"Ya, apa sih? Kok elo harus minta maaf segala. Apa elo buat salah di belakang gue?" "Iya Sil, sebenarnya gue ... gue ... ehmmm ... gue ssukaa ... sama Erga," aku Malika berkata jujur, lalu ia menunduk penuh penyesalan. Bagai tersambar petir, Silva pun tidak percaya apa yang baru saja ia dengar dari sahabatnya. Malika, Shereen, dan Silva bersahabat, segala suka dan duka mereka lalui bersama. Namun, kini indahnya persahabatan sirna karena konflik percintaan di antara mereka. Seorang pria tampan bernama Erga hadir di tengah-tengah persahabatan mereka. Hingga akhirnya masalah dan perdebatan bermula dari sini. Malika yang tiba-tiba menyukai Erga sampai pengakuannya kepada Erga dan Silva. Lalu Erga yang harus di hadapkan oleh pilihan yang sulit antara memilih Malika atau Silva? Sedang Shereen, apakah ia mampu menjadi penengah bagi hubungan mereka? Bagaimanakah kelanjutan kisah persahabatan yang dibumbui oleh pengkhianatan? Sumber Illustrasi by Canva Pro Follow IG: @yenifri29 & @yukishiota29
"Hallo, Sil, elo di mana? Tadi gue ke rumah elo, tapi elo nggak ada di rumah," ucap Malika di seberang ponselnya.
"Hallo, Ka. Oh, iya, gue lagi di rumahnya Vera. Ada apa ya?" jawab Silva penasaran.
"Nggak apa-apa kok, gue cuma mau ke rumah elo aja. Habis bete di rumah terus. Tapi kalau elo ada di rumah Vera, ya udah di lanjut aja. Bye ...."
"Ya udah, Ka. Nanti sore gue pulang, kita ketemu di rumah Shereen aja, ya, jam 4 sore! Oke, bye ...."
Setelah mengakhiri pembicaraannya di ponsel, Malika memutuskan siang itu ke kediamannya Shereen. Terlihat dari raut wajahnya kalau ia sedang bete dan bad mood.
Sesampainya di rumah Shereen, ia langsung masuk begitu saja sebab pintu rumah sahabatnya itu tidak di kunci. Ya, Malika sudah biasa seperti itu di rumah Shereen. Inget di rumah sahabat kecilnya saja tidak di semua rumah orang ya.
Malika memasuki kamar Shereen dan terlihat Shereen sedang asyik menonton televisi di dalam kamarnya. Selanjutnya ia dan Shereen malah asyik bercengkrama dan berghibah ria. Tidak terasa hari menjelang sore, tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu rumah Shereen dan mengucapkan salam. Ternyata itu Silva.
"Hi Guys! Kalian pada tahu nggak sih, gue tuh lagi senang banget," ucap Silva dengan muka berseri-seri dan mata berbinar-binar.
"Elo kenapa? Kok tumben kelihatannya happy banget. Habis menang lotre, ya? Emang senang kenapa sih, Sil?" sahut Shereen penasaran.
"Ya, apa sih? Nggak biasanya lho, elo happy gini dan sambil senyum-senyum segala lagi," sambung Malika juga ikut penasaran.
Akhirnya Silva menjelaskan bahwa ia tadi dari rumahnya Vera, lalu ia sempat dikenalkan ke saudaranya Vera yang bernama Erga. Yang membuat Silva terlihat happy banget karena mereka baru kenalan dan Erga sudah mengutarakan isi hatinya. Silva bahagia banget sebab sudah cukup lama ia menjomblo.
Lagipula Silva itu mudah jatuh cinta. Asal ada laki-laki yang mau dengannya dan ia merespon, langsung ia terima. Seperti Erga ini, baru kenal sesaat sudah resmi berpacaran.
"My God! Elo nggak salah Silva, baru kenal udah langsung jadian aja," tutur Malika terkejut.
"Habis gimana ya, daripada elo ngejomblo terus. Ya udah ada yang mau sama gue, kenapa nggak?" balas Silva santai.
"Up to you," teriak Malika dan Shereen berbarengan sambil menggeleng-gelengkan kepala mereka masing-masing.
Karena hari hampir gelap, Silva dan Malika akhirnya pulang ke rumah masing-masing, sepanjang jalan Silva senyum-senyum tidak jelas. Malika merasa risih melihat kelakuan aneh sahabatnya.
***
Di kamarnya Malika masih tidak habis pikir, mengapa Silva bisa-bisanya menerima seorang laki-laki yang baru ia kenal bahkan baru ia temui hari ini? Silva bisa mengenal Vera memang melalui Shereen. Seperti Silva mengenal Shereen, ya karena Malika yang mengenalkan. Vera itu teman kampusnya Shereen. Jadi Shereen kuliah di kampus yang berbeda dengan Malika dan Silva. Tapi mereka bertiga memang sangat akrab dan dekat dikarenakan rumah mereka saling berdekatan.
Terutama Malika dan Silva, sebenarnya mereka bertetangga namun, awalnya tak saling mengenal. Sejak masuk Universitas yang sama mereka berdua mulai akrab. Hidup di kota besar seperti Jakarta, nama tetangga sendiri saja tidak kenal.
***
Sejak resmi berpacaran dengan Erga, Silva berkelakuan sangat aneh. Ia tidak hentinya selalu membicarakan kekasih barunya. Hingga membuat kedua sahabatnya yang bernama Malika maupun Shereen sangat bosan mendengarkan curhatannya. Mereka kemungkinan menjadi iri, karena status jomblo yang selalu melekat pada diri mereka berdua.
"Si Silva benar-benar dah itu anak, nggak ada bosan-bosannya curhat tentang cowoknya," ucap Malika frustrasi.
"Ya Ka, benar banget. Gue aja malas kalau ada dia pasti curhat tentang pacar barunya itu. Perasaan yang lain punya pasangan nggak gini-gini amat dah," tukas Shereen mengiyakan perkataan Malika.
Tidak lama kemudian, datanglah Silva ke rumah Malika. Apalagi secara kebetulan memang di rumah Malika ada Shereen di sana. "Habis dibicarakan muncul orangnya. Panjang umur banget itu, Anak," celetuk Malika.
"Hi Guys, besok gue mau diajak jalan sama Erga dong," tutur Silva bersemangat.
"Bodoh amat," protes Malika dan Shereen berbarengan.
"Bosan gue dengarnya Sil, Erga terus yang elo omongin. Nggak di rumah, nggak di kampus omongan elo sama terus," tukas Malika.
"Ya tahu deh, kalian pada iri, 'kan sama gue? Ya udah, kalian boleh ikut deh. Kebetulan Erga mau ajak gue ke tempat billyard. Erga bilang nanti dia ajak saudaranya juga 2 orang. Makanya gue nanti mau bilang Erga supaya kalian juga bisa ikut."
"Kapan Sil? Boleh juga tuh daripada bete di rumah terus, 'kan, Ka?"
"Yoi, lumayan sekalian cuci mata." Malika tersenyum penuh arti.
"Hari Sabtu katanya, tapi siang sampai sore paling. Kalau malam tahu sendiri bokap gue tuh gimana orangnya. Dia tuh ketat banget padahal gue udah dewasa masih aja nggak boleh pulang malam-malam. Sebentar lagi juga gue ulang tahun ke-19 tahun, seminggu lagi."
"Oh iya, seminggu lagi elo ultah ya? By the way Erga tahu nggak tuh?" tutur Malika.
"Tahu sih, pas waktu pertama jadian gue udah cerita. Dia kan tanya, ya udah, gue beritahu aja."
***
Hari Sabtu, pun tiba. Malika sudah berada di rumah Shereen. Memang Silva yang menyuruh Malika agar menunggu di rumah Shereen. Setengah jam kemudian, Silva dan Erga datang dengan mengendarai mobil pribadi milik Erga. Dua orang pria yang ternyata adalah sepupu Erga, juga sudah berada di dalam mobil. Malika dan Shereen segera Erga perkenalkan kepada kedua laki-laki sepupunya itu.
"Vera, 'kan sepupu elo juga, Ga. Kok nggak diajak si Vera?" tutur Shereen menanyakan Vera teman kampusnya.
"Oh katanya sih, dia ada acara sama teman-temannya. Kemarin sih udah gue ajak katanya nggak bisa ada acara lain," jelas Erga memberitahu alasan Vera tidak bisa ikut dengan mereka.
Sampai di tempat billyard, Erga dan kedua sepupunya segera melakukan open table. Mereka sempat mengajak Silva dan kedua sahabatnya untuk ikut bermain. Namun, sayangnya dari mereka tidak ada yang berminat. Mereka semua ternyata tidak bisa memainkan permainan bola sodok itu.
"Ayolah cewek-cewek! Pada ikutan main, biar seru. Daripada duduk bengong gitu. Nanti bete lho!" seru Rifki.
"Ya, ayo main! Kita ajarkan kok, biar pada bisa. Daripada bete duduk-duduk aja," sambung Deva.
Erga masih saja bersama kedua sepupunya memaksa Silva dan para sahabatnya untuk bermain, namun mereka tetap saja menolak. Erga akhirnya memesan minuman dan snack untuk mereka berenam.
Silva mendekati Erga dan meminta untuk menyudahi permainan dan mengajaknya pulang sekarang juga. Erga juga terkejut saat melihat jam yang melingkar di tangan kanannya ternyata sudah menunjukkan pukul 17:35 WIB. Erga dan yang lainnya, pun bergegas segera menuju ke parkiran mobil. Mereka segera meluncur pulang meninggalkan tempat billyard tersebut.
Namun Deva dan Rifki tidak ikut mengantar Silva dan para sahabatnya. Mereka ada urusan lain. Di mobil sekarang hanya tinggal Silva, Erga, Malika dan Shereen. Silva tampak gelisah karena jalanan mulai macet. Jalanan dipenuhi kendaraan karena malam minggu banyak sekali orang keluar rumah untuk menikmati momen weekend.
"Aduh nyokap gue udah WA nih. Katanya udah di mana, kenapa udah maghrib belum sampai di rumah? Dan nyokap gue bilang, katanya bokap gue udah marah-marah karena gue belum pulang," cerita Silva semakin panik dan cemas.
"Duh, gimana ya? Macet gini, Sil. Bilang aja lagi di jalan terjebak macet. Sebentar lagi sampai gitu," tutur Shereen menenangkan.
"Tapi, Reen? Bokap gue, 'kan ...," sanggah Silva terjeda.
Apa yang membuat Silva memotong ucapannya? Mereka berempat pun tidak lagi bersuara. Hanya terdengar suara rintik hujan yang perlahan mulai membasahi aspal jalan.
***
Hi, Readers!
Ini novelku yang pertama di platform Bakisah/Ceriaca
Semoga kalian suka dengan ceritaku ini.
Terima kasih & selamat membaca.
Ikuti jejakku di IG: @yenifri29 & @yukishiota29
Pernikahan ini hanya sebuah perjanjian, dia punya kekasih begitu juga dengan aku. Tetapi entah siapa yang memasukkan obat ke dalam minuman ku, sehingga benar-benar lepas kendali.
ADULT HOT STORY 🔞🔞 Kumpulan cerpen un·ho·ly /ˌənˈhōlē/ adjective sinful; wicked. *** ***
Kaluna Evelyn sudah menikah Dengan Eric Alexander Bramastyo selama kurang lebih 10 tahun. Namun, Eric sama sekali tidak mencintai Luna. Ia memiliki kebiasaan yang sering bergonta-ganti wanita. Itulah yang menyebabkan Luna semakin sakit hati, namun ia tidak bisa bercerai dengan Eric karena perjanjian kedua keluarga. Ditengah keterpurukannya, ia mengalihkan rasa sakit hatinya kepada minuman keras. Dan disaat, ia mabuk, ia melakukan kesalahan dengan tidur bersama ayah mertuanya sendiri. Seorang pria dewasa bernama Brian Edison Bramastyo. Yang tidak lain dan tidak bukan, adalah ayah dari Eric sendiri. Brian yang berstatus duda, tidak bisa berkutik ketika Luna mulai menggodanya karena pengaruh minuman keras. Dan setelah kesalahan di malam itu, Luna dan sang papa mertua saling mengulangi kesalahan nikmat yang sama. Brian yang mampu memberikan nafkah batin pada Luna, harus menahan rasa perih karena mengkhianati putranya sendiri, dan menjadi tidak bermoral karena bermain gila dengan sang menantu. Namun apa boleh buat, semua sudah terlanjur dan mereka berdua sama-sama kesepian. Hubungan mereka tetap berlanjut, hingga akhirnya Eric mengetahui hubungan mereka dan menceraikan Luna. Namun, beberapa waktu kemudian, diketahui bahwa alasan Eric menceraikan Luna adalah dia sudah menghamili kekasihnya, yang bernama Bianca. Mereka menjalani hidup masing-masing. Eric pergi jauh dari kehidupan Brian dan Luna. Brian dan Luna pun memilih untuk bersama.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Novel ini berisi kumpulan beberapa kisah dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan panas dari beberapa tokoh dan karakter yang memiliki latar belakang keluarga dan lingkungan rumah, tempat kerja, profesi yang berbeda-beda serta berbagai kejadian yang diaalami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dan bergaul dengan cara yang unik dan berbeda satu sama lainnya. Suka dan duka dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini baik yang protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerita dewasa yang ada pada novel kumpulan kisah dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!