/0/16286/coverbig.jpg?v=50b3e3f6bff299b91fb512578e017c81)
Karena permintaan istrinya yang sedang sakit keras Abraham Wijaya, terpaksa meminta pembantunya menjadi istri kedua. "Tolong menikahlah dengan saya, Jihan agar Mikhaela bisa tenang di saat-saat terakhirnya. Apa pun yang kau minta akan kupenuhi. Setelah dia pergi, kau bebas melakukan apa saja!" ratap Abraham. Awalnya Jihan menolak. Namun, dia ingin balas Budi pada sang majikan dan menikah dengan kesepakatan yang mereka buat. Namun, Abraham mulai berubah setelah istri keduanya hamil. Membuat api cemburu pada istri pertama, sehingga Mikhaela meminta Jihan pergi dari kehidupan mereka selamanya. Lantas, akankah Jihan pergi dengan keadaan hamil? Atau tetap bertahan. Karena, susah mencintai sang suami?
"Menikahlah dengan suamiku! Aku mohon!"
Jihan tercengang mendengar sang majikan berucap seperti itu, dia pun menghentikan kegiatannya merapikan kamar majikannya. Kemudian menghampiri wanita cantik tersebut.
"Kenapa Nyonya berbicara seperti itu?" tanya Jihan sambil menatap wajah pucat Mikhaela dengan dalam.
"Kamu sudah tahu, aku ini tidak akan bisa memberikan keturunan untuk suamiku. Bahkan lusa rahimku akan diangkat," terang Mikhaela lirih.
Jihan terdiam, karena dia tidak pernah bermimpi menjadi istri kedua apa lagi menikah dengan sang majikan.
"Aku tidak percaya pada wanita lain Jihan. Aku ingin kau melahirkan anak untuk mas Abraham," tambah Mikhaela.
Jihan semakin tercengang mendengar permintaan sang majikan padanya, kemudian dia duduk di samping wanita itu dengan perlahan.
"Nyonya harus sembuh, karena saya yakin itu! Jangan ucapakan kalimat itu lagi!" pinta Jihan pelan.
Mikhaela memegang tangan Jihan, kemudian menangis tersedu-sedu di hadapan wanita itu. Sebab ia tidak akan sanggup jika sang suami menikah lagi dengan wanita lain untuk mendapatkan anak. Sebab dia tidak akan bisa memberikan keturunan untuk suaminya.
"Jihan, aku percaya padamu! Kalau kamu tidak akan mencintai suamiku, walaupun kamu melahirkan anak untuknya," ucap Mikhaela dengan lirih.
Jihan terdiam, kemudian dia bergegas pergi dari sana tanpa mengatakan apapun. Sebab ia tidak akan mau menikah dengan sang Tuan yang sangat baik padanya selama ini.
Wanita muda yang baru berusia 26 tahun ini kembali mengerjakan tugas, namun kali ini dia tidak pokus karena permintaan sang nyonya tadi. Jihan membersihkan dedaunan yang ada di kolam renang.
Kemudian duduk sambil mengingat kembali ucapan Mikhaela yang memintanya untuk menikah dengan Abraham, yang berstatus sebagai majikannya.
"Tidak akan terjadi pernikahan itu! Apa lagi aku sama sekali tidak ingin menikah diumur yang sekarang," gumam Jihan lirih.
...
Jihan dikejutkan oleh ketukan pintu kamarnya. Padahal ia baru saja ingin beristirahat setelah menyelesaikan pekerjaannya.
"Siapa ya, kenapa mengetuk pintu kamarku tidak henti-henti?" gumam Jihan sambil berjalan membuka pintu kamarnya.
Saat dia membuka pintu kamarnya, ia sangat terkejut melihat sang Tuan berdiri dihadapannya.
"Maaf Tuan, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Jihan sambil menundukkan kepalanya.
"Saya ingin tanya, kenapa Mikhaela tidak mau berbicara? Katanya kamu tau apa permasalahannya?" tanya Abraham dengan terus terang.
Sebab, dia tidak mau basa-basi kepada wanita lain. Hal itu membuat Jihan langsung menceritakan apa yang terjadi tadi padi pada sang majikan.
Sontak saja membuat Abraham sangat terkejut, kemudian dia bergegas pergi menuju kamar sang istri untuk menanyakan langsung apa yang diucapkan oleh Jihan tadi benar atau tidak.
Setelah sampai, dia langsung menghampiri sang istri yang terbaring lema di ranjang king size mereka.
"Kenapa kamu meminta saya untuk menikahi Jihan? Apa kamu tidak waras lagi?!"
Mikhaela tersenyum mendengar pertanyaan sang suami. Padahal pria itu tengah marah saat ini padanya. Namun ia sama sekali tidak takut.
"Mas, kangker ramin yang aku derita sudah parah! Hanya kecil kemungkinan aku bisa bertahan. Sebab itu menikahlah dengan Jihan dan segera miliki anak dengannya, agar kita bisa merawat anak itu bersama," terang Mikhaela.
Abraham mengelengkan kepala, karena mendengar sang istri meminta yang bukan-bukan padanya hanya untuk mendapatkan anak.
"Mikhaela sayang, saya bisa mengambil bayi dari pantai asuhan. Kenapa saya harus menikahi pembantu kita demi mendapatkan anak?" tanya Abraham lembut sambil mengecup kening istrinya.
Mikhaela memegang tangan Abraham dengan lembut, kemudian dia tersenyum manis menatap wajah sang suami yang sangat tampan.
"Mas, aku ingin anak kandungmu walaupun bukan bersamaku! Turutilah keinginanku untuk kali ini, karena kita tidak tau sampai kapan aku mampu bertahan," pinta Mikhaela dengan lirih.
Abraham bingung harus berbuat apa, kemudian ia bergegas pergi dari dalam kamarnya untuk menenangkan dirinya terlebih dahulu. Sebab ia tidak akan mau menikahi wanita lain, apa lagi dengan pembantunya.
Sedangkan Mikhaela yakin kalau sang suami akan menikah dengan Jihan. Sebab Abraham tidak akan menolak permintaannya selama ini.
...
Keesokan paginya ...
Pagi ini, Jihan tengah mengemasi barang-barang milik Mikhaela. Sebab, sang nyonya akan segera berangkat ke rumah sakit untuk melakukan operasi pengangkatan rahim besok.
"Jihan, tadi aku sudah menyiapkan baju untuk mas Abraham. Apa ada di meja itu?" tanya Mikhaela dengan pelan.
Jihan melihat baju milik sang Tuan di meja, kemudian ia mengambilnya dan memberikan pada Mikhaela yang berbeda di tempat tidur.
"Jihan, perutku sakit sekali. Bisakah antarkan baju ini ke kamar mandi. Tenang saja! Kau tidak akan melihat mas Abraham," pinta Mikhaela dengan pelan.
Sebab, perutnya sakit sekali. Hal itu membuat Jihan tidak tega dan menuruti keinginan sang nyonya. Saat dia berada di kamar mandi, ia meletakkan baju yang dibawa ke meja.
"Tuan, maaf saya mengantar baju Tuan atas permintaan Nyonya!" Jihan berucap sambil bergegas pergi dari sana.
Sebelum dia melihat pemandangan yang tidak diinginkan. Sontak saja membuat Abraham langsung menyudahi ritual mandinya. Sebab takut terjadi apa-apa pada istrinya.
Setelah selesai memakai pakaian lengkap, Abraham bergegas ke luar dan melihat Mikhaela menangis di dalam pelukan Jihan, hal itu membuatnya cemas dan langsung menghampiri sang istri.
"Ada apa?" tanya Abraham dengan sangat cemas.
"Tuan, kita bawa Nyonya ke rumah sakit sekarang! Kasihan dari tadi katanya perutnya sakit," jawab Jihan dengan cemas sambil melepaskan pelukannya.
Abraham langsung menggendong sang istri dan membawanya ke mobil, sedangkan Jihan membawa semua barang-barang milik Mikhaela untuk di rumah sakit.
Setelah selesai, dia pun bergegas pergi ke luar dan masuk ke dalam mobil. Jihan duduk di belakang bersama dengan Mikhaela, sedangkan Abraham yang membawa mobil.
"Jihan, rasanya sakit sekali. Aku tidak tahan lagi," rigis Mikhaela dengan lirih.
"Nyonya jangan katakan seperti itu! Percayalah kalau Nyonya akan sembuh," sahut Jihan.
Jihan mengelus-elus rambut Mikhaela dengan lembut. Wanita itu pun tidak keberatan. Sebab ia sudah dekat dengan Jihan sejak masih kuliah. Bahkan ia sudah menganggapnya sebagai saudara bukan pembantu.
"Sayang, jangan bicara seperti itu aku mohon! Kamu pasti sembuh sayang, percayalah!" sahut Abraham sambil terus mengemudikan mobil dengan cepat.
Setelah sampai, Abraham langsung membawa sang istri ke IGD dan ditangani oleh Dokter, barulah Mikhaela berhenti menangis, karena rasa sakitnya sudah berkurang.
"Jihan, jangan tinggalkan aku ya!" pinta Mikhaela dengan lirih sambil memegang tangan Jihan dengan erat.
"Baik Nyonya," jawab Jihan.
Jihan selalu ada di samping Mikhaela seperti permintaan wanita itu. Kemudian mereka pindah ke ruang inap Mikhaela.
Abraham duduk di samping Mikhaela, sedangkan Jihan masih membereskan barang-barang milik sang nyonya.
"Jihan, kemarilah! Aku ingin menyampaikan sesuatu padamu," panggil Mikhaela dengan lembut.
Jihan langsung mendekat, kemudian memegang tangan sang nyonya dengan lembut, dan sekilas melirik ke arah Abraham.
"Mas Abraham, Jihan. Aku mohon menikahlah!"
Bersambung.
Sandrina terjebak malam panas bersama pria yang tidak dikenali disebuah Bar. Karena pria itu mabuk. Tidak disangka, ternyata pria itu adalah CEO baru di perusahaan tempat Sandrina bekerja. Akibat satu malam kelam itu Sandrina mengandung benih sang CEO. Lantas, bagaimana dengan nasib Sandrina kedepannya?
Hatinya yang tulus, retak seribu bagaikan cermin usang tidak terpakai. Ketika perempuan muda itu mendengar dari bibir kekasih jiwanya. Meminta izin untuk menghalalkan sahabatnya sendiri menjadi madu di dalam biduk cintanya. Aisyah membulatkan tekad di atas sajadah sepertiga malam. Tidak akan mundur. Bahkan, mengizinkan imamnya untuk menikah lagi. Meski dia harus menelan pil pahit sepanjang waktu akan tingkah lelaki yang memberikan permata hati. Selama biduk perahu cintanya berlayar di samudera kehidupan. Sang imam tidak pernah menyayanginya, mencintainya. Bahkan, meneguk nikmatnya gula jiwa pun enggan diberikannya. Hanya diksi sembilu yang hampir sepanjang waktu diuntai untuk perempuan muda itu. Sampai kapan perempuan berparas keibuan itu akan bertahan? Mampukah Aisyah menggenggam keutuhan cintanya? Ataukah harus rela di madu bersama sang sahabat baiknya?
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
"Meskipun merupakan gadis yatim piatu biasa, Diana berhasil menikahi pria paling berkuasa di kota. Pria itu sempurna dalam segala aspek, tetapi ada satu hal - dia tidak mencintainya. Suatu hari setelah tiga tahun menikah, dia menemukan bahwa dia hamil, tetapi hari itu juga hari suaminya memberinya perjanjian perceraian. Suaminya tampaknya jatuh cinta dengan wanita lain, dan berpikir bahwa istrinya juga jatuh cinta dengan pria lain. Tepat ketika dia mengira hubungan mereka akan segera berakhir, tiba-tiba, suaminya tampaknya tidak menginginkannya pergi. Dia sudah hampir menyerah, tetapi pria itu kembali dan menyatakan cintanya padanya. Apa yang harus dilakukan Diana, yang sedang hamil, dalam jalinan antara cinta dan benci ini? Apa yang terbaik untuknya?"
Sebelum nikah, Sanny Chandra mengira dirinya adalah pajangan yang diletakkan di rumah. Ketika masa kontrak sudah habis, dia pun bisa bercerai. Setelah nikah, Jordan Wijaya yang dingin dan abstinen menjadi penggila cinta istri, ingin memanjakannya hingga ke langit. Akhirnya Sanny Chandra menyadari bahwa mudah untuk naik namun susah untuk turun! Sepakat untuk tidak menyentuhnya adalah palsu! Tidak hanya meminta dia melaksanakan kewajiban sebagai istri, juga bersikeras meminta dia melahirkan keturunan pewaris untuknya? Setelah hamil, Sanny Chandra frustasi, "Sudah sepakat kelak akan cerai, kenapa buat aku hamil anakmu? Kenapa kamu robek kontraknya?" Jordan Wijaya berkata dengan serius, "Istri yang aku nikahi dengan kemampuan sendiri, kenapa harus cerai?"
Ketenangan rumah tangga Yanto dan Viana mulai terusik dengan kehadiran Runi, adik Yanto yang memutuskan tinggal bersama mereka setelah bercerai dari suaminya. Berbagai masalah dan pertengkaran mulai timbul sejak Runi tinggal bersama mereka, membuat Viana merasa tidak adanya lagi kenyamanan dalam rumah tangganya bersama Yanto. Sedangkan Runi yang memang tidak menyukai Viana selalu berusaha untuk memisahkan Yanto dan Viana. Usaha Runi kian dipermudah dengan kehadiran Feyla, temannya yang diam-diam menyukai Yanto. Dengan berbagai cara, Runi berusaha mendekatkan Yanto dan Feyla. Usaha mereka berhasil. Yanto menikahi Feyla sebagai istri kedua karena dia tidak mau bercerai dengan Viana. Namun, Viana yang tak mau dimadu memutuskan untuk bercerai dan mencari jalan kebahagiaannya sendiri meskipun dia harus menanggung sakit atas keputusannya itu. Di kemudian hari, Viana berhasil bangkit dari keterpurukannya. Sebaliknya orang-orang yang menyakitinya mulai menemui karmanya satu persatu.
Pada hari pernikahannya, saudari Khloe berkomplot dengan pengantin prianya, menjebaknya atas kejahatan yang tidak dilakukannya. Dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara, di mana dia menanggung banyak penderitaan. Ketika Khloe akhirnya dibebaskan, saudarinya yang jahat menggunakan ibu mereka untuk memaksa Khloe melakukan hubungan tidak senonoh dengan seorang pria tua. Seperti sudah ditakdirkan, Khloe bertemu dengan Henrik, mafia gagah tetapi kejam yang berusaha mengubah jalan hidupnya. Meskipun Henrik berpenampilan dingin, dia sangat menyayangi Khloe. Dia membantunya menerima balasan dari para penyiksanya dan mencegahnya diintimidasi lagi.
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...