bulan membangunkanku dar
a yang dengan sigap membawa Adel,
s." Lirihnya me
emandang bayi mungil yang terlihat berbeda dengan bayi lainn
uh ruang kamar. Tari, istriku mencoba untu
kin Adel akan diam." Jawab Tari dengan gelagapan. Terlihat wajahnya menyiratkan
su dulu." Tari bergegas pergi ke
ncar sehingga aku memberikan tambaha
erikannya pada Adel yang langsung diam menikmati susu yang di buatkan Tari. Dahiku
dengan memandang heran bot
ab Tari dengan sedikit gu
. Tari begitu telaten menjaga Adel bahkan kali ini Adel di
rewel karena badannya panas." Tutur Tar
, Sa
r tapi tidak berselang lama Adel kembali mele
m, tapi bukannya diam tangis Adel mal
r
itu. Bikin Ibu nggak bisa tidur!" Ibuku datang dan langsung merebut Adel dari gendongan
bisa, dasar ibu tidak becus!" Ucapan pedas terlontar begitu saja dar
kita bawa ke rumah sakit saja
ke rumah sakit segala. Buang-buang biaya. Nanti juga sembuh." Cerocos
pi,
a sudah habis untuk biaya operasi caesar istrimu sekarang mau untuk biaya rumah sakit
gian Ibu. Tidak ada ekspresi apapun yang
lembut seraya m
memanggilnya. Sudah bisa ku tebak bahwa Ta
u ke
nyum ke arahku namun terlihat aneh k
." Tuturku meminta maaf mewakili Ibu dengan tulus. Ter
adaku. Aku merasakan ada keanehan dari sikap Tari. Tidak biasanya Tari tiba-tiba mendiamkanku mes
ubuh Tari benar-benar berubah drastis. Dari yang terlihat berisi sa
itu, padahal ASI Tari tidak begitu banyak dan Adel juga di tambah
yang terlihat tulangnya semakin menonjol menandakan semakin terkikisny
ari tertidur membelakangiku. Sungguh aku me