/0/18821/coverbig.jpg?v=9802dce90e46c9f104fb9b58491e42f9)
Selama tujuh tahun yang lalu, Farel Zay Amanta tiba-tiba menghilang dari kehidupan Refa Aletta Zafana tanpa alasan yang jelas, meninggalkan Refa dengan perasaan kecewa. Namun, sekarang Farel tiba-tiba muncul kembali di hadapan Refa dengan tindakan yang tidak wajar. Dalam pertemuan pertama mereka setelah lama berpisah, Farel dengan tegas menyatakan... "Menikahlah denganku, Refa!"
Bukk...
Refa didorong ke dinding oleh sebuah tangan yang besar.
"Ahhhh"
Bibir sedingin es itu tiba-tiba mendekatinya, dan kehadiran asing namun familiar menyebabkan otak Refa langsung mengalami korsleting.
Sebelum Refa sempat mendorongnya menjauh, pria itu sudah melepaskan tangannya. Senyuman jahat yang memikat muncul di wajahnya saat pria itu mengelus pipi Reva.
Dengan suara magnetis, dia berkata, "Ref, aku telah kembali."
Refa sedikit gemetar ketika dia mendengar suara yang familiar ini, dan saat dia menatap matanya Refa tercengang saat melihat sosok di depannya. Orang itu terlihat lebih menonjol sekarang daripada beberapa tahun lalu. Kedewasaan yang memancar dari dirinya membuatnya sulit diabaikan. Tingginya 185 sentimeter, mengenakan kemeja hitam dan celana hitam. Penampilannya yang sederhana dan rambut pendeknya yang rapi terlihat menawan. Rahang tegas, hidung mancung, bibir tipis, dan mata tajamnya sudah sering muncul dalam mimpi Refa..
Pria itu adalah seseorang yang menghilang tujuh tahun yang lalu, seseorang yang pernah menjadi orang yang paling penting dalam hidup Refa. Rasanya seperti mimpi baginya untuk melihatnya di hadapannya seperti ini, tanpa ada waktu untuk mempersiapkan diri.
Refa merasa mati rasa, dan pikirannya pun langsung kosong.
Namun dengan cepat dia bisa melarikan diri dari pria itu, walaupun pria itu memanggilnya beberapa kali. Air mata Reva seperti ingin keluar, namun ia tahan karena ingatan akan masa lalu muncul kembali.
Dan Refa benar benar mengabaikan pria itu!
"Refa, ada apa? Kenapa... wajahmu pucat sekali?" Maya segera berdiri dia merasa sangat khawatir kepada Refa.
Maya adalah sahabat Refa sejak mereka pertama kali masuk SMA. Saat ini, Maya bekerja sebagai pramugari di maskapai terbesar di Indonesia (Soekarno-Hatta). Dia adalah seorang gadis cantik dan baik hati.
"Tidak apa-apa, May, tenang aja."
Setelah berpikir sejenak, dia memutuskan untuk pulang saja. Refa dengan hati-hati mencondongkan tubuh ke arah Bu Ani, dan berbicara di telinganya, "Bu, aku minta maaf, sekarang aku harus pergi soalnya ada pekerjaan yang mendadak, lain kali pasti aku akan mengunjungi rumah ibu, sendiri." Refa mencoba berbohong kepada Bu Ani.
Ibu Ani menatap Refa dalam-dalam dan mengangguk, "Yah, padahal kita belum mengobrol, loh Ref, tapi ya sudahlah, pekerjaan memang lebih penting dari apapun. Kamu boleh pergi, hati-hati di jalannya ya, Ref."
'Untunglah, Bu Ani memberikan persetujuan,' ucap Refa dalam hati.
"Baik Bu, terima kasih,,,," jawab Refa.
Refa tidak peduli dengan pandangan orang lain saat dia mengambil tasnya dan pergi. Dia keluar begitu saja sehingga dia bahkan membuat Maya bingung.
"Dasar! Refa itu sombong banget ya, dia itu sama sekali tidak pernah datang ke reuni, sekalinya reuni malah begini, pulang di tengah acara, emang gak jelas! Aku juga kaya ngga nyangka bahwa dia akan datang hari ini, apakah dia udah tau sebelumnya kalau Farel akan datang?" tanya Mira kepada temannya dengan nada yang tak suka.
Mira adalah teman sekelas Refa, dia sangat tergila-gila dengan Farrel saat di SMA maka dari itu Mira tak pernah berbicara sekalipun dengan Refa. Mira bahkan menganggap Refa itu sebagai musuhnya dan hubungan mereka masih begitu tegang.
"Ya, pasti lah, Mira. Dia pasti sudah tahu kalau Farel akan datang, makanya dia ke sini dan mau cari perhatian sama si Farel," jawab temannya itu.
"Dasar wanita jalang!" mereka berdua pun tertawa.
___
Di taksi Reva melamun ke arah jendela, Refa sangat tidak menyangka bahwa Farel akan melakukan hal itu dengan tiba-tiba. Reva pikir Farel akan berubah dan dia melupakan semua hal yang telah terjadi di SMA, yaitu berpacaran dengannya.
Banyak hal terjadi pada malam kelulusan mereka tujuh tahun yang lalu, dan dia pernah percaya bahwa dia tidak akan pernah melihat Farel lagi. Namun siapa sangka saat dia tiba-tiba kembali, kenapa perasaan suka muncul kembali?
Namun Reva tidak akan pernah peduli, Refa tidak akan berani berinteraksi dengan Farel lagi. Sama seperti tujuh tahun yang lalu, betapapun mereka saling mencintai, mereka tidak akan pernah bisa bersama karena mereka berasal dari dunia yang sangat berbeda. Ditambah lagi, dia tidak menyangka kalau mereka akan bertemu lagi setelah kejadian itu. Setelah semua yang dia lalui, satu-satunya impiannya sekarang adalah menikah dengan pria yang stabil dan menjalani kehidupan yang nyaman dan damai selama sisa hidupnya.
Saat Reva melamun begitu dalam dia mengabaikan telefon yang terus menerus berdering, panggilan itu berasal dari Maya, dia mengabaikannya karena dia tidak tahu harus berkata apa kepadanya.
Saat itu hampir pukul sebelas malam ketika dia kembali ke tempat tinggalnya. Refa membuka pintu dan di dalamnya gelap gulita.
Setelah menyalakan lampu, dia memperhatikan tidak ada orang di dalam atau di luar kamar. Sepertinya Bima belum selesai dari shift malamnya.
Bima adalah pacarnya Refa dia menyewa apartemen dua kamar tidur ini setelah mereka berdua lulus dari universitas. Dia tinggal di sini juga karena lebih mudah merawat dan selalu di samping Bima, dan juga karena dekat dengan rumah sakit tempat dia bekerja. Tidak perlu naik bus dan mereka bisa tidur lebih lama. Lingkungannya sangat menyenangkan, dan harga sewanya juga sesuai anggaran mereka. Refa selalu berpikir akan menyenangkan tinggal di sini sampai mereka membeli apartemen sendiri. Ditambah lagi, dengan adanya Bima, Refa sudah merasakan sedikit kehangatan sebuah rumah.
Mereka sudah bersama cukup lama, tapi sejujurnya, Refa sadar bahwa sebagian besar perasaan mereka lebih bersifat saling bergantung daripada cinta.
Refa segera mandi air panas, mengganti piyamanya, dan kembali ke kamar tidurnya untuk beristirahat.
Saat itu, teleponnya tiba-tiba berdering, dan dia menoleh untuk melihat nomor yang tidak dikenalnya.
"Halo?"
"..."
"Halo? Siapa ini? Aku akan menutup telepon jika kamu tidak mau mengatakan apa pun." Refa merasa sedikit kesal.
'Mungkin dia salah sambung kali ya?' pikir Refa.
Saat dia hendak menutup telepon, dia mendengar suara yang dikenalnya.
"Kenapa kamu menghindari ku?" suara itu berbicara melalui telepon.
"Farell?" Jawab Refa, suaranya bergetar.
"Kenapa kamu menghindari ku?" Farel mengulangi pertanyaannya.
"Farel, bisakah kamu menghentikan omong kosong ini? Kita kan sudah putus dari tujuh tahun yang lalu-"
"Keluar sekarang, aku menunggumu di bawah!" Farel menyela dan memutuskan telepon itu, padahal Refa belum sempat menjawab.
Bagaimana bisa dia tahu alamatku? Apakah si mulut besar Mira yang memberitahunya? pikir Refa. Mengingat kembali kejadian di kamar mandi, Refa benar-benar tidak ingin turun ke bawah. Dia tidak berniat untuk menemuinya.
Tapi jika aku tidak turun, apakah dia akan tetap menunggu? Apakah nanti dia akan bertemu Bima jika dia sudah pulang?
Dengan penuh keyakinan, Refa akhirnya memutuskan untuk pergi ke bawah menggunakan jaket, dia tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan!
Dan benar saja, Farel ada di bawah dengan punggung bersandar pada pagar, memegang rokok yang menyala di antara jari-jarinya.
"Farel, apa yang sebenarnya kau inginkan?" Refa mendekati pria itu, dan menatapnya tajam.
Mengangkat kepalanya, Farel menatap tajam ke arah Refa. Itu adalah mata yang familiar, jenis yang membuatnya merasa seolah-olah dialah satu-satunya gadis yang bisa dilihatnya, seolah-olah dia masih menyayanginya seperti dulu.
"Refa, kamu masih sama seperti dulu. Kamu tidak berubah sedikit pun." Farel menatapnya tanpa berkedip, matanya penuh dengan emosi yang sulit dijelaskan.
Dengan senyum pahit, Refa menjawab, "kamu salah! Aku sudah berubah! Farel, sudahlah lupakan masa lalu, aku sudah lelah dengan dramamu! Aku tidak ingin menambah masalah baru, apalagi sekarang kita sudah memiliki kehidupan masing-masing! Jadi untuk apa kamu masih mengejar ku seperti ini? Tolonglah, Farel. Sudahlah, jangan bersikap gila seperti ini!"
"Aku tidak gila. Aku masih waras Refa" kata Farel menegaskan.
"Lalu kenapa kamu melakukan ini? Hanya untuk bernostalgia dengan ku begitu?" Refa mendengus.
Mata Farel berbinar saat dia menatap tajam ke dalam matanya. Dia kemudian berkata dengan serius dan lembut, "Refa, menikahlah denganku."
Refa hampir kehilangan akal sehatnya setelah mendengar kata-kata itu. Kamu menghilang selama tujuh tahun, dan hal pertama yang kamu lakukan saat kembali adalah melamar ku?!
Ini gila Farel ini gila!
_____
Hallo, readers 👋 kalau kalian suka sama ceritanya, jangan lupa kasih rating bintang limanya ya! 🌟
Jangan lupa juga di-follow dan tambahin ke rak buku kalian! 💅📚
Terima kasih! 😊
Maya dan Adrian, serta sahabat mereka Sinta dan Rizky, tampaknya memiliki segalanya: karier yang sukses, rumah yang nyaman, dan kehidupan sosial yang aktif. Namun, di balik fasad kebahagiaan mereka, hubungan mereka masing-masing mengalami ketegangan dan kekosongan yang menyedihkan. Suatu malam, dalam upaya untuk menyegarkan hubungan mereka yang hambar, Maya dan Sinta memutuskan untuk mengusulkan sesuatu yang ekstrem: "fantasi tukar pasangan ranjang." Awalnya, ide ini tampak gila dan di luar batas kenyamanan mereka. Namun, dengan dorongan dan desakan dari pasangan mereka, Maya dan Adrian, serta Sinta dan Rizky, setuju untuk mencoba. Ketika fantasi tersebut menjadi kenyataan, keempatnya merasakan perasaan canggung, kebingungan, dan kecemasan yang tak terduga. Namun, dalam perjalanan mereka melalui pengalaman ini, mereka mulai menggali lebih dalam tentang hubungan mereka, mengungkapkan kebutuhan dan keinginan yang mungkin terlupakan, serta menyembuhkan luka-luka yang telah terbuka dalam pernikahan mereka. Dalam prosesnya, mereka menghadapi konflik, kecemburuan, dan ketidakpastian yang tidak terelakkan. Namun, mereka juga menemukan keintiman yang lebih dalam, pemahaman yang lebih besar tentang satu sama lain, dan kesempatan untuk memperbaiki hubungan yang hampir putus asa. Novel "Fantasi Tukar Pasangan Ranjang" menawarkan pandangan yang tajam tentang kompleksitas hubungan manusia, dengan sentuhan humor, kehangatan, dan kisah cinta yang penuh dengan emosi. Di tengah fantasi yang menggoda, mereka menemukan keberanian untuk menghadapi kenyataan, menerima kekurangan masing-masing, dan membangun kembali fondasi cinta mereka dengan cara yang lebih kuat dan lebih tulus.
Dipaksa oleh keadaan, Anggita, anak kuliahan yang baru berumur 20 tahun, memberanikan diri untuk mendaftar menjadi Sugar Baby dalam sebuah aplikasi demi uang. Sayang karena berbadan gemuk dan berkulit gelap, tidak ada yang tertarik padanya. Hingga seorang pengacara sukses bernama Devano Abimanyu menemukan bahwa Anggita tepat seperti wanita yang dicarinya. Tanpa keraguan, Devano menghubungi Anggita dan bersedia membayar semua kebutuhan Anggita selama hubungan mereka berjalan. Sebelum dia menyetujui apa pun, dia menetapkan aturannya: Dia yang memegang kendali. Dia akan memberinya lebih banyak kenikmatan daripada yang pernah dia rasakan. Dalam keadaan apa pun, Anggita dilarang untuk jatuh cinta padanya. Bisakah Anggita mengikuti aturannya? Akankah Anggita akhirnya jatuh cinta? Dan apakah Anggita akan pergi dengan hati yang hancur? Ini aturan Devano, tapi seperti yang dikatakan pria itu, aturan ada untuk dilanggar.
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."
Kebutuhan biologis adalah manusiawi. Tak perduli dia berprofesi apa dalam dunianya, namun nagkah batin jelas tak mengenal tahta, kasta maupun harta.
"Meskipun merupakan gadis yatim piatu biasa, Diana berhasil menikahi pria paling berkuasa di kota. Pria itu sempurna dalam segala aspek, tetapi ada satu hal - dia tidak mencintainya. Suatu hari setelah tiga tahun menikah, dia menemukan bahwa dia hamil, tetapi hari itu juga hari suaminya memberinya perjanjian perceraian. Suaminya tampaknya jatuh cinta dengan wanita lain, dan berpikir bahwa istrinya juga jatuh cinta dengan pria lain. Tepat ketika dia mengira hubungan mereka akan segera berakhir, tiba-tiba, suaminya tampaknya tidak menginginkannya pergi. Dia sudah hampir menyerah, tetapi pria itu kembali dan menyatakan cintanya padanya. Apa yang harus dilakukan Diana, yang sedang hamil, dalam jalinan antara cinta dan benci ini? Apa yang terbaik untuknya?"
"Anda tidak akan pernah mengahargai apa yang Anda miliki sampai Anda kehilangannya!" Inilah yang terjadi pada Satya yang membenci istrinya sepanjang pernikahan mereka. Tamara mencintai Satya dengan sepenuh hati dan memberikan segalanya untuknya. Namun, apa yang dia dapatkan sebagai balasannya? Suaminya memperlakukannya seperti kain yang tidak berguna. Di mata Satya, Tamara adalah wanita yang egois, menjijikkan, dan tidak bermoral. Dia selalu ingin menjauh darinya, jadi dia sangat senang ketika akhirnya menceraikannya. Kebahagiaannya tidak bertahan lama karena dia segera menyadari bahwa dia telah melepaskan sebuah permata yang tak ternilai harganya. Namun, Tamara telah berhasil membalik halaman saat itu. "Sayang, aku tahu aku memang brengsek, tapi aku sudah belajar dari kesalahan. Tolong beri aku kesempatan lagi," pinta Satya dengan mata berkaca-kaca. "Ha ha! Lucu sekali, Satya. Bukankah kamu selalu menganggapku menjijikkan? Kenapa kamu berubah pikiran sekarang?" Tamara mencibir. "Aku salah, sayang. Tolong beri aku satu kesempatan lagi. Aku tidak akan menyerah sampai kamu setuju."Dengan marah, Tamara berteriak, "Menyingkirlah dari hadapanku! Aku tidak ingin melihatmu lagi!"