Setelah mengganti identitasnya menjadi Olivia Finley, ZeeZee kini berperan penuh untuk dirinya sendiri dalam kehidupan barunya. Hubungan Rhys dan Olivia terus diguncang jarak yang terbentang di antara mereka. Ketidakpercayaan, cemburu, dan masa lalu, memicu hal itu terus membuat hubungan keduanya semakin goyah. Di saat hidup sendirian jauh dari Rhys, Olivia tidak pernah sadar dirinya menjadi incaran seorang penguasa kota tempat dia menetap saat ini. Tanpa sebab dan alasan yang jelas. Brady White. Pria tampan mengerikan itu, memberikan banyak kejutan kecil dan penderitaan untuk Olivia agar dia bersedia bertekuk lutut dihadapannya. ZeeZee si gadis pemberontak tidak akan pernah tunduk pada siapa pun! Apa itu tetap berlaku pada Olivia Finley?
Olivia Finley
"Bisakah kau mengantarkan pakaianku sekarang, Nona?" Suara diseberang terdengar mendesak, terlewat menyebalkan, dan berisik.
"Itu artinya ada tambahan biaya sebesar dua ratus ribu." Kuberitahu dia sebelum nanti menolak tagihan, padahal si jalang ini yang bersikeras diawal bahwa dia akan mengambil sendiri pakaiannya di tempatku.
"Ya, ya. Itu tidak masalah. Tolong antarkan sekarang. Akan kukirimkan alamatnya."
Aku mengiyakan dengan cepat dan mengakhiri panggilan. Melihat alamat yang dikirimkan dan mulai memikirkan cara untuk menempuh jarak ini hanya dalam hitungan enam menit saja.
Meminta Hyra Lewis berjaga di depan, aku segera membawa dua dress berbahan tipis bergelimang mutiara di beberapa bagian-aku sama sekali tidak sempat memperhatikannya-yang sudah berplastik kemasan dengan gantungannya ke mobilku.
Benar, aku bisa tiba hanya dalam hitungan enam menit ke hotel Oceana. Aku berjalan melintasi lobby dengan cepat, berpapasan dengan beberapa orang pria yang semuanya asing bagiku, lalu menuju elevator.
Aku berhasil melewati desakan di dalam elevator dengan tetap menjaga kerapian pakaian yang kubawa. Lalu mengetuk pintu kamar dua nol satu, tapi tidak ada jawaban setelah aku menunggu sebentar.
Saat kuayunkan kepalan tanganku sekali lagi untuk mengetuk pintu, sebuah cengkeraman kurasakan menahan gerak tangan kananku.
Menoleh ke kanan dengan perasaan kesal, aku melihat seorang pria-tidak tampan, tidak juga jelek-hanya saja tubuhnya tinggi, sedang menatapku dalam sepasang mata yang teduh, namun sorotnya begitu tajam.
Berbahaya!
Seketika itu juga dia melepas cengkeramannya padaku.
"Berikan pakaian itu padaku, Nona." Dia melirik kemasan plastik dengan hanger di tanganku.
"Nona Siren harus membayar tagihan ini, dan tambahan dari biaya pengantaran." Kukeluarkan secarik faktur berisi detail layanan yang kuberikan pada wanita bernama Siren itu, ke hadapan pria ini.
Ah, ya. Aku ingat wajah ini. Tadi kami berpapasan di lobby. Dia satu di antara tiga pria yang berjalan lawan arah denganku.
"Ini. Dan sisanya ambil saja untukmu." Dia menyerahkan lima lembar ratusan yang dua dari itu, bukanlah hakku.
Pria ini menatapku dengan garis kerutan sekilas di keningnya yang gelap.
"Tidak perlu, Tuan, terima kasih. Aku mengambil sesuai tagihan Nona Siren saja. Ini kembaliannya." Kusodorkan dua lembar ratusan ribu itu padanya.
"Terima saja." Dia bersikeras.
"Tidak, Tuan. Terima kasih banyak."
Kudengar dia menghembuskan napasnya dengan kasar, mungkin saja kesal.
"Kau ini keras kepala sekali ya?"
Kutebak dia sedang mengejekku. Suaranya terdengar menghina. Tapi apa peduliku? Mengenalnya saja tidak!
Tersenyum canggung ala diriku. Biar kutunjukkan bagaimana aku sangat tidak nyaman bicara dengannya.
"Permisi, Tuan." Aku berpamitan sambil lalu, sembari berjalan.
Tidak kudengar suara apa pun dibelakangku. Bagus. Sekarang saatnya pergi-
Ponselku berdering dan bergetar sekaligus. Cepat gerakan tanganku meraih ponsel dan menjawab panggilan.
"Halo," sapaku pelan.
"Aku mendengar suaramu bergema. Kau di mana?" Diseberang, seperti biasa.
"Di lorong hotel."
"Kau ...." Dia menggantungkan ucapannya dengan nada hening sebagai latar belakangnya.
"Mengantarkan pakaian pelanggan." Aku sudah siap mendesah kecewa. Aku rindu padanya, sangat.
"Dia-"
"Dia seorang wanita, Sayang." Walau justru pria yang mungkin kekasih, suami, atau selingkuhannya yang menerima pakaiannya tadi.
Helaan lega, aku tahu. Meski terdengar dia berusaha menutupinya. Jika begitu khawatir, kenapa tidak datang ke sini untuk memastikannya sendiri?
Seseorang terdengar memanggil namanya, suara pria asing. Jadi aku berdiam diri menunggunya mengakhiri panggilan. Seperti biasa. Seperti ketika aku tidak pernah memiliki keberanian untuk mengeluh, apalagi protes padanya.
"ZeeZee, ah Olive. Sampai nanti, Sayang. Aku harus pergi." Dia masih sulit membedakan dua nama itu.
"Ya. Aku mencintaimu, Rhys." Ucapan penuh rasa rindu itu membuatku bersedih, ini ....
"Aku juga sangat mencintaimu."
Langsung kutekan tanda panggilan harus berakhir. Aku sudah tidak lagi kuat menahan suaranya berlama-lama terdengar di telingaku.
Memang baru sekitar dua bulan atau lebih sedikit, Rhys mengunjungiku ke sini, seperti kebiasaannya sejak dua tahun aku menghilang dari Yellowrin.
Tapi kebiasaan itu mulai sedikit banyak berubah, sejak kematian David dan Tessa Oxley.
Mereka berdua mengalami kecelakaan pesawat terbang tujuh bulan lalu. Aku tidak datang ke pemakaman keduanya karena Rhys dan Luigi melarangku. Dua kakak beradik itu, menganggap keadaan tidak aman untukku jika aku tiba-tiba kembali ke Yellowrin.
Apa maksudnya itu? Apa keberadaanku seberbahaya anggota keluarga Oxley lainnya? Jelas tidak! Aku bukan ancaman bagi siapa pun, kecuali dua orang tua yang telah membesarkanku selama dua puluh tujuh tahun itu. Aku memang-
Ah, sial! Aku mulai kesal dengan gangguan telepon walau sebenarnya ini memang harus kuterima sebagai bentuk profesionalisme pekerjaanku yang seorang penerima jasa.
"Ya, halo-"
"Kenapa pakaianku seperti ini?" pekik wanita diseberang, dan itu Siren.
"Kenapa dengan pakaianmu?" Berusaha santai, sangat santai, aku bertanya sambil mencurigai sesuatu. Pria tadi. Pasti dia.
"Ganti rugi pakaian mahal edisi terbatas milikku ini!" Dia memekik lagi. Daripada marah, suaranya lebih terdengar panik dan frustrasi.
"Tanyakan pada pria yang memberikan pakaian itu padamu." Aku tidak ingin bertanggung jawab, sungguh.
"Pria? Siapa? Pelayan hotel? Dia yang melakukannya?"
Sialan! Si berengsek itu pasti sengaja memberiku pelajaran, bermain-main dengan pekerjaanku. Tapi bodohnya aku, kenapa tadi kuberikan begitu saja pakaian milik Siren padanya?
"Hei, bisakah kau ke sini saja dan kita bicarakan ini?" Siren masih sama, panik dan frustrasi. Kombinasi yang tepat.
"Ya, baiklah." Aku menyerah, tanggung jawab dan kepercayaan, serta nama baik penatu milikku menjadi taruhan besar dalam hidupku sekarang. Tanpa usaha ini, aku bisa apa di kota kecil yang apa pun itu dijual dan berharga tiga kali lebih mahal dibandingkan kota lain.
Terjadi begitu cepat, padahal baru saja aku menyusuri lorong sembari menerima panggilan dari Rhys dan pria sialan yang tadi di depan pintu, bisa segera menghancurkan pekerjaanku dalam sekejap.
Kamar dua nol satu. Lagi, aku mengetuk pintunya. Seperti tadi, tidak ada jawaban. Dengan perasaan emosi yang mulai mencapai titik didih, aku memutar gagang pintu dan terbuka.
Ah, seharusnya sejak awal aku langsung bergerak seperti ini agar tidak ada masalah lain, dan aku tidak perlu bertemu si pria berengsek itu!
Kosong. Apa dia di kamar mandi?
Aku menutup pintu, dan pria tadi ternyata ada dibaliknya. Dasar sialan!
"Kau tidak terkejut? Itu hebat." Pertanyaan sekaligus pujian.
Terkejut, tentu saja. Tapi berhubung aku memiliki kehidupan masa lalu yang selalu memacu adrenalin, hal seperti ini tidak akan membuatku berteriak-teriak histeris atau menangis dan berlutut mohon pengampunan agar tidak dilecehkan.
"Katakan, apa tujuanmu dan apa maumu, hah?" Aku membentak. Selama dua tahun tinggal di kota ini, aku tidak pernah bermasalah dengan siapa pun. Kuhindari itu karena pekerjaanku membutuhkan kepercayaan dan nama baik dari pemiliknya. Menurutku begitu, atau memang aku yang sudah lelah terus berbuat onar seperti di Yellowrin.
"Tidak ada. Aku tidak bertujuan apa pun, tapi aku memang mau satu hal darimu."
Bersambung.
Sudah dua tahun Ava dan Jay menjalani pernikahan karena perjodohan. Selagi Jay terus main gila di luar, Ava pun melakukan hal yang sama dengan mengencani seorang pria kaya dari keluarga terpandang. Meski sangat ingin, Ava dan Jay tidak bisa bercerai. Sehingga Jay akhirnya mengizinkan Ava menjalani pernikahan bersama pria lain yang dirahasiakan. Bisakah rahasia itu terus terjaga? Sampai kapan?
ZeeZee Dimitri Oxley salah satu anggota keluarga termuda di keluarga Oxley, cenderung menyukai pemberontakan pada setiap hal yang dianggapnya tidak menyenangkan. Hidupnya berubah ketika si Kakak tertua—Rhys—menjadikannya sebagai target bagai boneka yang mudah dikendalikan. Walau awalnya dipenuhi oleh rasa takut pada Kakaknya yang bengis dan tak berperasaan, lama kelamaan ZeeZee tak lagi ketakutan saat bersama Rhys. Masalah muncul ketika ZeeZee menemukan sebuah rahasia besar tentang dirinya yang bukan Anak kandung dari keluarga Oxley dan rasa tertariknya yang makin kuat pada Rhys. Bisakah cinta ZeeZee dan Rhys bersatu?
Marsha terkejut saat mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung orang tuanya. Karena rencana putri asli, dia diusir dan menjadi bahan tertawaan. Dikira terlahir dari keluarga petani, Marsha terkejut saat mengetahui bahwa ayah kandungnya adalah orang terkaya di kota, dan saudara laki-lakinya adalah tokoh terkenal di bidangnya masing-masing. Mereka menghujaninya dengan cinta, hanya untuk mengetahui bahwa Marsha memiliki bisnis yang berkembang pesat. “Berhentilah menggangguku!” kata mantan pacarnya. “Hatiku hanya milik Jenni.” “Beraninya kamu berpikir bahwa wanitaku memiliki perasaan padamu?” kata seorang tokoh besar misterius.
Li Mei terbangun dan menyadari bahwa dia tidak sedang berada di rumahnya. Di mana ini? Bukankah tadi dia terjatuh dari tangga? Kenapa dia tidak berada di rumah sakit dan malah berada di dalam rumah reyot seperti ini? Dan … siapa pula laki-laki tampan yang tidur di sebelahnya ini? "Kalau kamu sudah tidak tahan dengan pernikahan kita, tunggulah beberapa hari lagi. Aku pasti akan menceraikanmu. Jangan berusaha bunuh diri lagi," ucap Bai Changyi menatapnya dengan muram. Bercerai? Kenapa dia mau bercerai dari suami yang tampan seperti ini? Bai Chanyi menatapnya dengan kebingungan? Bukankah perceraian adalah hal yang paling Li Mei inginkan selama ini? "Aku tidak ingin bercerai, aku hanya ingin menjadi kaya!" Bisakah Li Mei mewujudkan impiannya untuk menjadi seorang pengusaha kaya di era kuno bersama suaminya? IG : @summerrainwriter FB : Summer Rain
Kayla Herdian kembali ke masa lalu dan terlahir kembali. Sebelumnya, dia ditipu oleh suaminya yang tidak setia, dituduh secara salah oleh seorang wanita simpanan, dan ditindas oleh mertuanya, yang membuat keluarganya bangkrut dan membuatnya menggila! Pada akhirnya, saat hamil sembilan bulan, dia meninggal dalam kecelakaan mobil, sementara pelakunya menjalani hidup bahagia. Kini, terlahir kembali, Kayla bertekad untuk membalas dendam, berharap semua musuhnya masuk neraka! Dia menyingkirkan pria yang tidak setia dan wanita simpanannya, membangun kembali kejayaan keluarganya sendirian, membawa Keluarga Herdian ke puncak dunia bisnis. Namun, dia tidak menyangka bahwa pria yang dingin dan tidak terjangkau di kehidupan sebelumnya akan mengambil inisiatif untuk merayunya: "Kayla, aku tidak punya kesempatan di pernikahan pertamamu, sekarang giliranku di pernikahan kedua, oke?"
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."
Ketika mereka masih kecil, Deddy menyelamatkan nyawa Nayla. Bertahun-tahun kemudian, setelah Deddy berakhir dalam keadaan koma akibat kecelakaan mobil, Nayla menikah dengannya tanpa berpikir dua kali dan bahkan menggunakan pengetahuan medisnya untuk menyembuhkannya. Selama dua tahun, Nayla setia, mencari kasih sayangnya dan ingin melunasi utang budinya yang menyelamatkan nyawanya. Akan tetapi ketika cinta pertama Deddy kembali, Nayla, yang dihadapkan dengan perceraian, tidak ragu untuk menandatangani surat perceraian. Meskipun dicap sebagai barang bekas, hanya sedikit yang tahu bakatnya yang sebenarnya. Dia adalah seorang pengemudi mobil balap, seorang desainer terkenal, seorang peretas jenius, dan seorang dokter ahli. Menyesali keputusannya, Deddy memohon pengampunannya. Pada saat ini, seorang CEO yang menawan turun tangan, memeluk Nayla dan menyatakan, "Enyah! Dia adalah istriku!" Terkejut, Nayla berseru, "Apa katamu?"
Warning konten pemersatu bangsa area 21+ pilihlah bacaan dengan bijak, tanggung jawab ada pada diri masing2. Penulis hanya berusaha menyajikan bacaan yang ringan dan menghibur. 🙏🏻 Hai saya Aldi 35 tahun yang saat ini bekerja sebagai arsitek dan design consultant. Sebagai persiapan masa pensiun, saya membangun sebuah bangunan kos yang juga sekaligus rumah saya di sebuah lokasi yang sangat bagus. Berisi 30 kamar yang dikhususkan untuk wanita kini semua kamar tersebut sudah penuh oleh penyewa. Saya berhubungan baik dengan semua gadis-gadis penghuni kos, bahkan sangat baik sehingga saya seringkali dengan ikhlas membantu masalah terbesar mereka. Seperti kata petuah jika kau memberi dengan ikhlas maka niscaya kau akan menerima balasannya 10 kali lipat bahkan berlipat-lipat. Mungkin itu yang saya rasakan sejak mereka semua mulai memperhatikan dan memenuhi kebutuhan hidup saya sehari-hari. Termasuk kebutuhan yang tidak bisa saya penuhi sendiri, yaitu kebutuhan di atas ranjang. Ini perjalanan saya, Aldi Reynaldi.