Kecintaan Kamila terhadap Abimanyu yang begitu besar membawanya pada garis takdir keturunan. Gelap mata karena melihat orang yang ia cintai berpacaran dengan sahabatnya sendiri Kamila mengamalkan ajian jaran goyang untuk mendapat hati Ambimanyu. Ajian itu ia dapatkan dari Nyai Winarsih, nenek berumur yang memiliki paras muda dan cantik. Namun, Kamila tidak pernah tahu bahwa ia sedang berjalan di garis sumpah Nyai Winarsih. Petaka ini dimulai karena cinta. Cinta yang membutakan mata Kamila serta kisah cinta puluhan tahun lalu sebelum Kamila terlahir ke dunia.
Cinta itu adalah anugrah terindah dari Tuhan yang dapat dirasakan oleh semua makhluk ciptaan-Nya.
Cinta adalah Kuasa Tuhan yang paling mulia dan indah namun sekaligus juga bisa membawa luka dan kekecewaan.
Karena cinta manusia bisa berubah menjadi monster yang menakutkan.
Karena cinta manusia bisa menghalalkan segala cara untuk dapat meraihnya.
Karena cinta juga manusia bisa menyakiti dan saling membenci
Namun cinta yang sejati adalah cinta yang rela memberi tanpa berharap akan diberi.
Cinta yang sejati akan dapat menerima jika yang dicintai bahagia meski bersama yang lain.
Cinta yang sejati akan rela tersenyum meski hati terasa sakit karea cinta yang sejati pasti akan rela berkorban tanpa pamrih.
_BANDUNG 1990_
Kamila bergerak dengan lincah ke mengikuti irama gendang. Ia dan beberapa orang rekannya tampil dengan cukup bagus dalam acara pagelaran tari tradisional yang diadakan di sebuah Gedung kesenian di kota Bandung.
Namun, Kamila harus cukup merasa puas menjadi yang kedua karena pusat perhatian semua orang adalah Sabrina. Gadis itu selalu menjadi saingannya dalam segala hal. Ia selalu menjadi pusat perhatian semua orang saat sedang menari termasuk mencuri perhatian dari Abimanyu Krisna. Lelaki pujaan hati yang selalu menghiasi mimpi-mimpi Kamila.
Abimanyu bukanlah sembarang lelaki. Dia anak seorang pengusaha yang kaya raya,dia baru saja lulus menjadi mahasiswa hukum di Jakarta. Soal tampan, jangan ditanya. Rasanya Kamila belum pernah melihat ada yang setampan Abimanyu. Tampan mungkin banyak, tapi di mata Kamila Abimanyu itu sempurna.
"Mila,kamu ikut pulang bersamaku dan Mas Abi,ya!" seru Sabrina dengan ceria. Sabrina sama dengan Kamila, sama-sama masih kuliah di STSI Bandung,sama-sama mengambil jurusan seni tari. Kedua orangtua Sabrina bekerja di instansi pemerintahan. Sementara kedua orangtua Kamila mempunyai lahan pertanian di kota Sumedang. Lahan sebesar 20 hektar itu dikelola oleh petani-petani setempat. Keluarga Kamila bisa dibilang adalah orang terkaya di kampung Situraja Sumedang.
Kamila kost tidak jauh dari kampusnya di daerah buah batu. Tapi,tentu saja bukan kost-kost an yang murah. Kamar kost Kamila termasuk mahal namun tentu saja fasilitasnya lengkap. Ada Ac, ranjang springbed, lemari, meja belajar, kamar mandi di dalam ,televisi dan juga laundry.
Itulah sebabnya Kamila terkadang merasa iri dengan Sabrina yang 'biasa-biasa' saja itu. 'Bagaimana mungkin dia bisa mengalahkan aku yang anak orang kaya,' batin Kamila.
"Hei, kok malah melamun, ikut pulang denganku dan Mas Abi,yuk. Lumayan jauh loh dari sini kalau kamu harus naik taksi. Sayang ongkosnya,sekalian Mas Abi ajak kita makan," kata Sabrina.
Kedua gadis itu memang berteman dekat. Kamila tadinya sangat menyukai Sabrina. Tapi,sejak ada Abimanyu di antara mereka, hati Kamila mulai membenci Sabrina.
"Nanti aku ganggu yang lagi kasmaran," jawab Kamila basa-basi.
"Apaan sih,kamu ini. Sudahlah,hari sudah malam, nggak baik kalau kamu pulang sendiri."
Kamila melirik jam tangan yang melingkar di tangan kanannya, Sabrina benar, hari sudah malam, hampir jam Sembilan.
"Baiklah, aku numpang ya," kata Kamila.
Sabrina pun langsung menggandeng tangan Kamila dengan gembira dan mereka pun langsung naik ke dalam mobil Abimanyu.
"Hai,Mas. Maaf ya, kalau aku ikut numpang, nggak ganggu kan?" sapa Kamila pada Abimanyu basa -basi. Pemuda tampan itu menoleh dan tersenyum pada Kamila.
"Nggak apa-apa kok, Kamila. Sahabatnya Sabrina berarti sahabat saya juga,kan."
Kamila hanya meringis,sesungguhnya saat ini dia sedang dilanda api cemburu.
"Tarian kalian bagus sekali,loh," kata Abimanyu.
"Kamila itu yang jago,Mas. Dia selalu mendapat nilai yang baik di kampus."
"Oya? Tapi, buat aku,kamu yang paling cantik dan menarik,sayang," gombal Abimanyu membuat Kamila mencibir, untung saja Abimanyu dan Sabrina sedang asik tidak sempat memperhatikan ekspesi wajah Kamila.
Sebelum pulang Abimanyu mengajak kedua gadis itu untuk makan. Tapi,lagi-lagi Kamila merasa seperti menjadi obat nyamuk yang berputar-putar di sekeliling mereka. Hanya sebagai pelengkap.
Setelah makan, mereka pun pulang. Abimanyu mengantarkan Sabrina terlebih dahulu, karena jika dia mengantarkan Kamila lebih dulu dia akan berputar-putar jalan.
"Pindah ke depan aja ,Mil. Kasian kalau Mas abi jadi supir," kata Sabrina. Kamila pun hanya mengiyakan.
"Kamu nggak punya saudara di Bandung?" tanya Abimanyu memecah keheningan di antara mereka.
"Nggak ada ,Mas. Aku anak satu-satunya,setelah melahirkan aku dulu Ibu sempat hamil lagi tapi kemudian keguguran. Jadinya aku tidak memiliki saudara lain. Sebenarnya Abah itu orang Cirebon, tapi kakek buyut Abah pindah ke Sumedang sejak jaman dulu, kemudian membeli sawah di Sumedang dan sampai sekarang kami semua tinggal di Sumedang."
"Kenapa pilih seni tari?" tanya Abimanyu lagi.
"Karena aku suka menari sejak kecil. Entahlah, sejak aku kecil aku sering bermimpi didatangi oleh wanita cantik dan wanita itu mengajarkan aku menari Jaipong seperti itu,ya jadinya sampai sekarang aku suka menari jaipong."
"Aku juga punya keluarga di Cirebon,loh. Papaku itu orang Cirebon juga.Tapi , mama orang Bandung asli," kata Abimanyu. Kamila merasa senang Abimanyu mau bercerita soal keluarganya.
Sepi kembali. Kamila hanya memandangi wajah Abimanyu yang tampan. Ingin bertanya tapi lidahnya terasa kelu. Hingga akhirnya mereka pun sampai di rumah kos Kamila. Kamila pun segera turun dan mengucapkan terima kasih.
"Seandainya saja ada ilmu yang bisa membuatmu jatuh cinta padaku sehingga membuatmu melupakan Sabrina seberat apapun pasti akan aku lakukan,Mas," gumam Kamila sambil melangkah masuk dan langsung ke kamarnya yang terletak di lantai dua.
Kalina pengusaha yang sukses dan menikah dengan Adit yang hanya pegawai bank. Tetapi, ternyata Adit hanya memanfaatkan Kalina saja. Dia bahkan berani sudah mengkhianati cinta Kalina dengan menikah lagi. Dengan cara elegan Kalina pun membalas semua sakit hatinya.
Diangkat dari sebuah kisah nyata yang sedikit diberi bumbu oleh penulis. Saya menuliskan cerita ini atas izin dr Dania( nama disamarkan) Saat ini dr Dania sudah hidup bahagia di Singapura bersama suami dan ketiga anaknya. Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi dan pembelajaran. *** Kartika dijual oleh ibu kandungnya sendiri ke sebuah tempat hiburan malam. Masa muda yang harusnya dia lewati dengan kebahagiaan kini hanya dihiasi derai air mata. Sampai pada akhirnya, Kartika jatuh cinta dan hamil. Namun kehamilannya membawa banyak perubahan. Hingga ia pun melahirkan Dania. Bagaimana perjuangan kedua wanita beda generasi ini dalam menghadapi kehidupan?
Bagaimana jika keponakan yang dititipkan oleh kakak perempuan nya mulai mengacaukan seluruh tatanan kehidupan nya. Gadis kecil yang dia sangka polos menyimpan cinta mendalam untuk dirinya, memancing hasrat nya berkali-kali hingga pada akhirnya satu malam panas terjadi di antara mereka. Bagaimana caranya dia meminta restu kepada kakak nya sendiri untuk hubungan yang jelas di anggap tidak mungkin untuk semua orang. Namun siapa sangka satu kenyataan dimasa lalu terbuka secara perlahan soal hubungan mereka yang sesungguhnya.
Karin jatuh cinta pada Arya pada pandangan pertama, tetapi gagal menangkap hatinya bahkan setelah tiga tahun menikah. Ketika nyawanya dipertaruhkan, dia menangis di kuburan orang terkasihnya. Itu adalah pukulan terakhir. "Ayo bercerai, Arya." Karin berkembang pesat dalam kebebasan barunya, mendapatkan pengakuan internasional sebagai desainer. Ingatannya kembali, dan dia merebut kembali identitasnya yang sah sebagai pewaris kerajaan perhiasan, sambil merangkul peran barunya sebagai ibu dari bayi kembar yang cantik. Arya panik ketika pelamar yang bersemangat berduyun-duyun ke arah Karin. "Aku salah. Tolong biarkan aku melihat anak-anak kita!"
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
"Anda tidak akan pernah mengahargai apa yang Anda miliki sampai Anda kehilangannya!" Inilah yang terjadi pada Satya yang membenci istrinya sepanjang pernikahan mereka. Tamara mencintai Satya dengan sepenuh hati dan memberikan segalanya untuknya. Namun, apa yang dia dapatkan sebagai balasannya? Suaminya memperlakukannya seperti kain yang tidak berguna. Di mata Satya, Tamara adalah wanita yang egois, menjijikkan, dan tidak bermoral. Dia selalu ingin menjauh darinya, jadi dia sangat senang ketika akhirnya menceraikannya. Kebahagiaannya tidak bertahan lama karena dia segera menyadari bahwa dia telah melepaskan sebuah permata yang tak ternilai harganya. Namun, Tamara telah berhasil membalik halaman saat itu. "Sayang, aku tahu aku memang brengsek, tapi aku sudah belajar dari kesalahan. Tolong beri aku kesempatan lagi," pinta Satya dengan mata berkaca-kaca. "Ha ha! Lucu sekali, Satya. Bukankah kamu selalu menganggapku menjijikkan? Kenapa kamu berubah pikiran sekarang?" Tamara mencibir. "Aku salah, sayang. Tolong beri aku satu kesempatan lagi. Aku tidak akan menyerah sampai kamu setuju."Dengan marah, Tamara berteriak, "Menyingkirlah dari hadapanku! Aku tidak ingin melihatmu lagi!"
Bagi Sella Wisara, pernikahan terasa seperti sangkar yang penuh duri. Setelah menikah, dia dengan bodoh menjalani kebidupan yang menyedihkan selama enam tahun. Suatu hari, Wildan Bramantio, suaminya yang keras hati, berkata kepadanya, "Aisha akan kembali, kamu harus pindah besok." "Ayo, bercerailah," jawab Sella. Dia pergi tanpa meneteskan air mata atau mencoba melunakkan hati Wildan. Beberapa hari setelah perceraian itu, mereka bertemu lagi dan Sella sudah berada di pelukan pria lain. Darah Wildan mendidih saat melihat mantan isrtinya tersenyum begitu ceria. "Kenapa kamu begitu tidak sabar untuk melemparkan dirimu ke dalam pelukan pria lain?" tanyanya dengan jijik. "Kamu pikir kamu siapa untuk mempertanyakan keputusanku? Aku yang memutuskan hidupku, menjauhlah dariku!" Sella menoleh untuk melihat pria di sebelahnya, dan matanya dipenuhi dengan kelembutan. Wildan langsung kehilangan masuk akal.