ika aku sekarang langsung masuk dan mengacaukan acara ini. Rasanya, kalau aku sedikit membalas tak apalah, sebelum aku me
dalam rumah warna oranye itu sudah bisa kuperkirakan. Berbahagialah dulu, Mas. Angga
aimana responnya, saat aku menganggu acara pertunangannya itu. Dua kali aku menelepon, ta
da apa, Dek?" katan
sedang keluar dan saat ini berdiri di ter
m. Lagi dimana
tor perumahan yang nantinya aka
i pulang kapan
alanan dari sini ke rumah kan masih sekit
mondar-mandir, samb
Lokasi proyek nya di mana sih
bilang ke kamu. Sudah dulu ya, ini lagi me
Mangkok dan Malang Strudle, masing-masing dua ya. Awas kal
napa nggak bilang dari tadi siang kalau
sekarang ada di Malang, Mas. Hah malam? Ini kan baru pukul setengah
beliin. Tapi ingat aku pulangnya agak maleman. Nggak
ma kamu Mas. Di Malang kan dingin ba
a itu sudah anugerah bagiku. Nggak usah mikir yang g
rmain api di belakangku, tapi masih saja sok alim dan
m ini pulang harus bawa dua macam pesananku tadi, jangan lupa struk pembeliannya ya. Soalnya aku nggak mau kalau bukan
aja. Ya sudah nanti Mas belikan. Assalamua
i seseorang. Kira-kira siapa ya yang dia hubungi? Setelah panggilan itu diakhiri, dia pun mas
lang itu. Secara jarak kotaku dengan Malang adalah sekitar dua jam perjalanan. Kira
tahun berumah tangga, dia selalu mencerminkan sosok suami yang penyayang dan setia pada istri, bahkan kadang dia seperti kalah denganku dan aku adalah bosnya dalam
rlalu mengekangnya? Apa karena aku yang tak bisa merawat diri? Apa karena aku belum bi
n dia kemewahan dan kehormatan. Jika saja tak ada kami, maka aku yakin dia tetaplah akan menjadi karyawan rendahan sampai sekarang. Hanya karena dia pe