/0/3557/coverbig.jpg?v=a7b0ee68594e276ca163d282ddad4edc)
Bagas Surya Atmaja adalah cucu ketiga dari Binawan Atmaja. Setelah lama merantau sekian tahun ke Kalimantan, ia harus pulang ke kampung halaman demi membantu memulihkan keadaan perekonomian pabrik dan perkebunan Keluarga Atmaja. Ia pun membawa istrinya Nawang untuk diperkenalkan dengan keluarganya. Masalah demi masalah datang dalam hidupnya, mulai dari teror misterius, ketidaksukaan eyang putri pada istrinya, penolakan keluarga besar akan kehadirannya, konfrontasi dengan sepupu bahkan kehadiran Seruni cinta pertamanya semakin membuat hidupnya penuh dengan masalah. Belum lagi, maut sedang mengintai Bagas dan seluruh penghuni Rumah Atmaja. Mampukah Bagas mengungkap misteri di keluarganya? Atau dia sendiri yang akan menjadi korban?
Seorang pemuda berusia 27 tahun tengah berjalan menelusuri perkebunan sawit milik PT. Nusa Bahtera yang berada di wilayah Kalimantan Selatan. Pemuda itu berpawakan tinggi tegap berkulit putih dan rambut cepak rapi. Sepintas mirip aktor korea Lee Min Ho.
Bagas Surya Atmaja namanya, aslinya orang Jawa dan lulusan S1 Biologi. Dalam perusahaan ia menjabat sebagai tenaga ahli dalam urusan riset dan pengembangan teknologi. Tugasnya adalah memastikan kualitas sawit yang digunakan untuk produksi, bagus.
"Bagas." Seorang wanita cantik memanggilanya.
"Kenapa Na? Ada masalah sama hasil lab minyak sawit kita?" tanyanya dingin.
"Oh enggak. Aku cuma mau ngajak kamu jalan-jalan. Mau ya?"
"Oh sorry, aku udah ada janji sama Ricky nanti malem. Kita ada urusan penting."
"Kamu tuh ya. Apa sih yang kurang dari aku?" Gadis bernama Nana mulai tersulut emosi.
"Aku ini cantik, langsing, putih dan anak orang kaya juga. Jangan lupa papahku salah satu dewan direksi di perusahaan. Bisa pecat kamu kalau kamu menolak aku."
"Terserah. Coba saja kalau berani. Akan aku pastikan nama baik perusahaan ini hancur. Jangan lupa aku punya kartu AS papah kamu," sinis Bagas.
"Dasar cowok guy. Sana pergi saja sama pacar cowokmu itu." Ungkap Nana benar-benar emosi.
"Kalau kamu gak tahu apa-apa, diem! Dan jangan bikin gosip ngaco. Atau aku laporin tingkah kamu di club sama papah kamu. Biar papah kamu tahu seberapa liar putrinya di luaran sana." Bagas kemudian pergi meninggalkan Nana.
"Brengsek kamu Bagas, lihat aja aku bakalan dapetin kamu." Teriak Nana frustasi.
****
Di sebuah rumah kontrakan yang berisi lima anggota laki-laki dimana dua orang tampan nan rupawan, dua orang biasa saja dan satu orang sangat-sangat biasa.
Kelimanya adalah perantauan dari luar Kalimantan. Ada Ricky dan Bagas yang berasal dari Jawa. Zidan dari Palembang, Hasan dari Padang dan Mateo dari Papua. Saat ini mereka sedang makan bersama sambil lesehan. Sesekali mereka mengobrol dan tertawa jika ada hal yang lucu.
"Kenapa kau Ky, muka kau pucat sekali?" Tanya Mateo yang paling tua disini. Mereka kompak memanggilnya abang padahal mateo orang Papua.
"Aku lagi dilema Bang, mau ngajuin mutasi ke Jawa atau enggak." Jawab pemuda bertubuh tinggi atletis berkulit eksotik khas lelaki Jawa.
"Kenapa galau? Kalau betah disini ya disini aja kalau mau balik Jawa ya balik Jawa aja. Repot sekali kau ini," ucap Mateo.
"Makanya aku bilang juga apa Ky, udah kamu nyari istri orang sini aja. Toh perawan Kalimantan cantik-cantik. Gak bakalan galau kamunya," sambung Zidan.
"Macam kalian semua tak tahu saja kalau Ricky ini gak mungkin nikah sama perempuan. Orang pacarnya Bagas. Ya kan Gas?"
Serempak semua orang tertawa. Iya karena Ricky dan Bagas sahabat karib yang sering bersama. Sama-sama tampan, mapan dan rupawan sekaligus sama-sama suka nolak perempuan. Jadilah ada gosip kalau mereka pasangan sejenis.
"Astaga Dan! Aku sama Ricky masih normal kali. Ampun deh, siapa sih yang nyebarin gosip enggak bener tentang kami? Udah lah Ky nikah kamu sana biar aku gak dicap homo lagi gara-gara kamu gak kawin-kawin." Bagas menyahut dengan santai.
"Enak aja, kenapa harus aku? Kamu aja yang nikah sana sama si Nana. Bukannya dia yang ngejar-ngejar kamu ya." Ricky tak mau kalah.
"Halah gak usah pada rebutan sapa yang mau kawin duluan. Aku yang bakalan kawin duluan. Soalnya lamaranku untuk Syarifah sudah diterima." Hasan yang awalnya diam akhirnya bersuara.
"Serius?" tanya keempatnya kompak.
"Seriburius. Bulan depan kita kawin," sambung Hasan.
"Alhamdulillah."
****
Bagas beberapa kali menyulut rokok namun baru menghisap sebentar langsung dimatikan. Terus berulang-ulang sampai habis setengah bungkus rokok.
Seseorang menepuk bahunya. Ia menoleh dan melihat Ricky sudah duduk disampingnya. Mereka menatap malam di bawah langit Borneo.
"Kasihan rokoknya. Kalau gak mau dihisap kasihkan ke yang lain aja. Kamu kan bukan perokok." Ricky memulai percakapan.
"Kamu mau?" Bagas menyerahkan bungkus rokoknya.
"Ckckck. Aku kan bukan perokok. Amnesia ya kamu," ucap Ricky sarkas.
Bagas hanya terkekeh mendengarnya.
"Ada masalah?" Ricky memasang muka serius.
"Seminggu ini aku mimpi ayah dan ibuku terus. Ayah melambaikan tanganku terus. Beliau berdiri di gerbang masuk rumah Eyang. Sedang ibu selalu terlihat menangis. Ada apa ya?" Bagas mulai bercerita.
"Aku bukan penafsir mimpi. Jadi aku gak tahu artinya," jawab Ricky.
"Kamu masih belum move on dari Lily?" Tanya Bagas mengalihkan pembicaraan.
"Gak akan pernah bisa Gas. Kadung bucin aku sama dia." Ricky tersenyum.
"Ckckck. Kayak gak ada cewek lain aja." Bagas menyeringai.
"Gak usah sok ngomongin move on sama aku kalau kamu sendiri malah lebih parah dari aku. Mending aku kangen sama mantan pacar tapi masih single. Lah kamu? Kangen sama istri orang. Lebih baik yang mana hayo?" Ricky tak mau kalah.
"Sial." Umpat Bagas sambil memukul lengan sahabatnya itu.
"Padahal udah 5 tahun Ky, aku masih gak bisa ngilangin rasa cintaku sama dia," ungkap Bagas.
"Apa yang kamu suka dari Seruni?"
"Entahlah. Hanya saja tingkah lakunya yang lemah lembut bikin aku teringat sama ibuku."
"Hem ... kamu melihat sosok ibumu dalam dirinya. Bukankah ibumu meninggal saat usiamu 10 tahun?"
"Iya. Aku mengenalnya saat aku mulai tinggal sama Eyangku. Pembawaannya yang anggun, tutur katanya yang halus dan hanya dia yang mau berteman denganku. Disaat semu keluarga menolakku. "
"Hati sangat rumit. Sebuah organ yang isinya tak bisa dihitung pakai ilmu apapun." Pikiran Ricky mulai menerawang jauh kepada seorang gadis cantik, mantan pacarnya.
"Mending kamu urus mutasimu Ky. "
Ricky menatap sahabat baiknya. Keningnya mengerut.
"Paling gak, di Jawa ada kedua orangtua yang menyayangimu. Walau mungkin kamu gak bisa balik sama Lily masih ada orangtua yang bisa kamu perjuangkan kebahagiaannya. Jangan sampai kamu nyesel kalau mereka udah gak ada. Aku bahkan gak tahu wajah ayahku karena beliau meninggal sebelum aku lahir. Ibu pun menyusulnya saat usiaku baru 10 tahun. Aku bahkan belum bisa membuatnya bangga." Bagas menghembuskan nafas pelan setelah mengucapkannya.
"Lari untuk menjauh ternyata belum pasti berhasil. Lihat saja kita berdua, mau lari sejauh apapun ternyata ujung-ujungnya mentok sama mantan," lanjut Bagas.
"Gagal move on." Kompak keduanya.
Keduanya tertawa miris mengingat kisah percintaan masing-masing. Lalu mereka beralih topik pembicaraan. Berusaha menghilangkan kesedihan masing-masing karena gagal move on dari pujaan hati. Memang benar ternyata melarikan diri dari masalah belum tentu adalah jalan terbaik. Mungkin dengan menghadapinya justru cara yang lebih jitu untuk move on.
Cahaya Mustika atau dipanggil Caca adalah gadis yatim piatu yang tinggal bersama Liliknya (Om), adik dari mendiang sang Ayah. Sejak kecil dia merasa asing di keluarganya sendiri. Sebuah lamaran tak terduga datang dari Awan, anak mantan lurah di desanya. Sayang, Ibu Awan tak menyukainya bahkan menghina statusnya yang yatim piatu.Caca kembali ke Kebumen setelah kematian Eyang putrinya. Tanpa sengaja Caca menemukan surat sang ibu serta foto sang Ibu dengan sahabatnya, seorang Bu Nyai dari sebuah pondok pesantren di daerah Purwokerto. Caca pun memutuskan berkunjung kesana demi memenuhi wasiat sang Ibu agar dirinya mondok di pesantren. Hidup di pesantren, Caca bisa menjadi dirinya sendiri yang ceria dan sedikit ... tomboy. Bahkan di sana pula, dia menemukan musuh abadi yang membawanya pada sebuah hubungan rumit yang bernama hati. Lalu seperti apakah kisah Caca selanjutnya?
Nasha mempunyai calon kakak ipar ganteng bernama Rayyan. Rayyan adalah pacar kakaknya, Nisha. Nasha selalu menjadikan kisah percintaan Rayyan dan Nisha sebagai tolak ukur baginya untuk menjalin suatu hubungan dengan lawan jenis. Hingga akhirnya dia memilih Feri sebagai pacarnya. Karena Feri memiliki karakter yang hampir mirip dengan Rayyan yaitu ganteng, pengertian, dan lembut. Satu lagi hal yang membuat Nasha menyukai Feri karena Feri adalah lelaki bertanggungjawab yang bahkan tak mau menciumnya karena Nasha memang hanya mau menyerahkan semuanya pada suaminya kelak. Hingga sebuah kecelakaan tragis menimpa Nisha, kakaknya dua hari sebelum pernikahan. Nisha meninggal sehingga membuat Nasha sangat sedih. Belum lagi fakta yang ia ketahui kalau Feri pacarnya telah menghamili sahabat baiknya, Rosi. Feri beralasan karena dia butuh pelampiasan sedang Nasha tak mau disentuh olehnya. Patah hati membuat Nasha jadi malas berhubungan dengan semua lelaki hingga dia dipertemukan lagi dengan orang masa lalu. Rayyan mantan calon kakak iparnya.
Aku mengira, kalo ini hanya mimpi. Atau kalo enggak, ini hanya prank sebagai kejutan ulang tahunku yang ke delapan belas. Tapi ternyata, ini realita pahit yang harus kuterima. Aku terpaksa menerima pernikahan ini, dengan seorang laki-laki berumur yang sama sekali belum kukenal sebelumnya. "Kamu bisa masak?" tanyanya. "Bisa." "Saya jarang masak disini. Jadi kamu bisa masak kalo lapar, atau kamu bisa delivery. Ini kartu kredit dan ATM buat kamu," Aku menoleh, melihat David meletakkan dua kartu itu di atas meja rias. "Aku nggak butuh kartunya deh," kataku sambil bangkit. David mengernyit. "Kasih duit aja. Keperluanku nggak seberapa. Susah juga kalo pake itu buat beli pentol, abangnya bingung mau gesek kemana," "Kamu bisa ambil pake ATM, berapapun kamu mau, kapan pun. Zaman sekarang tuh udah mudah, nggak perlu lagi bawa duit kemana-mana," "Kamu janji mau ngurusin aku kan?" tanyaku. "Itu emang janji saya," "Kalo gitu jangan nyusahin aku. Tinggal kasih aku duit nyata, apa susahnya sih," dengusku. Apa yang bisa kuharapkan dari pernikahan yang nggak kuinginkan ini? Bahagia, atau aku hanya sengsara. Apalagi, seorang laki-laki bernama Dinar datang dan dengan bangga mengatakan kalo dirinya sanggup menungguku sampai aku menjanda.
Warning! Banyak adegan dewasa 21+++ Khusus untuk orang dewasa, bocil dilarang buka!
Warning konten pemersatu bangsa area 21+ pilihlah bacaan dengan bijak, tanggung jawab ada pada diri masing2. Penulis hanya berusaha menyajikan bacaan yang ringan dan menghibur. 🙏🏻 Hai saya Aldi 35 tahun yang saat ini bekerja sebagai arsitek dan design consultant. Sebagai persiapan masa pensiun, saya membangun sebuah bangunan kos yang juga sekaligus rumah saya di sebuah lokasi yang sangat bagus. Berisi 30 kamar yang dikhususkan untuk wanita kini semua kamar tersebut sudah penuh oleh penyewa. Saya berhubungan baik dengan semua gadis-gadis penghuni kos, bahkan sangat baik sehingga saya seringkali dengan ikhlas membantu masalah terbesar mereka. Seperti kata petuah jika kau memberi dengan ikhlas maka niscaya kau akan menerima balasannya 10 kali lipat bahkan berlipat-lipat. Mungkin itu yang saya rasakan sejak mereka semua mulai memperhatikan dan memenuhi kebutuhan hidup saya sehari-hari. Termasuk kebutuhan yang tidak bisa saya penuhi sendiri, yaitu kebutuhan di atas ranjang. Ini perjalanan saya, Aldi Reynaldi.
Yahh saat itu tangan kakek sudah berhasil menyelinap kedalam kaosku dan meremas payudaraku. Ini adalah pertama kali payudaraku di pegang dan di remas langsung oleh laki2. Kakek mulai meremas payudaraku dengan cepat dan aku mulai kegelian. “ahhhkkk kek jangannnhh ahh”. Aku hanya diam dan bingung harus berbuat apa. Kakek lalu membisikkan sesuatu di telingaku, “jangan berisik nduk, nanti adikmu bangun” kakek menjilati telingaku dan pipiku. Aku merasakan sangat geli saat telingaku di jilati dan memekku mulai basah. Aku hanya bisa mendesah sambil merasa geli. Kakek yang tau aku kegelian Karena dijilati telinganya, mulai menjilati telingaku dengan buas. Aku: “ahhkkk ampunnn kek, uddaahhhhh.” Kakek tidak memperdulikan desahanku, malah ia meremas dengan keras payudaraku dan menjilati kembali telingaku. Aku sangat kegelian dan seperti ingin pipis dan “crettt creettt” aku merasakan aku pipis dan memekku sangat basah. Aku merasa sangat lemas, dan nafasku terasa berat. Kakek yang merasakan bila aku sudah lemas langsung menurunkan celana pendekku dengan cepat. Aku pun tidak menyadarinya dan tidak bisa menahan celanaku. Aku tersadar celanaku sudah melorot hingga mata kakiku. Dan tiba2 lampu dikamarku menyala dan ternyata...
Untuk membayar hutang, dia menggantikan pengantin wanita dan menikahi pria itu, iblis yang ditakuti dan dihormati semua orang. Sang wanita putus asa dan kehabisan pilihan. Sang pria kejam dan tidak sabaran. Pria itu mencicipi manisnya sang wanita, dan secara bertahap tunduk pada nafsu adiktif. Sebelum dia menyadarinya, dia sudah tidak dapat melepaskan diri dari wanita tersebut. Nafsu memicu kisah mereka, tetapi bagaimana cinta bersyarat ini akan berlanjut?
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……