/0/17929/coverbig.jpg?v=e806ab0b6746d9d18b8faf403b7e9695)
Entah kesialan atau sebuah keberuntungan saat disukai oleh anak bos sendiri. Namun, bagi Sella itu adalah sebuah kesialan bahkan mala petaka untuk hidupnya. Saat ia di sukai oleh anak bau kencur yang bahkan belum lulus dari bangku kuliahnya. Jatuh cinta dengan perbedaan umur yang jauh, bukankah itu suatu hal yang tak lazim di masyarakat ini. "Neng cantik, nikah yuk!" "Najis!" Tiada hari tanpa pertengkaran antara Sella dan juga Arthan yang merupakan anak dari bosnya sendiri. Entah apa yang membuat bocah ingusn tersebut sangat tergila-gila kepadanya. Lantas, apakah pada akhirnya sella akan luluh juga pada pesona seorang Arthan yang kelewat tengil tersebut? atau justru cinta Arthan selamanya hanya akan bertepuk sebelah tangan?
"Pah, Arthan kan belum lulus kuliah masa udah di suruh kerja aja. Jahat banget papa ini!" keluh Arthan, pemuda tampan dengan tinggi 180 cm, dengan rahangnya yang tegas dan kini tengah merengek pada mamanya.
"Ma, Papa tuh!" adunya kembali, sedangkan pria paru baya yang tak lain adalah papanya memijat pelipisnya pelan. Entah sejak kapan putra sulungnya itu akan mandiri dan berhenti membuat ulah yang membuatnya sakit kepala.
Farida, mama dari Arthan mengulas senyum hangat dia memang sosok ibu yang sangat pengertian dan selalu membela Arthan setiap kali berdebat dengan papanya. "Sayang, apa yang papa kamu katakan ada benernya juga, loh. Kamu itu anak satu-satunya, kalau bukan kamu mau siapa lagi?"
Namun, sepertinya kali ini tidak. Mamanya justru bersekongkol dengan papanya.
Arthan menghela napas kasar. "Iya, kan aku bilang nanti, Ma. Aku bukan enggak mau cuma enggak sekarang aja. Arthan itu mau fokus kuliah dulu, kalau sambil kerja kan capek!" ucapnya ngeles.
Bagas menggelengkan kepalanya pelan, susah memang jika harus mengatur anaknya yang bebal itu. "Terserah kamu, tapi ingat ucapan papa kalau sampai nanti kamu nggak datang ke kantor. Papa akan cabut seluruh fasilitas kamu, termasuk mobil dan kartu ATM kamu!" Ancaman mutlak yang tidak lagi bisa Arthan lawan.
"Mah," rengek Arthan.
Namun, sepertinya kali ini mamanya pun tak dapat membantunya. Memang sudah saatnya untuk Arthan belajar mandiri. "Sudahlah, ikuti saja permintaan papamu itu. Lagian apa susahnya tinggal berangkat aja ke kantor!" ucap Farida, ia berlalu pergi menyusul suaminya.
Kini tinggalah Arthan yang merasa sangat frustasi, jika harus ke kantor. Itu artinya waktu bermainnya akan tersita banyak.
"Kalau kayak gini caranya, gue nggak bisa ikut balapan lagi. Sial!" kesal Arthan.
Arthan mengambil jaket dan kunci motornya melenggang keluar dari rumahnya. Berada di rumah justru membuat ia semakin pusing. Lebih baik ia pergi ke markas dan bertemu teman-temannya yang lain.
Cittt
Aaaaaa
Arthan mengerem motornya mendadak. Kurang dua cm saja dia hampir menabrak seseorang. Arthan langsung turun dari motornya menatap tajam pada seorang gadis yang kini tengah menutup wajahnya dengan buku.
"Woi, mata lo katarak apa gimana sih. Kalau jalan lihat-lihat dong, untung aja lo nggak gue tabrak!" sentak Arthan jengkel. Kenapa hari ini ia sangat sial.
"Kamu yang salah malah ganti nyalahin saya. Siapa yang nyuruh naik motor kebut-kebutan, kalau sampai saya tadi ke tabrak saya seret kamu ke penjara!" omel balik wanita itu, ia mendongak menatap tajam ke arah tersangka.
Wajah yang tadinya tertutup buku kini menatap galak ke arah Arthan, yang justru membuat pemuda tampan itu tertegun. Paras yang cantik dan memukau, mata Arthan turun menatap tubuh wanita itu sampai bawah dengan pandangan takjub.
"Ck, gila!" ucapnya lirih.
Plak!
Kedua mata wanita itu berapi-api memukul kepala Arthan dengan buku. "Kurang ajar kamu ya!" sentaknya dengan napas yang memburu kesal, hidungnya kembang kempis dengan wajah yang memerah.
"Woy, sakit tahu! Lagian jadi cewek galak amat sih. Gue bisa laporin lo ke polisi nih, atas tuduhan kekerasan!" ucap Arthan.
"Saya juga bisa laporin kamu atas tuduhan pelecahan. Dasar bocah bau kencur!" ucapnya, lantas pergi. Lebih baik dia tidak lagi berurusan dengan pria seperti itu.
Kedua mata Arthan membulat, tidak salah dengarkan wanita itu memanggil dia bau kencur?
"Woi, tunggu! Lo ngomong apa barusan? Bau kencur? Enak aja, gue udah 21 tahun ini. Udah cukup umur kalau buat nikahin lo mah!" ucap Arthan tengil sembari mengedipkan satu matanya ke arah wanita itu.
Sella semakin menajamkan matanya menatap permusuhan ke arah Arthan. "Najis!" ucapnya lalu pergi. Namun, Arthan seolah tak membebaskannya begitu saja. Ia masih saja mengejar Sella bahkan saat ia akan memasuki taksi.
"Eh, tunggu dulu. Lo harus tanggung jawab! Enak aja main kabur." Arthan menahan tangan Sella menariknya agar menepi dan membiarkan taksi tersebut pergi.
Sella menghempaskan tangan Arthan dengan kasar menunjuk wajahnya dengan jarinya, matanya berapi-api, giginya bergemeletuk menahan rasa kesal.
"Maksud kamu itu apa sih! Pertama saya nggak kenal sama kamu, kedua dari awal kamu yang salah dan saya tidak perlu tanggung jawab. Jadi biarin saya pergi atau saya akan teriak supaya kamu di gebukin sama orang-orang!" teriak Sella sangat kesal.
Arthan justru terkekeh melihat amarah wanita cantik di hadapannya. "Haduh, kalau marah ngapa kelihatan makin imut sih." Arthan mencolek dagu Sella tengil.
"Dasar cowok sinting!"
Bugh!
Bugh!
Sella dengan keahlian bela dirinya segera menghajar Arthan sampai mampus. Dia yang sudah bersabar sejak tadi pada akhirnya meledak juga. Sella mengibaskan rambut panjangnya dan pergi meninggalkan Arthan yang kini telah terkapar.
"Gila, itu cewek kenapa kuat banget sih! Sialan, wajah tampan gue!" ucap Arthan mengusap darah segar di bibirnya.
Sedangkan di perusahaan besar ternama di kota seorang perempuan yang baru saja datang dengan keringat yang membanjiri wajah dan lehernya. Wajahnya terlihat sangat jutek. Namun, di mata para pria yang melintas ia justru terlihat sangat seksi.
"Shit, sesak banget celana gue!"
"Itu si Sella habis mantab-mantab apa gimana!"
Sella tak mengubris ucapan kotor para pria itu dia segera masuk ke ruangannya menghempaskan tubuhnya di kursi. "Apes banget hidupku ya Tuhan!" ucapnya, sembari menutup wajahnya dengan buku. Pagi yang mengesalkan, dia sungguh sial harus bertemu dengan bocah tengil sepertinya.
"Kamu kenapa, Sel?" Inara yang baru saja datang menatap aneh ke arah sahabatnya yang terlihat sangat kacau. Wajahnya penuh keringat, ia pun tidak terlihat seperti biasanya.
"Kena sial!" ucap Sella malas.
Inara juatru terkekeh melempar tisu yang dia bawa ke arah Sella. "Lap dulu tuh keringat kamu, ini ada berkas yang harus di tanda tangani Pak Bagas. Tolong bawa ke sana ya?" Inara lantas pergi meninggalkan Sella yang wajahnya masih tampak muram.
Sella Anastasya, wanita karir yang memiliki wajah cantik dan tubuh yang seksi. Dia menjabat sebagai sekertaris di perusahaan nomor satu di negara ini. Di umurnya yang hampir menginjak kepala tiga ia belum juga menikah karena Sella terlalu fokus dengan karir pekerjaannya.
"Ya," ucapnya malas. Ia menatap pantulan wajahnya di cermin, karena lari takut jika cowok tengil itu mengejarnya. Tubuhnya sampai harus mandi keringat, belum lagi angkutan umum yang tidak juga lewat, menambah kesialan pagi harinya.
"Jangan sampe aku ketemu sama cowok brengsek itu lagi!" umpatnya.
Setelah membenarkan pakaiannya agar terlihat rapi, ia segera membawa berkas-berkas penting itu ke ruangan bosnya.
"Pak, ini berkas-berkas yang harus segera Anda tanda tangani," ucap Sella sembari meletakkan berkas-berkas itu di meja atasannya.
Ia tidak sadar jika sedari tadi ada sorot mata tajam yang terus memperhatikan dirinya.
"Wah, nggak nyangka kita ketemu lagi! Jodoh kali ya."
Alena terpaksa meninggalkan karirnya sebagai model ternama di luar negeri lantaran ia harus memenuhi amanat mendiang orang tuanya untuk menikah dengan anak sahabat orang tuanya. Alena, tiba-tiba saja harus terikat dalam sebuah hubungan pernikahan dengan pria asing. Alena tidak menyangka jika kehidupannya berubah 180° setelah menjadi istri seorang Tuan Muda. Alena dan juga Arthur suaminya telah membuat kesepakatan, perjanjian di atas kontrak jika mereka akan menyetujui perjodohan itu dengan kontrak pernikahan satu tahun. Setelah kontrak itu selesai keduanya akan mencari alasan untuk berpisah. Namun, di pertengahan jalan Alena justru merasakan sesuatu yang berbeda. Akankah dia mulai mencintai Arthur? atau keduanya tetap berpisah sesuai dengan rencana awal mereka?
~ketika dia yang kau cinta, mencintai yang lain~ Mungkin itulah lagu yang pantas untuk kisah mereka berdua, kisah seorang Kendra dan kisah seorang gadis lugu yang pantang menyerah. Kendra cowok yang terkenal bengis dan tak punya ampun untuk orang yang berani menganggunya. Dan...... Lea, dia gadis lugu yang memiliki kecantikan dan kemanisan di atas rata-rata melebihi gula mungkin. Dia cantik, namun kenapa gadis secantik dirinya masih ada yang menolaknya? Kendra. Ya dia satu-satunya cowok yang menolak pesona Lea. "Jangan pernah jatuh cinta sama gue, karena sampai kapan pun gue nggak akan pernah suka sama lo!" "Sekuat apapun kamu menyuruh aku untuk berhenti, aku akan tetap mengejar! sampai cinta itu tumbuh di hati kamu!" "Mimpi!" **** "Gue cinta sama lo Lea, tapi waktu gue udah hampir habis!"
"Ma, Angkasa nggak mau dijodohin!" "Serius nggak mau dijodohin sama, Meisya?" Godanya. "Meisya? kalau itu Angkasa nggak nolak!" Di sekolah sok nggak kenal di rumah manjanya ngalahin bayi, siapa lagi kalau bukan Angkasa Lesmana Regan.
𝗔𝗸𝘂, 𝗸𝗮𝗺𝘂, 𝗱𝗶 𝗕𝗮𝗻𝗱𝘂𝗻𝗴 𝟮𝟬𝟮𝟮 Samuel dan Anantha telah menjalin hubungan dari kelas 10 SMA dan di tahun kedua hubungan mereka mulai rengang lantaran Samuel yang sibuk dengan organisasinya sebagai ketua OSIS sedangkan Anantha dia adalah penulis novel online, tetapi tidak ada satu pun yang tahu jika Anantha adalah penulis novel. Hubungan mereka semakin retak setelah kedatangan siswi baru yang bernama Viola yang merupakan sahabat Samuel semasa kecil. Anantha merasa Samuel lebih perduli kepada Viola dan tidak pernah memperhatikannya lagi. Bahkan Samuel tidak memiliki waktu untuknya. Lantas bagaimana dengan hubungan keduanya? Apakah Anantha memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan Samuel atau tetap bertahan meski ia yang paling terluka?
Merasa asing dengan keluarganya sendiri, bahkan di kucilkan setiap hari dan dianggap layaknya seorang pembantu. Ini bukanlah tentang cinderela yang hidup bersama ibu dan saudara tirinya, melainkan ini tentang Maudy, seorang gadis berhati malaikat. Kematian adiknya membuat Maudy merasakan kehidupan seperti di neraka, bagaimana dia harus menerima kebencian dari keluarganya sendiri. Maudy hampir dibuat menyerah oleh semesta yang tak pernah berpihak adil kepadanya, sampai kedatangan Devian yang mampu mewarnai kegalapan dalam hidupnya. Namun, semesta kembali tak berpihak kepadanya. Di mana dirinya harus merelakan Devian dengan saudara kembarnya, Maura. Maudy harus bertahan sendirian dengan penyakit mematikan di tubuhnya, ada harapan di hati kecilnya Maudy ingin kembali merasakan kasih sayang dari orang tuanya. Yang sekian lama tidak dapat dia rasakan, Maudy berharap di akhir hidupnya dia dapat merasakan itu semua.
Ketenangan rumah tangga Yanto dan Viana mulai terusik dengan kehadiran Runi, adik Yanto yang memutuskan tinggal bersama mereka setelah bercerai dari suaminya. Berbagai masalah dan pertengkaran mulai timbul sejak Runi tinggal bersama mereka, membuat Viana merasa tidak adanya lagi kenyamanan dalam rumah tangganya bersama Yanto. Sedangkan Runi yang memang tidak menyukai Viana selalu berusaha untuk memisahkan Yanto dan Viana. Usaha Runi kian dipermudah dengan kehadiran Feyla, temannya yang diam-diam menyukai Yanto. Dengan berbagai cara, Runi berusaha mendekatkan Yanto dan Feyla. Usaha mereka berhasil. Yanto menikahi Feyla sebagai istri kedua karena dia tidak mau bercerai dengan Viana. Namun, Viana yang tak mau dimadu memutuskan untuk bercerai dan mencari jalan kebahagiaannya sendiri meskipun dia harus menanggung sakit atas keputusannya itu. Di kemudian hari, Viana berhasil bangkit dari keterpurukannya. Sebaliknya orang-orang yang menyakitinya mulai menemui karmanya satu persatu.
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?
Pada hari ulang tahun pernikahan mereka, simpanan Jordan membius Alisha, dan dia berakhir di ranjang orang asing. Dalam satu malam, Alisha kehilangan kepolosannya, sementara wanita simpanan itu hamil. Patah hati dan terhina, Alisha menuntut cerai, tapi Jordan melihatnya sebagai amukan lain. Ketika mereka akhirnya berpisah, Alisha kemudian menjadi artis terkenal, dicari dan dikagumi oleh semua orang. Karena penuh penyesalan, Jordan menghampirinya dengan harapan akan rujuk, tetapi dia justru mendapati wanita itu berada di pelukan seorang taipan yang berkuasa. "Ayo, sapa kakak iparmu."
Kaluna Evelyn sudah menikah Dengan Eric Alexander Bramastyo selama kurang lebih 10 tahun. Namun, Eric sama sekali tidak mencintai Luna. Ia memiliki kebiasaan yang sering bergonta-ganti wanita. Itulah yang menyebabkan Luna semakin sakit hati, namun ia tidak bisa bercerai dengan Eric karena perjanjian kedua keluarga. Ditengah keterpurukannya, ia mengalihkan rasa sakit hatinya kepada minuman keras. Dan disaat, ia mabuk, ia melakukan kesalahan dengan tidur bersama ayah mertuanya sendiri. Seorang pria dewasa bernama Brian Edison Bramastyo. Yang tidak lain dan tidak bukan, adalah ayah dari Eric sendiri. Brian yang berstatus duda, tidak bisa berkutik ketika Luna mulai menggodanya karena pengaruh minuman keras. Dan setelah kesalahan di malam itu, Luna dan sang papa mertua saling mengulangi kesalahan nikmat yang sama. Brian yang mampu memberikan nafkah batin pada Luna, harus menahan rasa perih karena mengkhianati putranya sendiri, dan menjadi tidak bermoral karena bermain gila dengan sang menantu. Namun apa boleh buat, semua sudah terlanjur dan mereka berdua sama-sama kesepian. Hubungan mereka tetap berlanjut, hingga akhirnya Eric mengetahui hubungan mereka dan menceraikan Luna. Namun, beberapa waktu kemudian, diketahui bahwa alasan Eric menceraikan Luna adalah dia sudah menghamili kekasihnya, yang bernama Bianca. Mereka menjalani hidup masing-masing. Eric pergi jauh dari kehidupan Brian dan Luna. Brian dan Luna pun memilih untuk bersama.