/0/2998/coverbig.jpg?v=07ef0feeb92d4a28c5d5d87ba8ed14e2)
Cahaya Mustika atau dipanggil Caca adalah gadis yatim piatu yang tinggal bersama Liliknya (Om), adik dari mendiang sang Ayah. Sejak kecil dia merasa asing di keluarganya sendiri. Sebuah lamaran tak terduga datang dari Awan, anak mantan lurah di desanya. Sayang, Ibu Awan tak menyukainya bahkan menghina statusnya yang yatim piatu.Caca kembali ke Kebumen setelah kematian Eyang putrinya. Tanpa sengaja Caca menemukan surat sang ibu serta foto sang Ibu dengan sahabatnya, seorang Bu Nyai dari sebuah pondok pesantren di daerah Purwokerto. Caca pun memutuskan berkunjung kesana demi memenuhi wasiat sang Ibu agar dirinya mondok di pesantren. Hidup di pesantren, Caca bisa menjadi dirinya sendiri yang ceria dan sedikit ... tomboy. Bahkan di sana pula, dia menemukan musuh abadi yang membawanya pada sebuah hubungan rumit yang bernama hati. Lalu seperti apakah kisah Caca selanjutnya?
Cahaya mustika namaku. Usiaku kini 22 tahun. Gadis yatim piatu sejak berumur 12 tahun. Kedua orangtuaku tewas karena kecelakaan mobil saat akan mengunjungi nenek kami di Jepara. Bus yang kami tumpangi tertabrak truk kontainer yang membawa semen.
Hingga akhirnya aku diasuh oleh adik ayahku. Aku memanggilnya Lik Marwan.
Lik Marwan mempunyai 3 anak. Si sulung seumuran denganku, Hasan. Dia anak dari mendiang istri pertamanya. Sedang anak keduanya berumur 20 tahun. Namanya Ningrum, sedangkan anak ketiganya berumur 17 tahun bernama Naufal.
Aku dan Hasan seperti anak terbuang dalam lingkungan keluarga ini. Maklum karena saat ini kami tinggal bersama keluarga besar istri kedua Lik Marwan yaitu Mirna. Meski Eyang Sosro, Ibu dari Bapak dan Lik Marwan ikut tinggal bersama tapi beliau sama seperti kami hanya penumpang saja dan tak dihargai.
Untuk urusan sekolah saja, aku dan Hasan bisa sekolah dengan mengandalkan beasiswa. Untung otak kami agak encer. Tapi selalu, aku yang juara. Hasan selalu sebal dan tak mau mengakui kalau aku lebih unggul dari pada dia. Hahaha.
Kami sudah lulus S1, aku mengambil pendidikan Biologi sedangkan dia pendidikan Matematika. Kami sekolah di Universitas Negeri Surakarta (UNS) bermodal beasiswa bidik misi.
Jangan tanyakan Ningrum dan Naufal, secara tampak mata jelas mereka tak seperti kami. Mereka adalah dua anak manja penuh kasih sayang. Sekolah dan kuliah hanya untuk mencari ijazah.
"Orang itu harusnya punya rikuh pekewuh (malu), sudah tahu numpang tapi ngelunjak. Dasar. Sana cari kerja biar gak selalu nunut lilikmu," nyanyian merdu Lik Mirna mulai membahana seperti biasa.
"Hasan juga, gak bisa nyari duit sok-sokan mau kuliah lagi. Sok pinter dia."
Aku yang sedang mencucikan baju milik keluarga ini hanya diam tak mau menjawab. Pokoknya tutup mulut sama kuping.
******
"Caca," panggil seseorang saat aku tengah berbelanja ke pasar. Awan mengulas senyum lebar ke arahku. Aku tersenyum balik ke arahnya.
"Mau pulang?"
"Iya."
"Aku antar."
"Gak usah."
"Gak papa. Aku bawa motor kok."
"Aku naik angkot aja. Makasih."
Awan tidak peduli akan penolakanku, dia langsung membawa belanjaanku menuju motornya. Terpaksa aku ikut motornya. Aku yakin nanti pasti akan jadi masalah.
*****
"Eh Mas Awan," sapa Ningrum manja.
"Eh Ningrum, kamu gak kuliah sih?"
"Ini mau berangkat Mas."
"Oh."
"Anterin yuk Mas."
"Waduh maaf, nanti aku harus ke Kecamatan. Ada rapat sama Pak Camat."
"Au ah. Mas Awan nyebelin." Ningrum pergi dengan memasang muka kesal.
"Loh Nak Awan, kok kesini?" tanya Lik Mirna.
"Oh ini Bu, ngantar Caca. Kasihan bawa belanjaan banyak."
"Ckckck, Ca ... Ca ... Udah Lilik bilang supaya kamu bawa motor, tuh jadi ngerepotin Nak Awan kan?"
"Gak ngerepotin kok Bu, saya malah suka."
Aku memilih diam dan langsung membawa belanjaanku ke dalam rumah. Sengaja berlama-lama di dalam rumah hingga kudengar suara motor Awan.
"Kamu itu jadi orang sadar diri, ndeleng awakmu. Kamu itu sopo? Bukan siapa-siapa. Awan itu anak orang terpandang disini. Bapaknya mantan lurah, ibunya guru SD, kamu itu siapa?"
Aku hanya diam menunduk.
"Udah numpang, gak tahu diri ...." Lik Mirna masih ngomel-ngomel seperti biasa.
Andai aku mau, aku dan Hasan tak mungkin diam diperlakukan semena-mena olehnya. Selama ini kami diam karena menenggang perasaan Lik Marwan dan terutama Eyang Sosro.
Aku menuju kamar belakang, disana ditempat tidur yang mulai reot tergeletak Eyangku, usianya sudah 70 tahun. Sudah sangat sepuh. Hanya beliau yang masih hidup. Eyang kakung meninggal sejak Bapak dan Lik Marwan masih kecil-kecil.
Kupandangi wajah tuanya, kemudian mengelus pelan pipinya. Eyang terbangun dan tersenyum.
"Nduk ...."
"Dalem, Eyang."
"Sing sabar ya."
"Eyang mbe pengin balik Kebumen. Neng kene Eyang ora betah. Angger neng Kebumen ketemu dulur karo tangga perek mesti pada eman karo Eyang." (Eyang juga kepingin pulang ke Kebumen. Disini Eyang gak betah. Kalau di Kebumen bertemu saudara dan tetangga dekat mesti mereka sayang sama Eyang)
"Sing sabar nggih Yang, wonten kulo kalih Hasan." (Yang sabar ya Eyang, ada saya sama Hasan)
*****
"Gimana? ada perkembangan bagus gak untuk beasiswanya?"
"Hahaha. Kamu tahu gak, aku daftar di Malaysia. Kayaknya gak bakalan keterima lah wong saingannya jos-jos," jawab Hasan.
Kami sedang ngobrol didekat kandang ayam. Hanya ini tempat dimana tak ada yang bakalan mengomeli kami. Lah wong yang ada cuma ayam, paling berkokok ... Petok ... Petok ... Cukup dikasih makan anteng ayamnya.
"Kok Malaysia? Bukannya mau di UNS juga?"
"Aku mangkel sama Bapak. Waktu itu udah setuju aku ambil S2 tapi gara-gara Ibu Mirna ngomong, Bapak jadi ngelarang aku."
"Hahaha ... Terus kalau gak keterima kamu mau gimana?"
"Angon sapi."
Aku terkekeh mendengar celetuknya. Iya, Lik Mirna itu tidak suka kalau kami lebih sukses dari kedua anaknya. Makanya walau gelar kami sudah sarjana tapi sengaja aku dijadikan sebagai ART dan Hasan tukang angon sapi peliharaan keluarganya. Sedangkan kedua anaknya dilimpahi kasih sayang tak terkira. Masa bodoh besok mau jadi apa mereka nantinya. Jadi pengangguran gak masalah yang penting aku sama Hasan juga gak jadi orang.
*****
Aku habis menjemur pakaian. Tiba-tiba Lik Mirna memintaku mengirim SMS kepada kakaknya sesuai dengan catatan kecil yang sudah dia buat. Mau tak mau aku melakukan hal yang disuruhnya sambil duduk di kursi dekat pohon mangga.
Saat aku mulai mengetik, aku merasa aneh dengan tingkahnya pun Ningrum si gadis manja. Aku tak terlalu peduli dan mulai mengetik SMS.
"Eh Bu Laras, mau kemana Bu?"
"Eh Bu Mirna sama Ningrum juga. Duh Ningrum rajin ya, pagi-pagi udah sapu-sapu."
"Iyalah Bu, anak saya kan tak didik jadi calon istri yang baik gak kaya tuh yang cuma bisa numpang hidup saja."
Aku menoleh ke arah mereka. Ckckck ... Rupanya mereka lagi drama. Aku tak peduli mereka ngomong apa saja tentangku. Bahkan tanggapan Bu Laras pun tak akan kupedulikan karena bagiku mereka sama saja. Bu Laras walau katanya guru SD dan PNS tapi aku tak pernah menaruh hormat padanya. Sedikitpun. Catet itu.
Perilakunya tak mencerminkan pada titel dan status yang dimilikinya. Dia termasuk guru sombong dan arogan. Untung aku tidak sekolah di SD tempat beliau mengajar.
Husna sahabatku sekolah di SD tempat beliau mengajar. Saat itu ada iuran kurban hanya sebesar tiga puluh lima ribu rupiah. Dia yang anak kurang mampu membayar dengan uang receh logam dan dibungkus plastik bening. Dengan sombongnya beliau tak mau menerima uang tersebut. Beliau tak tahu bahwa uang recehan itu Husna kumpulkan dengan mengurangi jatah jajannya yang tak seberapa. Husna menangis tersedu bercerita padaku dan Hasan.
Hasan yang saat itu punya uang dua puluh ribu dan aku sepuluh ribu ditambah dalam plastik Husna ada uang lima ribu akhirnya digunakan untuk membayar iuran kurban.
Sejak saat itu aku tak menaruh respek pada keluarga mantan lurah itu. Walaupun orang bilang Awan itu tidak seperti kedua orang tuanya. Tapi aku tak peduli.
Aku tahu Awan menaruh hati padaku. Tapi aku tak pernah menanggapi. Karena selain aku tak suka padanya, aku tak mau mati muda dengan bermertuakan orang seperti Bu Laras. No. No. No. Walau aku yatim piatu tapi aku cukup tahu diri dan tahu seperti apa kriteria calon suamiku kelak. Dan sayangnya itu tak ada pada diri Awan.
Bagas Surya Atmaja adalah cucu ketiga dari Binawan Atmaja. Setelah lama merantau sekian tahun ke Kalimantan, ia harus pulang ke kampung halaman demi membantu memulihkan keadaan perekonomian pabrik dan perkebunan Keluarga Atmaja. Ia pun membawa istrinya Nawang untuk diperkenalkan dengan keluarganya. Masalah demi masalah datang dalam hidupnya, mulai dari teror misterius, ketidaksukaan eyang putri pada istrinya, penolakan keluarga besar akan kehadirannya, konfrontasi dengan sepupu bahkan kehadiran Seruni cinta pertamanya semakin membuat hidupnya penuh dengan masalah. Belum lagi, maut sedang mengintai Bagas dan seluruh penghuni Rumah Atmaja. Mampukah Bagas mengungkap misteri di keluarganya? Atau dia sendiri yang akan menjadi korban?
Nasha mempunyai calon kakak ipar ganteng bernama Rayyan. Rayyan adalah pacar kakaknya, Nisha. Nasha selalu menjadikan kisah percintaan Rayyan dan Nisha sebagai tolak ukur baginya untuk menjalin suatu hubungan dengan lawan jenis. Hingga akhirnya dia memilih Feri sebagai pacarnya. Karena Feri memiliki karakter yang hampir mirip dengan Rayyan yaitu ganteng, pengertian, dan lembut. Satu lagi hal yang membuat Nasha menyukai Feri karena Feri adalah lelaki bertanggungjawab yang bahkan tak mau menciumnya karena Nasha memang hanya mau menyerahkan semuanya pada suaminya kelak. Hingga sebuah kecelakaan tragis menimpa Nisha, kakaknya dua hari sebelum pernikahan. Nisha meninggal sehingga membuat Nasha sangat sedih. Belum lagi fakta yang ia ketahui kalau Feri pacarnya telah menghamili sahabat baiknya, Rosi. Feri beralasan karena dia butuh pelampiasan sedang Nasha tak mau disentuh olehnya. Patah hati membuat Nasha jadi malas berhubungan dengan semua lelaki hingga dia dipertemukan lagi dengan orang masa lalu. Rayyan mantan calon kakak iparnya.
Zain, seorang pengusaha terkenal yang terlihat muda di usianya yang mendekati empat puluh. Ia adalah seorang pria yang nyaris sempurna tanpa cela. Namun, tidak seorang pun yang tahu. Lima tahun yang lalu pasca menyaksikan pengkhianatan istrinya, Zain mengalami kecelakaan tragis. Dampak kecelakaan itu ia mengalami disfungsi seksual. Demi harga dirinya, Zain menjaga aib itu rapat-rapat. Namun, hal itu dimanfaatkan Bella untuk berbuat semena-mena. Kecewa karena Zain tidak mampu memberinya kepuasan, Bella bermain gila dengan banyak pria. Zain tidak berkutik, hanya bisa pasrah karena tidak ingin kekurangan dirinya diketahui oleh orang banyak. Namun, semuanya berubah saat Zain mengenal Yvone, gadis muda yang mabuk di kelab malam miliknya. Untuk pertama kalinya, Zain kembali bergairah dan memiliki hasrat kepada seorang wanita. Namun, Yvone bukanlah gadis sembarangan. Ia adalah kekasih Daniel, anak tirinya sendiri. Mampukah Zain mendapatkan kebahagiaannya kembali?
Rhido tak pernah menduga masa lalunya yang hitam dan kelam, ternyata sangat berpengaruh pada kehidupan rumah tangganya bersama Lisda. Wanita yang dinikahinya karena telah berhasil membuat Rhido sadar akan kesalahan masa lalunya. Ketika Rhido sedang berjuang menghilangkan jejak masa lalunya, justru halangan datang dari istrinya. Ketika sedang mengandung anak pertamanya, Lisda justru meraskan gangguan yang membuatnya selalu kesakitan saat berhubungan badan dengan suaminya. Rhido yang teramat mencintai istri dan calon anaknya, rela bertahan tidak melakukan hubungan badan dengan istrinya. Sampai akhirnya Rhido mendapat tugas kerja di daerah pedalaman Jawa Barat dan Kalimantan. Di sanalah godaan demi godaan datang silih berganti. Sanggupkah Rhido yang mantan bajingan itu bertahan dengan kesetiannya, atau malah sebaliknya. Lanas bagaimana nasib Lisda dengan anak yang baru dilahirkannya? Benarkah masa lalu Rhido yang penuh dengan aura mistis kembali menghantui dan menganggunya? Seperti apa aura dan gangguan mistis yang dia dapatkannya? Adakah pengaruhnya pada Lisda, istri sahnya?
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
Untuk membayar hutang, dia menggantikan pengantin wanita dan menikahi pria itu, iblis yang ditakuti dan dihormati semua orang. Sang wanita putus asa dan kehabisan pilihan. Sang pria kejam dan tidak sabaran. Pria itu mencicipi manisnya sang wanita, dan secara bertahap tunduk pada nafsu adiktif. Sebelum dia menyadarinya, dia sudah tidak dapat melepaskan diri dari wanita tersebut. Nafsu memicu kisah mereka, tetapi bagaimana cinta bersyarat ini akan berlanjut?
Angeline adalah seorang pekerja keras, ia baru saja dipecat dari tempat kerjanya karena fitnah rekan kerjanya. Angeline yang harus menjadi tulang punggung keluarganya berusaha mencari pekerjaan apa pun yang bisa menghasilkan. Hingga akhirnya ia bertemu dengan Bryan yang menawarkan sebuah pekerjaan dengan bayaran yang sangat tinggi. Bryan adalah seorang presdir perusahaan ternama. Dirinya yang sebagai keturunan terakhir dituntut untuk segera menikah agar bisa meneruskan keturunan. Dijodohkan dengan kenalan ibu tirinya, membuat Bryan enggan melakukannya karena tau niat dibalik sikap sang ibu tiri. Bryan pun bertemu dengan Angeline dan menawarkan pekerjaan untuk menyewakan rahimnya dan melahirkan keturunannya. Apakah Angeline bersedia untuk menyewakan rahimnya dan melahirkan anak dari Bryan? Akan kah benih-benih cinta tumbuh di antara keduanya dan menjadikan pernikahan mereka sebagai pernikahan yang sah?
Blurb : Adult 21+ Orang bilang cinta itu indah tetapi akankah tetap indah kalau merasakan cinta terhadap milik orang lain. Milik seseorang yang kita sayangi