"Air apa yang kamu berikan untuk Adel, Tari?" "Aku, aku hanya, itu, itu air..." "Air apa?" tanyaku berusaha menahan amarah yang mulai bergejolak dalam dada. "Itu air susu Adel, Mas." jawab Tari dengan gugup "Air apa? aku tahu susu Adel habis, lalu apa yang kamu berikan untuk anakku?" Bentakku dengan membanting dot bayi yang masih terdapat setengah isinya saat Tari tak kunjung juga menjawab pertanyaanku. Bukannya menjawab pertanyaanku, Tari malah hanya berdiri mematung dengan air mata yang terus menetes dengan derasnya dari pelupuk matanya.
Tangis bayi berusia empat bulan membangunkanku dari tidur nyenyak malam ini.
"Ada apa, Dek?" Tanyaku pada wanita yang dengan sigap membawa Adel, anak perempuanku kedalam dekapannya.
"Adel panas, Mas." Lirihnya menatapku khawatir.
"Apa kita bawa ke dokter saja, Dek?" Tanyaku ikut khawatir memandang bayi mungil yang terlihat berbeda dengan bayi lainnya. Lengan kecilnya keriput menandakan betapa kurusnya anakku.
Lengkingan tangis anakku menggema di seluruh ruang kamar. Tari, istriku mencoba untuk mengASIhi Adel meski Adel terus menolak.
"Nanti saja, Mas. Sekarang minum obat yang ada dulu nanti ku bikinkan susu mungkin Adel akan diam." Jawab Tari dengan gelagapan. Terlihat wajahnya menyiratkan kekhawatiran dan ketakutan berlebih saat aku akan membawa Adel ke rumah sakit.
"Sebentar ya, Mas aku ambilkan susu dulu." Tari bergegas pergi ke dapur untuk mengambilkan Adel susu.
Memang selama ini ASI tari kurang lancar sehingga aku memberikan tambahan sufor untuk memenuhi kebutuhan Adel.
Tidak berselang lama Tari datang dengan membawa sebotol susu di tangannya dan memberikannya pada Adel yang langsung diam menikmati susu yang di buatkan Tari. Dahiku menggernyit melihat susu yang di bawa istriku, terlihat lebih bening dari biasanya.
"Air apa itu, Dek?" Tanyaku dengan memandang heran botol yang sedang di sesap Adel.
"Ini, air Susu, Mas." Jawab Tari dengan sedikit gugup tanpa mau melihatku.
Setelah meminum susu dan meminum obat Adel kembali tertidur. Tari begitu telaten menjaga Adel bahkan kali ini Adel di tidurkan di sampingku, bukan di bok bayi seperti sebelumnya.
"Aku tidurkan Adel di sini ya, Mas takut rewel karena badannya panas." Tutur Tari saat membawa Adel ke tempat tidur kami.
"Iya, Sayang."
Kami kembali tertidur saat Adel telah tertidur tapi tidak berselang lama Adel kembali melengkingkan tangis yang dapat memekakan telinga.
Tari kembali menimang Adel supaya diam, tapi bukannya diam tangis Adel malah semakin melengking dengan kerasnya.
Brak
"Kamu gimana sih, Tari anak nangis bukannya di diamkan malah dibiarkan menangis sekencang itu. Bikin Ibu nggak bisa tidur!" Ibuku datang dan langsung merebut Adel dari gendongan Tari. Di timangnya Adel sebentar hingga tertidur dan di letakannya Adel kedalam bok bayi.
"Anak nangis malah diam aja, tuh tidur anaknya. Kayak gitu saja tidak bisa, dasar ibu tidak becus!" Ucapan pedas terlontar begitu saja dari mulut ibuku. Ku lihat Tari hanya diam mendapatkan makian dari Ibuku.
"Adel panas, Bu. Apa sebaiknya kita bawa ke rumah sakit saja." Kali ini aku yang bersuara.
"Halah demam begitu ya biasa anak bayi. Nanti juga sembuh. Tidak usah ke rumah sakit segala. Buang-buang biaya. Nanti juga sembuh." Cerocos Ibu menolak mentah-mentah usulku yang akan membawa Adel kerumah sakit.
"Tapi, Bu."
"Tidak usah tapi-tapian. Nurut saja sama Ibu! Kamu itu harus berhemat, Pras uangmu saja sudah habis untuk biaya operasi caesar istrimu sekarang mau untuk biaya rumah sakit anakmu. Bisa habis nanti tabunganmu!" Cerocos Ibu sambil berlalu meninggalkan kamarku.
Ku lihat Tari hanya diam memandang kepergian Ibu. Tidak ada ekspresi apapun yang tergambar dari raut tenang Tari saat ini.
"Dek!" Panggilku lembut seraya menyentuh bahunya.
"Eh, Mas. Kenapa?" Tari terkaget saat aku memanggilnya. Sudah bisa ku tebak bahwa Tari melamun saat menyaksikan kepergian Ibu.
"Kamu kenapa?"
"Aku tidak apa-apa, Mas." Tari tersenyum ke arahku namun terlihat aneh karena tatapan matanya terlihat kosong.
"Maafin Ibu Mas ya, Dek mungkin Ibu ngantuk jadi emosi." Tuturku meminta maaf mewakili Ibu dengan tulus. Terlihat Tari mengangguk bertanda ia mau memaafkan Ibuku.
Tari kembali menaiki ranjang kami dan selanjutnya merebahkan tubuhnya tanpa berkata apapun lagi padaku. Aku merasakan ada keanehan dari sikap Tari. Tidak biasanya Tari tiba-tiba mendiamkanku meskipun terkadang sikap Ibu kurang mengenakan padanya atau bahkan saat aku memiliki salah pada Tari.
Ku perhatikan tubuh kurus istriku, empat bulan setelah melahirkan tubuh Tari benar-benar berubah drastis. Dari yang terlihat berisi saat awal melahirkan hingga yang kian hari kian kurus sampai sekarang.
Ada yang mengganjal dalam benakku. Apa menyusui bisa sampai sekurus itu, padahal ASI Tari tidak begitu banyak dan Adel juga di tambah sufor sehingga tidak akan mungkin mengASI terlalu banyak pada Tari.
Aku memutuskan untuk menyusul Tari ke pembaringan. Ku amati bahu Tari yang terlihat tulangnya semakin menonjol menandakan semakin terkikisnya lapisan daging yang menutupinya. Seperti hanya tulang dan kulit saja.
Ku peluk Tari dari belakang karena memang Tari tertidur membelakangiku. Sungguh aku mencintai Tari dengan bagaimanapun kondisinya.
Rumah tangga yang ku kira sempurna ternyata tersimpan sebuah rahasia besar di dalamnya
Maya, wanita yang terlahir dari keluarga kaya raya harus menerima perlakuan buruk dari suami dan mertuanya hanya karena menyembunyikan identitas asli tentang kekayaannya. Dirga, Laki-laki yang memintanya berulang kali kepada kedua orang tuanya nyatanya hanya memandang sebelah mata dan hanya menginginkan uang tabungan yang Maya miliki. Maya sangat ingin mengakhiri hubungannya namun tidak semudah yang ia kira karena ia harus mempertahankan pernikahannya untuk mempertahankan kondisi orang yang sangat di cintainya. Akankah Maya berhasil pergi dari belenggu keluarga Dirga, ataukan Maya selamanya akan di jadikan budak oleh Dirga dan Ibunya.
Anne mengikuti kontrak tertentu: dia akan menikah dengan Kevin dan melahirkan anaknya pada akhir tahun. Kalau tidak, dia akan kehilangan semuanya. Namun, itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Menghadapi penghinaan hari demi hari, dia sudah kehabisan kesabaran. Kali ini, dia tidak mau menyerah. Pada hari kecelakaan Kevil, Anne mengorbankan dirinya untuk menyelamatkannya. Meskipun dia hidup, dia akan segera menghilang di hadapan dunia. Nasib mereka terikat sekali lagi setelah bayi mereka tumbuh. Anne mungkin telah kembali kepadanya, tetapi dia bukan lagi wanita yang sedang mengejar cinta Kevin. Sekarang, Anne siap berjuang untuk putranya.
Joelle mengira dia bisa mengubah hati Adrian setelah tiga tahun menikah, tetapi dia terlambat menyadari bahwa hati itu sudah menjadi milik wanita lain. "Beri aku seorang bayi, dan aku akan membebaskanmu." Pada hari Joelle melahirkan, Adrian bepergian dengan wanita simpanannya dengan jet pribadi. "Aku tidak peduli siapa yang kamu cintai. Utangku sudah terbayar. Mulai sekarang, kita tidak ada hubungannya satu sama lain." Tidak lama setelah Joelle pergi, Adrian mendapati dirinya berlutut memohon. "Tolong, kembalilah padaku."
Dua tahun lalu, Nina menikah dengan pria yang belum pernah ditemuinya. Dia tidak tahu namanya atau usianya; dia tidak tahu apa-apa tentang orang yang dinikahinya ini. Pernikahan mereka tidak lebih dari sebuah kontrak dengan kondisi, dan salah satu klausulnya adalah bahwa dia tidak boleh tidur dengan pria lain. Namun, Nina kehilangan keperawanannya kepada orang asing ketika dia mengetuk pintu yang salah pada suatu malam. Dengan kompensasi yang harus dia bayar membebaninya, dia memutuskan untuk membuat perjanjian perceraian sendiri. Ketika dia akhirnya bertemu suaminya untuk menyerahkan surat-surat itu, dia terkejut menemukan bahwa suaminya tidak lain adalah pria yang telah "selingkuh" dengannya!
Alicia adalah istri yang menyedihkan selama tiga tahun. Yang dia dapatkan dari apa yang disebut suaminya hanyalah ketidakpedulian, rasa jijik, dan lebih banyak ketidakpedulian. Sebuah kesempatan bersatu memicu harapan dalam dirinya bahwa Erick akhirnya berubah pikiran. Sayangnya, dia menemukan bahwa niat pria itu yang sebenarnya adalah untuk berdamai dengan cintanya yang hilang. Baik cinta dan kesabaran memiliki tanggal kedaluwarsa. Alicia tidak tahan lagi. Dia melemparkan surat cerai ke wajahnya. Alih-alih segera menandatanganinya, Erick menekannya ke dinding dan meludahi wajahnya, "Kamu ingin menceraikanku? Tidak akan terjadi!" Terlepas dari keengganannya, Alicia memutuskan untuk mengubah hidupnya. Dia mulai menaiki tangga kesuksesan dan segera menarik banyak pengagum. Erick tidak senang dengan ini. Ketika mereka bertemu satu sama lain suatu hari, Alicia ditemani beberapa anak. Sesuatu yang mendorong Erick untuk bertindak di luar karakter. "Biarkan aku menjadi ayah mereka," tawarnya. Alicia memutar mata ke atas padanya. "Aku tidak butuh bantuanmu, Tuan Ellis. Aku bisa mengurus anak-anakku sendiri." Namun, Erick tidak menerima jawaban tidak ....
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."
warning 21++ Yang belum cukup usia dilarang masuk. Bijaklah dalam membaca. ** Yenka Linggarwarna, wanita berumur 30 tahun yang sudah menikah selama 4 tahun dengan Taran Hariksana, dia akhirnya memilih jalan yang sama dengan Taran karena Taran yang berulang kali berselingkuh dengan banyak wanita. Perkataan Taran yang mengatakan Yenka adalah wanita bodoh karena tak pernah mencicipi pria lain membuat Yenka memutuskan melakukan hal yang sama agar Taran juga merasakan apa yang pernah dia rasakan. Dengan bantuan temannya, Ian Samudra Biru, Yenka masuk ke dalam pesta topeng yang dilakukan setiap malam kamis. Di pesta tersebut aktivitas seks adalah hal yang biasa dan identitas mereka terjamin. Yenka menikmati permainanya dan membuat Taran berikap berbeda padanya, karena semua pria yang pernah tidur dengan Yenka menjadi terobsesi dengannya. Akankah Yenka kembali pada Taran, atau meneruskan permaianan gilanya? Dan bagaiamana dengan Ian, sahabatnya dari kecil yang memiliki kecemburuan tinggi pada Yenka? Tentang balas dendam yang dilakukan dengan sex, semata-mata berlandasan dengan satu kata, yaitu cinta.