/0/16704/coverbig.jpg?v=d5c2877c62f02be8cddc10bb73713c32)
Namaku Ayyara. Aku seorang korban pelecehan, yang di lakukan pacarku sendiri. Hidupku hancur berantakan, ketika mengetahui diriku hamil, entah dengan siapa. karena, pada saat itu, pacarku menjadikanku sebagai alat taruhan. kecewa dan putus asa, membuat aku, nekat untuk mengakhiri hidupku. Namun entah bagaimana caranya, tiba tiba saja, seorang dokter tampan dan istrinya menolongku. Mengetahui aku hamil, istri dari dokter itu, menyuruhku menikah dengan suaminya, tentu saja ada alasan di balik itu. Haruskah aku terima?
Namaku Ayyara, umurku baru genap dua puluh tahun. Aku masih duduk di bangku kuliah.
Aku adalah anak tunggal, dan kedua orang tuaku sangat menyayangiku.
Semula hidupku selalu bahagia, karena tidak kurang suatu apapun, papa dan mama selalu memanjakan ku, segala apa yang kupinta, mereka selalu memberikan padaku. Namun belakangan ini, papa dan mama sering bertengkar, entah apa penyebabnya.
Saat pulang kuliah, sayup-sayup kudengar suara papa berkata, "Sejak kapan kamu selingkuh dengan lelaki itu? aku tak menyangka Rani, kamu tega mengkhianatiku!"
"Pa, semua yang kamu tuduhkan itu tidak benar Pa, tolong percaya Mama," Kudengar mamaku menghiba.
"Semua buktinya sudah jelas. Apa kamu masih mau menyangkal?" kudengar papa kembali membentak mama.
Praaang...!
Entah barang apa lagi yang dibanting papa, karena khawatir dengan mama, akupun menghampiri mereka.
"Ma, Pa, tolong jangan bertengkar lagi, Arra pusing dengernya, apa tidak bisa diselesaikan baik-baik!" Kataku mencoba menasehati mereka.
"Ara, pergilah! tak usah ikut campur urusan orang tua." Ucap papa sedikit marah padaku.
Aku masih berdiri terpaku, aku masih memikirkan mama, aku takut papa akan menyakiti mama nantinya.
"Ara, kamu nggak dengar apa yang papa bilang. Cepat pergi!" teriak papa seraya melotot kepadaku.
Kejadian seperti itu aku rasakan hampir tiap hari, aku selalu mendengar mereka bertengkar dan itu sangat membuat aku tak betah dirumah, hingga suatu hari aku menceritakan semua yang terjadi antara papa dan mamaku pada Andrean pacarku.
"Ndre, aku pusing nih, makin nggak betah aja dirumah," Ucapku saat ketemuan dengan Andre di cafe.
"Pusing kenapa Beb?" Tanyanya.
"Mama papaku tiap hari selalu berantem, aku pusing dengernya, lama-lama nggak tahan rasanya. Aku pengin pergi dari rumah saja," Kataku pada Andre.
"Kamu yang sabar Beb, mungkin mereka sedang ada masalah," balasnya.
"Tapi kan bisa dibicarakan baik-baik, jangan berantem terus kaya gitu," Jawabku lesu.
"Sudahlah sayang, itu urusan mereka, kamu nggak usah ambil pusing, lebih baik kita hapy-hapy yuk!" Ajaknya seraya menggandengku.
"Kita mau kemana Ndre?" Tanyaku setelah menyadari mobil yang kunaiki bersama Andre telah jauh menuju keluar kota.
"Aku akan mengajakmu kesuatu tempat, yang bisa membuat kamu bisa melupakan segala masalah." Ucapnya seraya tersenyum.
"Tapi Ndre, aku takut,"
Jujur aku merasa takut Andre akan berbuat macam-macam padaku.
"Kamu nggak usah takut Ra, aku nggak mungkin macam macam sama kamu." Ujarnya seraya menggengam tanganku.
Aku mengangguk mencoba mempercayainya, semoga saja Andrean tidak membohongiku.
"Ra, sepertinya kamu lelah, minumlah!" Ucapnya seraya menyodorkan sebotol minuman.
Karena kebetulan haus, akupun segera meminumnya, namun tiba-tiba aku merasakan kepalaku sangat pusing, Setelahnya aku tidak ingat apa-apa lagi.
Ketika tersadar, aku merasakan sakit di sekujur tubuhku, terutama di bagian kewanitaanku, dengan kepala yang masih sedikit pusing aku mencoba melihat keadaan sekeliling, dan aku merasa berada, dikamar sebuah hotel.
Kupandangi seluruh tubuhku yang tanpa sehelai benang pun. Andrean dia telah merenggut kesucian ku.
"Andrean bangun! Cepat bangun!" Kataku sembari menggoncang goncangkan tubuhnya.
"Apa yang telah kamu lakukan padaku Ndre?" Tanyaku saat melihat Andrean membuka matanya.
"Ara, kita telah bersenang-senang sayang!" Ucapnya tanpa merasa bersalah.
"Andrean kamu jahat. Kamu tega menodaiku," aku menangis terisak, aku menyesal percaya begitu saja pada Andrean.
"Sudahlah Ara, semua sudah terjadi, kamu nggak usah khawatir, kalau kamu sampai hamil, aku pasti tanggung akan jawab kok," Ucapnya, membuat aku semakin muak dibuatnya.
Aku bergegas hendak keluar, aku ingin pulang saja. Sekalipun itu membuatku malas kalau mengingat papa selalu bertengkar tiap hari dengan mama, tapi setidaknya itulah tempat paling aman sementara untukku.
"Kamu mau kemana Ara?" Tanyanya.
"Pulang!" Jawabku ketus.
"Silahkan pulang! "Tapi ingat, kalau kamu hamil, aku tidak akan bertanggung jawab."
Aku urungkan niatku untuk pulang, aku takut kalau seandainya aku beneran hamil, dan Andrean tak mau bertanggung jawab, apa yang akan terjadi padaku?
"Kemarilah Ara, mulai sekarang hiduplah disini bersamaku, aku akan membuatmu senang terus," Ucapnya.
"Ndre, aku minta kamu nikahin aku segera!" Pintaku.
"Ara, aku pasti nikahin kamu, tapi nanti kalau aku sudah cukup uang, untuk sementara kamu bersabarlah dulu," Katanya.
"Kamu serius kan Ndre?" Tanyaku ragu.
"Iya sayang, aku serius," ujarnya.
Pada akhirnya, aku menuruti Andre, untuk tinggal bersamanya.
***
"Ndre, kok kamu baru pulang?" Tanyaku penasaran, karena akhir-akhir ini Andre jarang pulang kerumah.
"Aku lagi banyak urusan, kamu nggak usah bawel, mending sekarang bikinin aku kopi!" Jawabnya.
Begitulah Andrean kalau ditanya selalu marah-marah, aku selalu mencoba bersabar, walau sebenarnya aku sudah tak tahan hidup dengannya.
"Nanti malam ikut aku Ra. Nih kamu dandan yang cantik!" Ucapnya seraya menyerahkan sebuah paperbag.
"Itu pakaian untuk kamu pakai nanti," Ucapnya.
"Bagus banget Ndre, emang kita mau kemana?" Tanyaku, setelah membuka paperbag, yang berisi sebuah gaun.
"Aku mau ajak kamu, ketemu sama orang tuaku," Jawab Andre.
"Beneran kan Ndre?" Tanyaku dengan antusias.
"Iya benar. Makannya, kamu dandan yang cantik ya," Ucapnya sembari tersenyum.
Ternyata Andrean tak mengingkari janjinya. Dia benar benar, memperkenalkan aku dengan kedua orang tuanya. Sungguh aku merasa, sangat bahagia sekali.
Tiba waktunya Andrean mengajakku pergi menemui orang tuanya, dengan gaun pemberian Andrean, dan memoles wajahku secantik mungkin, aku yakin, orang tua Andrean pasti akan menerimaku.
"Ara, kamu sudah siap?" Tanya Andrean.
"Sudah Ndre, aku udah siap kok," Ucapku seraya tersenyum manis padanya.
"Bagus. Kamu terlihat cantik sekali," Pujinya.
Aku jadi tersipu malu dibuatnya.
"Kita berangkat sekarang!" Ujarnya.
***
"Kok kita kehotel Ndre?"Tanyaku ketika Andrean memarkirkan mobilnya di pelataran sebuah hotel.
"Mama papaku minta kita ketemu disini, nggak mungkin kan kita ketemu di rumah, nanti mereka curiga kalau kita sudah hidup bersama," Ucapnya.
"Ndre, kenapa kita nggak kerumah orang tuamu saja!" Tanyaku yang merasa janggal dengan jawaban Andrean.
"Mereka sibuk, mereka tak selalu ada di rumah, kalau kamu nggak mau ketemu orangtuaku, ya sudah, kita pulang saja!" Ucap Andrean seraya menyalakan kembali mesin mobilnya.
"Ndre, aku percaya kok, ya udah kita turun," Ucapku.
Aku berjalan mengikuti Andrean, menuju kesebuah kamar hotel.
"Ini kamar papa sama mamaku menginap nanti, lebih baik kita tunggu disini, sekarang aku mau hubungi mereka dulu," Andrean keluar kamar.
Tak lama Andrean kembali masuk dan berkata, "Ara sebentar lagi, mama dan papa datang! "Aku mau beli sesuatu dulu untuk mereka, kamu tunggulah di sini!"
"Iya Ndre."
Baru saja Andrean berlalu, tiba-tiba kudengar seorang mengetuk pintu.
Aku terkejut, melihat dua orang asing yang tiba tiba mencekal lenganku.
"Si.. Siapa kalian...?"
Namaku Kinara. Di usiaku yang menginjak ketigapuluh, aku tak kunjung menikah. Karena khawatir anaknya menjadi perawan tua, orangtuaku menjodohkanku dengan lelaki pilihannya. Dua tahun menikah aku tak kunjung punya anak. Hingga mertuaku menuduhku mandul dan suamiku menikah lagi dengan perempuan lain. Sakit hati dengan perbuatan mereka, itu pasti. Aku berjanji dalam hatiku, suatu saat akan ku buktikan pada mereka, kalau aku ini tidak mandul,seperti apa yang mereka tuduhkan.
Demi mewujudkan keinginan terakhir ibunya, Farisa si gadis desa, nekat pergi kekota, demi mencari keberadaan ayahnya. Siapa sangka, dalam perjalanan, ia bertemu pria baik yang bersedia membantunya. Ia berhasil bertemu ayahnya, tetapi apa jadinya, jika ada seorang yang sudah menggantikan posisinya, dengan mengaku sebagai anak ayahnya. Akankah Farisa mundur, atau terus berjuang, untuk mendapatkan haknya?
"Jang, kamu sudah gak sabar ya?." tanya Mbak Wati setelah mantra selesai kami ucapkan dan melihat mataku yang tidak berkedip. Mbak Wati tiba tiba mendorongku jatuh terlentang. Jantungku berdegup sangat kencang, inilah saat yang aku tunggu, detik detik keperjakaanku menjadi tumbal Ritual di Gunung Keramat. Tumbal yang tidak akan pernah kusesali. Tumbal kenikmatan yang akan membuka pintu surga dunia. Mbak Wati tersenyum menggodaku yang sangat tegang menanti apa yang akan dilakukannya. Seperti seorang wanita nakal, Mbak Wati merangkak di atas tubuhku...
Amora Nouline selalu dibanding-bandingkan oleh sang ibu dengan kakak perempuannya sendiri bernama Alana Nouline! Dalam hal apapun Alana selalu unggul dari Amora, membuat sang Ibu lebih menyayangi Alana dibandingkan dengan Amora. Ketika dihadapkan dengan posisi sang ayah yang sakit parah dan memerlukan biaya rumah sakit yang tidak sedikit, Ibu dan kakak Amora sepakat untuk membujuk agar Amora menjual dirinya demi pengobatan sang ayah. Dengan hati teriris perih, terpaksa dan penuh ketakutan, Amora akhirnya menuruti keinginan ibu dan kakaknya demi kesembuhan sang ayah! Sialnya, malam itu laki-laki yang membeli Amora adalah seorang mafia dingin yang meskipun wajahnya teramat tampan namun wajah itu terlihat sangat menakutkan dimata Amora.
Kumpulan cerita seru yang akan membuat siapapun terbibur dan ikut terhanyut sekaligus merenung tanpa harus repot-repot memikirkan konfliks yang terlalu jelimet. Cerita ini murni untuk hiburan, teman istrirahat dan pengantar lelah disela-sela kesibukan berkativitas sehari-hari. Jadi cerita ini sangat cocok dengan para dewasa yang memang ingin refrehsing dan bersenang-senang terhindar dari stres dan gangguan mental lainnya, kecuali ketagihan membacanya.
Cerita ini banyak adegan panas, Mohon Bijak dalam membaca. ‼️ Menceritakan seorang majikan yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka berdua bertukar keringat.
Novel Cinta dan Gairah 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, CEO, kuli bangunan, manager, para suami dan lain-lain .Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Dua tahun lalu, Regan mendapati dirinya dipaksa menikahi Ella untuk melindungi wanita yang dia sayangi. Dari sudut pandang Regan, Ella tercela, menggunakan rencana licik untuk memastikan pernikahan mereka. Dia mempertahankan sikap jauh dan dingin terhadap wanita itu, menyimpan kehangatannya untuk yang lain. Namun, Ella tetap berdedikasi sepenuh hati untuk Regan selama lebih dari sepuluh tahun. Saat dia menjadi lelah dan mempertimbangkan untuk melepaskan usahanya, Regan tiba-tiba merasa ketakutan. Hanya ketika nyawa Ella berada di tepi kematian, hamil anak Regan, dia menyadari, cinta dalam hidupnya selalu Ella.