/0/2732/coverbig.jpg?v=d93b416e2b814e3c302231dfb0dcdb37)
Oceania Samudra, harusnya akan menjadi pengantin wanita yang paling berbahagia seandainya saja... calon mempelai prianya datang. Belum cukup rasa malu yang harus ditanggungnya dan seluruh keluarga besarnya, gedung pernikahan yang seharusnya menjadi saksi pengikat sehidup sematinya dengan Banyu Siliwangi itu pun meledak! "Jam berapa seharusnya akad nikah Anda dijadwalkan, Bu?" "Pukul sepuluh pagi." "Mengapa pada pukul sepuluh pagi tadi akadnya dibatalkan?" "Karena mempelai prianya tidak jadi datang?" "Mengapa mempelai prianya tidak jadi datang?" "Itulah pertanyaan yang ingin saya tanya 'kan pada calon suami saya sejak tadi, Pak Polisi yang terhormat. Seharusnya Anda menginterogasi dia. Bukan saya!" Sendirian dan ketakutan, Ochi memerlukan seorang pahlawan untuk melindunginya dari teror yang terus saja mengancam keselamatannya. Sementara Badai Putra Alam, hanyalah seorang perwira polisi biasa yang bermulut pedas dan minus tata krama yang kerap kali membuat Ochi stress karena pertanyaan-pertanyaan kasar tanpa filternya. Dia memang bersedia melindungi Ochi sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai abdi negara.Tetapi dia tidak ingin melanggar batas, sebab itu akan semakin memperumit penyelidikannya sebagai seorang penyidik. Tetapi Badai membuat satu kesalahan besar saat dia secara tidak sengaja memeluk Ochi. Karena sesudahnya, dia tidak pernah bisa melepas Ochi untuk laki-laki manapun lagi di dunia ini.
Pernikahannya batal! Dia baru saja mengumunkannya setengah jam yang lalu, saat menerima chat singkat dari Mas Banyu. Calon suami gagalnya. Oceania Samudra duduk termenung seorang diri di gedung mewah tempat acara pernikahannya yang akan digelar, namun batal. Pandangannya menerawang memandangi ornament-ornament yang menghiasi gedung berupa rangkaian bunga-bunga nan indah, kursi-kursi yang dihias cantik untuk pengunjung. Bahkan aneka hidangan mahal yang menggugah rasa seakan-akan mengejeknya bersama-sama.
Padahal hari ini dia sudah berdandan cantik, untuk membuat bangga calon suaminya, yang sangat dicintainya sepenuh hati.
Beberapa bulan sebelum hari pernikahannya ini, Ochi telah mempersiapkan semuanya dengan matang. Dimulai dari pemilihan gedung untuk akad, fitting kebaya yang akan si pakainya, cateringnya, bahkan tamu-tamu kalangan terbatasnya. Ochi ingin agar pernikahan sekali seumur hidupnya ini berlangsung dengan sempurna.
Semua orang memujinya tadi, bahkan ibunya yang terkenal sangat pelit pujian pun tadi mengatakan bahwa dirinya sangat cantik. Wajar saja, dia akan menjadi seorang pengantin, kalau saja mempelai prianya datang!
Laki-laki keparat itu bahkan tidak mempunyai keberanian untuk berbicara langsung padanya. Setelah berpacaran dua tahun lamanya dan enam bulan bersama-sama mempersiapkan hari bahagia mereka, Ochi menerima chat pendek dari Banyu yang mengatakan bahwa dia tidak bisa melanjutkan pernikahan ini. Ia mempunyai keperluan lain dan akan menemuinya nanti. Dan semua itu dilakukannya hanya satu jam menjelang akad nikahnya. Sungguh seorang banci pengecut yang menjijikkan bukan?!
"Ochi, kita pulang yuk, Dek?" Rainy, kakak sulung Ochi menyentuh punggung Ochi lembut. Dia tahu adik bungsunya ini sedang galau-galaunya akibat dari kekacauan yang dibuat oleh si brengsek, Banyu. Tetapi semua itu sudah terjadi bukan? Dia hanya tidak ingin kalau adik bungsunya ini akan menjadi gelap mata dan malah menyakiti dirinya sendiri pada akhirnya.
"Ochi sedang ingin di sini, Kak. Ochi juga sedang tidak ingin ditanya-tanya. Tolong biarkan Ochi menenangkan diri sejenak. Kakak pulang saja dulu dengan Kak Pandu. Kasihan anak-anak kelamaan menunggu. Ochi akan baik-baik saja, Kak. Ochi tidak akan bunuh diri kalau memang itu yang Kakak takutkan," desah Ochi lesu.
"Bukan begitu, Dek. Semua orang sudah pulang. Tinggal Kakak, Kak Pandu dan anak-anak di sini. Kalau kakak pulang, nanti kamu pulangnya naik apa?"
Rainy kembali mengelus bahu adiknya kasihan. Adik bungsunya ini perasaannya sangat halus, peka dan juga perasa. Dipermalukan habis-habisan di depan umum seperti ini, apalagi sampai viral di sosial media, pasti akan meremukkan jiwa raganya. Dia bahkan sudah ngeri sendiri, melihat piasnya wajah sang adik, pada saat akad tadi dibatalkan.
"Tidak apa-apa, Kak. Kakak pulang saja. Nanti kalau Ochi butuh tumpangan, Ochi akan menelepon supir atau apapun itu. Kakak pulang duluan saja, ya?" tolak Ochi lagi. Sungguh Ochi butuh udara segar untuk menarik napas.
Rainy pun akhirnya pulang setelah sekali lagi menepuk bahu adiknya.
Ochi melirik jam di gedung mewah ini. Pukul sebelas kurang sepuluh menit. Seharusnya saat ini dia sudah menyandang nama Siliwangi di belakang namanya. Tetapi ya sudahlah. Dia juga sudah mulai bosan mengasihani diri sendiri. Mulai besok dia akan belajar menjadi wanita yang kuat dan tidak cengeng lagi. Kalau perlu dia akan mengikuti berbagai macam cabang olah raga bela diri dan menempelkan poster wajah Banyu besar-besar pada setiap samsaknya!
Ochi menarik lepas hiasan untaian dari bunga-bunga melati yang menghiasi sanggulnya. Melepaskan paksa semua hiasan lainnya dan membuang semuanya ketempat sampah!
Dengan langkah tersaruk-saruk dia berjalan meninggalkan gedung pernikahan yang mulai sepi. Ia meraup kain songketnya dengan kasar dan berjalan keluar dari aula menuju ke arah jalan raya.
Duarrr!
Tepat pada saat Ochi baru saja melewati bangunan gedung dan tiba di jalan raya tiba-tiba saja gedung mewah itu meledak! Ochi terperanjat. Ia membalikkan badan. Menatap nanar gedung yang telah hancur itu. Jikalau dia terlambat sekitar sepuluh menit saja, selain ditinggal calon suami, dia juga sudah pasti akan tinggal nama saja. Telinganya berdenging dan tanah yang ia injak bergetar. Ochi tidak tahu harus berbuat apa.
Orang-orang yang berlalu-lalang di sekitar jalan raya, langsung berbondong-bondong mengerumuni gedung mewah yang sudah luluh lantak tersebut. Salah satu dari mereka pun segera menghubungi pihak yang berwajib.
Alih-alih melakukan hal yang sama seperti orang-orang itu, Ochi justru berjalan menuju halte yang berada tidak jauh dari gedung tersebut. Pikirannya menerawang jauh. Memikirkan alasan Banyu meninggalkannya tepat di hari pernikahan mereka.
Hampir satu jam atau lebih-- Ochi tidak tahu karena ia tidak memakai jam tangan, dia duduk bagai patung dengan pikiran yang bercabang-cabang. Memikirkan pernikahan indahnya yang hancur berantakan.
Samar-samar dan semakin lama semakin kencang, ia mendengar sirene mobil polisi yang berdatangan. Tiga unit mobil polisi dan satu unit mobil pribadi pun tiba hampir secara bersamaan.
Dua belas orang polisi dengan seragam khusus, berlari masuk menuju lokasi ledakan. Sementara itu seseorang yang juga menggunakan seragam khusus hitam-hitam tampak tergesa-gesa keluar dari mobil sambil menelepon seseorang. Wajahnya nyaris tidak terlihat akibat ditutupi oleh masker hitam. Tangannya terlihat terus saja menunjuk-nunjuk lokasi ledakan sambil mengeluarkan beberapa perintah, sementara ia masih sibuk menelepon. Ochi sempat melihat tatapan tajamnya saat secara tidak sengaja mata mereka saling bersirobok. Seperti ini ya wajah-wajah para aparat penegak hukum? Kalau tidak diam-diam sinis, pasti marah-marah seram. Betapa membosankannya hidup mereka. Setiap hari orang yang mereka temui hanyalah penjahat, senjata tajam, narkoba bahkan mungkin mayat dan hal-hal berbahaya lainnya.
Tiba-tiba saja pandangan sang polisi kembali terarah pada Ochi. Tubuh bugarnya melangkah cepat melintasi jalan setapak dan berhenti tepat di depan Ochi yang masih terduduk kaku di halte.
"Selamat siang Bu, kenalkan saya Badai Putra Alam. Saya ingin melakukan sedikit tanya jawab dengan anda bisa, Bu? Mengingat hanya tinggal anda seorang sajalah yang ada digedung ini saat ledakan tadi terjadi."
Ochi menatap polisi yang ditaksirnya berusia sekitar pertengahan tiga puluhan itu dengan keengganan yang sama sekali tidak dia sembunyikan. Ochi capek, dia ingin secepatnya pulang dan beristirahat atau mungkin menangisi nasib malangnya diapartemen. Tetapi sebagai seorang warga negara yang baik dia tahu, ada beberapa kewajiban yang memang harus ia tunaikan. Minimal memberi sedikit keterangan tentang perkara ledakan. Walaupun bisa dikatakan dia juga tidak tahu apa-apa kecuali suara boom begitu saja.
"Saya ingin pulang." Ochi menjawab singkat.
"Iya, nanti anda akan saya antar pulang. Tetapi anda harus menjawab beberapa pertanyaan saya terlebih dahulu."
Sang polisi menahan sikunya sejenak. Menahan laju tubuh Ochi yang sudah condong kedepan. Bersiap-siap melangkah pulang.
"Beberapa?" Tanya Ochi menegaskan.
"Baiklah. Lebih tepatnya, banyak sekali pertanyaan."
Akhirnya Badai berterus terang dengan wanita yang berparas sendu ini. Jujur Badai paling anti berbicara dengan Orang yang wajah nya mellow-mellow seperti ini. Karena belum juga ditanya-tanya wajahnya sudah seperti akan disiksa saja. Apalagi jika nanti dia akan di interogasi dengan nada tinggi hingga mencapai 4 oktaf. Bisa banjir bandanglah kantor polisi nanti oleh air matanya. Sebenarnya saat ini Elang Pramudya lah yang bertugas untuk mengamankan dan mengendalikan situasi disini. Sebagai anggota Densus 88 yang memang dilatih khusus untuk menangani segala ancaman teror termasuk teror bom, Elang adalah komandan insiden yang mumpuni. Intuisinya tajam dan juga akurat. Tetapi karena saat ini dia sedang menemani istrinya yang sedang melahirkan, Badaipun menawarkan diri untuk meninjau ke TKP bersama dengan anak-anak buah Elang lainnya yang memang sudah dilatih khusus sebelumnya.
"Pak Polisi, kalau saya bersedia untuk menjawab semua pertanyaan anda, apakah anda akan mengizinkan saya pulang?"
"Tentu saja." Badai mengangguk dengan cepat. Dia juga ingin agar tugasnya yang menggantikan Elang ini cepat selesai.
"Anda janji?" Ochi meminta kepastian.
"Ck! Tentu saja. Saya berjanji. Tidak ada untungnya juga bagi saya berlama-lama menahan anda disini." Badai membalas ketus.
"Halah laki-laki dan janji. Omong kosong belaka." Ochi menggumam sendiri.
"Apa maksud ucapan anda?" Badai menatapnya galak. Anda tidak percaya pada janji saya? Semakin cepat anda menjawab pertanyaan saya, maka semakin cepat juga kita pulang. Mengerti?!" Ochi mengangguk.
"Nama Anda ?"
"Oceania Samudra."
"Alamat?"
"Grand Mediterania Apartemen jalan Thamrin 21."
"Baik. Sekarang katakan kepada saya, apa yang terjadi sebenarnya?"
"Gedung ini meledak." Sekarang saya sudah boleh pulang bukan?" Ochi langsung bergerak ke arah jalan raya.
"Tunggu dulu. Apa maksud anda dengan meledak?" Badai kembali meraih siku Ochi, menahan langkahnya.
"Ya gedung ini meledak, berbunyi dhuarrr seperti itu."
"Apakah anda mencium bau gas sebelumnya?"
"Tidak."
"Apakah anda melihat ada orang ketika hal itu terjadi?"
"Tidak ada. Cuma tinggal saya sendirian di gedung ini. Sudah jelaskan pertanyaannya? Sekarang saya mau pulang!"
"Tunggu dulu. Mengapa anda bisa berada di gedung ini?"
"Karena saya akan menikah tentu saja. anda ini tinggal di planet lain atau bagaimana, sampai tidak tahu bentuk kebaya pengantin."
"Pukul berapa seharusnya akad nikah anda dilangsungkan?"
"Pukul sepuluh pagi."
"Ini masih pukul sebelah 12.05 WIB. Seharusnya acara masih berlangsung bukan? Mengapa keadaannya sepi seperti ini?"
"Akad nikahnya dibatalkan."
"Mengapa akad nikahnya dibatalkan?"
"Karena mempelai prianya tidak jadi datang?"
"Mengapa mempelai prianya tidak jadi datang?"
"Itulah pertanyaan yang ingin saya tanyakan pada calon suami saya sedari tadi pak polisi yang terhormat. Seharusnya anda menginterogasi dia, bukan saya!" Sahut Ochi kesal.
"Saya sudah menjawab semua pertanyaan-pertanyaan Anda. Sesuai dengan tawaran Anda tadi, Anda ingin mengantarkan saya pulang atau saya akan harus memesan ojek online ?!" Ochi benar-benar kesal sehingga tata bahasanya pun tidak lagi sopan.
"Naik ojek online dengan pakaian dan penampilan Anda yang seperti ini? Apa bisa?"
Ochi refleks membuka high heels nya dan berniat untuk menggetok kepala polisi ini karena mulutnya yang amat sangat ketus dan menyebalkan.
"Coba saja Anda berani lakukan. Maka saya akan melaporkan Anda dengan Pasal 212 KUHP yang berbunyi,
barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan melawan kepada seseorang pegawai negeri yang melakukan pekerjaannya yang sah, atau melawan kepada orang yang waktu membantu pegawai negeri itu karena kewajibannya menurut undang-undang atau karena permintaan pegawai negeri itu, dihukum karena perlawanan, dengan hukuman penjara selama-lamanya satu tahun empat bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500.000,-"
Badai pun kemudian mendekatkan wajahnya pada Ochi sehingga wajah mereka hanya berjarak cuma sejengkal.
"Sini, pukul saya kalau Anda memang berani! Tidak heran kalau calon suami Anda meninggalkan Anda, mengingat betapa barbarnya sikap Anda sebagai seorang wanita!"
Arimbi Maulida merasa dunianya runtuh saat Nina, sepupunya, membawa buku nikahnya dengan Seno Caturrangga, calon suami Arimbi, ke hadapannya seluruh keluarga besar. Nina mengaku telah dinikahi Seno secara hukum dan agama dua hari yang lalu. Dengan kata lain, Seno adalah suaminya sahnya saat ini. Padahal seminggu ke depan, Arimbi dan Seno akan melangsungkan pernikahan, setelah tiga tahun berpacaran. Undangan pun sudah terlanjur disebar. Pihak kedua keluarga geger. Mereka sama sekali tidak menyangka kalau Seno dan Nina menjalin hubungan di belakang Arimbi hingga Nina hamil. Arimbi pada akhirnya mengalah. Ia ikhlas kalau pernikahannya dibatalkan. Namun Handoyo, ayah Arimbi tidak setuju untuk membatalkan pernikahan. Handoyo meminta pertanggungjawaban keluarga Seno yang telah mempermalukan keluarga besar mereka. Keputusan yang dianggap paling tepat pun diambil. Adalah seorang Ganesha Caturrangga, kakak kandung Seno yang belum menikah, diminta untuk menggantikan Seno di pelaminan. Arimbi tentu saja menolak. Selain ia tidak mencintai Ganesha, sejujurnya ia takut pada Ganesha. Ganesha itu sangat dingin dan tidak punya hati. Menurut Menik, sahabatnya, yang dulunya adalah pacar Ganesha, Ganesha itu workoholic. Hidupnya hanya untuk bekerja dan bekerja. Ganesha tidak pernah mencintai siapapun kecuali pekerjaannya. Namun karena desakan keluarga besarnya yang beralasan malu besar apabila Arimbi tidak jadi menikah, Arimbi terpaksa menerima keputusan keluarga besar mereka. Bagaimana nasib Arimbi setelah menjadi istri Ganesha? Bagaimana pula usaha Seno untuk kembali meraih hati Arimbi setelah Nina ketahuan berbohong soal kehamilannya? "Bagi saya, kamu itu cuma beban tambahan, yang lagi-lagi disampirkan keluarga di pundak saya. -Ganesha Caturrangga- "Saya juga tidak pernah ingin ada di posisi ini. Menjadi istrimu itu sialnya tujuh turunan, delapan tanjakan dan sembilan tikungan tajam. -Arimbi Maulida-
Alexandra Delacroix Adams--gadis tomboy berjuluk premanwati klan Delacroix Adams, harus menjalani hukuman sebagai Jamilah Binti Surip. Cucu Mbok Sari, Asisten Rumah Tangga keluarganya selama setahun penuh di desa Pelem, Kediri, Jawa Timur. Bagaimana Alexa--sang premanwati menjalani peran dari seorang gadis tomboy berjaket kulit, menjadi seorang gadis feminim berkebaya? Mampu juakah Alexa membangun mindset para wanita di desa, yang sudah terdoktrin dengan pemikiran bahwa tempat wanita adalah di bawah pria? Bagaimana juga sengitnya saat ia beradu argumen dengan Jenggala Buana Sagara. Seorang petani dan peternak modern di desa Pelem, yang selalu menganggap gadis kota adalah boneka cantik berotak kosong? "Kamu jangan mengajari perempuan-perempuan di desa ini menjadi pembangkang, dengan dalih emansipasi. Provokatorwati tidak dibutuhkan di sini?" -Jenggala Buana Sagara "Gue bukan ngajarin mereka membangkang. Gue cuma mau mereka berkembang. Suami-suami mereka bisa saja, sakit, mati atau malah kawin lagi. Kalau hal itu terjadi, siapa yang akan membiayai hidup mereka? Lo? Emang lo sanggup ngawinin semua janda di desa ini?" -Alexandra Delacroix Adams
Menjelang delapan tahun usia pernikahannya, Suri Hidayah merasa tidak bisa mempertahankan rumah tangganya lagi. Karena Prasetyo Prasojo, suaminya telah berubah menjadi sosok yang tidak lagi ia kenali. Pras berubah setelah karirnya melesat ke puncak. Dari seorang karyawan biasa, Pras kini menjadi seorang direktur pelaksana yang disegani. Pras lupa diri. Pras yang sekarang telah berdasi, kerap merudung Suri, secara fisik dan psikis. Merendahkan pendidikan Suri yang hanya tamatan SMP, serta mencela penampilan Suri yang menurut Pras norak alias kampungan. Dalam pandangan Pras, perempuan sempurna itu haruslah seperti Murni Eka Cipta. Anggun, cerdas, berpendidikan tinggi juga berharta. Murni adalah lady boss perusahaan tempat Pras bekerja. Suri yang sakit hati, dalam diam terus berusaha memperbaiki diri. Ia mencoba mengubah penampilannya menjadi lebih baik, dan juga belajar mencari penghasilan sendiri. Suri secara otodidak belajar memasarkan hasil rajutannya melalui media sosial. Hanya saja Suri terkendala dengan masalah modal. Ia tidak mempunyai cukup dana untuk membeli benang-benang dalam jumlah besar untuk keperluan merajutnya. Adalah seorang Damar Adhiyatna, mantan suami Murni yang kebetulan bertemu dengan Suri secara tidak sengaja. Damar adalah pemilik PT. Karya Tekstil Adhiyatna. Perusahaan yang bergerak dalam bidang benang jahit. Damar yang mengetahui kesulitan Suri bersedia membantu dengan sistem barter. Damar memasok benang, dan Suri memajang hasil rajutannya di toko kerajinan tangan ibunya. Bagaimana perjuangan jatuh bangunnya Suri dalam mengumpulkan serpihan harga diri? Bagaimana juga akhir kisah cinta segitiga antara Suri, Damar, Pras dan juga Murni? Cerita ini akan menjadi saksi betapa kekuatan cinta akan mengubah segalanya. Cinta sejati itu tidak pernah pudar karena rupa, dan tidak padam dimakan usia.
Revan Aditama Perkasa-- CEO ADITAMA Group, sudah tidak berhasrat lagi untuk menikah. Ia merasa tidak pernah beruntung dalam hubungan asmara. Mulai dari jatuh cinta pada gurunya sendiri, bertunangan dengan orang yang salah, sampai akhirnya jatuh cinta pada pacar orang, menjadikan Revan apatis terhadap yang namanya pernikahan. Hingga suatu hari, ayahnya memintanya untuk menikahi seorang wanita yang tidak biasa. Dia adalah wanita dari Suku Anak Dalam. Suku yang paling terkebelakang negri ini. "Bagaimana mungkin Saya seorang CEO Aditama Group yang mewakili segala hal yang modern dan intelektual, beristrikan seorang wanita paling primitif dinegeri ini?" -Revan Aditama Perkasa.
Merlyn Diwangkara-si Princess irit dengan tingkat keonengannya yang hakiki-ingin lepas dari bayang-bayang nama besar Diwangkara's. Kehidupannya yang selama ini bagaikan burung dalam sangkar emas, membuatnya bertekad untuk menunjukkan pada dunia, kalau ia mampu hidup mandiri di atas kakinya sendiri. Sementara itu, Galih Kurniawan Jati-polisi galak namun berprestasi negeri ini-selalu saja ketiban sial setiap kali bersinggungan dengan gadis berpemikiran 'minimalis' ini. Alih-alih menghukumnya, Galih malah acap kali menjadi kesatria berbaju zirahnya. "Anda ini bahkan tidak bisa membedakan mana kucing dan mana serigala. Bagaimana mungkin, Anda bisa survive hidup sendirian di luar sana?" -Galih Kurniawan Jati "Mungkin saya memang tidak bisa membedakan mana kucing dan mana serigala. Tapi, saya tahu apa persamaan mereka ; sama-sama makhluk ciptaan Tuhan. Saya benar, kan, Pak Polisi?" -Merlyn Diwangkara
Senjahari Semesta Alam dengan ikhlas merelakan dirinya diceraikan oleh suaminya sendiri demi menikahi Mega Mentari--anak perempuan pemilik perusahaan yang mengaku dihamili oleh suaminya sendiri, Abimanyu Wicaksana. Sementara itu Halilintar Sabda Alam-- kakak sulung Mega Mentari. Pemilik beberapa perusahaan properti raksasa negeri ini, jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Senja, yang diperkenalkan oleh mertuanya sebagai adik bungsu Abimanyu. Abimanyu yang merasa dijebak sebagai kambing hitam dalam masalah hamilnya Tari, terus berusaha mencari kebenaran yang sesungguhnya agar bisa meraih kembali hati Senja. Sementara Sabda yang awalnya jatuh cinta pada Senja, menjadi salah faham saat secara tidak sengaja memergoki Abimanyu memesrai Senja bukan seperti seorang kakak terhadap adiknya, melainkan seperti seorang laki-laki yang tengah mabuk asmara. Sabda yang gelap mata malah akhirnya menjebak Senja dan menanamkan benihnya dirahim Senja. "Saya mohon, jangan memperlakukan Saya seperti ini. Saya punya salah apa pada Bapak? Laki-laki sejati tidak akan menggunakan kekuatannya untuk memaksakan dirinya terhadap seorang perempuan. Saya mohon jangan mengotori saya. Demi Allah saya bersumpah, saya tidak seperti apa yang ada dalam pemikiran, Bapak." (Senjahari Semesta Alam) "Salah kamu adalah, karena kamu telah menjadi duri dalam daging dalam rumah tangga adik saya! Kamu fikir saya tidak tahu akan hubungan terlarang kamu dengan Abimanyu? Kalian berdua itu incest, dan itu amat sangat menjijikkan! Kita lihat saja, setelah ini kamu masih bisa memandang dunia dengan kepala tegak, atau kamu akan melata seperti ular di kaki Saya!" (Halilintar Sabda Alam)
Hanya ada satu pria di hati Regina, dan itu adalah Malvin. Pada tahun kedua pernikahannya dengannya, dia hamil. Kegembiraan Regina tidak mengenal batas. Akan tetapi sebelum dia bisa menyampaikan berita itu pada suaminya, pria itu menyodorinya surat cerai karena ingin menikahi cinta pertamanya. Setelah kecelakaan, Regina terbaring di genangan darahnya sendiri dan memanggil Malvin untuk meminta bantuan. Sayangnya, dia pergi dengan cinta pertamanya di pelukannya. Regina lolos dari kematian dengan tipis. Setelah itu, dia memutuskan untuk mengembalikan hidupnya ke jalurnya. Namanya ada di mana-mana bertahun-tahun kemudian. Malvin menjadi sangat tidak nyaman. Untuk beberapa alasan, dia mulai merindukannya. Hatinya sakit ketika dia melihatnya tersenyum dengan pria lain. Dia melabrak pernikahannya dan berlutut saat Regina berada di altar. Dengan mata merah, dia bertanya, "Aku kira kamu mengatakan cintamu untukku tak terpatahkan? Kenapa kamu menikah dengan orang lain? Kembalilah padaku!"
"Jang, kamu sudah gak sabar ya?." tanya Mbak Wati setelah mantra selesai kami ucapkan dan melihat mataku yang tidak berkedip. Mbak Wati tiba tiba mendorongku jatuh terlentang. Jantungku berdegup sangat kencang, inilah saat yang aku tunggu, detik detik keperjakaanku menjadi tumbal Ritual di Gunung Keramat. Tumbal yang tidak akan pernah kusesali. Tumbal kenikmatan yang akan membuka pintu surga dunia. Mbak Wati tersenyum menggodaku yang sangat tegang menanti apa yang akan dilakukannya. Seperti seorang wanita nakal, Mbak Wati merangkak di atas tubuhku...
Julita diadopsi ketika dia masih kecil -- mimpi yang menjadi kenyataan bagi anak yatim. Namun, hidupnya sama sekali tidak bahagia. Ibu angkatnya mengejek dan menindasnya sepanjang hidupnya. Julita mendapatkan cinta dan kasih sayang orang tua dari pelayan tua yang membesarkannya. Sayangnya, wanita tua itu jatuh sakit, dan Julita harus menikah dengan pria yang tidak berguna, menggantikan putri kandung orang tua angkatnya untuk memenuhi biaya pengobatan sang pelayan. Mungkinkah ini kisah Cinderella? Tapi pria itu jauh dari seorang pangeran, kecuali penampilannya yang tampan. Erwin adalah anak haram dari keluarga kaya yang menjalani kehidupan sembrono dan nyaris tidak memenuhi kebutuhan. Dia menikah untuk memenuhi keinginan terakhir ibunya. Namun, pada malam pernikahannya, dia memiliki firasat bahwa istrinya berbeda dari apa yang dia dengar tentangnya. Takdir telah menyatukan kedua orang itu dengan rahasia yang dalam. Apakah Erwin benar-benar pria yang kita kira? Anehnya, dia memiliki kemiripan yang luar biasa dengan orang terkaya yang tak tertandingi di kota. Akankah dia mengetahui bahwa Julita menikahinya menggantikan saudara perempuannya? Akankah pernikahan mereka menjadi kisah romantis atau bencana? Baca terus untuk mengungkap perjalanan Julita dan Erwin.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Setelah malam yang penuh gairah, Viona meninggalkan sejumlah uang dan ingin pergi, tetapi ditahan oleh sang pria. "Bukankah giliranmu untuk membuatku bahagia?" Viona, selalu menyamar sebagai wanita jelek, tidur dengan om tunangannya, Daniel, untuk melarikan diri dari pertunangannya dengan tunangannya yang tidak setia. Daniel adalah sosok yang paling dihormati dan dikagumi di kota. Kabar tentang petualangan romantisnya beredar, beberapa mengatakan mereka melihatnya mencium seorang wanita di dinding dan yang lain menyebutnya gosip. Siapa yang bisa menjinakkan hati Daniel? Kemudian, yang mengejutkan, Daniel ketahuan membungkuk untuk membantu Viona mengenakan sepatu, semata-mata demi mendapatkan ciuman darinya!
Menikah untuk sebagian orang adalah suatu kebahagian namun, berbeda dengan Ayudia. Gadis cantik itu, dipaksa untuk menikahi kakak iparnya sendiri. Pernikahan yang terjadi nyatanya, membuat hidup Ayudia menderita. Aidan memperlakukan Ayudia bukan seperti seorang suami kepada istrinya. Pria itu dengan sangat tega menyiksa istri barunya begitu kejam. Aidan melakukan hal itu karena ingin membalas dendam, akibat kepergian sang istri pertama yang tak lain adalah kakak Ayudia. Pernikahan yang terjadi seperti neraka bagi Ayudia, dirinya dipaksa untuk melakukan apapun oleh Aidan. Bahkan perbuatan yang dilakukan oleh Aidan, menimbulkan sebuah trauma mendalam pada Ayudia. Mampukah Ayudia bertahan dengan pernikahan ini? Ada kebahagiaan yang datang pada hubungan mereka?