Seumur hidup Alard tidak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta bahkan terkesan muak kepada gadis-gadis yang selama ini selalu mengejarnya. Bahkan sampai ada yang menawarkan tubuhnya demi mendapatkan hatinya. Tergiur? Tentu saja tidak. Alard tahu mereka tidak benar-benar tulus mencintainya. Melainkan hanya menginginkan harta dan kekayaan yang ia miliki semata. Sampai pada akhirnya tuhan mempertemukan dirinya dengan Liana, satu-satunya perempuan yang berhasil membuatnya jatuh cinta. Alard begitu mencintai Liana. Apa pun akan ia berikan demi Liana. Namun Alard harus mengalami patah hati setelah mengetahui bahwa Liana sudah memiliki kekasih Nichole dan akan melangsungkan pernikahan. Tepat di hari pernikahannya, Nichol kekasih Liana dengan tidak tau malunya mengakui bahwa dirinya sudah menghamili perempuan lain di hadapan keluarga Liana. Kedua orang tua Liana terlihat sangat murka pada saat itu. Bingung dan malu karena semua tamu undangan sudah berdatangan dan acara pun tidak mungkin dibatalkan. Alard yang begitu terobsesi dengan Liana memberanikan diri untuk menggantikan posisi Nichol. Kedua orang tua Liana pun tidak dapat menolak karena tidak ingin menanggung malu tetapi Alard sengaja menutupi identitasnya dan menyamar sebagai tukang sayur keliling. Dia tidak ingin membuat Liana jatuh cinta karena harta dan kekayaan yang ia miliki seperti perempuan lainnya. Dia ingin membuat Liana jatuh cinta kepadanya karena benar-benar tulus mencintainya. Meskipun pernikahan ini terjadi awalnya tanpa cinta tapi Alard akan berusaha meluluhkan hati Liana dan membuat Liana jatuh cinta kepadanya. Namun bagaimana bila yang terjadi justru sebaliknya? Liana menghianatinya dan diam-diam menjalin hubungan bersama sepupunya sendiri yang Alard benci selama ini. Belum lagi ibu mertuanya yang selalu memperlakukan dirinya seperti sampah, dicap sebagai menantu tidak berguna, selalu direndahkan dan dipandang sebelah mata hanya karena pekerjaan sehari-harinya sebagai penjual sayur keliling? Membuat Alard muak dan membongkar identitas aslinya.
"Akhirnya kamu datang juga," Liana yang tadinya terlihat gelisah kini tersenyum dengan lebarnya. Gadis itu terlihat sangat cantik mengenakan gaun pengantin bewarna putih polos dan polesan make up yang tidak begitu tebal di wajahnya.
"Liana maaf, sepertinya aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini."
"A-apa? Tapi kenapa?"
"Sebenarnya sebelum aku menjalin hubungan dengan kamu aku sudah memiliki kekasih dan sekarang dia sedang mengandung anakku. Aku tidak pernah mencintai kamu Liana. Saat aku menyatakan perasaan kepada kamu aku sedang bertengkar hebat dengan Sarah pada saat itu. Aku hanya menjadikan kamu sebagai pelarian."
"Kurang ajar. Bisa-bisanya kamu berkata seperti itu," Malik yang sudah tersulut emosi menarik kerah baju Nichol dengan kasar dan memukul pipinya.
"Pergi kamu dari sini, pergi!"
"Tanpa om minta juga saya akan pergi," Nichol berdiri dari jatuhnya dan berlalu.
"Kenapa papa mengusir Nichol? Lalu bagaimana dengan pernikahan Liana? Liana tidak mau menanggung malu di hadapan semua tamu undangan bila pernikahan ini dibatalkan pa. Terlebih lagi teman-teman Liana. Mereka pasti akan mengejek Liana dan menjadi Liana bahan ledekan."
"Bukan hanya kamu yang malu Liana tetapi juga mama dan papa," sela Astrid. Pasti dia akan menjadi gibahan tamu undangan yang hadir. Tapi untungnya Astrid tidak mengundang teman-teman dekatnya ke acara pernikahan Liana karena mereka ada kesibukan masing-masing.
"Maaf pak, bu, bila kalian berkenan saya siap menikahi anak kalian dan menggantikan mempelai pengantin pria."
Mereka bertiga menolehkan wajah. Menatap pria mengenakan kaca mata hitam tebal yang duduk di atas kursi roda.
"Kamu serius?"
Alard menganggukan kepala.
"Baiklah, mari ikut saya sekarang. Sebentar lagi akad nikahnya dimulai," Malik menatap Alard.
"Pa, papa apa-apaan sih pa. Liana tidak mau menikah dengan pria lumpuh seperti dia pa. Coba lihat penampilannya, dekil, kusam dan tidak terawat. Sepertinya dia bukan orang kaya seperti Nichol. Tapi orang miskin," bisik Liana pada Malik.
"Kita sudah tidak punya pilihan lain Liana. Lihat dia, polos dan lugu. Sepertinya mudah dibodoh-bodohi. Kita bisa menjadikan dia sebagai pembantu di rumah kita setelah menjadi suami kamu. Lumayankan punya pembantu yang bisa disuruh-suruh. Gratis pula. Jadi kamu dan mama tidak perlu repot-repot lagi mengurus pekerjaan rumah."
"Papa benar juga."
"Apa yang mereka bicarakan," batin Alard. Kedua matanya terus memperhatikan Liana dan Malik sedari tadi.
"Ayo.."
Alard menganggukan kepala. Mengikuti Malik, Astrid serta Liana dari belakang untuk melakukan ijab kabul.
****
"Liana, malam ini adalah malam pertama kita," Alard memandangi Liana yang sedang menyisir rambutnya di depan kaca. Mereka memang telah resmi menjadi pasangan suami istri sekarang.
"Ya terus? Jangan harap aku mau disentuh sama pria cacat seperti kamu. Kamu sama sekali bukan tipeku. Kalau bukan karena terpaksa aku tidak mau tuh menikah dengan kamu. Sudah dekil, kotor, cumah pedagang sayur keliling pula. Sekarang cepat buatkan aku makanan. Aku lapar!"
"Baiklah," Alard mencoba mengalah dan menggerakan kursi rodanya keluar kamar. Selang beberapa menit kemudian ia datang kembali membawa nampan berisi sepiring nasi, semangkuk sup ayam dan segelas air putih di atasnya.
"Maaf lama, tidak ada makanan apa pun di meja makan yang membuat aku harus memasaknya terlebih dahulu."
"Kamu masak apa?"
"Hanya telur orak arik dan sup ayam. Maaf bila rasanya tidak enak."
Liana mengambil semangkuk sup ayam yang ada di atas nampan dan memakannya sedikit.
Byur.
Disiramkan sup ayam yang sudah tidak panas lagi itu ke wajah Alard.
"Liana, apa-apaan kamu ini," Alard terlihat marah. Menurutnya Liana sangatlah kurang ajar. Baru kali ini ada yang berani memperlakukan dirinya seperti ini.
"Kamu bisa masak tidak sih. Kenapa rasanya asin begini. Kamu pasti sengajakan memasukan banyak garam ke dalam sup ayam ini? Dasar suami tidak berguna. Memasak beginian saja tidak bisa."
Alard mengepalkan tangan. Kalau saja dirinya tidak mencintai Liana. Mungkin Alard akan menceraikan Liana saat ini juga.
"Ganti dengan makanan yang baru."
Alard menganggukan kepala dan berlalu keluar kamar.
"Enak juga punya pembantu gratis di rumah ini."
"Liana, Liana coba kamu lihat ini," Astrid datang membawa map cokelat kemudian duduk di pinggiran tempat tidur.
"Ada apasih ma?"
"Tadi ada kurir yang mengantarkan ini untuk kamu."
Liana mengambil map cokelat di tangan Astrid kemudian mengambil selembar kertas di dalamnya. Membaca isi surat tersebut.
"Liana diterima bekerja di perusahaan besar itu ma? Perusahaan Alexander. Liana benar-benar tidak menyangka akan diterima bekerja di perusahaan sebagus itu."
"Selamat ya."
"Kamu tenang saja Liana, apa pun akan aku lakukan untuk membuat kamu bahagia. Asal kamu tau, akulah pemilik perusahaan itu. Aku sengaja menyembunyikan identitasku karena aku tidak mau kamu mencintaiku karena kekayaan semata. Aku ingin kamu mencintaiku dengan tulus. Ya meskipun sekarang kamu belum mencintaiku tapi aku akan berusaha membuat kamu jatuh cinta padaku," batin Alard yang mengawasi Liana dan Astrid dari ambang pintu kamar.
"Liana, ini makanannya," Alard menggerakan kursi rodanya menghampiri mereka berdua.
Liana merampas sepiring nasi di tangan Alard.
"Cepat pijati kakiku."
Alard mengangguk patuh dan mulai memijati kedua kaki Liana.
"Setelah ini kamu pijati juga kaki saya."
"Iya bu."
****
"Ngapain kamu di sini?"
"Mau ikut sarapan bu."
"Kamu sarapan di kamar aja. Meja ini hanya boleh ditempati orang-orang normal bukan cacat seperti kamu," Astrid menatap Alard tidak suka.
"Nanti siang teman-teman saya mau datang. Kalau dia tanya kamu siapa bilang aja kamu pembantu di rumah ini bukan menantu saya."
"Tapi kenapa bu?"
"Pakai tanya lagi. Kamu punya kaca kan di kamar? Coba sekali-kali kamu ngaca atau paling tidak sadar diri. Lihat tubuh kamu, hitam, dekil, kotor, sudah itu lumpuh pula. Seumur hidup saya tidak pernah bermimpi punya menantu seperti kamu. Mau ditaruh mana muka saya di depan teman-teman saya punya menantu seperti gembel. Sana kamu makan di kamar, jijik saya lama-lama lihat kamu. Mau muntah rasanya."
"Sana buruan," usir Liana.
Alard menggerakan kursi rodanya menjauhi meja makan menuju kamarnya dan masuk ke kamarnya. Tida lupa menutup rapat pintunya.
Alard berdiri dari duduknya. Pegal juga lama-lama duduk di kursi roda dan berdiri menghadap kaca yang ada di kamar ini. Melepaskan kaca mata hitam tebal yang ia kenakan. Alard juga sengaja memoleskan pasir dan arang di tubuhnya supaya kelihatan dekil.
"Liana dan keluarganya benar-benar keterlaluan. Apakah begitu cara mereka memperlakukan orang lain yang mereka anggap rendah di mata mereka?"
****
Brak.
"Maaf, saya tidak sengaja."
"Tidak apa."
Liana setengah membungkuk dan hendak mengambil tas selempangnya yang terjatuh di lantai. Disaat bersamaan pula orang yang menabrak Liana hendak mengambil tas Liana juga membuat tangan keduanya bersentuhan. Lama keduanya saling bertatapan dalam diam.
Keduanya sama-sama tersadar. Liana dengan cepat mengambil tas selempangnya dari berdiri seperti semula.
"Sepertinya aku tidak pernah melihat kamu ada di perusahaan ini sebelumnya. Apa kamu pegawai baru di sini?"
"Ya, ini hari pertama aku bekerja di perusahaan ini."
"Semoga kamu betah ya bekerja di perusahaan ini. Oh iya namaku Samuel. Kamu bisa memanggilku Sam," Samuel menjulurkan telapak tangannya pada Liana. Liana membalas jabatan tangan Samuel.
"Liana."
"Nama yang cantik sama seperti orangnya. Senang bisa berkenalan dengan kamu," Samuel tersenyum manis.
Liana terpaku melihat senyuman itu. Darahnya berdesih hebat, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Menurutnya selain tampan Samuel juga memiliki senyum yang indah. Sama seperti Nichol.
Nadira begitu membenci Arumi dan memutuskan untuk menjebak Saga, kakaknya tidur bersama wanita lain yang notabennya adalah sekretaris Saga di kantor untuk membuat rumah tangga Saga dan Arumi hancur. Tidak dapat dihindari benih-benih cinta mulai tumbuh di hati Saga yang memutuskan menjalin hubungan diam-diam bersama sekretarisnya dan berpaling dari Arumi. Sikap Saga mulai berubah menjadi dingin dan ketus kepada Arumi membuat Arumi heran. Seiring berjalannya waktu Arumi menemukan jawaban apa yang telah membuat suaminya itu berubah.
Perselingkuhan Mika dan Adnan di belakang Maya selama ini menjadi satu alasan yang membuat Adnan memutuskan untuk menitipkan anak hasil perselingkuhan mereka ke panti asuhan karena tidak ingin hubungan rumah tangganya dan Maya menjadi hancur. Namun bagaimana jadinya bila anak tersebut justru diadopsi oleh tetangga mereka sendiri dan dari situlah perselingkuhan Adnan mulai diketahui oleh Maya?
Perselingkuhan Mika dan Adnan di belakang Maya selama ini menjadi satu alasan yang membuat Adnan memutuskan untuk menitipkan anak hasil perselingkuhan mereka ke panti asuhan karena tidak ingin hubungan rumah tangganya dan Maya menjadi hancur. Namun bagaimana jadinya bila anak tersebut justru diadopsi oleh tetangga mereka sendiri dan dari situlah perselingkuhan Adnan mulai diketahui oleh Maya?
Nela merasa sangat beruntung karena mempunyai suami yang romantis dan super perhatian seperti Bima. Namun kenapa semakin hari sikap Bima mulai berubah? Bima yang dulunya selalu memprioritaskan dirinya dan sangat perhatian kepada Nela berubah seratus delapan puluh derajat menjadi tidak peduli kepadanya. Sampai pada akhirnya Nela mengetahui bahwa penyebab Bima berubah karena diam-diam menjalin hubungan dengan wanita lain yang tak lain adalah sahabat baiknya sendiri, Seyla.
Acara resepsi pernikahan yang ku hadiri pada saat itu ternyata bukan acara resepsi pernikahan sahabat baikku Intan, tapi justru acara resepsi pernikahan suamiku dan wanita simpanannya.
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Nafas Dokter Mirza kian memburu saat aku mulai memainkan bagian bawah. Ya, aku sudah berhasil melepaskan rok sekalian dengan celana dalam yang juga berwarna hitam itu. Aku sedikit tak menyangka dengan bentuk vaginanya. Tembem dan dipenuhi bulu yang cukup lebat, meski tertata rapi. Seringkali aku berhasil membuat istriku orgasme dengan keahlihanku memainkan vaginanya. Semoga saja ini juga berhasil pada Dokter Mirza. Vagina ini basah sekali. Aku memainkan lidahku dengan hati-hati, mencari di mana letak klitorisnya. Karena bentuknya tadi, aku cukup kesulitan. Dan, ah. Aku berhasil. Ia mengerang saat kusentuh bagian itu. "Ahhhh..." Suara erangan yang cukup panjang. Ia mulai membekap kepalaku makin dalam. Parahnya, aku akan kesulitan bernafas dengan posisi seperti ini. Kalau ini kuhentikan atau mengubah posisi akan mengganggu kenikmatan yang Ia dapatkan. Maka pilihannya adalah segera selesaikan. Kupacu kecepatan lidahku dalam memainkan klitorisnya. Jilat ke atas, sapu ke bawah, lalu putar. Dan aku mulai memainkan jari-jariku untuk mengerjai vaginanya. Cara ini cukup efektif. Ia makin meronta, bukan mendesah lagi. "Mas Bayuu, oh,"
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
WARNING RATE 21+. Please be awise to reading!! Santi adalah anak yang dibesarkan dipanti asuhan. Tanpa dia tahu ibu dan ayahnya seperti apa. Dia bekerja sebagai kasir di sebuah toko kue. Tiba-tiba saat dia bekerja dituduh mencuri uang kasir dan dia dipecat. Demi bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan sehari-hari yang mendesak, akhirnya Santi menerima tawaran menjadi sebuah perawat di rumah besar untuk merawat orang tua yang lumpuh. Dan terpaksa Santi harus menerima pekerjaan itu. Namun, pekerjaan itu mengharuskannya dia selalu standby 24 jam. Hingga, saat Santi membantu Bimo seorang Casanova yang sedang mabuk yang juga merupakan anak dari tuan yang dia rawat. Sosok Bimo yang selalu tak pernah puas dengan orientasi seks-nya, akhirnya menemukan pelabuhan terakhirnya pada Santi. Bagaimana kisah Santi dan Bimo selanjutnya, baca no skip ya!!
Warning 21+ mengandung konten dewasa, harap bijak dalam memilih bacaan. Winda Anita Sari merupakan istri dari Andre Wijaya. Ia harus rela tinggal dengan orang tua suaminya akibat sang ibu mertua mengalami stroke, ia harus pindah setelah dua tahun pernikahannya dengan Andre. Tinggal dengan ayah suaminya yang bersikap aneh, dan suatu ketika Anita tau bahwa ayah mertuanya yang bernama Wijaya itu adalah orang yang mengidap hiperseks. Adik iparnya Lola juga menjadi korban pelecehan oleh ayahnya sendiri, dikala sang ibu tak berdaya dan tak bisa melindungi putrinya. Anita selalu merasa was-was karna sang ayah mertua selalu menatapnya dengan tatapan penuh nafsu bahkan tak jarang Wijaya sering masuk ke kamarnya saat ia sedang tidur. Akankah Anita mampu bertahan tinggal bersama Ayah mertuanya yang hiperseks? Atau malah menjadi salah satu korban dari ayah mertuanya sendiri?