"Kau adalah pemilik Ou Gang Grup!" Ucapan yang keluar dari mulut seorang pria yang baru saja ditemui Roxelle Clementia Eveyln, membuat wanita ini terkejut. Bagaimana tidak! Sejak kecil telah mengalami pahitnya hidup bersama sang mama, dihina, dicaci, bahkan hampir mendapat perlakuan tak senonoh membuat Roxelle, wanita Asia-Amerika harus berjuang mati-matian demi melanjutkan hidupnya. Pertemuannya dengan Hendrik Ou Gang membawanya kepada kehidupan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Cucu yang selama ini dia cari dan dikabarkan meninggal beberapa tahun yang lalu kini muncul di hadapannya dan membuat gempar seluruh Klan Ou Gang, terutama Margarita dan Donna. Dua wanita yang selama ini menguasai kediaman Klan Ou Gang. Siapa sebenarnya Roxelle Clementia Eveyln? Bagaimana ia bisa menjadi pemimpin Ou Gang Grup, perusahaan finance terbesar di Kota Luo? Dan bagaimana ia akan menjalani hari-hari selanjutnya setelah mengetahui identitas aslinya?
"Bodoh! Apa saja yang kau lakukan hingga saham kita anjlok begini, hah! Harusnya kau kukirim ke kota Han untuk menangani cabang kita di sana! Percuma kau di sini! Mataku sakit melihat dirimu tak becus kerja!"
Suara lantang dan keras datang dari dalam ruangan bertulis 'CEO OU GANG GRUP', Jackson Liu. Seorang pria berumur 28 tahun, flamboyan, pemimpin yang tak becus dalam bekerja dan selalu bermain mata dengan para pegawai cantik nan seksi di kantornya.
"A-Ayah, ini bukan salahku. Sungguh, aku telah berusaha semampuku untuk menaikkan saham kita lagi. Tapi-tapi ...,"
"Tapi karena kebodohanmu yang terus membuat ulah karena wanita-wanita malam itu membuat Ou Gang Grup yang harus menerima dampaknya! Apa kau tak berpikir sampai sana, hah! Apa kau punya otak, hah? Tak bisakah otakmu kau gunakan untuk sekali saja bertindak lurus dan benar!?" Suara lantang itu lagi-lagi keluar dari dalam ruangan Jackson.
"Lalu Ayah mau aku bagaimana?" tanya Jackson lirih.
"Aku yang akan mengambil kembali kepemimpinan Ou Gang Grup! Dan kau ...," Pria tua yang ada di hadapan Jackson melirik tajam dan menyipit, "kau akan kukirim untuk mengurus cabang kita di Kota Han. Tapi bukan sebagai CEO, melainkan manager lapangan!"
"A-APA? APA AYAH GILA? BA-BAGAIMANA MUNGKIN AKU-AKU ..," Jackson langsung terkejut mendengar ucapan sang ayah.
"Kenapa tak mungkin? Perusahaan ini aku yang mendirikan, aku yang tahu seluk beluk tempat ini! Apa hakmu mengaturku, hah!" kesal pria tua bernama Hendrik Ou Gang itu menguarkan emosinya terhadap putra semata wayangnya. "Jika kau tak mau terima, bisa saja, tapi kau tak akan dapat warisan sepeser pun jika aku telah mati nanti!"
Jackson, sang putra pengusaha taipan itu tak lagi dapat menyembunyikan kekesalan dan keterkejutannya. Dia mengepalkan tangannya dan menatap sang ayah dengan tajam. "Kau tak suka? Kenapa melihatku begitu, hah? Dasar bocah tengik!" umpat sang Ayah.
"Lalu, jika aku menikah, apa Ayah akan memberiku warisan?" tanya Jackson tanpa basa-basi.
PLAK!!!
Sebuah tamparan keras dan kencang mendarat di wajah mulus pria tampan itu. Dengan napas tersengal menahan emosi dan amarah, Hendrik sang ayah berkata, "APA SALAHKU HINGGA PUNYA ANAK BODOH SEPERTIMU!? KAU HIDUP TAK ADA GUNANYA, JIKA MATI PUN APA JUGA MASIH AKAN MENYUSAHKAN AYAHMU, HAH!!?"
"Hah ... hah ... hah ... hahahha," Jackson melepaskan tawanya dengan kencang hingga terdengar ke pintu luar ruangannya.
"Apa yang sedang kau tertawakan?" Hendrik menatap putranya sinis dan menyipit.
"Apa Ayah merasa menyesal memiliki putra sepertiku, hah? Apa Ayah kini baru menyadari kesalahan wanita yang kupanggil dengan 'Mama'? Jika Ayah menyesal memiliki putra sepertiku, kenapa Ayah tak menyuruhnya menggugurkan diriku sewaktu di dalam kandungan? Kenapa Ayah biarkan wanita itu melahirkanku? Kenapa baru sekarang Ayah menyesali keberadaanku?
PLAK ... PLAK ... PLAK!
Tamparan demi tamparan Jackson terima dari tangan sang ayah hingga dia tersungkur ke tanah dan mengeluarkan darah segar dari hidungnya.
"Dasar anak durhaka! Apa kau tak tahu apa itu ucapan terima kasih, hah! Aku telah memberimu tempat tinggal, memberimu makan, memberimu pendidikan yang baik hingga jabatan di perusahaan ini! Dan kau masih berani memperolok ibumu? Yah, seharusnya aku menyuruhnya untuk menggugurkanmu saja ketika aku tahu dia hamil akan dirimu, tapi apa kau tahu bagaimana mamamu mengorbankan nyawanya, hah!? Apa kau tahu apa yang ia pertaruhkan demi melindungi dan mempertahankanmu!? Jackson Liu, kau tak pantas menyandang marga Ou Gang! Aku--aku pastikan kau tak akan mendapatkan sepeser pun warisan dari keluarga Ou Gang! Tidak hingga kau bisa merubah sifatmu dan kelakuan busukmu!" Sang Ayah betul-betul telah kehilangan kesabarannya.
"Samanta ... Samanta!" panggil Hendrik sambil berteriak dari dalam ruangan CEO.
"I-iya, Tuan Hendrik. Ada yang bisa saya bantu?" tanya sang asisten pribadi Jackson sambil menunduk.
"Cepat buatkan surat rekomendasi pengantar bagi Tuan Jackson Liu ke kantor cabang kita di Kota Han. Hari ini juga transfer dia ke sana dan segera kabarkan pada direktur cabang di sana!" perintah Hendrik.
"Baik, Tuan. Akan segera saya laksanakan."
"Jadi Ayah benar-benar membuangku?" Jackson melihat sang ayah yang membelakanginya.
"Aku hanya 'membersihkan' sampah yang seharusnya sudah kubersihkan sejak dulu."
"Aku pasti akan selalu mengingat ini, Ayah! Aku tak akan pernah melupakan hari ini! Ayah yang telah membuangku dan merendahkan harga diriku, aku pasti tak akan melupakannya!"
Suara bantingan pintu begitu menggema ke seluruh ruangan. Hendrik hanya menghela napas dan menundukkan kepala, "Emily, apa kau marah padaku? Apa kau akan menyalahkanku karena sikapku pada anak kita? Maafkan aku karena tak bisa membesarkan dan mendidiknya dengan benar ... maafkan aku karena dulu aku terlalu larut akan pekerjaanku hingga menelantarkanmu, maafkan aku, Emily ... sungguh, maafkan aku." Diam-diam, Hendrik menangis mendudukkan tubuhnya di atas karpet coklat gelap ruangan yang dulu ditempati oleh Jackson. Dia kemudian mengambil kalung bertalikan perak dan liontin berisi sebuah foto wanita cantik nan anggun dengan alis mata tebal menyatu serta hidung mancung.
"Emily ... Emily ... Emily, bawa aku bersamamu, Emily ...," ucap Hendrik terus memegang liontin itu dengan erat.
****
Tok ... tok ... tok
Hendrik cepat-cepat menghapus air matanya dan berdiri merapikan jasnya.
"Masuk!" perintahnya.
"Pak, ini surat rekomendasi yang Bapak minta." Samanta memberikan sepucuk surat ber-amplop warna putih dan ber-stempel Ou Gang Grup.
"Apa kau sudah memberitahukan pada Direktur Choi tentang hal ini?"
"Sudah, Pak. Saya sudah mengirim email pada sekretarisnya dan langsung dibalas oleh Direktur Choi sendiri, Pak."
"Hmmm, bagus. Berikan ini pada anak bodoh itu! Dan Samanta, JANGAN SEKALI PUN DIREKTUR CHOI MEMBERIKAN FASILITAS KANTOR ATAU MEMPERLAKUKANNYA ISTIMEWA, JIKA HAL ITU SAMPAI TERJADI MAKA AKU SENDIRI YANG AKAN TURUN TANGAN! Katakan itu pada Direktur Choi." Perintah Hendrik sembari memberikan surat rekomendasi kepindahan bagi sang putra, Jackson Liu.
"Baik, Pak. Akan saya email kembali Direktur Choi, permisi Pak."
"Kita lihat bagaimana kau bisa akan menghadapi dunia yang sebenarnya, Jackson Liu!" ucap Hendrik sembari melihat foto sang putra yang tengah digendong oleh mendiang sang istri.
"Dasar tua bangka! Apa dia pikir aku akan kehabisan akal jika dia mendepakku dari Ou Gang Grup? Jangan remehkan Jackson Liu!" pongah Jackson sambil mengeluarkan ponsel dari balik jasnya dan menelepon seseorang.
"Tuan Jackson," panggil Samanta dari belakang.
"Nanti kuhubungi lagi. Ada apa?" tanya Jackson dingin dan sinis.
"I-ini, Tuan Hendrik menyuruh saya memberikan ini pada Anda." Samanta memberikan amplop putih ber-stempel Ou Gang Grup.
"Heh, jadi rupanya dia sungguh-sungguh ingin mendepakku, hah? Tunggu dan lihat saja pembalasanku, tua bangka!" Jackson mengambil amplop itu dengan kasar dari tangan Samanta dan pergi meninggalkan Ou Gang Grup.
'Hari ini kau boleh memandangku rendah, tapi besok ... kau akan berlutut di depanku dan memohon agar aku kembali padamu, Hendrik Ou!'
WARNING!!! BANYAK KONTEN 21++!! HARAP BIJAK SEBELUM MEMBACA! "Aku ingin berbagi ranjang!" Bila seorang suami yang telah memiliki dua istri cantik jelita, pujaan para pria, digilai dan menjadi fantasi kaum adam di lingkungan mereka tinggal harus mendengar ucapan seorang pria bernama Sebastian Narendra Gunawan, seorang pengusaha yang bergerak di bidang mebel dan seorang pecinta dunia balap mobil tiba-tiba ingin berbagi ranjang dengan seorang umbrella girl yang ia temui ketika menemani klien bisnisnya. Pertemuan yang tak sengaja dan berlanjut menjadi kedekatan layaknya sebuah lem membuat pria ini tak dapat menahan mata serta nafsunya untuk kembali menikah kesekian kalinya. Bagaimana reaksi kedua istri sang pengusaha mata keranjang ini saat mendengar niatan sang suami untuk menikah lagi? Apakah mereka akan menerima atau justru sebaliknya, memberontak dan berusaha menggagalkan keinginan sang sami dan menjauhkannya dari sang umbrella girl? Suami Tiga Ranjang by Athena_vivian
Bila seorang ayah tak mau lagi bertanggung jawab atas keluarganya, maka kewajiban anaklah yang akan menanggungnya. Sama seperti yang dilakukan oleh seorang Aleya Cantika Saraswati, wanita cantik nan ayu juga pintar kala menanti kabar sang ayah nun jauh di sana seraya mengharapkan tanggung jawab sang ayah terhadap keluarganya.Bertahun-tahun meninggalkan keluarga dan hilang tanpa jejak membuat Aleya nekat untuk mencari tahu keberadaan rimba sang ayah. Namun karena tekadnya jualah takdir mempertemukan Aleya dengan beberapa kaum adam yang berbeda usia, status juga kasta. Berbagai konflik dan intrik pun segera bermunculan ketika salah satu di antara mereka saling menyatakan perasaan pada Aleya. Cinta yang datang tiba-tiba membuat Aleya kehilangan arah namun hal itu membuat Aleya semakin mantap untuk menemukan sang ayah yang telah hilang. Bila angan dan harapan menjadi kenyataan, namun semuanya adalah awal mimpi buruk Aleya, apa yang akan dilakukanya ketika impian tak sesuai dengan kenyataan saat bertemu dengan sang ayah? Apakah Aleya akan sanggup menerima keputusan sang ayah dan meninggalkannya atau sebaliknya, membawa kembali sang ayah kepada keluarganya dan mempertemukannya dengan istri juga kedua adiknya?
Aline Anderson, seorang wanita yang memiliki pengaruh dan kuasa cukup besar di kotanya karena memiliki perusahaan penerbitan paling besar, terkenal, dan banyak penulis bernaung di bawah bendera perusahaannya. Namun eksistensinya yang sering tak ada di kantor, membuat perusahaan menjadi goyah hingga dia sendiri yang harus mengambil kendali perusahaan. Hubungannya dengan penulis di bawah bendera perusahaannya awalnya baik-baik saja, hingga suatu hari salah satu penulis emasnya di perusahaan penerbitan miliknya ingin menarik dan menghentikan novel yang mengakibatkan perusahaannya menelan kerugian yang besar hingga berada di ambang kebangkrutan. Bagaimana Aline akan menyelesaikan masalah dengan salah satu penulis kesayangannya itu jika identitas asli penulis tersebut akan membuatnya terkejut dan permasalahan apa lagi yang harus dihadapi Aline ketika satu per satu masalah timbul di kemudian hari?
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Kemudian Andre membuka atasannya memperlihatkan dada-nya yang bidang, nafasku makin memburu. Kuraba dada-nya itu dari atas sampah kebawah melawati perut, dah sampailah di selangkangannya. Sambil kuraba dan remas gemas selangkangannya “Ini yang bikin tante tadi penasaran sejak di toko Albert”. “Ini menjadi milik-mu malam ini, atau bahkan seterusnya kalau tante mau” “Buka ya sayang, tante pengen lihat punya-mu” pintuku memelas. Yang ada dia membuka celananya secara perlahan untuk menggodaku. Tak sabar aku pun jongkok membantunya biar cepat. Sekarang kepalaku sejajar dengan pinggangnya, “Hehehe gak sabar banget nih tan?” ejeknya kepadaku. Tak kupedulikan itu, yang hanya ada di dalam kepalaku adalah penis-nya yang telah membuat penasaran seharian ini. *Srettttt……
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?
Selama tiga tahun yang sulit, Emilia berusaha untuk menjadi istri Brandon yang sempurna, tetapi kasih sayang pria itu tetap jauh. Ketika Brandon menuntut perceraian untuk wanita lain, Emilia menghilang, dan kemudian muncul kembali sebagai fantasi tertinggi pria itu. Menepis mantannya dengan seringai, dia menantang, "Tertarik dengan kolaborasi? Siapa kamu, sih?" Pria tidak ada gunanya, Emilia lebih menyukai kebebasan. Saat Brandon mengejarnya tanpa henti, dia menemukan banyak identitas rahasia Emilia: peretas top, koki, dokter, pemahat batu giok, pembalap bawah tanah ... Setiap wahyu meningkatkan kebingungan Brandon. Mengapa keahlian Emilia tampak tak terbatas? Pesan Emilia jelas: dia unggul dalam segala hal. Biarkan pengejaran berlanjut!
“Usir wanita ini keluar!” "Lempar wanita ini ke laut!” Saat dia tidak mengetahui identitas Dewi Nayaka yang sebenarnya, Kusuma Hadi mengabaikan wanita tersebut. Sekretaris Kusuma mengingatkan“Tuan Hadi, wanita itu adalah istri Anda,". Mendengar hal itu, Kusuma memberinya tatapan dingin dan mengeluh, “Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya?” Sejak saat itu, Kusuma sangat memanjakannya. Semua orang tidak menyangka bahwa mereka akan bercerai.