang, dengan Ibu Ajeng?"]
["Ya, benar."]
["Saya dari Gojek, Bu... Titik jemputnya sesuai aplikasi ya, Bu?"]
["Iya, Dek."]
["Ok, ditunggu ya, Bu... Terima kasih, selamat siang,"] ucapku menutup percakapan. Lekas kukenakan jaket hijau kebesaran, lalu menyandang tas punggung dan segera keluar dari kamar menuju teras. Setelah berpamitan pada Ibu dan si bungsu, Fajri, aku segera menyalakan mesin motor dan berlalu meninggalkan rumah. Bismillah... Semoga perjalanan hari ini lancar, pintu rezeki dibukakan dan aku bisa pulang dengan selamat untuk beristirahat bersama anak-anak... Aamiin.
Kisah seorang gadis bertubuh gemuk yang selalu menerima hinaan dari Ibu sambung dan adik tirinya. Boni tumbuh menjadi perempuan yang memiliki kesabaran seluas langit, dia sanggup menerima hinaan-hinaan Ibu dan Adik sambungnya tanpa membalas sedikitpun. Sampai akhirnya, dia bisa membuktikan kalau kesabarannya membuahkan kemenangan dan cinta tanpa batas dari orang-orang yang menyayanginya dengan tulus.
Sebagai seorang Ibu, hatiku terasa sakit melihat perubahan sikap anak sulung laki-laki ku setelah menikah. Dia lebih menyayangi istrinya daripada aku. Aku yang mengandung, melahirkan dan membesarkannya, tapi dia justru memberikan cinta seutuhnya untuk sang istri.
Dua kali menikah, dua kali pula dirinya dikhianati. Kisah percintaan Dila Ramadhani yang selalu berujung pengkhianatan, membuat dirinya tak percaya kalau cinta sejati dan ketulusan itu ada. Memperbaiki diri tak lantas membuatnya semakin dicintai, tapi justru dikhianati lagi. Berkali-kali dia mempertanyakan pada dirinya sendiri, apa kekurangannya sebagai istri. Dila menjalani kehidupannya bersama dua orang anak dari pernikahan pertama dan satu orang anak dari pernikahan kedua. Melewati hinaan-hinaan dari keluarga sendiri hingga terpuruk tak punya uang dan anak-anaknya terancam berhenti sekolah. Sampai akhirnya Dila berkenalan dengan Alvin Pramudya, pria yang usianya lebih muda lima tahun darinya. Kaya, tampan dan rapuh. Kisah cintanya sama dengan kisah cinta Dila, selalu berujung pengkhianatan. Kisah cinta yang diwarnai perselingkuhan, uang dan kepercayaan, mengajak kita selalu percaya kalau Tuhan akan memberikan yang terbaik asal kita selalu berusaha untuk memperbaiki diri.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Warning! Banyak adegan dewasa 21+++ Khusus untuk orang dewasa, bocil dilarang buka!
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
Pada hari Livia mengetahui bahwa dia hamil, dia memergoki tunangannya berselingkuh. Tunangannya yang tanpa belas kasihan dan simpanannya itu hampir membunuhnya. Livia melarikan diri demi nyawanya. Ketika dia kembali ke kampung halamannya lima tahun kemudian, dia kebetulan menyelamatkan nyawa seorang anak laki-laki. Ayah anak laki-laki itu ternyata adalah orang terkaya di dunia. Semuanya berubah untuk Livia sejak saat itu. Pria itu tidak membiarkannya mengalami ketidaknyamanan. Ketika mantan tunangannya menindasnya, pria tersebut menghancurkan keluarga bajingan itu dan juga menyewa seluruh pulau hanya untuk memberi Livia istirahat dari semua drama. Sang pria juga memberi pelajaran pada ayah Livia yang penuh kebencian. Pria itu menghancurkan semua musuhnya bahkan sebelum dia bertanya. Ketika saudari Livia yang keji melemparkan dirinya ke arahnya, pria itu menunjukkan buku nikah dan berkata, "Aku sudah menikah dengan bahagia dan istriku jauh lebih cantik daripada kamu!" Livia kaget. "Kapan kita pernah menikah? Setahuku, aku masih lajang." Dengan senyum jahat, dia berkata, "Sayang, kita sudah menikah selama lima tahun. Bukankah sudah waktunya kita punya anak lagi bersama?" Livia menganga. Apa sih yang pria ini bicarakan?
Cerita bermula, ketika Adam harus mengambil keputusan tinggal untuk sementara di rumah orang tuanya, berhubung Adam baru saja di PHK dari tempat ia bekerja sebelumnya. "Dek, kalau misalnya dek Ayu mau pergi, ngga papa kok. " "Mas, bagaimanapun keadaan kamu, aku akan tetap sama mas, jadi kemanapun mas pergi, Aku akan ikut !" jawab Ayu tegas, namun dengan nada yang membuat hati kecil Adam begitu terenyuh.
Warning !! Cerita Dewasa 21+.. Akan banyak hal tak terduga yang membuatmu hanyut dalam suasana di dalam cerita cerita ini. Bersiaplah untuk mendapatkan fantasi yang luar biasa..