/0/2259/coverbig.jpg?v=367208482bc1e7f8191daa692c1abf18)
ZeeZee Dimitri Oxley salah satu anggota keluarga termuda di keluarga Oxley, cenderung menyukai pemberontakan pada setiap hal yang dianggapnya tidak menyenangkan. Hidupnya berubah ketika si Kakak tertua-Rhys-menjadikannya sebagai target bagai boneka yang mudah dikendalikan. Walau awalnya dipenuhi oleh rasa takut pada Kakaknya yang bengis dan tak berperasaan, lama kelamaan ZeeZee tak lagi ketakutan saat bersama Rhys. Masalah muncul ketika ZeeZee menemukan sebuah rahasia besar tentang dirinya yang bukan Anak kandung dari keluarga Oxley dan rasa tertariknya yang makin kuat pada Rhys. Bisakah cinta ZeeZee dan Rhys bersatu?
Demi apa pun itu, tidak pernah selama dua puluh tujuh tahun hidupku, aku merasa setakut ini.
Aku bersumpah, dia terlihat mengerikan jika dilihat dari sudut pandang manapun.
Dia, Rhys Dimitri Oxley. Kakak tertua yang meski aku takut bertatapan dengannya, seumur hidup, aku tak pernah memanggilnya dengan sebutan 'Kakak' kecuali, hanya empat huruf depan dari namanya itu.
Sekarang, si pria berumur empat puluh tahun itu, duduk di tepi ranjangku. Menatap lurus padaku yang hanya mengenakan jubah mandi beserta air yang masih menetes-netes dari ujung rambutku. Sial, di mana handuk kecilku?
Aku senang keramas di pagi hari menggunakan air dingin, dan membiarkan Ibu menuduhku sengaja melakukannya, untuk menghindari sarapan bersama para tamu penjilat keluarga Oxley, dengan alasan terserang flu.
Karena gugup, aku tidak berani mengangkat wajahku. Aku bahkan tak bisa menebak seperti apa raut wajah pria menakutkan yang lebih kejam dari Ayah itu, saat kini dia menatapku lekat-lekat.
Dia aneh, saat memiliki ide untuk masuk tanpa izin ke kamarku seperti ini, tanpa penjelasan apapun yang bersedia keluar dari mulutnya.
Lalu dari mana dia mendapatkan kunci kamarku?
"Berpakaianlah, kau harus ikut denganku." Ucapannya bagai air es yang mengguyurku di pagi hari mendung, di saat tubuhku sudah sepenuhnya basah.
Aku masih diam menunggu. Hei, Kakak tertua, bukankah seharusnya kau pergi ketika Adik perempuanmu yang sudah dewasa ingin berpakaian? Sayang sekali, isi kepalaku itu tidak berguna di saat seperti ini. Aku tidak berani menyuarakan apa yang ada di dalam pikiranku padanya.
Karena aku selalu berhasil menyembunyikan semua itu jauh di dalam pikiranku. Maka diriku, tidak lebih baik dan hebat dari seorang pecundang.
"Apa yang kau tunggu?" Dia menatapku, tidak tajam, tidak menusuk, tapi ekspresinya begitu datar, dan bagiku itu lebih menakutkan.
"Ah, ya baik." Dengan cepat aku membuka lemari pakaianku, meraih apa saja yang bisa, lalu berencana untuk mengenakan pakaian sambil bersembunyi di kamar mandi, itu akan terasa lebih menyelamatkanku.
"Kenakan ini." Suaranya yang bagai angin dingin, membuatku beku.
Susah payah aku menoleh dan melihat bahwa ada pakaian yang terlipat rapi di atas ranjangku. Sungguh jangan tanya padaku, sejak kapan pakaian itu ada di sana, karena tentu saja, aku tidak tahu.
Mendekat, aku mengambil pakaian itu dengan pelan dari atas ranjang. Sempat bertatapan mata dengan Kakakku yang setengah gila itu, aku tersentak.
Ryhs, si pria kejam. Dia tidak menikah, tapi memiliki banyak wanita cantik di sekelilingnya. Entah bagaimana, mereka terlihat seperti piala bergilir di mataku.
"Kutunggu kau di luar, sepuluh menit." Dia sudah berdiri, aroma maskulinnya menyebar dalam kamarku. Bahkan aromanya masih tersisa, ketika dia sudah menutup pintu, keluar tanpa menimbulkan suara lainnya.
Delapan menit, dan aku lega dengan kecepatan gerakku ketika setelan rok pensil dan kemeja putih sebagai dalaman, beserta blazer abu-abu di bagian luar bisa berhasil cepat melekat di tubuhku.
"Ganti sepatumu," perintah Rhys, itu terasa menyinggung perasaanku.
Dia keberatan dengan pumps cokelat berbahan beledru yang kupakai. Jadi sekarang aku kebingungan dengan pilihan lain.
Tiga menit kemudian, aku kembali ke hadapannya bersama dengan dua pasang sepatu yang kutenteng. Dan dia menunjuk stilleto boots warna hitam daripada memilih sling back heels pink yang lembut.
Tanpa bicara, aku mengenakannya dan melempar sling back heels pink itu ke sudut ruangan. Membiarkannya tetap di luar kamarku tidak akan jadi berpindah kepemilikan, di rumah yang hanya berisi dua wanita, aku dan Ibu.
Pelayan wanita di keluarga kami hanya berkisar tiga atau empat orang, dan mereka tidak akan lancang mengambil sepatuku dengan berbagai pertimbangan.
Lagipula, mereka tidak berkeliaran sembarangan di rumah mewah bak istana ini. Kemunculan mereka bisa dihitung dengan jari, hanya pada saat pagi hari di jam membersihkan seluruh ruangan, menyiapkan sarapan, makan siang, dan malam.
Sisanya, mereka hanya akan datang jika diminta. Dan aku, paling enggan memanggil mereka untuk hal remeh di kamarku. Aku tidak suka siapapun mengacaukan kamarku. Pengecualian untuk Rhys, tentu saja. Pagi ini dia sudah seperti monster salju muncul begitu saja di kamarku.
"Pelajari ini ..." Dia menyodorkan sebuah dokumen padaku, tidak menatapku tapi terdengar bergumam, "jangan ada kesalahan, karena aku yang memilihmu."
Serasa angin dingin meniup leherku, aku bergidik. Kenapa harus aku? Tapi sejak kapan aku berani melawannya? Aku hanya tidak patuh pada Ayah Ibu dan kelima saudara laki-lakiku yang lain, tapi tidak padanya.
Jangan tanyakan lagi padaku kenapa, aku sungguh tidak tahu. Aku selalu melihatnya seperti seseorang yang muncul dari kegelapan dengan pistol atau pedang berlumuran darah di tangannya.
Itu fantasiku tentangnya. Meski dia Kakak kandungku, aku hampir tidak bisa menganggapnya begitu. Dia berlawanan denganku. Rhys menguasai seluruh orang di rumah ini, siapapun itu, termasuk Ayahku sebagai pemimpin keluarga yang sebenarnya.
Hampir semua perkiraannya benar, dan Ayah tunduk pada apapun yang dikatakan olehnya. Dia si Anak emas. Begitu yang sering kudengar dari pembicaraan lima saudara laki-lakiku yang lain.
"Masuklah." Dia membukakan pintu mobil mewahnya untukku, dan hebat, dia membuka pintu di samping sopir.
Itu berarti aku akan duduk di sampingnya, untuk pertama kali dalam hidupku, sepanjang usiaku selama ini.
Aku duduk dengan gugup, tidak tenang. Khawatir aku akan mendapat hukuman atas kejadian pagi kemarin.
Tapi kurasa, Ibuku lebih suka menghukumku dengan caranya seperti biasa, daripada mengadu pada Rhys tentang sikap kurang ajarku pada tamu di meja makan kami, saat sarapan pagi kemarin.
"Keringkan rambutmu, tetap biarkan tergerai berantakan." Ucapan Rhys hadir bersamaan dengan handuk putih kecil yang kini sudah berada di pangkuanku.
Dia mulai mengemudi, dan itu luar biasa. Seingatku, tidak ada anggota keluarga kami yang mengemudikan mobilnya sendiri dan aku tidak pernah melihat hal seperti itu selama ini.
Kami tidak kekurangan sopir, tapi pagi ini dia menyetir sendiri dan berhasil membuatku ketakutan setengah mati.
Bukan tanpa alasan, aku pernah mendengar dari seorang tamu wanita yang hadir di pesta ulang tahun Ibu setahun lalu, bergosip bahwa Rhys pernah melemparkan dirinya keluar dari mobil, sementara kendaraan itu terjun bebas ke jurang bersama satu orang lain masih berada di dalam mobil, yang dia biarkan mati seorang diri jatuh ke dalam jurang.
Beberapa hari setelahnya, aku melihat wajah si wanita yang bergosip tentang Rhys itu, terpampang di sebuah majalah dengan tulisan berbelasungkawa di bagian bawah majalah, berisi berita bahwa si wanita ditemukan bunuh diri di kamar mandinya.
Itu memang bukan kebetulan. Rhys melakukan sesuatu pada orang-orang yang terlalu berisik.
Aku tidak berani menatap Rhys yang sedang menyetir. Kuakui, aku takut tanpa sebab padanya.
Seluruh anggota keluargaku gila, aneh, dan perusak. Entah pada Ibuku, aku belum melihat dia merusak sesuatu secara brutal seperti Ayah dan keenam saudaraku yang lain, paling buruk, Ibu hanya mematahkan tangan seorang wanita penggoda yang berniat menipu Ibu, berharap bisa bergabung dengan keluarga Oxley dengan menjadi Ibu tiriku.
"Apa yang kau tunggu? Ayo, turun."
Bersambung.
Mina Allerick hanya ingin satu hal, kebebasan. Tapi dunia seakan tidak pernah memberinya ruang untuk bernapas. Ketika hidupnya dipenuhi ancaman dari Gabin-pria kejam yang seharusnya dia sebut keluarga-Mina melarikan diri dengan segenggam keberanian. Namun, pelarian malah membawanya ke dalam kegelapan yang lebih kelam. Sebuah rumah. Tiga mayat. Dan dua pria berbahaya dari keluarga Blackwood yang tak mengenal belas kasih. Red Blackwood, pria dengan tatapan sedingin malam, menawarkan perlindungan dengan satu syarat-Mina harus menjadi miliknya. Sementara itu, King Blackwood, kakaknya Red, menuntut sesuatu yang lebih mengejutkan-sebuah ikatan rahasia yang menjerat Mina sangat jauh dan dalam. Di tengah rahasia, kekuasaan, dan rasa takut, Mina terperangkap dalam permainan mereka. Dia tidak tahu siapa yang bisa dipercaya, siapa yang sebenarnya melindunginya, dan siapa yang memanipulasi nasibnya. "Kau cuma punya dua pilihan, Mina. Mencintaiku atau mati di tanganku." Tapi, apa jadinya jika hati Mina memilih melawan? Atau justru menyerah pada salah satu Blackwood?
Sudah dua tahun Ava dan Jay menjalani pernikahan karena perjodohan. Selagi Jay terus main gila di luar, Ava pun melakukan hal yang sama dengan mengencani seorang pria kaya dari keluarga terpandang. Meski sangat ingin, Ava dan Jay tidak bisa bercerai. Sehingga Jay akhirnya mengizinkan Ava menjalani pernikahan bersama pria lain yang dirahasiakan. Bisakah rahasia itu terus terjaga? Sampai kapan?
Setelah mengganti identitasnya menjadi Olivia Finley, ZeeZee kini berperan penuh untuk dirinya sendiri dalam kehidupan barunya. Hubungan Rhys dan Olivia terus diguncang jarak yang terbentang di antara mereka. Ketidakpercayaan, cemburu, dan masa lalu, memicu hal itu terus membuat hubungan keduanya semakin goyah. Di saat hidup sendirian jauh dari Rhys, Olivia tidak pernah sadar dirinya menjadi incaran seorang penguasa kota tempat dia menetap saat ini. Tanpa sebab dan alasan yang jelas. Brady White. Pria tampan mengerikan itu, memberikan banyak kejutan kecil dan penderitaan untuk Olivia agar dia bersedia bertekuk lutut dihadapannya. ZeeZee si gadis pemberontak tidak akan pernah tunduk pada siapa pun! Apa itu tetap berlaku pada Olivia Finley?
Sejak kecil Naura tinggal bersama dengan asisten Ayahnya bernama Gilbert Louise Tom, membuat Naura sedari balita sudah memanggilnya "Dady". Naura terus menempel pada laki-laki yang menyandang gelar duda tampan dan kekar berusia 40 tahun. Diusianya yang semakin matang laki-laki itu justru terlihat begitu menggoda bagi Naura.
Bayangkan menikah dengan seorang pria miskin hanya untuk menemukan bahwa dia sebenarnya tidak miskin. Katherine tidak tahu apa lagi yang harus diharapkan setelah dia dicampakkan oleh pacarnya dan akhirnya menikah dengan pria lain keesokan harinya. Suami barunya, Esteban, tampan, tetapi dia pikir kehidupan pernikahannya tidak akan istimewa sama sekali. Dia terkejut ketika menemukan bahwa Esteban sebenarnya sangat lengket. Anehnya, semua masalah yang dia temui setelah pernikahan diselesaikan dengan mudah. Ada sesuatu yang ganjil. Dengan curiga, dia bertanya padanya, "Esteban, apa yang terjadi di sini?" Sambil mengangkat bahu, Esteban menjawab, "Mungkin keberuntungan ada di pihakmu." Katherine memercayainya. Bagaimanapun, dia telah menikah dengan Esteban ketika pria itu akan bangkrut. Dialah pencari nafkah keluarga mereka. Mereka terus menjalani hidup sebagai pasangan sederhana. Jadi, tidak ada yang mempersiapkan Katherine untuk kejutan yang dia terima suatu hari. Suaminya yang sederhana tidak sesederhana itu! Dia tidak percaya bahwa dia benar-benar menikah dengan seorang miliarder. Sementara dia masih memproses keterkejutannya, Esteban memeluknya dan tersenyum. "Bukankah itu bagus?" Kathrine punya sejuta pertanyaan untuknya.
Kesalahan satu malam, membuat semuanya menjadi hancur lebur. Miranda berawal hanya bersenang-senang saja, tapi sialnya malah dia terjebak malam panas dengan Athes Russel. Hal yang membuatnya semakin kacau adalah pria itu merupakan teman bisnis ayahnya sendiri. “Kita bertemu lagi, Miranda,” bisik Athes serak seraya memeluk pinggang Miranda. Miranda mendorong tubuh Athes keras. “Shit! Menjauh dariku, Jerk!” Athes terkekeh sambil membelai rahang wanita itu. “Bagaimana bisa aku melupakanmu? You’re so fucking hot.” *** Follow me on IG: abigail_kusuma95 (Informasi seputar novel ada di IG)
Ketika mereka masih kecil, Deddy menyelamatkan nyawa Nayla. Bertahun-tahun kemudian, setelah Deddy berakhir dalam keadaan koma akibat kecelakaan mobil, Nayla menikah dengannya tanpa berpikir dua kali dan bahkan menggunakan pengetahuan medisnya untuk menyembuhkannya. Selama dua tahun, Nayla setia, mencari kasih sayangnya dan ingin melunasi utang budinya yang menyelamatkan nyawanya. Akan tetapi ketika cinta pertama Deddy kembali, Nayla, yang dihadapkan dengan perceraian, tidak ragu untuk menandatangani surat perceraian. Meskipun dicap sebagai barang bekas, hanya sedikit yang tahu bakatnya yang sebenarnya. Dia adalah seorang pengemudi mobil balap, seorang desainer terkenal, seorang peretas jenius, dan seorang dokter ahli. Menyesali keputusannya, Deddy memohon pengampunannya. Pada saat ini, seorang CEO yang menawan turun tangan, memeluk Nayla dan menyatakan, "Enyah! Dia adalah istriku!" Terkejut, Nayla berseru, "Apa katamu?"
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya