**Sr. Arsian** kembali ke desanya setelah bertahun-tahun mengabdikan diri di kota. Disambut hangat oleh keluarga dan teman-teman lama, Arsian merasa terkejut dengan perubahan yang terjadi di desanya. Infrastruktur yang lebih modern, masuknya teknologi, dan perubahan sosial yang signifikan membuatnya merasa seperti orang asing di tempat yang seharusnya ia kenal baik. Meskipun demikian, sebagai superior baru di komunitas religius setempat, Arsian mulai merancang program-program sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Suatu hari, Arsian menerima kabar mengejutkan bahwa **Daniel**, sahabat lamanya yang telah lama tidak terdengar kabarnya, akan datang ke desanya. Daniel, seorang arsitek sukses di Jakarta, kembali ke desa dengan harapan bisa membantu proyek-proyek sosial yang digagas oleh Arsian. Pertemuan kembali mereka setelah bertahun-tahun membawa gelombang nostalgia dan kebahagiaan, mempererat kembali ikatan persahabatan mereka. Bersama-sama, Arsian dan Daniel memulai proyek pembangunan sekolah dan fasilitas kesehatan yang lebih modern di desa mereka. Arsian menggunakan pengaruhnya di komunitas religius untuk menggalang dukungan, sementara Daniel menggunakan keahliannya sebagai arsitek untuk merancang dan mengawasi pembangunan. Mereka berdua berbagi visi yang sama: menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Perjalanan mereka tidaklah mudah. Mereka menghadapi berbagai rintangan, mulai dari birokrasi yang rumit hingga resistensi dari beberapa pihak yang merasa terganggu dengan perubahan. Beberapa orang di desa merasa skeptis dengan niat baik mereka, sementara yang lain khawatir bahwa modernisasi akan merusak tradisi dan budaya lokal. Namun, Arsian dan Daniel tidak menyerah. Dengan kerja keras dan dedikasi, mereka terus berusaha mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Proyek pembangunan sekolah menjadi salah satu keberhasilan terbesar mereka. Sekolah yang modern dan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai kini menjadi tempat belajar yang nyaman bagi anak-anak desa. Anak-anak yang sebelumnya tidak memiliki akses pendidikan yang baik kini bisa belajar dengan lebih baik. Keberhasilan ini memberikan semangat baru bagi Arsian dan Daniel untuk terus melanjutkan proyek-proyek lainnya. Di tengah kesibukan mereka, Arsian dan Daniel sering kali mengambil waktu untuk merenung dan berbicara tentang kehidupan. Mereka memperdalam ikatan persahabatan mereka, saling mendukung dan menginspirasi satu sama lain untuk terus bekerja keras dan menghadapi setiap tantangan dengan keberanian dan keteguhan hati. Percakapan mereka tidak hanya tentang proyek, tetapi juga tentang nilai-nilai hidup dan tujuan mereka ke depan. Saat proyek pembangunan fasilitas kesehatan dimulai, mereka kembali menghadapi tantangan. Birokrasi yang rumit dan kurangnya dukungan dari beberapa pihak membuat prosesnya berjalan lambat. Namun, dengan strategi yang tepat dan kerja sama yang solid, Arsian dan Daniel berhasil mengatasi masalah-masalah tersebut. Mereka juga melibatkan lebih banyak anggota komunitas dalam proyek ini, sehingga semakin banyak orang yang merasa memiliki dan mendukung perubahan yang terjadi. Keberhasilan proyek-proyek mereka menarik perhatian pihak luar. Beberapa organisasi non-profit dan lembaga pemerintah mulai menawarkan bantuan dan dukungan. Arsian dan Daniel menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan proyek-proyek mereka berjalan dengan lancar dan berkelanjutan. Kerja sama ini tidak hanya membantu dari segi finansial, tetapi juga memberikan pengetahuan dan sumber daya yang lebih luas. Meskipun telah mencapai banyak keberhasilan, mereka tidak luput dari krisis. Suatu ketika, desa mereka dilanda bencana alam yang merusak sebagian besar infrastruktur yang telah mereka bangun. Arsian dan Daniel harus bekerja lebih keras lagi untuk memulihkan kondisi desa dan memastikan bantuan segera datang. Krisis ini menguji keteguhan hati mereka, tetapi juga memperkuat solidaritas di antara penduduk desa. Dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, desa mulai bangkit kembali. Arsian dan Daniel, bersama komunitas, membangun ulang apa yang hancur dan bahkan membuatnya lebih baik dari sebelumnya. Proyek-proyek mereka tidak hanya memberikan manfaat material, tetapi juga menumbuhkan semangat kebersamaan dan harapan baru bagi seluruh desa. Pertemuan kembali dengan Daniel adalah anugerah bagi Arsian. Kehadiran Daniel membawa semangat baru dan energi positif yang membuat segala sesuatunya terasa lebih ringan dan menyenangkan. Bersama-sama, mereka tidak hanya berhasil mewujudkan banyak proyek penting, tetapi juga memperkuat persahabatan mereka yang telah lama terjalin. Kisah mereka mengajarkan bahwa cinta, persahabatan, dan dedikasi dapat membawa perubahan positif yang signifikan dalam masyarakat. "Kembali ke Akar: Kisah Arsian dan Daniel" adalah sebuah cerita tentang cinta, persahabatan, dan dedikasi untuk membawa perubahan positif dalam masyarakat. Novel ini menunjukkan bahwa dengan semangat.
Di sebuah desa kecil di pinggir kota, hiduplah dua anak yang
penuh semangat dan impian. Desa itu, dengan hamparan ladang hijau dan sungai
yang mengalir jernih, menjadi saksi bisu persahabatan Arsian dan Daniel. Sejak
kecil, mereka tak terpisahkan, berbagi tawa dan cerita, serta merangkai
mimpi-mimpi masa depan di bawah langit yang biru.
Arsian adalah seorang gadis kecil dengan rambut hitam
panjang yang selalu diikat kuda. Matanya yang besar dan penuh semangat selalu
bersinar, mencerminkan kegembiraan dan antusiasmenya terhadap kehidupan. Dia
sering terlihat berlari-lari di ladang, tertawa lepas saat angin menerpa
wajahnya. Sejak usia dini, Arsian sudah memiliki keinginan kuat untuk menjadi
seorang dokter. Dia ingin membantu orang-orang di desanya yang sering kesulitan
mendapatkan perawatan medis. Setiap kali ada yang sakit, Arsian kecil akan
dengan sigap mencoba membantu, meskipun hanya dengan membawakan air atau
sekadar memberikan semangat.
Di sisi lain, Daniel adalah anak laki-laki yang cerdas dan
penyayang. Rambut coklatnya yang selalu berantakan dan senyumnya yang ramah
membuatnya mudah disukai siapa saja. Daniel senang membaca dan menulis, sering
kali ia terlihat duduk di bawah pohon besar di dekat sungai, mencatat
cerita-cerita yang terlintas di pikirannya. Dia bermimpi menjadi seorang
penulis terkenal, ingin menceritakan kisah-kisah indah tentang desa mereka dan
petualangan yang mereka alami.
Setiap sore, setelah menyelesaikan tugas-tugas sekolah dan
membantu orang tua mereka, Arsian dan Daniel akan bertemu di tepi sungai.
Mereka akan berlari menuju bukit kecil di pinggir desa, tempat favorit mereka
untuk menyaksikan matahari terbenam. Dari atas bukit, mereka bisa melihat
seluruh desa, ladang yang terbentang luas, dan sungai yang berkelok-kelok. Warna
oranye dan merah dari matahari yang tenggelam perlahan-lahan menjadi latar
belakang yang sempurna untuk mimpi-mimpi mereka.
"Daniel, lihat betapa indahnya matahari terbenam hari ini,"
kata Arsian sambil duduk di atas rumput, matanya menatap lurus ke arah matahari
yang mulai menghilang di balik bukit.
"Benar, Arsian. Ini selalu menjadi momen favoritku," jawab
Daniel, duduk di sampingnya. "Aku selalu berpikir, suatu hari nanti aku akan
menulis buku tentang tempat ini, tentang kita, dan semua petualangan yang kita
alami."
Arsian tersenyum, "Dan aku akan menjadi dokter yang hebat.
Aku akan membantu banyak orang di desa ini dan mungkin di tempat-tempat lain
juga."
Mereka berdua tertawa, menikmati momen itu. Bagi Arsian dan
Daniel, masa kecil mereka adalah masa penuh keajaiban dan kebahagiaan. Setiap
hari adalah petualangan baru, setiap momen adalah kesempatan untuk belajar dan
bermimpi.
Ketika malam tiba dan bintang-bintang mulai bermunculan di
langit, mereka akan berbaring di rumput, menatap bintang-bintang itu sambil
berbisik tentang impian mereka. Arsian sering kali bercerita tentang bagaimana
dia akan menemukan obat-obatan baru dan menyelamatkan nyawa, sementara Daniel
akan menceritakan rencananya untuk menulis novel-novel yang menginspirasi
banyak orang.
Kehidupan di desa kecil itu mungkin sederhana, namun bagi
Arsian dan Daniel, itu adalah dunia yang penuh dengan kemungkinan tak terbatas.
Mereka yakin bahwa dengan kerja keras dan semangat yang tak pernah padam,
impian-impian mereka akan menjadi kenyataan.
Hari-hari berlalu dengan cepat, namun kenangan masa kecil
itu selalu terpatri dalam hati mereka. Desa kecil di pinggir kota itu adalah
tempat di mana semuanya dimulai, tempat di mana mimpi-mimpi pertama kali
dirajut, dan tempat di mana persahabatan sejati dibangun.
Meskipun masa depan masih penuh dengan ketidakpastian,
Arsian dan Daniel tahu bahwa selama mereka bersama, tidak ada yang tidak
mungkin. Mereka berdua adalah bukti hidup bahwa impian besar bisa lahir dari
tempat yang paling sederhana, dan bahwa persahabatan sejati adalah kekuatan
terbesar yang bisa dimiliki seseorang dalam hidup.
Warning!!! Khusus 18+++ Di bawah 18+++ alangkah baiknya jangan dicoba-coba.
Luna tidak pernah menyangka bahwa cinta pertamanya harus berakhir tragis. Reno, pria yang dia cintai ternyata adalah calon kakak tirinya. Romansa yang baru akan dimulai itu pun seolah pupus dalam sekejap. Kendati begitu, cinta yang menggebu antara Luna dan Reno tak dapat dihentikan begitu saja. Mereka memilih berjalan di atas bara api, meski tau perlahan-lahan terbakar bersama. Jika hubungan terlarang diantara mereka terungkap, akankah mereka bisa terus bersama? Dan bagaimana nasib Luna ketika dia harus merelakan masa depannya karena mengandung buah dari hubungan terlarang mereka?
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Bagi Sella Wisara, pernikahan terasa seperti sangkar yang penuh duri. Setelah menikah, dia dengan bodoh menjalani kebidupan yang menyedihkan selama enam tahun. Suatu hari, Wildan Bramantio, suaminya yang keras hati, berkata kepadanya, "Aisha akan kembali, kamu harus pindah besok." "Ayo, bercerailah," jawab Sella. Dia pergi tanpa meneteskan air mata atau mencoba melunakkan hati Wildan. Beberapa hari setelah perceraian itu, mereka bertemu lagi dan Sella sudah berada di pelukan pria lain. Darah Wildan mendidih saat melihat mantan isrtinya tersenyum begitu ceria. "Kenapa kamu begitu tidak sabar untuk melemparkan dirimu ke dalam pelukan pria lain?" tanyanya dengan jijik. "Kamu pikir kamu siapa untuk mempertanyakan keputusanku? Aku yang memutuskan hidupku, menjauhlah dariku!" Sella menoleh untuk melihat pria di sebelahnya, dan matanya dipenuhi dengan kelembutan. Wildan langsung kehilangan masuk akal.
Tiga tahun lalu, keluarganya menentang pilihan William untuk menikahi wanita yang dicintainya dan memilih Fransiska sebagai pengantinnya. William tidak mencintainya. Malah, dia membencinya. Tidak lama setelah mereka menikah, Fransiska menerima tawaran dari universitas impiannya dan mengambil kesempatan itu. Tiga tahun kemudian, wanita tercinta William sakit parah. Untuk memenuhi keinginan terakhirnya, dia menelepon Fransiska untuk kembali dan memberinya perjanjian perceraian. Scarlett sangat terluka oleh keputusan mendadak William, tetapi dia memilih untuk membiarkannya pergi dan setuju untuk menandatangani surat cerai. Namun, William tampaknya menunda proses dengan sengaja, yang membuat Fransiska bingung dan frustasi. Sekarang, Fransiska terjebak di antara konsekuensi dari keragu-raguan William. Apakah dia bisa melepaskan diri darinya? Akankah William akhirnya sadar dan menghadapi perasaannya yang sebenarnya?
Yahh saat itu tangan kakek sudah berhasil menyelinap kedalam kaosku dan meremas payudaraku. Ini adalah pertama kali payudaraku di pegang dan di remas langsung oleh laki2. Kakek mulai meremas payudaraku dengan cepat dan aku mulai kegelian. “ahhhkkk kek jangannnhh ahh”. Aku hanya diam dan bingung harus berbuat apa. Kakek lalu membisikkan sesuatu di telingaku, “jangan berisik nduk, nanti adikmu bangun” kakek menjilati telingaku dan pipiku. Aku merasakan sangat geli saat telingaku di jilati dan memekku mulai basah. Aku hanya bisa mendesah sambil merasa geli. Kakek yang tau aku kegelian Karena dijilati telinganya, mulai menjilati telingaku dengan buas. Aku: “ahhkkk ampunnn kek, uddaahhhhh.” Kakek tidak memperdulikan desahanku, malah ia meremas dengan keras payudaraku dan menjilati kembali telingaku. Aku sangat kegelian dan seperti ingin pipis dan “crettt creettt” aku merasakan aku pipis dan memekku sangat basah. Aku merasa sangat lemas, dan nafasku terasa berat. Kakek yang merasakan bila aku sudah lemas langsung menurunkan celana pendekku dengan cepat. Aku pun tidak menyadarinya dan tidak bisa menahan celanaku. Aku tersadar celanaku sudah melorot hingga mata kakiku. Dan tiba2 lampu dikamarku menyala dan ternyata...