Merasa asing dengan keluarganya sendiri, bahkan di kucilkan setiap hari dan dianggap layaknya seorang pembantu. Ini bukanlah tentang cinderela yang hidup bersama ibu dan saudara tirinya, melainkan ini tentang Maudy, seorang gadis berhati malaikat. Kematian adiknya membuat Maudy merasakan kehidupan seperti di neraka, bagaimana dia harus menerima kebencian dari keluarganya sendiri. Maudy hampir dibuat menyerah oleh semesta yang tak pernah berpihak adil kepadanya, sampai kedatangan Devian yang mampu mewarnai kegalapan dalam hidupnya. Namun, semesta kembali tak berpihak kepadanya. Di mana dirinya harus merelakan Devian dengan saudara kembarnya, Maura. Maudy harus bertahan sendirian dengan penyakit mematikan di tubuhnya, ada harapan di hati kecilnya Maudy ingin kembali merasakan kasih sayang dari orang tuanya. Yang sekian lama tidak dapat dia rasakan, Maudy berharap di akhir hidupnya dia dapat merasakan itu semua.
Pagi ini seperti pagi biasanya, pagi yang sangat engan untuk dia terbangun. Maudy segera masuk kamar mandi sebelum dia di marahi.
Tok Tok Tok
Ketukan yang tidak biasa mulai dia dengar membuat Maudy memutar bola mata malas. "Masih mandi nanti juga Maudy bersihin!" teriaknya dari dalam.
Maudy terdiam setelah tak lagi mendengar suara dari luar, dia memejamkan matanya membiarkan bulir-bulir air mulai membasahi tubuhnya.
Dia lelah dengan ini semua, tapi dia tetap bertahan entah sampai kapan mereka memperlakukan dirinya dengan seenaknya.
"Gue anaknya atau babunya sih!" kekehnya miris. Maudy mengusap kasar air matanya, dia tidak sudi membuang air matanya begitu saja.
Maudy menyudahi acara mandinya segera berganti, dan mulai membersihkan kamarnya setelah itu dia turun.
Tanpa melihat ke arah mereka yang tengah tertawa, layaknya keluarga harmonis tidak dengan dirinya yang menjadi babu untuk membersihkan rumah sendiri.
"Maudy, sini makan dulu!" Itu adalah suara dari papanya, mungkin di antara mereka papanya masih sedikit perduli dengannya.
"Nggak usah pa, nanti Maudy makan di sekolah aja. Lagian belum selesai bersih-bersihnya nanti Maudy telat kalau harus makan dulu!" ucapnya dengan tersenyum tipis.
Bagas, papa Maudy hanya mengangguk dan kembali melanjutkan acara makannya. Secepat mungkin Maudy melakukan tugasnya. "Akhirnya selesai juga!"
"Maudy berangkat dulu!" ucap Maudy akan menyalami mereka, hanya Bagas yang menerima uluran tangannya sedangkan mamanya menghempasnya begitu saja.
"Gak usah sentuh tangan saya! kalau kamu mau berangkat yaudah berangkat aja lagian nggak ada yang perduli sama kamu!" sinis mamanya.
Maudy mengangguk singkat dia langsung pergi namun sebelumnya dia sempat berbalik lagi menatap ke arah mamanya.
"Pasti nanti mama perduli, dan Maudy akan nunggu hari itu tiba!" Maudy tersenyum tipis sebelum melanjutkan langkahnya pergi.
****
Maudy berjalan santai menuju kelasnya, mengulas senyum untuk menyapa orang-orang yang dia kenal.
Namun begitu matanya menatap segerombolan anak laki-laki di depan kelasnya membuat Maudy memutar bola mata malas.
"Minggir lo, halangin jalan gue aja!" cetusnya. Mendorong bahu lekaki itu kasar, yang didorong bukannya kesal malah terkekeh geli.
"Galak amat sih, lo. Perasaan gue gak pernah buat salah apa-apa sama lo, tapi lo setiap kali ketemu gue bawaannya sensi mulu, lagi dapet lo!" kekeh Devian dan teman-temannya.
Maudy tersenyum sinis, menatap tajam ke arah mereka semua. "Lo sendiri, nggak bosen gangguin gue mulu. Suka lo sama gue!" ujarnya tak santai.
"Ngarep banget lo, haha!" Mereka semua tertawa terbahak seakan puas membuat kesal Maudy.
Maudy membuang nafas kasar, masih dia tahan keinginannya untuk menabok muka menyebalkan Devian.
"Maudy!" Gadis itu berbalik kala melihat dua gadis yang tengah melambai ke arahnya, syukurlah kedua temannya telah datang.
"Ngapain gak masuk?" tanya Valen, sembari merangkul bahu Maudy.
"Gara-gara dia gue gak masuk!" ucap Maudy, sembari melirik Devian kesal.
"Oh, tenang gue bantu!" ucap Valen dengan tertawa kecil, dia berbalik menatap satu persatu teman-teman Devian yang tengah duduk di sana.
Dan berhenti pada satu lelaki yang tengah tersenyum manis ke arahnya. "Mantan, bantuin gue dong!" ucapnya pada Angga.
"Gue bantuin asal lo mau balikan sama gue!" balas Angga santai, lelaki tengil itu menaik turunkan alisnya menggoda Valen.
"Oke!"
"H-hah? serius? lo mau balikan sama gue?" Angga tergagap, dia tentu saja tak percaya. Berbulan-bulan Angga mengejar untuk mengajaknya balikan namun Valen terus menolaknya mentah-mentah.
Dan sekarang?!!
"Iya buruan!" sahut Valen kesal.
Layaknya orang bodoh, Angga mengangguk cepat segera menghampiri Devian dan menatap garang ke arahnya.
"Woi, lo!" sentaknya.
"Apa!" Devian menatapnya tajam.
"Bantuin gue lah anying! minggir lo, biar gue bisa balikan sama my baby Valen!" ucapnya memohon, dengan wajah seperti orang kebelet boker.
Mereka semua meledakkan tawanya melihat wajah Angga. Sedangkan satu teman Maudy lagi sudah bergelayut manja di lengan pacarnya.
"Sayang, aku mau masuk. Belum kerjain pr tadi!" ucap gadis itu manja.
Satu teman Devian yang paling bucin itu bernama Kevin, dia tersenyum mengusap kepala gadis itu gemas. "Ayo!" ajaknya.
Angga melongo kala melihat Devian membiarkan kedua orang itu masuk begitu saja lalu menghalanginya lagi saat Maudy akan ikut masuk.
"Maudy aku duluan!" ucap gadis itu merasa tak enak, Maudy mengangguk singkat.
Tatapannya menajam menatap ke arah Devian garang. "Gak usah buat gue main kasar sama lo ya, Dev!" ujar Maudy garang.
"Gue lebih suka yang kasar, enak aja!" ucapnya ambigu.
"Ck, lo mau kita balikan atau enggak!" Valen menyahut menatap Angga kesal.
"Ya ini lagi usaha, by!" Angga menarik-narik seragam Devian layaknya seorang anak yang ingin sesuatu.
"Dev, biarin mereka masuk elah! bantuin gue balikan kek." Devian bergumam singkat.
"Lo, masuk aja! biar dia sama gue." Tunjuknya pada Maudy.
Valen menggeleng tegas. "Gue masuk, Maudy juga harus masuk. Lagian lo siapa sih, hah! ngelarang kita buat masuk!"
"Gue? lo gak tau siapa gue?" ucap Devian sombong. Sembari menyugar rambutnya ke belakang.
"Jelasin, Gar!" ujarnya.
"Dia? ck, masa lo gak tau siapa dia? dia itu BEBAN KELUARGA. Haha!" Mereka semua kembali meledakkan tawanya.
Membuat Devian kesal, matanya menatap lekat ke arah Maudy yang sudah ancang-ancang akan memukulnya.
"Kalau lo mau masuk, syaratnya gampang. Lo tinggal jadi pacar gue aja!"
"Pacar lo? oke. Gue mau jadi pacar lo, kalau lo bisa nggak bernafas satu jam!" ucapnya santai.
Maudy maju, mengikis jarak diantara mereka, tangannya terulur menepuk pipi Devian lumayan kenceng.
"Gak usah ngimpi buat jadi pacar gue, karena sampai kapan pun gue gak akan sudi punya pacar modelan kayak lo!"
"Lo kayak tau aja kalau lo gak bakal jadi pacar gue. Nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini, kalau lo sampai jadi pacar gue gimana, hm?"
"Kalau sampai itu terjadi, itu artinya gue bodoh! karena cuma cewek tolol aja yang mau sama lo, minggir!" Maudy mendorong kasar bahu Devian sampai dia berhasil masuk ke dalam kelas.
"Eh, by!" Angga menahan tangan Valen membuat gadis itu menatapnya kesal, menyentak tangannya pelan.
"Apa!"
"Kita jadi balikan kan?" tanya Angga dengan binar di matanya.
"Iya, dalam mimpi lo!" cetusnya lalu masuk ke dalam kelas.
Haha
Mereka semua menertawakan nasib Angga, membuat lelaki itu mendengus kesal.
"Aelah mantan masih aja lo perjuangin, cari lain kek!" sahut Edgar.
"Gak. Gue udah terlanjur cinta sama dia, dan gue bakal perjuangin sampai dia terima gue lagi!" ucapnya serius.
"Berjuang apa lo? sok-sokan berjuang tapi tiap hari ngajakin jalan cewek lain. Lawak lo!" sahut Edgar kembali menertawakan Angga.
"Ya, ya itu kan pelampiasan aj--"
"Oh, jadi selama ini kamu jadiin aku pelampiasan!" Ucapan Angga terpotong kala mendengar suara gadis di belakanganya.
"Eh, e-enggak gitu!"
Plak!
"Kita putus!"
Setelah memberi tamparan kepada Angga gadis itu pergi begitu saja, meninggalkan tawa yang kembali datang menertawakan Angga.
"Haha, goblok!"
Alena terpaksa meninggalkan karirnya sebagai model ternama di luar negeri lantaran ia harus memenuhi amanat mendiang orang tuanya untuk menikah dengan anak sahabat orang tuanya. Alena, tiba-tiba saja harus terikat dalam sebuah hubungan pernikahan dengan pria asing. Alena tidak menyangka jika kehidupannya berubah 180° setelah menjadi istri seorang Tuan Muda. Alena dan juga Arthur suaminya telah membuat kesepakatan, perjanjian di atas kontrak jika mereka akan menyetujui perjodohan itu dengan kontrak pernikahan satu tahun. Setelah kontrak itu selesai keduanya akan mencari alasan untuk berpisah. Namun, di pertengahan jalan Alena justru merasakan sesuatu yang berbeda. Akankah dia mulai mencintai Arthur? atau keduanya tetap berpisah sesuai dengan rencana awal mereka?
~ketika dia yang kau cinta, mencintai yang lain~ Mungkin itulah lagu yang pantas untuk kisah mereka berdua, kisah seorang Kendra dan kisah seorang gadis lugu yang pantang menyerah. Kendra cowok yang terkenal bengis dan tak punya ampun untuk orang yang berani menganggunya. Dan...... Lea, dia gadis lugu yang memiliki kecantikan dan kemanisan di atas rata-rata melebihi gula mungkin. Dia cantik, namun kenapa gadis secantik dirinya masih ada yang menolaknya? Kendra. Ya dia satu-satunya cowok yang menolak pesona Lea. "Jangan pernah jatuh cinta sama gue, karena sampai kapan pun gue nggak akan pernah suka sama lo!" "Sekuat apapun kamu menyuruh aku untuk berhenti, aku akan tetap mengejar! sampai cinta itu tumbuh di hati kamu!" "Mimpi!" **** "Gue cinta sama lo Lea, tapi waktu gue udah hampir habis!"
Entah kesialan atau sebuah keberuntungan saat disukai oleh anak bos sendiri. Namun, bagi Sella itu adalah sebuah kesialan bahkan mala petaka untuk hidupnya. Saat ia di sukai oleh anak bau kencur yang bahkan belum lulus dari bangku kuliahnya. Jatuh cinta dengan perbedaan umur yang jauh, bukankah itu suatu hal yang tak lazim di masyarakat ini. "Neng cantik, nikah yuk!" "Najis!" Tiada hari tanpa pertengkaran antara Sella dan juga Arthan yang merupakan anak dari bosnya sendiri. Entah apa yang membuat bocah ingusn tersebut sangat tergila-gila kepadanya. Lantas, apakah pada akhirnya sella akan luluh juga pada pesona seorang Arthan yang kelewat tengil tersebut? atau justru cinta Arthan selamanya hanya akan bertepuk sebelah tangan?
"Ma, Angkasa nggak mau dijodohin!" "Serius nggak mau dijodohin sama, Meisya?" Godanya. "Meisya? kalau itu Angkasa nggak nolak!" Di sekolah sok nggak kenal di rumah manjanya ngalahin bayi, siapa lagi kalau bukan Angkasa Lesmana Regan.
𝗔𝗸𝘂, 𝗸𝗮𝗺𝘂, 𝗱𝗶 𝗕𝗮𝗻𝗱𝘂𝗻𝗴 𝟮𝟬𝟮𝟮 Samuel dan Anantha telah menjalin hubungan dari kelas 10 SMA dan di tahun kedua hubungan mereka mulai rengang lantaran Samuel yang sibuk dengan organisasinya sebagai ketua OSIS sedangkan Anantha dia adalah penulis novel online, tetapi tidak ada satu pun yang tahu jika Anantha adalah penulis novel. Hubungan mereka semakin retak setelah kedatangan siswi baru yang bernama Viola yang merupakan sahabat Samuel semasa kecil. Anantha merasa Samuel lebih perduli kepada Viola dan tidak pernah memperhatikannya lagi. Bahkan Samuel tidak memiliki waktu untuknya. Lantas bagaimana dengan hubungan keduanya? Apakah Anantha memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan Samuel atau tetap bertahan meski ia yang paling terluka?
Suasana malam itu membuat Aris terhanyut dalam kenikmatan.. ia mulai menjamah bagian tubuh perempuan lain yang saat ini menjadi selingkuhannya. Suara desah mengiringi deras hujan yang turun malam itu.. Kepergian Wilona menjadi kesempatan besar untuk Flo merebut lelaki yang selama ini ia idamkan..sudah sangat lama ia menginginkan Aris menjadi miliknya seutuhnya. Namun, semua keinginan itu adalah hasrat terlarangnya, karena pria yang menjadi idamannya saat ini bukan lain adalah iparnya sendiri..
Untuk memenuhi keinginan terakhir kakeknya, Sabrina mengadakan pernikahan tergesa-gesa dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Namun, bahkan setelah menjadi suami dan istri di atas kertas, mereka masing-masing menjalani kehidupan yang terpisah, dan tidak pernah bertemu. Setahun kemudian, Sabrina kembali ke Kota Sema, berharap akhirnya bertemu dengan suaminya yang misterius. Yang mengejutkannya, pria itu mengiriminya pesan teks, tiba-tiba meminta cerai tanpa pernah bertemu dengannya secara langsung. Sambil menggertakkan giginya, Sabrina menjawab, "Baiklah. Ayo bercerai!" Setelah itu, Sabrina membuat langkah berani dan bergabung dengan Grup Seja, di mana dia menjadi staf humas yang bekerja langsung untuk CEO perusahaan, Mario. CEO tampan dan penuh teka-teki itu sudah terikat dalam pernikahan, dan dikenal tak tergoyahkan setia pada istrinya. Tanpa sepengetahuan Sabrina, suaminya yang misterius sebenarnya adalah bosnya, dalam identitas alternatifnya! Bertekad untuk fokus pada karirnya, Sabrina sengaja menjaga jarak dari sang CEO, meskipun dia tidak bisa tidak memperhatikan upayanya yang disengaja untuk dekat dengannya. Seiring berjalannya waktu, suaminya yang sulit dipahami berubah pikiran. Pria itu tiba-tiba menolak untuk melanjutkan perceraian. Kapan identitas alternatifnya akan terungkap? Di tengah perpaduan antara penipuan dan cinta yang mendalam, takdir apa yang menanti mereka?
Kiara tidak pernah berpikir bahwa ia akan menjadi seorang istri dari Keith Wilson, gurunya sendiri di usianya yang masih 17 tahun. Ia dan Keith menikah bukan karena saling cinta, melainkan perjodohan yang sudah diatur oleh kedua orangtua mereka. Meski Kiara menentang keras, tapi tidak dengan Keith yang justru menerimanya dengan ikhlas. Kiara tak sadar bahwa ada niat tersembunyi dari perjodohan yang terkesan mendadak dan terburu-buru itu. Belum lagi, Kiara sendiri dibuat tak percaya pada sikap Keith setelah menjadi suaminya yang bersikap sangat posesif serta mengekang ruang geraknya karena larangan-larangan aneh yang pria itu beri. Permasalahan perlahan kian datang mengguncang kehidupan baru Kiara, dimulai dari kekecewaan teman-temannya tentang berita pernikahannya yang ia sembunyikan, lalu hubungan Keith dengan wanita yang jelas mencintai suaminya itu, serta kenyataan dan fakta pahit tentang hidupnya juga masalalunya yang selama ini disembunyikan oleh kedua orangtuanya. Akankah Kiara berhasil melalui dan menyembuhkan luka hatinya itu? Memaafkan masalalu dan menerima Keith kembali yang jelas sudah menyakiti hatinya, yang sayangnya sudah terjatuh dalam pada suaminya tersebut?
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Cerita ini banyak adegan panas, Mohon Bijak dalam membaca. ‼️ Menceritakan seorang majikan yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka berdua bertukar keringat.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?