Tiga tahun kami menikah, suamiku terlihat sangat setia, namun nyatanya dia selingkuh. Langsung melabraknya adalah hal yang kolokan, lebih baik aku main cantik dulu.
Orderan Kue Untuk Hari Pertunangan Suamiku
"Mbak, rumahnya yang sebelah mana ya? Ini aku sudah ada di pertigaan kompleks," kataku di telepon pada Raisa, pelangganku.
"Lurus aja Mbak, rumah nomer tiga sebelah kiri, cat warna oranye. Nanti aku tunggu di depan ya. Mbak pakai kendaraan apa?" ucapnya.
"Oke. Aku pakai mobil warna putih Mbak. Aku meluncur ya," kataku sambil mengendarai mobil pelan.
Seorang wanita cantik berambut sebahu di cat warna cokelat melambai ke arahku.
"Mbak Dita!" teriaknya.
Aku pun langsung memarkirkan mobil tepat di depan rumahnya. Sebuah rumah yang tak begitu besar dengan teras memberikan kesan asri serta berbagai tanaman bunga indah menghiasi sekitar. Terlihat bangunan ini masihlah baru.
"Masak bingung sih, Mbak. 'Kan tadi sudah ku sharelok," katanya saat aku keluar dari mobil.
"Sedikit sih, Mbak. Biasa kan kadang shareloknya itu melenceng. Kukira kemarin dekat lo Mbak, eh ternyata lumayan jauh dari rumahku," kataku sambil membuka bagian belakang mobilku.
"Kubantuin ya, Mbak. Lah memangnya Mbak Dita baru ya di kota ini?" tanyanya sambil membantuku menurunkan kue tart dan puding hias.
"Nggak baru baru juga sih, ya sekitaran dua tahun. Tapi aku jarang sekali keluar rumah," kataku.
Kamipun masuk ke dalam rumah, dan dia mempersilakanku duduk. Ruang tamu bergaya minimalis itu, sudah dihias dengan backdrop dan segala macam hiasan bernuansa emas, dengan tulisan HAPPY ENGAGEMENT RAISA N WISNU, tulisan sama yang kutuliskan pada puding dan kue tart yang telah di pesan tadi.
"Istirahat dulu, Mbak. Diminum dulu sirupnya. Pasti capek ya? Jadi free ongkir, 'kan?" katanya yang duduk di sebelahku.
"Ya lumayan sih, Mbak. Pasti dong, sesuai kesepakatan awal tetap free ongkir," kataku sambil meneguk segelas sirup yang telah dihidangkan.
"Makasih ya, Mbak. Puas banget deh pesen di Mbak Dita. Bagus banget semuanya, sesuai ekspektasi!" ujarnya.
"Alhamdulillah deh kalau suka. Eh acaranya kapan ya ini?" tanyaku
" Nanti sehabis magrib."
"Tunanganya orang mana, Mbak? Beruntung banget dia dapat calon istri yang cantik seperti Mbak Raisa ini," kataku.
Ucapanku tadi bukanlah bualan semata. Namun pada kenyataanya, Raisa ini sangatlah cantik, dengan kulit putih bersih, hidung mancung, lesung pipit, pandai berdandan dan bentuk tubuh yang proporsional, perfek pokoknya. Tentu sangat berbanding terbalik denganku.
"Orang lumayan jauh sih Mbak. Dari kota sebelah. Cukup lama sih aku pacaran sama dia, sudah lebih dari setahun," jelasnya.
"Wah semoga acaranya nanti lancar dan segera menuju ke pelaminan ya , Mbak."
"Amiiin. Nanti pokoknya pas acara nikahanku, semua kue dan snack boxnya, aku pesan sama Mbak Dita saja. Oh iya, bentar ya Mbak. Aku ambil uang dulu, sampai lupa,"ucapnya sambil tersenyum.
Kemudian Raisa masuk ke dalam rumah. Aku hanya duduk sendiri di sofa. Aku pun mengagumi ruangan minimalis itu, meski agak sempit karena penataannya yang pas, jadi ruanhan ini terasa lega dan nyaman. Saat aku menoleh ke belakang, mataku menatap satu foto yang sontak membuatku terbelalak.
Foto Raisa yang memakai kaos kopel berwarna hitam itu tengah memeluk seorang pria, yang wajahnya begitu mirip dengan Mas Chandra, suamiku. Pikiran buruk seketika melintas di benakku.
Setelah melihat keadaan sekitar aman, aku pun segera memotret foto itu. Kurasa aku tak salah lagi, laki-laki di foto itu adalah Chandra, laki-laki yang telah menjadi suamiku sejak tiga tahun yang lalu. Wisnu Chandra Mahardika, itulah namanya.
"Ini Mbak uangnya. Tolong dihitung dulu," katanya sambil mengangsurkan uang itu padaku.
"Itu foto calon suaminya ya, Mbak?" tanyaku.
"Iya bener banget, Mbak. Mbak Dita kenal dengan Mas Wisnu?"
"Nggak kok, Mbak. Serasi saja dan cocok banget. Pasti dia juga sangat beruntung mendapatkan calon istri seperti kamu," sahutku.
Aku sungguh sangat yakin bahwa itu adalah Mas Chandra, tetapi sebisa mungkin kutahan emosi, aku ingin cari tahu lebih dalam lagi.
"Makasih ya, Mbak. Justru aku yang beruntung mendapatkan dia, karena dia itu pria yang kaya banget lo, Mbak. Pimpinan perusahaan Adi Jaya dan juga seorang kontraktor. Dialah yang merenovasi rumah orang tuaku jadi seperti ini. Dan saat kita nikah nanti, dia akan menghadiahi aku sebuah rumah lo," ujarnya dengan mata berbinar.
Wow pimpinan perusahaan ya? Hebat sekali Mas Chandra berbohong dan membanggakan diri. Padahal perusahaan itu adalah milik papaku, dan dia di sana hanyalah karena aku yang menyuruhnya. Dan menjadi kontraktor pun bermodal dari uang investasiku saja.
"Hebat sekali dong dia. Dulu pertama kenal di mana Mbak, bisa dapat laki-laki seperti itu?" tanyaku lagi.
"Dulu 'kan aku kerja di sebuah cafe, Mbak. Dan dia sering kesana. Setelah jadian aku tak boleh lagi bekerja, bahkan dia telah membuatkanku cafe sendiri, yang sudah enam bulan ini aku kelola," katanya bangga.
Keterlaluan kamu, Mas. Kaugunakan uangku untuk memodali simpananmu yang cantik ini!
"Wah beruntung banget ya Mbak. Tapi kelihatannya usia kalian jauh berbeda ya, Mbak? Apa nggak takut kalau misalnya di luar ternyata dia sudah beristri?" tanyaku yang sudah mulai capek menahan emosi.
"Umur 'kan tak jadi masalah yang penting kita sama-sama mau. Kalau soal istri sih aku nggak tahu pastinya, katanya sih masih single. Kalaupun seandainya dia sudah beristri, tak masalah sih bagiku, yang penting dia bisa memberikan apa yang kumau," katanya.
Waduh kelihatannya si Raisa ini alim, ternyata jahat juga ya. Aku pun segera mengakhiri obrolan ini. Dari pada nanti aku tak kuat lagi memahan emosi.
"Wah, ceritanya pantang mundur ya, Mbak. Ya sudah Mbak aku pamit dulu ya, sudah sore nih," kataku sambil keluar dari rumah itu.
"Iya, makasih Mbak. Hati hati ya," katanya sambil melambaikan tangan saat aku mulai menjalankan mobilku.
Sebenarnya semua itu, sudahlah cukup menjelaskan bahwa laki laki tadi adalah suamiku yang telah tega menduakanku. Namun aku masih butuh bukti yang lebih kongkret.
Aku pun ingat dengan perkataan Mas Chandra, yang memang tadi pagi katanya akan pulang telat karena banyak sekali pekerjaan di kantor. Kulihat jam tanganku sudah menunjukkan pukul lima sore, dan acara itu akan diadakan setelah magrib, jadi kuputuskan untuk tak pulang saja, mengintai acara itu dari dekat.
Aku pun berbalik arah, kembali menuju rumah Raisa. Aku mencari tempat mengintai di sekitar sini. Dan akhirnya aku menemukan tempat parkir yang pas, jarak tiga rumah saja dari rumah Raisa. Kurasa dia ataupun Mas Chandra tak akan mengira jika ini mobilku.
Aku pun menunggu di dalam mobil dengan sabar . Hingga waktu yang telah ditentukan telah tiba. Kubuka mataku lebar-lebar, agar aku tak kehilangan jejak. Lumayan lama menunggu, hingga akhirnya sebuah mobil Pajery berwarna putih susu parkir tepat di depan rumah Raisa. Tak salah lagi, itu adalah mobil Mas Chandra, hadiah pernikahan dari almarhum papaku dulu.
Aku pun mulai merekam apa yang ada di hadapanku. Dari dalam mobil itu turunlah Mas Chandra yang memakai pakaian batik rapi. Dengan diantar oleh laki-laki dan perempuan yang aku tak mengenalnya. Mereka membawa beberapa seserahan.
Benar benar jahat kamu, Mas. Aku tak menyangka kamu yang selama ini sayang dan sangat baik padaku ternyata tega berbuat seperti ini. Namun saat ini aku dilema, haruskah sekarang juga kuhancurkan acara pertunangan itu? Ataukah aku harus main cantik saja menghadapi semua ini?
Saat mencari ikat pinggang kutemukan sabun imut kecil di tas kerja suamiku. Dan dari sabun itu, aku bisa menguak banyak rahasia suamiku itu.
Mas Bambang yang menikahiku selama lima tahun, dan selama ini bersikap seolah suami yang setia, ternyata tukang selingkuh. Lanjutkan kebohonganmu Mas, aku akan tetap main cantik hingga bisa memiskinkan dan membuatmu menyesal nanti.
Selama tujuh bulan lebih iparku dan keluarganya menjadi benalu di rumahku, dan mereka selalu menjadikan aku pembantu di rumahku sendiri. Suamiku tak tega jika harus mengusir mereka, jadi kini aku akan main cantik hingga mereka tak betah lagi berada di rumahku.
Selama delapan bulan, dia diperlakukan bak pembantu oleh ibu mertua,ipar dan suaminya, karena dia takut menjadi seorang janda. Akhirnya dia berontak saat tahu suaminya yang malas itu, malah berselingkuh. Dengan banyak tipu daya, dia di usir dari rumah peninggalan orang tuanya. Namun ketika telah di usir, dia malah hamil. Namun dia akan membuktikan jika dia bisa hidup mandiri dan sukses
Mantan pacarku yang dulu meninggalkan luka mendalam, kini telah kembali, dan menjadi suami dari adikku.
Izzah amat tahu jika keluarga suaminya itu hanya mengincar semua hartanya, tapi Izzah bukanlah wanita yang lemah dan bodoh, yang akan melepaskan semuanya begitu saja.
Dua tahun lalu, Nina menikah dengan pria yang belum pernah ditemuinya. Dia tidak tahu namanya atau usianya; dia tidak tahu apa-apa tentang orang yang dinikahinya ini. Pernikahan mereka tidak lebih dari sebuah kontrak dengan kondisi, dan salah satu klausulnya adalah bahwa dia tidak boleh tidur dengan pria lain. Namun, Nina kehilangan keperawanannya kepada orang asing ketika dia mengetuk pintu yang salah pada suatu malam. Dengan kompensasi yang harus dia bayar membebaninya, dia memutuskan untuk membuat perjanjian perceraian sendiri. Ketika dia akhirnya bertemu suaminya untuk menyerahkan surat-surat itu, dia terkejut menemukan bahwa suaminya tidak lain adalah pria yang telah "selingkuh" dengannya!
Setelah menyembunyikan identitas aslinya selama tiga tahun pernikahannya dengan Kristian, Arini telah berkomitmen sepenuh hati, hanya untuk mendapati dirinya diabaikan dan didorong ke arah perceraian. Karena kecewa, dia bertekad untuk menemukan kembali jati dirinya, seorang pembuat parfum berbakat, otak di balik badan intelijen terkenal, dan pewaris jaringan peretas rahasia. Sadar akan kesalahannya, Kristian mengungkapkan penyesalannya. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan. Tolong, beri aku kesempatan lagi." Namun, Kevin, seorang hartawan yang pernah mengalami cacat, berdiri dari kursi rodanya, meraih tangan Arini, dan mengejek dengan nada meremehkan, "Kamu pikir dia akan menerimamu kembali? Teruslah bermimpi."
Hanya ada satu pria di hati Regina, dan itu adalah Malvin. Pada tahun kedua pernikahannya dengannya, dia hamil. Kegembiraan Regina tidak mengenal batas. Akan tetapi sebelum dia bisa menyampaikan berita itu pada suaminya, pria itu menyodorinya surat cerai karena ingin menikahi cinta pertamanya. Setelah kecelakaan, Regina terbaring di genangan darahnya sendiri dan memanggil Malvin untuk meminta bantuan. Sayangnya, dia pergi dengan cinta pertamanya di pelukannya. Regina lolos dari kematian dengan tipis. Setelah itu, dia memutuskan untuk mengembalikan hidupnya ke jalurnya. Namanya ada di mana-mana bertahun-tahun kemudian. Malvin menjadi sangat tidak nyaman. Untuk beberapa alasan, dia mulai merindukannya. Hatinya sakit ketika dia melihatnya tersenyum dengan pria lain. Dia melabrak pernikahannya dan berlutut saat Regina berada di altar. Dengan mata merah, dia bertanya, "Aku kira kamu mengatakan cintamu untukku tak terpatahkan? Kenapa kamu menikah dengan orang lain? Kembalilah padaku!"
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.