/0/14370/coverbig.jpg?v=20230913143329)
Seumur hidup Alard tidak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta bahkan terkesan muak kepada gadis-gadis yang selama ini selalu mengejarnya. Bahkan sampai ada yang menawarkan tubuhnya demi mendapatkan hatinya. Tergiur? Tentu saja tidak. Alard tahu mereka tidak benar-benar tulus mencintainya. Melainkan hanya menginginkan harta dan kekayaan yang ia miliki semata. Sampai pada akhirnya tuhan mempertemukan dirinya dengan Liana, satu-satunya perempuan yang berhasil membuatnya jatuh cinta. Alard begitu mencintai Liana. Apa pun akan ia berikan demi Liana. Namun Alard harus mengalami patah hati setelah mengetahui bahwa Liana sudah memiliki kekasih Nichole dan akan melangsungkan pernikahan. Tepat di hari pernikahannya, Nichol kekasih Liana dengan tidak tau malunya mengakui bahwa dirinya sudah menghamili perempuan lain di hadapan keluarga Liana. Kedua orang tua Liana terlihat sangat murka pada saat itu. Bingung dan malu karena semua tamu undangan sudah berdatangan dan acara pun tidak mungkin dibatalkan. Alard yang begitu terobsesi dengan Liana memberanikan diri untuk menggantikan posisi Nichol. Kedua orang tua Liana pun tidak dapat menolak karena tidak ingin menanggung malu tetapi Alard sengaja menutupi identitasnya dan menyamar sebagai tukang sayur keliling. Dia tidak ingin membuat Liana jatuh cinta karena harta dan kekayaan yang ia miliki seperti perempuan lainnya. Dia ingin membuat Liana jatuh cinta kepadanya karena benar-benar tulus mencintainya. Meskipun pernikahan ini terjadi awalnya tanpa cinta tapi Alard akan berusaha meluluhkan hati Liana dan membuat Liana jatuh cinta kepadanya. Namun bagaimana bila yang terjadi justru sebaliknya? Liana menghianatinya dan diam-diam menjalin hubungan bersama sepupunya sendiri yang Alard benci selama ini. Belum lagi ibu mertuanya yang selalu memperlakukan dirinya seperti sampah, dicap sebagai menantu tidak berguna, selalu direndahkan dan dipandang sebelah mata hanya karena pekerjaan sehari-harinya sebagai penjual sayur keliling? Membuat Alard muak dan membongkar identitas aslinya.
"Akhirnya kamu datang juga," Liana yang tadinya terlihat gelisah kini tersenyum dengan lebarnya. Gadis itu terlihat sangat cantik mengenakan gaun pengantin bewarna putih polos dan polesan make up yang tidak begitu tebal di wajahnya.
"Liana maaf, sepertinya aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini."
"A-apa? Tapi kenapa?"
"Sebenarnya sebelum aku menjalin hubungan dengan kamu aku sudah memiliki kekasih dan sekarang dia sedang mengandung anakku. Aku tidak pernah mencintai kamu Liana. Saat aku menyatakan perasaan kepada kamu aku sedang bertengkar hebat dengan Sarah pada saat itu. Aku hanya menjadikan kamu sebagai pelarian."
"Kurang ajar. Bisa-bisanya kamu berkata seperti itu," Malik yang sudah tersulut emosi menarik kerah baju Nichol dengan kasar dan memukul pipinya.
"Pergi kamu dari sini, pergi!"
"Tanpa om minta juga saya akan pergi," Nichol berdiri dari jatuhnya dan berlalu.
"Kenapa papa mengusir Nichol? Lalu bagaimana dengan pernikahan Liana? Liana tidak mau menanggung malu di hadapan semua tamu undangan bila pernikahan ini dibatalkan pa. Terlebih lagi teman-teman Liana. Mereka pasti akan mengejek Liana dan menjadi Liana bahan ledekan."
"Bukan hanya kamu yang malu Liana tetapi juga mama dan papa," sela Astrid. Pasti dia akan menjadi gibahan tamu undangan yang hadir. Tapi untungnya Astrid tidak mengundang teman-teman dekatnya ke acara pernikahan Liana karena mereka ada kesibukan masing-masing.
"Maaf pak, bu, bila kalian berkenan saya siap menikahi anak kalian dan menggantikan mempelai pengantin pria."
Mereka bertiga menolehkan wajah. Menatap pria mengenakan kaca mata hitam tebal yang duduk di atas kursi roda.
"Kamu serius?"
Alard menganggukan kepala.
"Baiklah, mari ikut saya sekarang. Sebentar lagi akad nikahnya dimulai," Malik menatap Alard.
"Pa, papa apa-apaan sih pa. Liana tidak mau menikah dengan pria lumpuh seperti dia pa. Coba lihat penampilannya, dekil, kusam dan tidak terawat. Sepertinya dia bukan orang kaya seperti Nichol. Tapi orang miskin," bisik Liana pada Malik.
"Kita sudah tidak punya pilihan lain Liana. Lihat dia, polos dan lugu. Sepertinya mudah dibodoh-bodohi. Kita bisa menjadikan dia sebagai pembantu di rumah kita setelah menjadi suami kamu. Lumayankan punya pembantu yang bisa disuruh-suruh. Gratis pula. Jadi kamu dan mama tidak perlu repot-repot lagi mengurus pekerjaan rumah."
"Papa benar juga."
"Apa yang mereka bicarakan," batin Alard. Kedua matanya terus memperhatikan Liana dan Malik sedari tadi.
"Ayo.."
Alard menganggukan kepala. Mengikuti Malik, Astrid serta Liana dari belakang untuk melakukan ijab kabul.
****
"Liana, malam ini adalah malam pertama kita," Alard memandangi Liana yang sedang menyisir rambutnya di depan kaca. Mereka memang telah resmi menjadi pasangan suami istri sekarang.
"Ya terus? Jangan harap aku mau disentuh sama pria cacat seperti kamu. Kamu sama sekali bukan tipeku. Kalau bukan karena terpaksa aku tidak mau tuh menikah dengan kamu. Sudah dekil, kotor, cumah pedagang sayur keliling pula. Sekarang cepat buatkan aku makanan. Aku lapar!"
"Baiklah," Alard mencoba mengalah dan menggerakan kursi rodanya keluar kamar. Selang beberapa menit kemudian ia datang kembali membawa nampan berisi sepiring nasi, semangkuk sup ayam dan segelas air putih di atasnya.
"Maaf lama, tidak ada makanan apa pun di meja makan yang membuat aku harus memasaknya terlebih dahulu."
"Kamu masak apa?"
"Hanya telur orak arik dan sup ayam. Maaf bila rasanya tidak enak."
Liana mengambil semangkuk sup ayam yang ada di atas nampan dan memakannya sedikit.
Byur.
Disiramkan sup ayam yang sudah tidak panas lagi itu ke wajah Alard.
"Liana, apa-apaan kamu ini," Alard terlihat marah. Menurutnya Liana sangatlah kurang ajar. Baru kali ini ada yang berani memperlakukan dirinya seperti ini.
"Kamu bisa masak tidak sih. Kenapa rasanya asin begini. Kamu pasti sengajakan memasukan banyak garam ke dalam sup ayam ini? Dasar suami tidak berguna. Memasak beginian saja tidak bisa."
Alard mengepalkan tangan. Kalau saja dirinya tidak mencintai Liana. Mungkin Alard akan menceraikan Liana saat ini juga.
"Ganti dengan makanan yang baru."
Alard menganggukan kepala dan berlalu keluar kamar.
"Enak juga punya pembantu gratis di rumah ini."
"Liana, Liana coba kamu lihat ini," Astrid datang membawa map cokelat kemudian duduk di pinggiran tempat tidur.
"Ada apasih ma?"
"Tadi ada kurir yang mengantarkan ini untuk kamu."
Liana mengambil map cokelat di tangan Astrid kemudian mengambil selembar kertas di dalamnya. Membaca isi surat tersebut.
"Liana diterima bekerja di perusahaan besar itu ma? Perusahaan Alexander. Liana benar-benar tidak menyangka akan diterima bekerja di perusahaan sebagus itu."
"Selamat ya."
"Kamu tenang saja Liana, apa pun akan aku lakukan untuk membuat kamu bahagia. Asal kamu tau, akulah pemilik perusahaan itu. Aku sengaja menyembunyikan identitasku karena aku tidak mau kamu mencintaiku karena kekayaan semata. Aku ingin kamu mencintaiku dengan tulus. Ya meskipun sekarang kamu belum mencintaiku tapi aku akan berusaha membuat kamu jatuh cinta padaku," batin Alard yang mengawasi Liana dan Astrid dari ambang pintu kamar.
"Liana, ini makanannya," Alard menggerakan kursi rodanya menghampiri mereka berdua.
Liana merampas sepiring nasi di tangan Alard.
"Cepat pijati kakiku."
Alard mengangguk patuh dan mulai memijati kedua kaki Liana.
"Setelah ini kamu pijati juga kaki saya."
"Iya bu."
****
"Ngapain kamu di sini?"
"Mau ikut sarapan bu."
"Kamu sarapan di kamar aja. Meja ini hanya boleh ditempati orang-orang normal bukan cacat seperti kamu," Astrid menatap Alard tidak suka.
"Nanti siang teman-teman saya mau datang. Kalau dia tanya kamu siapa bilang aja kamu pembantu di rumah ini bukan menantu saya."
"Tapi kenapa bu?"
"Pakai tanya lagi. Kamu punya kaca kan di kamar? Coba sekali-kali kamu ngaca atau paling tidak sadar diri. Lihat tubuh kamu, hitam, dekil, kotor, sudah itu lumpuh pula. Seumur hidup saya tidak pernah bermimpi punya menantu seperti kamu. Mau ditaruh mana muka saya di depan teman-teman saya punya menantu seperti gembel. Sana kamu makan di kamar, jijik saya lama-lama lihat kamu. Mau muntah rasanya."
"Sana buruan," usir Liana.
Alard menggerakan kursi rodanya menjauhi meja makan menuju kamarnya dan masuk ke kamarnya. Tida lupa menutup rapat pintunya.
Alard berdiri dari duduknya. Pegal juga lama-lama duduk di kursi roda dan berdiri menghadap kaca yang ada di kamar ini. Melepaskan kaca mata hitam tebal yang ia kenakan. Alard juga sengaja memoleskan pasir dan arang di tubuhnya supaya kelihatan dekil.
"Liana dan keluarganya benar-benar keterlaluan. Apakah begitu cara mereka memperlakukan orang lain yang mereka anggap rendah di mata mereka?"
****
Brak.
"Maaf, saya tidak sengaja."
"Tidak apa."
Liana setengah membungkuk dan hendak mengambil tas selempangnya yang terjatuh di lantai. Disaat bersamaan pula orang yang menabrak Liana hendak mengambil tas Liana juga membuat tangan keduanya bersentuhan. Lama keduanya saling bertatapan dalam diam.
Keduanya sama-sama tersadar. Liana dengan cepat mengambil tas selempangnya dari berdiri seperti semula.
"Sepertinya aku tidak pernah melihat kamu ada di perusahaan ini sebelumnya. Apa kamu pegawai baru di sini?"
"Ya, ini hari pertama aku bekerja di perusahaan ini."
"Semoga kamu betah ya bekerja di perusahaan ini. Oh iya namaku Samuel. Kamu bisa memanggilku Sam," Samuel menjulurkan telapak tangannya pada Liana. Liana membalas jabatan tangan Samuel.
"Liana."
"Nama yang cantik sama seperti orangnya. Senang bisa berkenalan dengan kamu," Samuel tersenyum manis.
Liana terpaku melihat senyuman itu. Darahnya berdesih hebat, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Menurutnya selain tampan Samuel juga memiliki senyum yang indah. Sama seperti Nichol.
Diselingkuhi? Shanum tetap mempertahankan rumah tangganya. Demi anak di kandungannya yang sebentar lagi lahir ke dunia. Meskipun sang suami, Dewa Pradipta secara terang-terangan selingkuh di depan matanya. Shanum tidak ingin buah hatinya terlahir ke dunia tanpa seorang ayah. Berbagai macam cara dilakukan Lidya untuk mendapatkan Dewa, merusak rumah tangga Shanum dan Dewa dengan cara memfitnah Shanum tidur dengan laki-laki lain yang membuat Dewa sangat membenci Shanum dan menganggap anak di kandungan Shanum anak laki-laki lain dan bukan darah dagingnya. Lebih parahnya lagi Dewa menjatuhkan talak kepada Shanum tepat di hari kelahiran anak pertama mereka.
Nadira begitu membenci Arumi dan memutuskan untuk menjebak Saga, kakaknya tidur bersama wanita lain yang notabennya adalah sekretaris Saga di kantor untuk membuat rumah tangga Saga dan Arumi hancur. Tidak dapat dihindari benih-benih cinta mulai tumbuh di hati Saga yang memutuskan menjalin hubungan diam-diam bersama sekretarisnya dan berpaling dari Arumi. Sikap Saga mulai berubah menjadi dingin dan ketus kepada Arumi membuat Arumi heran. Seiring berjalannya waktu Arumi menemukan jawaban apa yang telah membuat suaminya itu berubah.
Perselingkuhan Mika dan Adnan di belakang Maya selama ini menjadi satu alasan yang membuat Adnan memutuskan untuk menitipkan anak hasil perselingkuhan mereka ke panti asuhan karena tidak ingin hubungan rumah tangganya dan Maya menjadi hancur. Namun bagaimana jadinya bila anak tersebut justru diadopsi oleh tetangga mereka sendiri dan dari situlah perselingkuhan Adnan mulai diketahui oleh Maya?
Perselingkuhan Mika dan Adnan di belakang Maya selama ini menjadi satu alasan yang membuat Adnan memutuskan untuk menitipkan anak hasil perselingkuhan mereka ke panti asuhan karena tidak ingin hubungan rumah tangganya dan Maya menjadi hancur. Namun bagaimana jadinya bila anak tersebut justru diadopsi oleh tetangga mereka sendiri dan dari situlah perselingkuhan Adnan mulai diketahui oleh Maya?
Nela merasa sangat beruntung karena mempunyai suami yang romantis dan super perhatian seperti Bima. Namun kenapa semakin hari sikap Bima mulai berubah? Bima yang dulunya selalu memprioritaskan dirinya dan sangat perhatian kepada Nela berubah seratus delapan puluh derajat menjadi tidak peduli kepadanya. Sampai pada akhirnya Nela mengetahui bahwa penyebab Bima berubah karena diam-diam menjalin hubungan dengan wanita lain yang tak lain adalah sahabat baiknya sendiri, Seyla.
Acara resepsi pernikahan yang ku hadiri pada saat itu ternyata bukan acara resepsi pernikahan sahabat baikku Intan, tapi justru acara resepsi pernikahan suamiku dan wanita simpanannya.
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Setelah dua tahun menikah, Sophia akhirnya hamil. Dipenuhi harapan dan kegembiraan, dia terkejut ketika Nathan meminta cerai. Selama upaya pembunuhan yang gagal, Sophia mendapati dirinya terbaring di genangan darah, dengan putus asa menelepon Nathan untuk meminta suaminya itu menyelamatkannya dan bayinya. Namun, panggilannya tidak dijawab. Hancur oleh pengkhianatan Nathan, dia pergi ke luar negeri. Waktu berlalu, dan Sophia akan menikah untuk kedua kalinya. Nathan muncul dengan panik dan berlutut. "Beraninya kamu menikah dengan orang lain setelah melahirkan anakku?"
Cover by Lee Design warning 21+ !!! Adult Content2 Menikah di usia muda awalnya bukan pilihan bagi Alia tetapi ketika pacarnya mengutarakan niatnya kepada orang tuanya dan mereka menerima akhirnya Alia menjadi seorang istri di usia yang masih terlampau muda. Antara kuliah dan kewajiban seorang istri berusaha Alia jalanin walaupun harus menerima sikap mertuanya yang tidak menyukainya. Bahkan demi masa depan suaminya , Alia harus merelakan kehormatannya tergadaikan tetapi ketika seseorang yang tidak pernah di sangka Alia menolong dan membuat wanita itu merasakan sesuatu yang terlarang apa kah Alia harus melupakan perasaannya atau berbuat dosa dengan berkhianat dari suaminya. Ini hanya cerita fiktif. Bila ada kesamaan nama dan tempat, itu hanya kebetulan belaka. Tidak ada maksud menyinggung suku, agama dan ras mana pun, hanya imajinasi penulis
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?