/0/17481/coverbig.jpg?v=8c3027a31b4f8a53203fcfb6b4783cc5)
Ketika kita merasa kalau seseorang yang sudah bersama dengan kita selama beberapa tahun,adalah orang yang tepat untuk mendampingi kita sampai akhir. Ternyata semua itu tidak semudah yang dibayangkan,ketika dia orang asing yang menjalin hubungan dan berakhir dengan pernikahan, menjadikan dua kepribadian menjadi satu di dalam rumah tangga,di situlah semua akan di uji,dan kegagalan terjadi dan akhirnya perpisahan tidak bisa di tahan lagi.
Rika langsung pura-pura memasang wajah kecewa agar gadis itu mau menuruti kemauannya.
"Atau kamu mau di suapin sama calon suami kamu aja ya!" Goda Rika saat melihat putranya itu sudah tiba di dapur bersama suaminya.
Lantas Ana pun langsung menolehkan wajahnya ke arah samping, di lihatnya majikannya itu sudah rapi dengan pakaian kantornya, bahkan semerbak wangi parfumnya sampai menyeruak ke indera penciumannya.
Ana sempat terpana saat melihat penampilan pria itu, berbeda sekali dengan penampilannya yang masih terlihat kusut saat ini karena belum mandi.
"Aris, Ana gak mau makan kalau mama yang nyuapin, jadi kamu aja ya!" Ujar Rika
seraya mengerlingkan matanya sebelah ke arah anaknya itu.
"Ah gak kok buk, Ana mau, Ana mau!" SahutAna cepat saat mendengar ucapan wanita paruh baya itu.
Bagi Ana lebih berbahaya lagi kalau sampai harus menyusahkan majikannya itu.
"Hahaaaaa.."
Mereka sekeluarga pun langsung tertawa saat mendengar ucapan Ana.
"Apa Ana ada berbuat kesalahan?" Tanya
Ana malu-malu karena mereka tiba-tiba tertawa saat mendengar ucapannya.
"Gak kok sayang" Sahut Rika seraya mengacak-ngacak rambut gadis itu karena gemas.
Setelah itu semuanya pun hening kembali untuk memakan sarapan paginya
"Gimana lukanya udah enakan?" Tanya Aris prihatin saat sarapannya sudah habis.
"Udah mendingan pak."
"Syukurlah.!" "Udah sayang kamu mandi aja dulu! siap-siap ke sekolah, urusan di meja makan biar ibuk Tegur Rika saat melihat gadis itu mulai berberes-beres di meja makan.
"Tapi buk."'Wajah Ana tampak tak enak karena ibu majikannya itu lagi-lagi membiarkannya bersantai.
"Gak papa An, apa yang mama bilang benar, mendingan kamu siap-siap sekarang!" Sela Aris.
"Baiklah' Sahut Ana akhirnya, lalu beranjak ke kamarnya.
"'Aris kamu berangkat kerja aja gih sekarang, Ana berangkat sekolah sama mama aja!" Tegur Rika saat melihat putranya itu masih duduk di ruang tamu.
"Tapi ma.
"Udah gak ada tapi-tapian, ingat pesan mama tadi malam, Wisnu itu kinerja nya bagus, kamu harus mempertimbangkan lagi agar merekrutnya kembali ke perusahaan!
"Untuk sekarang Aris belum bisa ma, Wisnu sudah terlanjur membuat Aris marah karena berani ikut campur dalam urusan pribadi Aris!"
"Ya kalau kau masih belum siap tak apa, tapi kau harus memikirkan kembali keputusanmu mengusirnya dari perusahaan, Wisnu itu kerjanya sangat bagus, kalau kau bertindak sedikit lebih lambat saja, mama yakin Wisnu akan di rekrut oleh perusahaan lain." Ujar Rika memperingatkan.
"Ya nanti Aris akan memikirkannya kembali,"Sahut Aris lalu pamit kepada kedua orang tuanya untuk berangkat ke kantor.
****
Teng...teng
Bell istirahat berbunyi.
Lantas anak-anak yang mengikuti ujian pun langsung berebutan keluar kelas untuk mengisi perut mereka.
"Lho An itu bukannya ibu-ibu yang kemarin bayarin baju kamu di Mall ya?"
Tanya Sheri saat melihat perempuan paruh baya yang menenteng tas di tangannya tengah berjalan ke arah mereka itu.
"Ya benar' Sahut Ana.
Tak lama setelah itu orang yang mereka bicarakan pun sudah tiba di hadapan mereka.
"Sayang pasti sekarang sudah laparkan? ayo kita ke kantin sekolah!" Ajak Rika.
"lbu saya Sheri temannya Ana,"
Ujar Sheri memperkenalkan diri kembali, takutnya wanita paruh baya itu sudah melupakannya.
"Ouuh kamu temannya Ana yang pas waktu kita ketemu di Mall tempo hari ya?"
"lya buk," Sahut Sheri seraya tersenyum. " Ya udah sayang, ayo ke kantin!
sekalian kamu ibu traktirin juga!"
Ajak Rika lalu memapah Ana untuk ke kantin sekolah.
"Ah gak usah buk, Ana bisa berjalan sendiri!" Tolak Ana.
Ana benar-benar tak enak, padahal ini hanya luka di kaki, ibu majikannya itu sampai rela ikut ke sekolah demi menjaganya. Dan lagi-lagi sampai harus repot memapahnya.
"Udah gak papa sayang."
Sahut Rika. Seraya tetap memapah gadis itu.
Ana pun terpaksa hanya menurut, sementara Sheri hanya memasang wajah penuh tanda tanya saat melihat wanita paruh baya itu begitu perhatian pada Ana.
Di Kantin.
"Perhatian, perhatian!"
Ujar Rika memberi instruksi untuk menarik semua perhatian anak-anak yang berada di kantin itu.
Lantas semuanya pun langsung menoleh ke arah suara.
"Oke anak-anak, ibu di sini hanya ingin memberitahu kalian, perkenalkan nama ibu Rika, dan ini Ana, calon menantunya ibu, pasti udah pada kenalkan sama calon menantu ibu yang cantik ini?"
"lya, udah kenal buk' Sahut anak-anak itu.
Mereka juga kaget, rupanya gosip yang yang beredar tentang akan menikahnya teman satu sekolahnya itu bukanlah bualan belaka.
Sementara Ana hanya menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya karena malu saat mendengar ucapan ibu majikannya itu.
"Gila Na, jadi ibu itu mamanya majikan gue?"
Tanya Sheri seraya memasang expresi elho, yang elho ceritain kemarin sama terkejut saat mendengar penuturan wanita paruh baya itu.
Ana hanya mengangguk menanggapi ucapan sahabatnya itu.
"Wah kalau gini ceritanya Na, makin tambah parah ni masalah elho bahkan ibunya majikan elho aja sampe ngakuin ke anak-anak yang ada di sini segala kalau elho itu calon menantunya."
"Ya *tuhan, kalau buk Rika sampai tahu hubungan kami yang sebenarnya bagaimana ini*?"
Ana benar-benar frustasi, saat memikirkan itu.
Bahkan Rika terlalu baik untuk di sakiti kalau dia sampai tahu kebenarannya.
"Gue juga gak tahu, Sher, kayaknya pas pulang sekolah nanti gue harus bicara sama pak Aris."
"Iya Na, itu keputusan yang tepat, kalau sampai kalian gak nikah-nikahkan pasti keluarga majikan elho malu banget ya kan,
secara udah diumumin segala lagi?"
"He'eh."
"Horee! makan gratis!"
Teriak anak-anak kegirangan saat mendengar penuturan wanita paruh baya itu. Lantas seketika itu pula langsung menghentikan obrolan keduanya.
"Oke kalian makanlah sepuasnya, ambil saja apa yang kalian mau, anggap saja ini adalah hadiah dari
Ana selaku teman sekolah kalian untuk merayakan pesta pernikahannya setelah kelulusan nanti."
"Selamat ya Ana,'Ujar mereka seraya menyalami Ana secara bergantian. Ana terpaksa melayani mereka dan pura-pura tersenyum agar tak mengecewakan ibu majikannya itu.
"Gila Do tu ibuk-ibuk lebay banget, saking senangnya anak bujang lapuknya itu udah mau nikah pake traktir anak-anak satu sekolah lagi."
"Gak kok, gak lebay, andai aja dia yang jadi mamanya gue, malah gue senang banget"Sahut Aldo.
Aldo benar-benar kecewa memiliki seorang ibu yang kelakuannya bertolak belakang dengan ibu musuh bebuyutannya itu.
Andai mamanya sebaik Rika, pasti Aldo akan tetap berjuang untuk mendapatkan cinta gadis itu.
"Untuk apa kita kemari buk?"
Tanya Ana penasaran saat melihat wanita paruh baya itu membawanya ke sebuah butik ternama di kota itu.
"Tentu saja membeli baju untukmu sayang" Sahut Rika seraya tersenyum.
"Ta..tapi buk, Ana tak punya uang untuk membeli baju."
"Hahaha kamu ini bicara apa sih sayang? karena ibu yang mengajakmu kesini, tentu saja ibu yang traktir kamu."
"Tapi buk."
Ana tak nyaman harus menyusahkan wanita paruh baya itu, lagi pula hubungan dia dan majikannya hanyalah sekedar sandiwara.
Ana berharap dapat mengakhiri sandiwara ini secepatnya, sebelum
Rika semakin jauh memperlakukannya sebagai calon menantunya.
"Tak apa sayang, ayolah!"
Paksa Rika lagi lalu menggamit lengan gadis itu membawanya masuk ke dalam butik.
"'Selamat datang nyonya!"
Sapa pelayan yang ada di depan toko itu, karena mereka memang sudah kenal dan tahu akan status wanita paruh baya itu.
Sementara Rika dan Ana hanya menanggapi mereka dengan senyuman.
"Apa ada yang bisa kami bantu nyonya?"
Sapa pelayan lainnya saat sudah berada di hadapan kedua pengunjungnya itu.
"Ya, tolong kau ambilkan semua baju keluaran terbaru di toko ini, untuk calon menantuku ini,"
Sahut Rika seraya tersenyum bangga memamerkan wanita cantik di sampingnya itu.
Uh lagi-lagi Ana hanya tersenyum kikuk saat mendengar ucapan ibu majikannya itu.
"Baik Nya,"
Sahut pelayan itu lalu berjalan ke belakang.
"Ya tuhan kau dengar kata buk Erika tadi?" Tanya pelayan itu pada temannya.
"Ya tentu saja."
"Aku pernah mendengar kabar, kalau buk Erika mempunyai seorang putra yang sangat tampan dan juga jenius, tapi sayangnya sampai sekarang putranya belum pernah menampakan batang hidungnya di televisi.
"Ya aku juga sangat penasaran dengan putranya, dan gadis itu beruntung sekali bisa menjadi calon menantu dari keluarga Mahendra, bahkan aku sempat menyaksikan berita di sosial media, berkat kejeniusan putranya itu, beberapa hari ini nama perusahaannya tengah melambung di Indonesia, berkat produk yang perusahaan mereka ciptakan tahun ini."
"Wah benar-benar hebat."
Puji mereka. Setelah mendapatkan semua baju yang di pesan pengunjungnya itu, pelayan itu
Kata orang seperti apapun kasih sayang seorang ayah Tiri,tidak akan bisa menyaingi kasih sayang ayah kandung. Tetapi pepatah itu tidak berarti bagiku,karena aku merasa sebaliknya,aku mendapatkan sosok ayah yang sangat sayang padaku ketika ibu memutuskan menikah dengan ayah tiri ku sekarang. Lalu, bagaimana dengan ayah kandung ku? Apakah dia memberikan kasih sayang padaku seperti itu juga?
M-mama? Sedang apa Mama disini?"Tanya Rudi yang tiba-tiba merasakan ada tangan yang ada di bahunya saat ini. "Mama haus," ucap Nina yang sedang asik memainkan tangannya di area punggung menantunya itu. " Jangan begini,ma! Mama jangan lupa kalau aku adalah menantu Mama,suami dari anak kandung Mama sendiri," ucap Rudi yanh berusaha untuk mengingatkan Mama mertuanya itu dan sambil melepaskan tangan Nina dan menjauh dari tempat Nina berada. Melihat reaksi sang Menantunya itu, Nina yang haus akan belaian itu,bertekad untuk mendapatkan Rudi malam itu apapun caranya. Tiba-tiba sebuah ide muncul didalam pikirannya,-
Akhirnya Ana memutuskan untuk menerima semua cinta Aris,karena dia sudah berusaha menghilangkan rasa cintanya pada Aris, namun mereka tetap saja di satukan dengan berbagai cara. Apakah mungkin memang mereka berjodoh?
Keinginan Shirley untuk mendapatkan cinta Charles tidak pernah berhenti,walaupun seperti itu Charles selalu menganggap kalau dirinya hanya mencintai harta Charles. Karena dari awal dia sudah berniat untuk mencintai siapapun yang menjadi suaminya,apakah dia mampu mendapatkan cinta dan membuat luluh hati Charles?
Karir dan juga kekuasaan membuat Bella lupa akan tanggung jawabnya sebagai seorang istri. Dia memang di bebaskan oleh Aris untuk bekerja setelah mereka menikah Namun,setelah di rasa arus kalau dia terlalu jenuh dengan semua yang Bella lakukan padanya,salahkah Aris memilih Ana menjadi pengganti Bella?
Ketika Aris tidak merasakan kasih sayang yang di berikan oleh Bella kepadanya,dia masih berusaha untuk memahami kesibukan Bella. Apalagi kedua keluarga mereka tidak merestui hubungan mereka,jadinya,mereka harus backstreet dari kedua keluarga mereka yang sama-sama memiliki dendam pribadi yang tidak berkesudahan. Penantian Aris akan perubahan Bella membuat dia merasa kalau dirinya mulai jenuh dengan semua itu, perhatian yang dia dapatkan dari Ana membuat dia merasa,rasabyang seharusnya untuk Bella,mulai dia rasakan berubah kepada Ana.
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Istriku yang nampak lelah namun tetap menggairahkan segera meraih penisku. Mengocok- penisku pelan namun pasti. Penis itu nampak tak cukup dalam genggaman tangan Revi istriku. Sambil rebahan di ranjang ku biarkan istriku berbuat sesukanya. Ku rasakan kepala penisku hangat serasa lembab dan basah. Rupanya kulihat istriku sedang berusaha memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Namun jelas dia kesulitan karena mulut istriku terlalu mungil untuk menerima penis besarku. Tapi dapat tetap ku rasakan sensasinya. Ah.... Ma lebih dalam lagi ma... ah.... desahku menikmati blowjob istriku.
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Setelah menyembunyikan identitas aslinya selama tiga tahun pernikahannya dengan Kristian, Arini telah berkomitmen sepenuh hati, hanya untuk mendapati dirinya diabaikan dan didorong ke arah perceraian. Karena kecewa, dia bertekad untuk menemukan kembali jati dirinya, seorang pembuat parfum berbakat, otak di balik badan intelijen terkenal, dan pewaris jaringan peretas rahasia. Sadar akan kesalahannya, Kristian mengungkapkan penyesalannya. "Aku tahu aku telah melakukan kesalahan. Tolong, beri aku kesempatan lagi." Namun, Kevin, seorang hartawan yang pernah mengalami cacat, berdiri dari kursi rodanya, meraih tangan Arini, dan mengejek dengan nada meremehkan, "Kamu pikir dia akan menerimamu kembali? Teruslah bermimpi."
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?