/0/17521/coverbig.jpg?v=5b9a61cf55352cfb6d608a1632d8c411)
Karir dan juga kekuasaan membuat Bella lupa akan tanggung jawabnya sebagai seorang istri. Dia memang di bebaskan oleh Aris untuk bekerja setelah mereka menikah Namun,setelah di rasa arus kalau dia terlalu jenuh dengan semua yang Bella lakukan padanya,salahkah Aris memilih Ana menjadi pengganti Bella?
"Mas bicara apa sih? Ayok pulang," Ujar
Ana.
Kakinya sudah berjalan meninggalkan pria itu, dia benar-benar malu, mengapa bisa ada seorang pria sepeka itu terhadap sekelilingnya.
Di dalam Mobil.
"'Ah sial!" Maki Aris dalam hati. Saat merasakan celananya yang terasa sedikit sesak.
Betapa dia menginginkan gadis itu malam ini, tubuhnya benar-benar membuatnya candu, apalagi sudah lama dia menahan hasratnya semenjak berpisah dengan mantan istrinya itu, andai mereka sudah menikah, mungkin saat ini gadis itu sudah berada di bawah tubuhnya.
"Kyaaa." Tanpa sadar Ana langsung histeris saat melihat celana pria itu yang tampak menonjol, dia benar-benar malu. Andai tadinya dia tidak mengabulkan permintaan pria itu, yang pastinya sekarang ini dia tidak akan menemukan pemandangan yang begitu menjijikan itu, dia sempat menyesal karena sudah menuruti kemauan pria itu tadinya.
"Apa kau ingin menyentuhnya sayang?"
Tawar Aris. Bibirnya tersenyum menggoda.
"lihh mas mesum!" Maki Ana lalu membuang pandangannya ke arah luar kaca mobil. Dia kesal sekali dengan ulah nakal pria itu.
Sementara Aris lagi-lagi hanya terkekeh lalu melajukan mobilnya untuk pulang.
Walau bagaimanapun begitu bernafsunya dia saat ini, dia tetap berusaha menahannya.
Karena alasan status mereka yang belum menikah.
******
Beberapa hari kemudian.
Puk..
Tepukan lembut di bahu Ana.
"Lho kok murung gitu sih wajahnya?"
Tanya Sheri khawatir saat melihat ulah sahabatnya itu.
Ana sengaja kembali mengajak sahabatnya itu untuk menginap di rumahnya, demi menemaninya di sana selama kepergian calon suaminya itu.
"Gak kok, gue lagi kangen aja sama mas
Aris, Jawab Ana jujur.
"Ihh cie..ciee... Yang sekarang lagi kangen kangenan, Ledek Sheri.
"Kenapa Iho gak telepon aja sih? kalau lagi kangen' Ujar Sheri memberi saran.
"Gue gak mau ganggu mas Aris, lagian kayaknya mas Aris lagi sibuk banget, buktinya sudah beberapa hari kepergian dia ke luar negeri, dia gak ada telepon gue sampai sekarang," Jawab Ana lesu.
"Yang sabar ya sayang, ujian, lagi pula kan kalau udah pulang nanti kalian langsung nikah, kan enak tu, pas malam pertama kalian bisa langsung curahin semua gejolak kerinduan yang ada di dada ya kan, ya kan,'
Jjar Sheri. Sembari mengedip-ngedipkan matanya untuk menggoda sahabatnya itu.
"Ihhh lu apaan sih, bikin malu tau gak"
Jawab Ana. Wajahnya sudah memerah.
"Hahaah, duhhh perut gue mendandak sakit ni gara-gara ngerujak tadi, gue tinggal kebelakang dulu ya an?" Pamit Sheri. Seraya memegangi perutnya yang sakit.
"Ya Jawab Ana.
Setelah kepergian sahabatnya itu Ana pun memilih untuk keluar rumah demi untuk duduk di bangku taman yang ada di hadapan rumahnya itu.
Angin sore berhembus menerpa tubuhnya,
Ana menyesal karena baru kali ini duduk di sana setelah sekian lama tinggal di rumah itu.
Pemandangan yang ada di depan rumahnya itu benar-benar mengingatkannya akan kampung halamannya dulu.
"*Ah rindunya, andai nantinya bisa kembali e kampung halaman bareng mas Aris*" Gumam Ana.
"Non, bibik mau belanja dulu ya, kebetulan semua keperluan rumah udah pada habis' Jjar pembantu rumah tangganya itu meminta izin. Seketika langsung membubarkannya dari lamunannya itu.
"Ah iya bik, sekalian beliin Ana martabak di tempat biasa yang Ana pesan sama bibik beberapa waktu yang lalu ya' Pesan Ana.
"lya non," Jawab bibik itu.
Tak lama setelah kepergian pembantu rumah tangganya itu. Telinga Ana pun langsung menangkap sebuah suara deru mesin mobil yang tepat berhenti di hadapannya itu.
Ana sempat bertanya-tanya dalam hatinya saat melihat mobil yang tak di kenalinya itu berhenti di sana. Matanya terus menatap ke arah mobil itu untuk mengetahui siapa pemiliknya dan juga apa maunya.
Tak.takkk.
Suara langkah kaki si pemilik mobil berjalan mendekat ke arahnya.
Deg...deggg.
Jantung Ana seketika berdetak sangat kencang saat mengenali siapa perempuan itu, tubuhnya langsung gemetaran dan bermandikan keringat.
Sepanik apapun dia saat ini, namun bibirnya tetap dia usahakan untuk terus tersenyum ke arah perempuan itu. Entah sejak kapan
Ana menyadari, dirinya yang sekarang benar-benar sudah cocok untuk terjun ke dunia entertainment karena kemampuan aktingnya yang sudah cukup hebat.
"lbuk' Sapa Ana lembut. Lalu cepat-cepat berdiri dari duduknya untuk menyambut kedatangan mantan majikannya itu.
Tangannya sudah terulur demi untuk menyalimi perempuan itu.
Plakkk..
Bella pun langsung mendaratkan tamparannya di pipi gadis itu. Dia benar-benar geram saat melihat ulah gadis itu.
"Lancang sekali gadis ini, masih bisa memasang tampang polosnya itu untuk mencoba mengelabuiku' Maki Bella dalam hatinya.
Sementara Ana hanya terlonjak kaget dengan perlakuan mantan majikannya itu. Perih, pipinya terasa perih akibat tamparan wanita itu. Namun bibirnya tetap ia paksakan agar terus tersenyum ke arah perempuan itu.
"lbuk, kenapa ibu menampar Ana? apa Ana ada melakukan kesalahan sama ibuk' Ujar
Ana meminta penjelasan.
Plakkk..
Bella kembali mendaratkan tamparannya di pipi gadis itu saat mendengar ucapannya yang sok pura-pura bodoh itu.
Sementara
Ana lagi-lagi hanya bisa meringis kesakitan saat merasakan pipinya yang semakin bertambah perih.
"*****! Apa kau pikir aku sebodoh itu heh! aku tidak akan tertipu lagi dengan tampang pura-pura polosmu itu sekarang, seharusnya sejak jauh hari sebelum kau merebut mas Aris dariku kau harus pikirkan beberapa kali terlebih dahulu dengan siapa kau akan berhadapan ehhh!" Maki Bella geram.
Matanya menatap tajam ke arah gadis itu.
Dia geram sekali karena selama ini bisa tertipu saat melihat tampang polos wanita
Srigala berbulu domba itu.
Degg...deg.degg
Debaran jantung Ana pun semakin berpacu dengan sangat cepatnya. Seakan-akan dirinya baru saja menyelesaikan lomba lari maraton, saat mendengar penuturan wanita itu.
Dia tak menyangka kalau perasaan tak tenang yang terus menghinggapinya selama beberapa hari terakhir ini benar-benar terjadi.
"lbuk, maksud ibuk apa? Ana gak pernah ada niatan sekalipun buat rebut bapak dari ibuk' Ujar Ana membela diri.
"Gak pernah ada niatan sekalipun buat rebut mas Aris dari aku kamu bilang!?"
Kecam Bella. Tangannya sudah mengepal erat karena semakin geram.
"Buk, sungguh Ana gak pernah rebut bapak dari ibuk, bahkan kami menjalin hubungan saja pas bapak udah resmi cerai sama ibuk" Ujar Ana menjelaskan.
"Heh kau pikir aku akan percaya begitu saja dengan kata-katamu itu heh, aku lebih mengenal mas Aris di banding kamu, aku benar-bernar gak nyangka ya An kalau kamu itu rupanya diam-diam goda mas Aris di belakang aku, dasar kamu pelakor! wanita murahan, apa kamu segitu gak lakunya ehh sampai harus merusak rumah tangga orang lain!" Maki Bella lagi.
Tangannya sudah menjambak rambut gadis itu, sementara Ana hanya meringis kesakitan.
"Buk, Ana gak salah, Ana gak pernah menggoda suami ibuk sekalipun." Ana masih bersikeras membela diri, karena nyatanya dia memang tak pernah menggoda pria itu.
Deg.
Saat dia mengucapkan kata-kata itu.
Tiba-tiba memory ingatannya kembali melintas tentang kejadian saat pertama kali dia tinggal di rumah itu.
Yang mana dengan santainya dia meminta pertolongan pada majikan prianya itu untuk menemaninya tidur di saat mati lampu waktu itu. "Ah, apakah itujuga termasuk menggoda?"
Batin Ana.
Ana pun baru tersadar kalau perbuatannya waktu itu benar-benar sudah salah. Tidak seharusnya dia meminta pertolongan kepada seorang pria untuk menemaninya tidur di kamar walaupun situasi saat itu tidak memungkinkan, terlebih pria itu juga sudah beristri.
Bahkan karena ulahnya itu,mereka juga sempat bercumbu walaupun tanpa ****
"Ehhh di dunia ini mana ada maling yang ngaku maling, dasar ******! wanita murahan!" Caci makian tak hentinya terlontar dari mulut Bella.
Tangannya semakin kuat untuk menjambak rambut gadis itu.
"Buk maafin Ana buk, Ana emang pernah ngajak pak Aris buat nemenin Ana tidur di kamar, karena waktu itu situasinya lagi darurat, tapi sungguh buk, Ana hanya memintanya untuk menemani Ana tidur di kamar, tanpa melakukan apa-apa, di hati
Ana gak pernah ada niatan sekalipun buat rebut bapak dari ibuk' Jawab Ana.
Tubuhnya sudah beringsut ke kaki perempuan itu, untuk mendapatkan pengampunannya.
Kata orang seperti apapun kasih sayang seorang ayah Tiri,tidak akan bisa menyaingi kasih sayang ayah kandung. Tetapi pepatah itu tidak berarti bagiku,karena aku merasa sebaliknya,aku mendapatkan sosok ayah yang sangat sayang padaku ketika ibu memutuskan menikah dengan ayah tiri ku sekarang. Lalu, bagaimana dengan ayah kandung ku? Apakah dia memberikan kasih sayang padaku seperti itu juga?
M-mama? Sedang apa Mama disini?"Tanya Rudi yang tiba-tiba merasakan ada tangan yang ada di bahunya saat ini. "Mama haus," ucap Nina yang sedang asik memainkan tangannya di area punggung menantunya itu. " Jangan begini,ma! Mama jangan lupa kalau aku adalah menantu Mama,suami dari anak kandung Mama sendiri," ucap Rudi yanh berusaha untuk mengingatkan Mama mertuanya itu dan sambil melepaskan tangan Nina dan menjauh dari tempat Nina berada. Melihat reaksi sang Menantunya itu, Nina yang haus akan belaian itu,bertekad untuk mendapatkan Rudi malam itu apapun caranya. Tiba-tiba sebuah ide muncul didalam pikirannya,-
Akhirnya Ana memutuskan untuk menerima semua cinta Aris,karena dia sudah berusaha menghilangkan rasa cintanya pada Aris, namun mereka tetap saja di satukan dengan berbagai cara. Apakah mungkin memang mereka berjodoh?
Keinginan Shirley untuk mendapatkan cinta Charles tidak pernah berhenti,walaupun seperti itu Charles selalu menganggap kalau dirinya hanya mencintai harta Charles. Karena dari awal dia sudah berniat untuk mencintai siapapun yang menjadi suaminya,apakah dia mampu mendapatkan cinta dan membuat luluh hati Charles?
Ketika kita merasa kalau seseorang yang sudah bersama dengan kita selama beberapa tahun,adalah orang yang tepat untuk mendampingi kita sampai akhir. Ternyata semua itu tidak semudah yang dibayangkan,ketika dia orang asing yang menjalin hubungan dan berakhir dengan pernikahan, menjadikan dua kepribadian menjadi satu di dalam rumah tangga,di situlah semua akan di uji,dan kegagalan terjadi dan akhirnya perpisahan tidak bisa di tahan lagi.
Ketika Aris tidak merasakan kasih sayang yang di berikan oleh Bella kepadanya,dia masih berusaha untuk memahami kesibukan Bella. Apalagi kedua keluarga mereka tidak merestui hubungan mereka,jadinya,mereka harus backstreet dari kedua keluarga mereka yang sama-sama memiliki dendam pribadi yang tidak berkesudahan. Penantian Aris akan perubahan Bella membuat dia merasa kalau dirinya mulai jenuh dengan semua itu, perhatian yang dia dapatkan dari Ana membuat dia merasa,rasabyang seharusnya untuk Bella,mulai dia rasakan berubah kepada Ana.
Hari itu adalah hari yang besar bagi Camila. Dia sudah tidak sabar untuk menikah dengan suaminya yang tampan. Sayangnya, sang suami tidak menghadiri upacara tersebut. Dengan demikian, dia menjadi bahan tertawaan di mata para tamu. Dengan penuh kemarahan, dia pergi dan tidur dengan seorang pria asing malam itu. Dia pikir itu hanya cinta satu malam. Namun yang mengejutkannya, pria itu menolak untuk melepaskannya. Dia mencoba memenangkan hatinya, seolah-olah dia sangat mencintainya. Camila tidak tahu harus berbuat apa. Haruskah dia memberinya kesempatan? Atau mengabaikannya begitu saja?
WARNING 21+ !!! - Cerita ini di buat dengan berhalu yang menimbulkan adegan bercinta antara pria dan wanita. - Tidak disarankan untuk anak dibawah umur karna isi cerita forn*graphi - Dukung karya ini dengan sumbangsihnya Terimakasih
Cerita rumah tangga dan segala konflik yang terjadi yang akhirnya membuat kerumitan hubungan antara suami dan istri
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.
Cerita tentang kehidupan di kota kecil, walau tak terlalu jauh dari kota besar. Ini juga cerita tentang Kino, seorang pria yang menjalani masa remaja, menembus gerbang keperjakaannya, dan akhirnya tumbuh sebagai lelaki matang. Pada masa awal inilah, seksualitas dan sensualitas terbentuk. Dengan begitu, ini pula kisah tentang the coming of age yang kadang-kadang melodramatik. Kino tergolong pemuda biasa seperti kita-kita semua. Apa yang dialaminya merupakan kejadian biasa, dan bisa terjadi pada siapa saja, karena merupakan kelumrahan belaka. Tetapi, kita tahu ada banyak kelumrahan yang kita sembunyikan dengan seksama. Namun Kino mempunyai hal yang menarik yang dalam cerita ini lebih menarik dari cerita fenomenal lainnya.